Sejarah Kebudayaan5
Sejarah Kebudayaan5
NIM : 1403619021
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa baru yang terdiri dari berbagai suku bangsa,
yang semua pada dasarnya adalah pribumi. Bangsa baru ini terbentuk karena suatu kemauan
politik untuk menyatukan diri dan dengan itu membangun suatu negara serta membebaskan diri
dari segala bentuk penjelajahan oleh bangsa lain.
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia Indonesia hingga dewasa ini secara keseluruhan
dapat digambarkan sebagai tumpukan pengalaman budaya dan pembangunan budaya yang terdiri
dari lapisan-lapisan budaya yang terbentuk sepanjang sejarahnya. Adanya pilihan lapisan-lapisan
itu dikesankan oleh terdapatnya perubahan sistemik pada periode-periode tertentu yang
disebabkan oleh proses akulturasi. Tiga pengalaman besar dalam akulturasi Indonesia adalah:
ketika menyerap agama Hindu dan Buddha beserta kompleks kebudayaan India secara selektif,
yang kedua adalah akulturasi dengan peradaban Islam, dan yang terakhir adalah akulturasi
dengan kebudayaan Eropa yang terjadi bersamaan dengan kolonialisasi dan penjajahan bangsa
Eropa. Perubahan yang amat kentara adalah dalam perkembangan bahasa, penggunaan aksara,
dan pada batas-batas tertentu tata masyarakat.
Penyusunan suatu sejarah kebudayaan sangat bergantung pada data budaya dari masa
lalu. Atas data tersebutlah dilakukan interpretasi, data masa lalu itu ada yang berupa benda, ada
pula yang berupa teks ataupun bekas-bekas kehidupan non-benda seperti parit, bekas lubang
tiang dan lain-lain. Integrasu dari segala data yang dihimpun itu dapat menghasilkan paparan
mengenai perkembangan kebudayaan dilihat dari sisi budaya materi, tata masyarakat, maupun
perkembangan pemikiran. Dalam hal ini sejarah kesenian dapat dilihat sebagai pengkhususan
dari sejarah kebudayaan.
Dalam tulisan ini, dinamika kebudayaan dilihat sebagai kerangka fakta yang merujuk
pada suatu sistem di mana berperan faktor-faktor yang menyebabkan suatu kebudayaan itu
lestari, berubah dan berkembang. Berbagai model penjelasan dapat dibuat untuk memberikan
gambaran skematik mengenai hubungan-hubungan yang bersifat mendorong, menarik,
memengaruhi ataupun menghambat dari berbagai faktor kehidupan terhadap kebudayaan.
Pada orang Minang dikenal konsep “rantau” yang bermakna suatu tempat di luar
kampung halaman, tempat seseorang (khususnya laki-laki) mengadu nasib dengan berdagang
atau menuntut ilmu, namun selalu dengan ingatan akan kampung halamannya. Konsep itu
berakibat pada diaspora orang Minang. Dengan kata lain, ranah jelajah yang sahih bagi orang
Mminang adalah tempat-tempat lain di luar tanah tumpah darahnya. Tempat lain di Sumatera
Barat adalah “rantau”, sedangkan tempat-tempat diluar Sumatera Barat, yang merupakan daerah
perluasan jelajah dapat disebut sebagai “rantau lingkaran kedua”.
Pertanyaan