Anda di halaman 1dari 11

Kode Etik Guru Indonesia

 Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk


membentukmanusia pembangun yang berjiwa Pancasila.
 Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum
sesuaidengan kebutuhan anak didik masing-masing.
 Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasit e n t a n g a n a k d i d i k , t e t a p i m e n g h i n d a r k a n d i r i
d a r i s e g a l a b e n t u k penyalahgunaan.
 Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungandengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak
didik.
 Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar
sekolahnyamaupun masyarakat yang luas untuk kepentingan
pendidikan.
 Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama
b e r u s a h a mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya.
 Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru
baikberdasarkan lingkungan maupun didalamhubungan keseluruhan.
 Guru bersama-sama memelihara membina dan
m e n i n g k a t k a n m u t u Organisasi Guru Profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
 Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan
kebijaksanaanPemerintah dalam bidang Pendidikan.

Mengetahui Langsa, 17 Juli 2023

Kepala Sekolah SD Negeri 9 Langsa9 LANGSA Guru Kelas I

( HARIANTO, S.Pd ) ( WINDA TEA ARISKA ,S.Pd )

NIP. 19690611 200212 1 004 NIP.19880626 202321 2 012


IKRAR GURU INDONESIA
 Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang
beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana
cita-cita danProklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, pembela dan pengamalPancasila yang setia pada
UUD’45
 Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan
nasional dalammencerdaskan kehidupan bangsa.
 Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah
organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik
Indonesia, membina persatuan dan kesatuanbangsa yang
berwatak kekeluargaan.
 Kami guru indonesia menjunjung tinggi kode etikGuruIndonesia
sebagaipedoman tingkah laku profesidalam pengabdian terhadap
Bangsa, Negara serta Kemanusian .

Mengetahui Langsa, 17 Juli 2023

Kepala Sekolah SD Negeri 9 Langsa9 LANGSA Guru Kelas I

( HARIANTO, S.Pd ) ( WINDA TEA ARISKA ,S.Pd )

NIP. 19690611 200212 1 004 NIP.19880626 202321 2 012


TATA TERTIB GURU
 Berkewajiban datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan.
 Berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang pancasila.
 Memiliki kejujuran profesionaldalam menerapkan kurikulum sesuaidengan kebutihan
anak didik masing-masing.
 Mengadakan komunikasiterutama dalam memperoleh informasitentang anak didik,
tetapi menghindari diri dari segala bentukpenyalahgunaan.
 Menciptakan susana kehidupan sekolahdan memliha hubungan dengan orang tua
muridsebaik-baiknya bagi kepentingan ank didik.
 Memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat
luasuntuk kepentingan pendidikan.
 Secara bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi
guru.
 Menciptakandan memelihara hubunganantara sesama guru.
 Melaksanakansegala ketentuan yang merupakan kebijakanpemerintah dalam bidang
pendidikan.
 Meningkatkankualifikasi akademik secara berkelanjutan sejalan dengan
pengembangan ilmupengetahuan teknologi dan seni budaya.
 Memotivasi peserta didik dalam memanfaatkan waktu untuk belajar diluar jam
sekolah.
 Memberikan keteladanan dalam menciptakan budaya membaca, budaya belajar dan
budaya bersih.
 Berpakaian yang menutup aurat.
 Mentaati tata tertib dan peraturan perundang –undangan, kode etik guru, serta nilai
agama dan etika.

Mengetahui Langsa, 17 Juli 2023

Kepala Sekolah SD Negeri 9 Langsa9 LANGSA Guru Kelas I

( HARIANTO, S.Pd ) ( WINDA TEA ARISKA ,S.Pd )

NIP. 19690611 200212 1 004 NIP.19880626 202321 2 012


PEMBIASAAN GURU
Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang
relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang
berulang-ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-
sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi.
Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara
terjadwal atau tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas.
Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan,
Terprogram dan Keteladanan.

1. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan
sesuatu dengan baik.

Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah sebagai


berikut :
 Berdoa sebelum memulai kegiatan. Kegiatan ini bertujuan untuk
membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulia segala aktifitas.
Kegiatan dilaksanakan setiap pagi secara terpusat dari ruang informasi
dimana pada setiap pagi dengan petugas yang terjadwal.
 Hormat Bendera Merah Putih. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan
jiwa nasionalisme dan bangga sebagai bangsa pada peserta didik.
Bendera Merah Putih telah dipasang di masing – masing kelas dan aba
– aba dipimpin oleh petugas yang terjadwal.
 Salam Sebelum Masuk Sekolah Dan Masuk Kelas
 Berdoa Diawal Pembelajaran
 Berdoa di akhir pelajaran
 Menjaga Kebersihan Kelas
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan
secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun,
dan sikap terpuji lainnya. Contoh :

Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,


karyawan dan sesama siswa
 Membiasakan bersikap sopan santun
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Membiasakan menghargai pendapat orang lain
 Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
 Membiasakan menolong atau membantu orang lain
 Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding.
 Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.

3. Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah
ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan
personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai
dengan kemampuan dan bidang masing-masing.

Contoh :
 Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
 Kegiatan Karyawisata
 Kegiatan rutin pembiasaan
 Kegiatan ini dilakukan setiap hari sekolah sebelum pembelajaran
dimulai.Tujuannya adalah untuk membiasakan diri dan meningkatkan
kedisiplinan siswa.

Kegiatan ini telah terjadwal sebagai berikut :

1. Hari Senin (Upacara bendera)


2. Hari Selasa (Selasa membaca)
3. Hari Rabu
4. Hari Kamis
5. Hari Jumat ( Yasinan / Religius )
6. Hari Sabtu (Senam Pagi)

4. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
yang dapat dijadikan contoh

Contoh:
 Membiasakan berpakaian rapi
 Mebiasakan datang tepat waktu
 Membiasakan berbahasa dengan baik
 Membiasakan rajin membaca
 Membiasakan bersikap ramah

Mengetahui Langsa, 17 Juli 2023

Kepala Sekolah SD Negeri 9 Langsa9 LANGSA Guru Kelas I

( HARIANTO, S.Pd ) ( WINDA TEA ARISKA ,S.Pd )

NIP. 19690611 200212 1 004 NIP.19880626 202321 2 012


ALOKASI WAKTU

Tabel Kalender Pendidikan (Jam Efektif)


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Minimum 34
Minggu Efektif Minggu. Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
1.
Belajar Maksimum 36 efektif pada setiap satuan pendidikan
Minggu.
Jeda tengah Maksimum 2 4 hari setiap semester (8 hari) /
2.
semester Minggu 1 Minggu setiap semester
Jeda antar Maksimum 2
3. Antara semester I dan II
semester Minggu
Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk evaluasi program akhir
4.
pelajaran Minggu tahun dan persiapan awal tahun
Hari libur
5. 2-4 Minggu Disesuaaikan dengan libur nasional
keagamaan
Hari libur
6. Max-2 Minggu Sesuai dengan peraturan pemerintah
umum/nasional
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri
Hari Libur Maksimum 1
7 kekhususan masing-masing.
Khusus Minggu

Minggu Efektif dalam 1 tahun = 34 minggu dengan rincian sebagai berikut.


Bulan Minggu Bulan Minggu
Juli 2 Januari 1
Agustus 4 Februari 4
September 4 Maret 4
Oktober 1 April 3
November 4 Mei 2
Desember 4 Juni 1

Mengetahui …………………, .. ………… 20..

Kepala Sekolah 9 LANGSA Guru Kelas 2


Dra.ROSLINA NURHAYATI ,S.Pd

NIP. 196508071986102005

ketentuan dari pemerintah.

3. Realisasi Hari Efektif Kalender Pendidikan


Hari Efektif (HE) adalah banyaknya hari yang terdapat dalam kalender pendidikan yang dapat
digunakan dalam tatap muka tersetruktur dalam melakasanakan kegiatan penyampaian materi
pembelajaran dikelas. Cara menghitungnya :

Hari Keseluruhan (HK) – (Hari Libur + agenda pendidikan yang ditetapkan) = Hari Efektif (HE)

4. Distribusi Alokasi Waktu


Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pembelajaran tingkat SD/MI 35 menit, SMP/MTs
40 menit, SMA/MA 45 menit. Analisis alokasi waktu adalah jumlah minggu dalam semester / tahun
pelajaran terkait dengan pemanfaatan waktu pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Pelacakan
ini diarahkan pada jumlah minggu keseluruhan, jumlah minggu tidak efektif, dan jumlah minggu
efektif. Kepastian jumlah minggu efektif pada semester / tahun pelajaran pada setiap unit pelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis alokasi waktu oleh guru adalah sebagai berikut.

1. Penentuan jumlah minggu pada bulan dalam semester/ tahun pelajaran melihat kalender umum.

2. Penentuan jumlah minggu yang efekttif dan tidak efektif pada setiap bulan dalam semester/tahun
pelajaran dengan melihat kalender pendidikan.

3. Penyebaran jumlah jam pelajaran pada setiap unit pelajaran yang telah dipetakan sebelumnya.

4. Pengalokasian jam pelajaran untuk ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir
semester.

5. Pembagian jumlah waktu/ jam pelajaran efektif dalam 1 tahun/semester kesemuan unit secara
proposional dan semua jenis ulangan.

Untuk mendistribusikan alokasi waktu kita harus memahami penentuan pekan efektif melalui
hari efektif yang telah ditentukan atau kita harus menentukan pekanan efektif dengan cara “pekan
keseluruhan – pekan tidak efektif = pekan efektif”. Setelah itu distribusikan jumlah pekan efektif ke
dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran selama semester berjalan yang mencakup tatap muka,
ulangan harian,uts, uas, remidi.

Contoh :

1. Banyak pekan

No. Bulan Banyak Pekan Jumlah jam Keterangan

1 Juli 3 6

2 Agustus 4 8

3 September 5 10
1 minggu= 2JP
4 Oktober 4 8 (1x
Pert=35menit)
5 November 4 8

6 Desember 5 10

Jumlah 25 50

2. Pekan tidak efektif

No. Bulan Banyak Pekan Jumlah jam Keterangan

1 Juli 2 4

2 Agustus 3 6

3 September 3 6
PMB, MOS,
4 Oktober 0 0
Libur puasa, dll.
5 November 0 0

6 Desember 1 2

Jumlah 9 18

3. Pekan efektif

25 pekan - 9 pekan = 16 pekan

16 pekan x 2 jam pelajaran = 32 jam pelajaran

4. Distribusikan kedalam pembelajaran 16 pekan efektif tersebut


Contoh :

No Kegiatan Pekan Jam Pelajaran

1 Tatap muka 12 24

2 Ulangan harian 2 4

3 UTs 1 2

4 UAS 1 2

Jumlah 16 32

B. Prinsip Pemilihan Sumber Belajar

Secara rinci kriteria pemilihan materi ajar atau sumber belajar perlu memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut :

1. Relevansi
Relevansi bermakna bahwa materi yang disampaikan relevan dengan standard kompetensi dasar
sebagai pengejawantahan kurikulum. Pada kompetensi dasar tersirat konsep yang harus diajarkan
dan karakteristik konsepnya. Jika konsep merujuk pada jenis konsep tentu diperlukan strategi
pengajaran spesifik sebaiknya siswa diberikan fakta-fakta konkrit kemudian sisiwa dapat membantu
inferensi dari interaksi fakta-fakta yang dikemukakan oleh guru.

2. Konsistensi/Keajegan
Materi pelajaran harus memiliki keajegan hal ini dikaitkan dengan prinsip bahwa materi yang
diajarkan sesuai dengan keluasan kompetensi dasarnya. Jika pada kompetensi dasar pada pelajaran
Aqidah Akhlak di MI kelas 1 tercantum kalimat "Memiliki perilaku adab belajar dan bermain,
memahami perilaku adab belajar dan bermain, menunjukkan adab belajar dan bermain secara
Islami." maka materi yang diajarkan harus meliputi pembahasan mengenai adan belajar dan bermain
secara Islami.

3. Kecukupan
Prinsip kecukupan berarti bahwa materi yang diajarkan tidak boleh terlalu dalam ataupun terlalu
sedikit. Materi ajar yang disampaikan harus cukup memadai untuk membantu siswa mencapai
kompetensi dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai