Nama :
NIM :
TIM PENYUSUN
VISI
“Menghasilkan Lulusan Ners Yang Unggul Dalam Bidang Keperawatan Gawat Darurat Berjiwa Leadership Dan
Entrepreneur Serta Berwawasan Internasional Pada Tahun 2027”.
MISI
1. Menyelenggarakan program pendidikan ners berjiwa leadership dan entrepreneur serta unggul dalam
pelayanan keperawatan gawat darurat.
2. Menyelenggarakan penelitian keperawatan dan kesehatan yang unggul dalam bidang pelayanan
keperawatan gawat darurat berbasis IPTEK
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat dengan menerapkan keperawatan
gawat darurat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
4. Menyelenggarakan kerjasama di tingkat nasional dan internasional.
5. Menyelengarakan tata pamong perguruan tinggi yang otonom, akuntabel dan transparan yang menjamin
peningkatan kualitas berkelanjutan
6. Menciptakan mahasiswa yang mampu mengeksplorasi dan menggunakan potensi mereka untuk menjadi
intelektual yang beretika, berbudaya, kompeten dan dapat memasuki dunia kerja atau menciptakan
lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi professional
4
KATA PENGANTAR
Praktik keperawatan keluarga adalah salah satu rangkaian mata ajar yang dilaksanakan pada tahap
profesi. Praktik profesi keperawatan keluarga dilaksanakan pada setting komunitas terintegrasi
dengan pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas.
Buku panduan praktik profesi keperawatan keluarga, disusun dengan tujuan agar mahasiswa
memiliki panduan dalam melaksanakan praktik, dan selanjutnya pencapaian kompetensi
mahasiswa dapat dipantau secara berkesinambungan. Buku ini berisi tentang gambaran umum dan
tujuan, kompetensi yang diharapkan, proses bimbingan yang akan dilaksanakan, proses
pelaksanaan praktik, evaluasi dan daftar rujukan yang dapat digunakan.
Harapan tim penyusun, buku ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh mahasiswa keperawatan
untuk level Sarjana. Buku ini diharapkan dapat memandu proses pencapaian kemampuan
mahasiswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Informasi Umum
Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan tahapan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan
tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dengan masalah kesehatan yang
bersifat aktual, risiko dan potensial, menjalankan fungsi advokasi, membuat keputusan legal
dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan
komunitas. Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan
dan program pemerintah tentang kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat melalui kerjasama dengan lintas program dan sektoral
Mata ajar ini berada pada tahun keempat (semester ke-delapan atau ke- sembilan) untuk
program kelas reguler dan berada pada tahun kedua (semester keempat atau kelima) untuk
program kelas transfer . Mata ajar keperawatan komunitas memiliki beban studi 4 SKS dengan
rincian dalam praktik keperawatan keluarga sebanyak 1 SKS dan keperawatan komunitas
sebanyak 3 SKS.
Prasyarat untuk mengambil mata ajar keperawatan keluarga pada Stase Komunitas Profesi Ners
adalah peserta telah mengambil mata ajar konsep keperawatan keluarga dan komunitas. Fokus
praktik dengan sasaran individu, keluarga, kelomook, dan masyarakat dengan masalah
kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial. Mata ajar ini mempersiapkan mahasiswa
dengan penerapan pengetahuan terkait konsep keluarga, perkembangan keluarga dan
keperawatan keluarga dalam menyelesaikan masalah-masalah keperawatan yang muncul
sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga yang dapat diatasi dengan
intervensi keperawatan keluarga, dan dilanjutkan evaluasi keperawatan sebagi feedback
pelaksanaan asuhan. Sedangkan keperawatan komunitas meliputi model, konsep keperawatan
komunitas, serta pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok-kelompok di
masyarakat.
Pengalaman belajar lapangan selama praktik profesi ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan keluarga atau asuhan keperawatan lain
8
yang melibatkan keluarga dan asuhan keperawatan komunitas dalam berbagai sasaran
masyarakat. Pelaksanaan praktik ini diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan
keterampilan bekerja sebagai perawat di komunitas dan mampu melibatkan komunitas atau
masyarakat untuk meningkatkan status kesehatannya.
B. Sistematika Penulisan
Buku panduan praktik profesi ini disusun dengan tujuan agar perserta didik dapat memperoleh
gambaran umum dan menjadikan panduan untuk pelaksanaan praktik keperawatan di komunitas
atau masyarakat. Buku ini berisi tentang gambaran umum praktik profesi komunitas, tujuan dan
kompetensi yang diharapkan dari praktik, proses bimbingan yang akan dilaksanakan, proses
pelaksanaan praktik, evaluasi dan daftar acuan yang dapat digunakan.
9
BAB II
A. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan keluarga dan komunitas sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga dan
komunitas
Pada pembelajaran ini juga mahasiswa mengelola kasus di komunitas dengan pendekatan asuhan
keperawatan komunitas pada setiap agregat kelompok masayarakat.
B. Kompetensi
Setelah melaksanakan praktik profesi keperawatan komunitas mahasiswa memiliki kemampuan :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terkait
dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas .
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
g. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari
setiap individu, keluarga, kelompok dan komunitas klien yang unik .
h. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara individu,
keluarga, masyarakat dan komunitas.
1
0
i. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan
efektif.
j. Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam aspek
promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui pemberdayaan masyarakat.
k. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan keperawatan
keluarga dan komunitas.
l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu, keluarga, masyarakat
dan komunitas agar dapat mengambil keputusan.
n. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
manajemen kualitas dan manajemen risiko.
o. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akUntabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan .
p. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
q. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
r. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
s. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.
t. Mampu melaksanakan terapi modalitas/ Komplementari sesuai dengan kebutuhan klien.
3.2 Menyusun formulasi diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang
dihadapi.
3.3 Merencanakan asuhan keperawatan yang merefleksikan prioritas, kesinambungan, dan
alternatif tindakan untuk mencapai status kesehatan yang optimal.
3.4 Memberikan asuhan keperawatan yang mencakup tindakan Keperawatan dasar, pendidikan
kesehatan, dan kolaborasi untuk memfasilitasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
3.5 Mengimplementasikan dan mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan
menggunakan indikator yang telah ditentukan.
3.6 Mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang dilakukan.
C. Materi
1. Konsep dan teori keperawatan keluarga
2. Konsep dan terori keperawatan komunitas
3. Komunikasi terapeutik
4. Pendidikan Kesehatan
5. Asuhan Keperawatan Keluarga
6. Asuhan keperawatan komunitas
1
2
BAB III
PROSES PEMBIMBINGAN
A. Metode
Selama praktik profesi keperawatan komunitas, metode pembelajaran pada proses
pembimbingan praktik profesi meliputi; Pre dan post conference, tutorial, diskusi kasus,
case report, pendelegasian kewenangan bertahap, dan seminar kecil. Kegiatan ini akan
melalui tahapan orientasi, latihan, dan umpan balik, dimana masing-masing tahapan akan
terdiri dari beberapa kegiatan seperti pada table 1.
B. TataTertib
Secara umum peraturan praktik keperawatan keluarga merujuk pada tata tertib Program Profesi
Prodi Keperawatan Stikes Abdi Nusantara adalah:
1. Waktu praktek mahasiswa adalah hari senin sampai dengan hari minggu selama 40 hari
2. Lama praktik :
Lama praktik adalah 5 minggu (35 hari efektif) pagi setiap hari jam 08.00 sampai dengan jam
15.00 WIB, sore dari jam 15.00 sampai dengan jam 20.00 WIB.
3. Jika mahasiswa meninggalkan tempat praktik sebelum waktu praktik selesai, mahasiswa wajib
lapor pada pembimbing yang ada dan mengganti jam praktik sesuai kekurangan jam
4. Jika mahasiswa berhalangan hadir di haruskan memberitahu secara tertulis serta harus
mengganti praktik pada hari lain
13
5. Menggunakan seragam profesi ners yang telah ditetapkan. Dianjurkan untuk memakai sepatu
kets atau sepatu dengan hak 2-3 cm, tidak dianjurkan menggunakan sepatu hak tinggi.
6. Bimbingan dilaksanakan dengan tatap muka (luring) dan atau penggunaan media social
(daring)
C. Tempat Praktik
Dengan situasi pandemi covid, maka wilayah lahan praktik dengan melakukan pengkajian oleh
masing-masing mahasiswa. Pengakjian dilakukan terhadap minimla 5 keluarga di sekitar
lingkungan mahasiswa. Data agregat akan dilanjutkan dengan tahapan asuhan keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi. Sebagai area imaginer tiap kelompok dapat menyebut
sebagai wilayah Abnus 1, 2, dan seterusnya. Kondisi ini memerlukan kemampuan mahasiswa
menerapkan keterampilan komunikasi dan pendekatan transkultural sesuai dengan kondisi
masyarakat. Umumnya masyarakat sudah mengenal budaya modern namun belum
meninggalkan budaya daerah. Mahasiswa sangat penting mengetahui cara yang tepat sesuai
dengan budaya yang ada di masyarakat tersebut dan dengan pendekatan yang mudah diterima
oleh masyarakat sehingga dapat melaksanakan praktik yanng diharapkan dalam waktu yang
terbatas. Untuk itu, mahasiswa perlu melakukan penjajakan ke wilayah sebelum bekerja
bersama masyarakat dan mempelajari kondisi masyarakat berdasarkan informasi pemerintah
daerah setempat dan infomasi dari sumber lainnya.
D. Alat
Instrumen yang diperlukan selama pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah format
pengkajian keluarga, format pengkajian komunitas, kit pemeriksaan fisik lengkap, instrument
pemeriksaan gula darah dan kolesterol. Alat dapat melakukan peminjaman sesuai SOP
laboratorium.
1
4
BAB IV
PROSES PELAKSANAAN PRAKTIK
Tahap Kegiatan
Waktu Kegiatan mahasiswa
kegiatan pembimbing klinik
Melakukan evaluasi proses
(tergantung pada tahap
proses keperawatan)
B. Kegiatan mahasiswa
Kegiatan mahasiswa selama praktik adalah sebagai berikut:
1. Praktek mahasiswa menggunakan metode wilayah binaan untuk 1 kelompok mahasiswa,
dimana satu mahasiswa membina atau mengelola tiga keluarga.
2. Mahasiswa melakukan pembinaan untuk 1 keluarga binaan yang akan dilaporkan secara
lengkap dan 2 keluarga kelolaan yang akan dilaporkan secara resume
3. Laporan mahasiswa terdiri dari:
a. Laporan keluarga lengkap
Mahasiswa menuliskan proses keperawatan keluarga secara komprehensip. Pengkajian
dilakukan sesuai data yang ditemukan pada hari kunjungan dan dilengkapi sampai dengan
penjajakan tahap II (kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga).
Pengkajian dilengkapi dalam kurun waktu praktek. Bila sudah ditemukan masalah maka
analisa data, scoring, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dapat langsung
dilakukan, tanpa menunggu lengkapnya pengkajian. Akan tetapi, mahasiswa wajib
melengkapi
1
6
seluruh point dalam pengkajian selama proses praktik profesi. Mahasiswa wajib
menuliskan minimal 5 rencana keperawatan dan menyelesaikan minimal 3 masalah
keperawatan.
b. Pengumpulan resume dan laporan keluarga dilakukan pada Minggu ke dua (Pengkajian
lengkap dengan scoring sampai dengan minimal satu rencana keperawatan, lima rencana
keperawatan dan minimal satu catatan implementasi serta evaluasi),
c. Laporan lengkap keperawatan komunitas
d. Laporan intervensi keperawatan komunitas
4. Supervisi akan dilaksanakan pada setiap tahap asuhan; pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
C. Pembimbing Praktik
D. Peserta Didik
Peserta praktik keperawatan keluarga adalah mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara tahun akademik 2020-2021 yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan. Mahasiswa akan dibuat kelompok yang disesuaikan dengan wilayah dan jumlah
warga di wilayah praktik. Nama-nama mahasiswa tersebut (terlampir)
E. Matrik Kegiatan
TANGGAL
NO Maret – KEGIATAN KET.
April 2024
BAB V
EVALUASI
Metode evaluasi pada praktik profesi stase komunitas menggunakan metode; log book, Observasi
langsung, uji kasus, Critical insidence report, keterampilan pemecahan masalah, kasus lengkap,
kasus singkat, portfolio
Evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran profesi keperawatan keluarga dilakukan pada
komponen penampilan harian, partisipasi dalam pre dan post conference, ujian kasus keluarga,
kinerja pendidikan kesehatan dan penyajian kasus, laporan asuhan keperawatan keluarga, laporan
resume keperawatan keluarga, asuhan keperawatan komunitas, laporan asuhan keperawatan
komunitas, dan keterampilan individu. Evaluasi untuk masing-masing komponen dapat dilihat
dalam tabel 4.
BAB VI
PENUTU
Praktik profesi keperawatan keluarga bertujuan untuk membekalii mahasiswa dengan pengetahuan
dan keterampilan lapangan yang optimal pada keluarga di komunitas sebelum memasuki lapangan
kerja, baik di institusi pelayanan maupun di institusi pendidikan. Pengetahuan dan keterampilan
tersebut dapat diperoleh mahasiswa melalui praktik profesi yang dilaksanakan dengan jelas dan
sistematis merujuk pada tujuan dan kompetensi yang harus dicapai mahasiswa.
Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan praktik
profesi keperawatan keluarga dan memfasilitasi mahasiswa dalam pencapaian kompetensi dan
tujuan akhir mata ajar. Penyusun juga mengharapkan asupan untuk penyempurnaan pada edisi
berikutnya.
2
0
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) :
3. Komposisi Keluarga
Jenis
No Nama Hub dgn KK TTl / Umur Pendidikan
kelamin
Genogram
Keterangan
4. Tipe keluarga
5. Suku
6. Agama
III. Lingkungan
13. Karakteristik rumah
ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Data Subjektif :
Data Objektif :
Data Subjektif :
Data Objektif :
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. …………………
2. …………………..
3. …………………….
PRIORITAS MASALAH
KRITERIA BOBOT JUMLAH PEMBENARAN
Sifat masalah : 1
Kemungkinan diubah : 2
Menonjolnya masalah : 1
2
4
Diagnosa
Tgl dan waktu Implementasi Evaluasi
ke...
Tujuan Khusus 1 Subjektif
….. ……
Respon : Objektif
……
…… Analisis
Respon : …….
Perencanaan
……… ……
Tujuan Khusus 2 Subjektif
….. …..
Respon : Objektif
……
…… Analisis
Respon : …….
Perencanaan
……… ……
Dst
25
A. IDENTIFIKASI DATA
3. Komposisi keluarga: isi dengan membuat kolom nama dimulai dari usia yang paling tua,
jenis kelamin, hubungan dengan kepala keluarga, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan
pendidikan.
Jenis
No. Nama Hubungan TTL Pekerjaan Pendidikan
Kelamin
1 (Ayah)
2 (Ibu)
3 (Anak tertua)
4 Dst
5
2
6
Berikutnya buat genogram berupa diagram pohon keluarga contoh membuatnya.
(1918-1997)
Tm 79 AI 74 Will 82 A 80
(1916-1996)
Masalah Jantung Diabetes
Stroke
Kanker
C 1969
Rm 50 KL 40 Jn 48
Masalah
Punggung
Alkoholik
M 18 BI 16 Bd 14 Jz 10
Obat-obatan
asma sehat sehat
Keterangan :
Berpisah Menikah
Meninggal Kembar
Laki-laki
Adopsi
4. Tipe Keluarga: Keluarga inti, keluarga besar (extended family), 'single parent' dsb
6. Identifikasi agama
a. Agama keluarga
b. Adakah perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan prakteknya
c. Berapa aktif keluarga menjalankan ibadah
d. Apakah ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga
e. Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai yang mempengaruhi
kehidupan keluarga
7. Status kelas sosial; didasari oleh pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. Siapa pencari
nafkah, siapa yang memberi bantuan memenuhi kebutuhan dan mereka ada dimana,
pendapatan adekuat, bagaimana keluarga mengatur keuangan (pengeluaran tabungan)
8. Rekreasi keluarga: identifikasi tipe dan aktivitas keluarga dan berapa sering hal tersebut
dilakukan, buat urutan aktivitas waktu luang keluarga termasuk masing- masing anggota
keluarga. Gali perasaan anggota keluarga terhadap waktu luangnya dan aktivitas rekreasi.
B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga dengan balita, anak sekolah dsb. sebutkan
tahapannya.
10. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi dari kesenjangan tahap perkembangan yang
seharusnya telah dilalui baik pada keluarga maupun masing- masing anggota keluarga.
11. Riwayat keluarga inti: perkembangan mental, status kesehatan yang unik dan pengalaman
seperti kematian, kehilangan, perceraian.
12. Riwayat keluarga sebelumnya dan kedua orangtua termasuk riwayat kesehatan.
C. DATA LINGKUNGAN
13. Karakteristik rumah: gambarkan tipe rumah, ruangan, status kepemilikan. Gambarkan
kondisi rumah: dalam dan luar rumah seperti peletakan barang-barang, furnitur, ventilasi,
cahaya, kehangatan, bahan dasar lantai dsb. Dapur: kaji sumber air, sanitasi dan pendingin
makanan. Kamar mandi: observasi sanitasi,keadaan air, fasilitas toilet, sabun, handuk dan
penggunaan handuk sendiri atau bersama-sama. Area tidur sesuai dengan usia, kebutuhan
spesial individu, privacy dsb. Observasi secara umum kebersihan dan sanitasi
rumah. Identifikasi sumber-sumber ada tidaknya zat berbahaya. Adekuat pembuangan
sampah dan kaji kepuasan masing- masing anggota keluarga terhadap pengaturan rumah.
14. Karakteristik tetangga dan komunitas: Karakteristik fisik tetangga dan komunitas,
tipe penduduk seperti rural, urban, suburban, perkotaan. Tipe hunian; rumah, industry,
pertanian dsb dari tetangga, kondisi hunian termasuk sanitasi jalan, rumah, pengangkutan
sampah dsb. Sumber-sumber polusi udara, suara, air. Karakteristik demografi
tetangga dan komunitas, kelas sosial, etnis, pekerjaan, interes, kekuatan populasi. Fasilitas
yang ada di komunitas seperti kesehatan pasar, pelayanan agensi social, rumah ibadah,
sekolah, rekreasi, transportasi, dan kasus kejahatan yang terjadi di komunitas.
15. Mobilitas geografis keluarga: berapa lama keluarga tinggal di tempat tersebut,
adakah sejarah pindah, dari mana pindahnya.
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: anggota keluarga
mengetahui penggunaan pelayanan di komunitas, bagaimana frekuensi dan fasilitas apa
yang didapat, apakah keluarga memiliki perhatian terhadap pelayanan komunitas yang
sesuai dengan kebutuhan mereka, apa perasaan keluarga
terhadap kelompok atau organisasi yang memberi bantuan dan bagaimana keluarga
memandang komunitas.
17. Sistem pendukung keluarga: yang memberi bantuan, dukungan, konseling, aktivitas
keluarga (penjaga bayi, transportasi dsb) informal: teman, tetangga, kelompok sosial,
pegawai, majikan. Formal: hubungan keluarga dengan pelayanan kesehatan dan agensi.
D. STRUKTUR KELUARGA
18. Pola komunikasi: observasi dari seluruh anggota keluarga berhubungan, bagaimana
kekuatan dari fungsi dan disfungsi penggunaan komunikasi, berikan contohnya, Seberapa
baik setiap anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam penyampaian dan
perasaannya terhadap komunikasi dan interaksi. Berapa sering terjadi emosi karena
penyampaian pesan, apakah tipe emosi anggota keluarga negatif, positif atau keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola komunikasi keluarga: situasi, tahap siklus
kehidupan keluarga, latar belakang budaya keluarga, perbedaan gender dalam keluarga,
kondisi keluarga, status sosial ekonomi keluarga, kultur terbatas yang unik dalam
keluarga.
19. Struktur kekuatan keluarga: siapa pembuat keputusan, berapa penting keputusan atau
issue di keluarga seperti anggaran keluarga, yang memutuskan pindah kerja dan tempat
tinggal, yang mengatur disiplin dan aktivitas anak. Dalam proses pengambilan keputusan
dengan konsensus, tawar menawar, kompromi dsb. Dalam kekuatan dasar adakah anggota
keluarga dapat mengambil keputusan, siapa yang memiliki kekuatan mengatur.
20. Strukur peran: formal; peran dan posisi formal setiap anggota keluarga, tidak ada konflik
dalam peran, bagaimana perasaan terhadap perannya, jika dibutuhkan dapatkah peran
berlaku fleksibel. Jika ada masalah dalam peran siapa yang mempengaruhi anggota
keluarga, siapa yang memberikan mereka rasa dan nilai tentang pertumbuhan, pengalaman
baru, peran dan tehnik komunikasi. Informal; Peran informal dan peran yang tidak jelas
apa yang ada di keluarga, bagaimana anggota keluarga melaksanakan perannya, Apakah
anggota keluarga konsisten dengan peran yang dilakukannya, Apakah sudah sesuai posisi
keluarga dengan peran yang dilaksanakannya, tujuan anggota melaksanakan perannya
masing- masing, kalau peran tidak terlaksana tanyakan siapa yang biasanya melaksanakan
peran tersebut sebelumnya, dan apa pengaruh bagi anggota keluarga dalam malaksanakan
perannya. Analisa model peran; siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi
anggota dalam melakukan perannya, siapa yang memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anggota keluarga, pengalaman baru, peran, dan
teknik komunikasi, siapa yang dapat dijadikan model peran oleh pasangan baru (yang
pernah menjadi orangtua). Variabel yang mempengaruhi struktur peran; pengaruh
sosial ekonomi terhadap anggota keluarga dalam menjalankan peran formal dan informal,
pengaruh budaya terhadap struktur peran dari anggota keluarga, pengaruh perkembangan
dan tahap siklus kehidupan seperti apakah sesuai peran yang dilakukan oleh anggota
keluarga dengan tahap perkembangannya, bagaimana pengaruh kesehatan terhadap
pelaksanaan peran keluarga, bagaimana anggota keluarga beradaptasi dengan perannya
yang baru, apakah ada konflik peran atau stress dalam menjalankan peran, bagaimana
keluarga beradaptasi dengan kehilangan perannya.
21. Nilai-nilai keluarga: Nilai-nilai kebudayaan yang dominan dianut oleh keluarga, nilai
inti keluarga seperti siapa yang berperan dalam mencari nafkah, kemajuan dan penguasaan
lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran-kegemaran keluarga, keluarga sebagai
pelindung dan kesehatan bagi keluarga, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga
dan komunitas yang lebih luas, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai-
nilai subsistem keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai terhadap keluaga, apakah
keluarga menganut nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai
yang menonjol dalam keluaga itu sendiri, nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga.
E. FUNGSI KELUARGA
22. Fungsi afektif: Pola kebutuhan keluarga-respon; apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orangtua atau pasangan mampu
menggambarkan kebutuhan persoalan lain dari anggota keluarganya yang lain, bagaimana
sensitifnya anggota keluarga dengan melihat tanda-tanda yang berhubungan dengan
perasaan dan kebutuhan orang lain, apakah anggota keluarga mempunyai orang yang
dipercayainya, apakah kebutuhan, keinginan, perbedaan dihormati, oleh anggota keluarga
yang lain, bagaimana sensitifnya anggota keluarga terhadap tindakan dan persoalan yang
dihadapai oleh anggota keluarga, apakah kebutuhan yang diakui oleh dipenuhi oleh
keluarga, jika demikian sejauh apa. Saling memperhatikan ; sejauh mana anggota
keluarga memberikan perhatian satu sama lain, bagaimana mereka saling mendukung satu
sama lain, apakah terdapat perasaan akrab dan intim di antara lingkungan hubungan
keluarga, sebaik apa hubungan anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain,
apakah ada menunjukkan kasih sayang anggota keluarga yang satu dengan yang lain,
apakah ada kedekatan khusus anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain.
Keterpisahan dan keterikatan;
bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga, apakah
sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga dengan tahap perkembangan keluarga.
23. Fungsi sosialisasi : kaji bagaimana keluarga membesarkan anak dari keluarga dalam
area bidang berikut : kontrol perilaku, meliputi disiplin, penghargaan dan hukuman,
otonomi dan ketergantungan, memberi dan menerima cinta, latihan perilaku yang sesuai
dengan usia. Siapa yang menerima tanggung jawab dan peran membesarkan anak atau
fungsi anak atau fungsi sosialisasi, apakah fungsi ini dipikul bersama, bagaimana hal ini
diatur. Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga, keyakinan kebudayaan yang
dianut dalam membesarkan anak, bagaimana faktor sosial mempengaruhi pola pengasuhan
anak. Apakah keluarga merupakan risiko tinggi mendapat masalah dalam membesarkan
anak, faktor risiko apa yang menempatkan keluarga masuk risiko tinggi, apakah
lingkungan memberikan dukungan dalam perkembanaagn anak seperti tempat bermain dan
istirahat.
24. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku
keluarga : nilai yang diberikan keluarga untuk kesehatan, apakah ada kekonsistenan
anggota keluarga terhadap nilai-nilai kesehatan yang dianut, apakah keluarga selalu terlibat
dalam kegiatan peningkatan kesehatan di keluarga. Definisi dari keluarga tentang sehat
sakit: bagaimana keluarga mendefinisikan sehat sakit, bagi anggota keluarga, tanda-tanda
yang menandakan sakit, dan siapa yang mengambil keputusan di keluarga tentang sehat-
sakit anggota keluarga. Apakah keluarga dapat melaporkan tanda dan perubahan penting,
apakah sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota, keluarga. Status kesehatan
keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa: bagaimana keluarga mengkaji
tingkat kesehatan, masalah kesehatan apa yang diidentifikasi keluarga pada saat ini, apa
persepsi keluarga terhadap berapa banyak kontrol yang mereka lakukan untuk menjaga
kesehatan. Praktik diet keluarga: apakah keluarga mengetahui sumber- sumber makanan
bergizi, apakah diet keluarga memadai, siapa yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan belanja dan pengolahan makanan, bagaimana makanan disiapkan seperti
apakah seringnya digoreng, rebus, santan, dipanggang, berapa jumlah makanan yang
dikonsumsi sehari, apakah ada batas anggaran belanja rumah tangga, bagaimana sikap
keluarga terhadap makanan dan jam makan?. Kebiasaan tidur dan istirahat ; apakah
jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan perkembangan, apakah ada jam-jam tidur
tertentu yang harus diikuti oleh setiap anggota keluarga, siapa yang memutuskan anak
untuk tidur siang, dimana anggota keluarga tidur. Latihan dan rekreasi; apakah keluarga
menyadari
bahwa rekreasi penting untuk kesehatan, jenis rekreasi yang dilakukan keluarga secara
teratur, apakah pekerjaan harus yang biasa memberikan kesempatan untuk latihan.
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga; apakah ada penggunaan
alkohol, tembakau dan kopi, apakah anggota keluarga menggunakan obat-obatan sekedar
untuk rekreasi, sudah berapa lama penggunaan obat dan alkohol di keluarga, apakah
penggunaan alkohol dan obat-obatan merupakan suatu masalah di keluarga, apakah
keluarga secara teratur menggunakan obat-obatan tanpa resep, apakah obat-obatan
ditempatkan pada tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Peran keluarga
dalam praktek perawatan diri; apa yang dilakukan keluarga untuk memperbaiki status
kesehatannya, apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah terjadinya suatu penyakit,
siapa yang mengambil keputusan dalam bidang kesehatan, apa yang dilakukan keluarga
dalam merawat masalah kesehatan keluarga, apakah ada keyakinan, sikap dan nilai-nilai
dari keluarga dalam hubungan dengan perawatan di rumah. Praktik lingkungan;
bagaimana keluarga terpapar polusi dan bahaya lingkungan, apakah anggota keluarga tidak
terpengaruh dengan oleh kebisingan lingkungan, apakah anggota keluarga merokok,
apakah keluarga menggunakan obat-obatan untuk tanaman yang mempengaruhi kesehatan,
bagaimana higiene keluarga. Cara pencegahan secara medis : bagaimana-perasaan
keluarga tentang keadaan fisik ketika berada dalam keadaan sehat, kapan pemeriksaan
terakhir pada kesehatan seperti mata, immunisasi, pendengaran, dll. Praktik kesehatan
gigi; apakah kaluarga menggunakan air yang mengandung florida, apakah anak-anak
dianjurkan untuk menggosok gigi secara teratur, menurut keluarga waktu yang paling tepat
untuk menggosok gigi kapan, apakah ada pola keluarga dalam mengkonsumsi gula dan
kanji, apakah keluarga menerima perawatan gigi yang profesional untuk mencegah gigi
yang rusak. Riwayat kesehatan keluarga; bagaimana kesehatan anggota keluarga dan
keluarga lain dalam satu keturunan, apakah ada penyakit keturunan dalam keluarga.
Pelayanan kesehatan yang diterima; dari praktisi kesehatan apa pelayanan kesehatan
yang diterima, apakah tenaga kesehatan yang datang bertemu dengan seluruh anggota
keluarga. Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan ;
apa yang diketahui oleh keluarga tentang pelayanan kesehatan yang ada di komunitas,
bagaimana perasaan dan persepsi keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan di komunitas;, apakah keluarga mempunyai pengalaman yang terdahulu dengan
pelayanan keperawatan kesehatan, apakah keluarga merasa puas, percaya, nyaman dari
perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada di komunitas, apabila tidak ada
pelayanan darurat, tahukah keluarga kemana keluarga dapat meminta
pertolongan, apakah keluarga mengetahui cara memanggil ambulan dan perawatan
paramedis, apakah keluarga memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat. Sumber
pembiayaan; bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima, apakah kelurga
masuk asuransi kesehatan, apakah keluarga mendapat pelayanan gratis. Logistik untuk
mendapat perawatan; berapa jauh fasilitas perawatan dari rumah keluarga, alat
transportasi apa yang digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan, , masalah apa saja
yang ditemukan jika keluarga menggunakan fasilitas umum, apakah keluarga dapat
mengatasi stressor biasa dan ketegangan sehari- hari.
F. KOPING KELUARGA
25. Stressor-stressor, yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi, dan
sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya dan kekuatan dari stressor- strssor
yang dialami oleh keluarga, apakah keluarga dapat mengatasi stresor biasa dan ketegangan
sehari-hari.
26. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis
terhadap situasi yang mengadung stress.
27. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan stress. strategi koping
bagaimana yang diambil oleh keluarga, apakah anggota keluarga mempunyai koping yang
berbeda-beda, Koping internal dan eksternal yang diajarkan, apakah anggota keluarga
berbeda dalam cara-cara koping, strategi koping internal keluarga; kelompok kepercayaan
keluarga, penggunaan humor, self evaluasi, penggunaan ungkapan, pengontrolan keluarga
terhadap masalah, pemecahan masalah secara bersama, fleksibelitas peran, normalisasi.
Strategi koping eksternal: mencari informasi, memelihara hubungan dengan komunitas,
mencari dukungan sosial.
PEDOMAN PENULISAN
LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
I. LAPORAN PENDAHULUAN
a. Konsep Keperawatan Keluarga
b. Konsep Penyakit / Masalah kesehatan yang ditemukan
c. Analisis data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 Data Subjektif :
Data Objektif :
2 Data Subjektif
Data Objektif
Kemungkinan diubah : 2
Menonjolnya masalah : 1
c. Tujuan Umum: tujuan khusus terakhir yang akan dicapai pada hari kunjungan
d. Tujuan Khusus
Sebutkan secara detail sesuai prinsip SMART. Contoh: Keluarga dapat menjelaskan
kembali 2 dari 3 manfaat makanan yaitu supaya kuat bekerja, supaya cepat besar dan
supaya tidak mudah sakit. Atau keluarga dapat menyebutkan kembali manfaat makanan
sesuai standar pada rencana keperawatan.
e. Kriteria
f. Standar
g. Rencana intervensi keperawatan
h. Untuk promosi kesehatan dan tindakan; dilengkapi dengan rancangan pendidikan
kesehatan / standar operasional prosedur
i. Untuk penulisan resume sama dengan laporan lengkap, namun tidak di lengkapi dengan
latar belakang
PEDOMAN PENULISAN
LAPORAN RESUME KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian keluarga
a. Karakteristik keluarga
Tuliskan data hasil pengkajian keluarga secara lengkap dan sistemasis sesuai dengan
format pengkaian, baik yang adaptif maupun yang maladaptif, yang menjadi justifikasi
kunjungan mahasiswa pada hari tersebut.
c. Analisis data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 Data Subjektif :
Data Objektif :
2 Data Subjektif
Data Objektif
Kemungkinan diubah : 2
( ……………. )
Menonjolnya masalah : 1
( ……………. )
g. Tujuan Umum: tujuan khusus terakhir yang akan dicapai pada hari kunjungan
h. Tujuan Khusus : Buat secara lengkap dari TUK 1, 2, 3, 4, dan 5. Sebutkan secara
detail sesuai prinsip SMART
i. Kriteria
j. Standar
k. Rencana intervensi keperawatan
l. Implementasi ; Untuk promosi kesehatan dan tindakan; dilengkapi dengan rancangan
pendidikan kesehatan / standar operasional prosedur
m. Evaluasi dengan metode SOAP
CONTOH RANCANGAN PENDIDIKAN KESEHATAN
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat
mengetahui tentang penyakit TB Paru, memahami bagaimana proses penularan dan
gejala penyakit TB Paru, sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
B. MATERI
Materi yang akan disampaikan sebagai berikut.
1. Pengertian TB Paru.
2. Tanda-tanda penyakit TB Paru.
3. Cara penularan TB Paru.
4. Pencegahan TB Paru.
5. Pengobatan TB Paru.
C. PESERTA
Keluarga Bpk. A
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Pelaksanaan
1. Instruksilan klien utnuk duduk secara benar di atas
kursi dengan kaki di lantai
2. Instruksikan klien untuk meletakkan/ bertumpu
pada tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
ditarik keatas dan ke bawah sebanyak 10 kali. Pada
saat arah kebawah hindari jari-jari kaki menyentuh
lantai
3. Dengan tumit tetap dilantai, tarik/ angkat telapak
kaki ke atas
4. kemudian jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkat ke atas (diulang 10 kali)
5. Selanjutnya tumit tetap dilantai, bagian depan kaki
diangkat ke atas dan buat putaran 360 derajat
6. dengan pergerakkan dada pergelangan kaki,
sebanyak 10 kaki 6. Jari-jari kaki diletakkan
dilantai, tumit diangkat dan putaran
7. 360 derajat dengan pergerakanpada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali 7. Kaki diangkat ke atas dengan
meluruskan lutut, buat putaran 360 derajat
8. dengan pergerakan pada pergelangan kaki,
sebanyak 10 kali 8. Lutut diluruskan, lalu ayunkan
kembali ke bawah sebanyak 10 kali, ulangi langkah
ini untuk kaki yang sebelumnya
9. Letakkan sehelai kertas surat kabar dilantai,
bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki, kemudian buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah
kaki. Cara ini dilakukannya sekali saja.
4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
b. Kriteria Proses :
c. Kriteria Hasil
d. Gunakan metode evaluasi
EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA
Petunjuk:
Cek pada kolom ya jika keterampilan atau tingkah laku ditampilkan, cek pada kolom tidak jika
keterampilan atau tingkah laku tidak ditampilkan. Tulis penjelasan khusus pada kolom keterangan
jika jawaban ragu atau tidak jelas. Nilai akhir adalah penjumlahan semua nilai.
2. PERENCANAAN (20)
A. Menyertakan keluarga rencana 4
keperawatan dalam membuat
B. Merumuskan tujuan yang:
1. Spesifik 1
2. Dapat diukur 1
3. Dapat dicapai 1
4. Releva 1
5. Batas waktu 1
TOTAL 100
Friedman, MM. 1998. Family Nursing. 4th Ed. Connecticut: Appleton and Lange. McMurray, A.
Nies, MA., and McEwen, M. 2001. Community Health Nursing: Promoting The Health of
Populations. 3rd Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Saunders, BR. 1993. Child Health Nursing: A Comprehensive Approach to the Care of
Children and Families. Philadelphia: Lippincott Company.
Spradley, B.W & Allender, J.A. 1998. Reading in Community Health Nursing. 5th Ed. St. . ,
Louis: CV. Mosby Company.
Stanhope, M. and Knollmueller, R.N. 1999. Handbook of Community Based and Home
Health Nursing Nursing Practice. 3rd Ed. St. Louis: Mosby Company.
Stanhope, M. and Lancaster, J. Community Health Nursing: Process and Practice for
Promoting Health. St. Louis: CV. Mosby Company.
Tim Komunitas, 2019. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa Mata Ajar Keperawatan Keluarga II.
Tidak dipublikasikan.
Stikes Abdi Nusantara, 2010. Himpunan Tata Tertib Mahasiswa Stikes Abdi Nusantara.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA DEMOGRAFI
A. Struktur Keluarga
Nama KK :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku/ Bangsa :
No Nama/ Umur Jenis Hub Klg Aga Pend Pekj Kead Fisik Ket
Kelamin ma
L P Sehat Sakit
C. Data Ekonomi
a. Penghasilan rata-rata perbulan :
1. <Rp 4.500.000 2. Rp 4.500.000-10.000.000 3. >Rp 10.000.000
b. Apakah keluarga mempunyai tabungan
1. Ya 2. Tidak
C. Pembuangan Sampah
a. Dimana keluarga membuang sampah
1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar
4. Sembarang tempat 5. Lain-lain, sebutkan……….
b. Penampungan sampah sementara
1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan
c. Bila ada, keadaannya
1. Terbuka 2. Tertutup
d. Jarak dengan rumah
1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m)
D. Pembuangan Limbah
a. Kepemilikan
1. Memiliki 2. Tidak memiliki
b. Kebiasaan keluarga BAB & BAK
1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang
c. Jenis jamban yang digunakan
1. Cemplung 2. Leher angsa
d. Pembuangan air limbah
1. Resapan 2. Got / selokan 3. Sembarangan
e. Kondisi saluran pembuangan
1. Lancar 2. Tersumbat / tergenang
E. Kandang Ternak
a. Kepemilikan kandang tenak
1. Tidak 2. Ya, jenisnya………….
b. Bila Ya, letak kandang
1. Dalam rumah 2. Di luar rumah
c. Kondisi
1. Terawat 2. Tidak terawatt
F. Gizi Keluarga
a. Frekuensi makan setiap hari
1. 1 kali 2. 2 kali 3. 3 kali
b. Cara mengolah makanan di keluarga
1. Dipotong-cuci-masak
2. Dicuci-potong-masak
3. Dipotong-masak
c. Konsumsi lauk-pauk ( daging, ikan, tempe, dll)
1. Setiap kari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
d. Konsumsi sayur
1. Setiap kari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
e. Konsumsi buah
1. Setiap kari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
f. Konsumsi susu
1. Setiap kari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
g. Konsumsi garam beryodium
1. Setiap kari 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
h. Pantangan makanan
1. Tidak ada 2. Telor 3. Daging
4. Ikan 5. Lainya…….
C. Ibu Menyusui
a. Apakah ada ibu yang sedang menyusui
1. Tidak 2. Ya
b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya
1. Tidak 2. Ya
c. Bila Ya, lamanya menyusui
1. < 6 bulan 2. > 6 bulan
d. Bila Tidak, alasannya
1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit
4. Lain-lain, sebutkan………
D. Balita
a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita
1. Tidak 2. Ya
b. Berapa jumlah balita di rumah yang menjadi tanggung jawab keluarga
F. Usia Lanjut
a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (usia 60 tahun keatas)
1. Tidak ada 2. Ada, usianya……..
b. Berapa jumlah lansia yang tinggal di rumah
g. Kebiasaan lansia
1. Minum kopi
2. Minum teh
3. Merokok
4. Lainya……
h. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara
1. Tidak ada 2. ada
i. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut
1. Rutin 2. Kadang-kadang 3. Tdk pernah
j. Jika tidak, alasannya
1. Tidak tahu 2. Tidak mau
3. Tdk ada yang mengantar 4. Lainya…………………
k. Indeks Katz, kemandirian lansia
1. Indeks A : semua aktivitas mandiri
2. Indeks B : satu aktivitas tidak mandiri
3. Indeks C : Aktivitas mandi & satu aktivitas lain tidak mandiri
4. Indeks D : Aktivitas mandi, berpakaian, & satu aktivitas lain tidak
mandiri
5. Indeks E : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & satu
aktivitas lain tidak mandi
6. Indeks F : Aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet & berpindah tidak
mandiri
7. Indeks G : Ketergantungan semua aktivitas
G. Indikator keluarga sehat
a. Adakah anggota keluarga yang mau menjadi kader kesehatan
1. Ada 2. Tidak
b. Keluarga pasangan usia subur menjadi akseptor KB
1. Ya 2. Tidak
c. Ibu dalam melakukan persalinan menggunakan fasilitas kesehatan
1. Ya 2. Tidak
d. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
1. Ya 2. Tidak
e. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan tanpa
minuman / makanan pendamping
1. Ya 2. Tidak
f. Balita memperoleh pemantauan pertumbuhan melalui pemanfaatan Posyandu
/ Puskesmas
1. Ya 2. Tidak
g. Penderita TBC / flek / batuk darah melakukan pengobatan secara rutin
1. Ya 2. Tidak
h. Penderita TBC / flek / batuk darah tidak putus obat
1. Ya 2. Tidak
i. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara rutin / teratur
1. Ya 2. Tidak
j. Pendrita stroke memperoleh pengobatan dan perawatan dengan baik
1. Ya 2. Tidak
k. Penderita kencing manis melakukan pengobatan secara rutin / teratur
1. Ya 2. Tidak
l. Adakah penderita DM yang mengalami infeksi / komplikasi
1. Ada 2. Tidak ada
m. Aaakah ada anggota keluarga penderita gangguan jiwa
1. Ada 2. Tidak ada
n. Jika ada anggota keluarga penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan
dan perawatan
1. Ya 2. Tidak
o. Anggoata keluarga yang merokok
1. Ada 2. Tidak
p. Adakah anggota keluarga yang sakit (boleh pilih lebih dari satu)
1. Balita 5. Anak usia remaja
2. Ibu hamil 6. Usia produktif
3. Ibu menyusuil 7. Lansia
4. Anak usia sekolah
q. Adakah anggota keluarga yang meninggal dalam 1 (satu) tahun terakhir (boleh
pilih lebih dari satu)
1. Balita 5. Anak usia remaja
2. Ibu hamil 6. Usia produktif
3. Ibu menyusui 7. Lansia
4. Ank usia sekolah
r. Kendaraan dalam menunjang aktifitas sehari-hari
1. Sepeda 4. Mobil pribadi
2. Becak 5. Angkutan umum
3. Sepeda motor 6. Transportasi daring
s. Media informasi
1. Media cetak (majalah, Koran, surat kabar)
2. Media elektornik (TV, Radio)
3. Media social (HP)
t. Media komukasi-informasi warga
1. Papan pengumuman
2. Surat-menyurat
3. Media social / HP
4. Pertemuan / rapat warga
ANALISIS DATA
DATA MASALAH
Masalah PRIO
No. A B C D E F G H I J K TOT
Kesehatan RITAS
I. Pendahuluan
A. latar belakang: yang melatar belakngi pelaksanaan praktik
keperawatan komunitas dan alasan fokus masalah yang diangkat
B. tujuan penulisan laporan
GRAFIK 05
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN
DI WILAYAH KOMUNITAS ABDI NUSANTARA TAHUN 2020
KARYAWAN
SWASTA
23% (115 BURUH
KK) PNS / TNI- 33% (169)
POLRI
1% (7 KK)
WIRASWAS PETANI
TA 1% (5 KK)
42% (210
KK)
GRAFIK 06
DISTRIBUSI TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA
DI KOMUNITAS ABDI NUSANTARA TAHUN 2020
400 354
350
300
250
200
141
150
100
JUMLAH
50 11
0
TABEL 06
DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PENYAKIT
DI KOMUNITAS ABNUS TAHUN 2020
Data
Komunitas Abnus saat ini memiliki kelompok bina kesehatan balita. Dalam
kelompok dilakukan pembinaan kesehatan balita pada keluarga-keluarga
yang memiliki balita. Jumlah keluarga yang aktif dalam kegiatan kelompok
ini sebanyak 35 KK. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, bahwa 50%
balita mengalami sakit batuk atau demam dalam 1 bulan terakhir, didapatkan
4 anak yang pernah dirawat di rumah sakit. Hasil diskusi dengan ibu- ibu
didapatkan 60% ibu—ibu mengatakan belum pernah mendapatkan informasi
tentang penyakit yang sering terjadi pada balita.
Diagnosa
Contoh
kelompok dewasa
Contoh implemntasi
NO TOPIK SASARAN
1 Bahaya Merokok Kelompok remaja Abnus
2
11
NO POKOK KEGIATAN
A Topik /Pokok Pelatihan Kader Kesehatan Lansia
Bahasan
B Sasaran Peserta pelatihan kader Posbindu sebanyak
25 Orang yang berasal dari :
1. RW 1..........orang
2. RW 2..........orang
3. RW 3..........orang
4. RW 4...........orang
5. RW 5 :L …… orang
Inti
1. Menjelaskan tentang peran kader dalam
pelayanan kesehatan dikelompok usia lanjut.
2. Menjelaskan tentang paket
pelayanan kesehatan dan kegiatan
kelompok usia lanjut.
3. Menjelaskan tentang usia lanjut
dalam kegiatan kelompok.
4. Menjelaskan tentang proses menua.
5. Mejelaskan tentang gizi seimbang usia
lanjut.
6. Menjelaskan tentang mempertahankan
kebugaran jasmani usia lanjut.
7. Menjelaskan tentang KMS usia lanjut.
8. Menjelaskan tentang mekanisme
pelaksanaan Posbindu/Posyandu Lansia
Penutup
1. Memberikan kesimpulan dari
materi yang telah disampaikan
13
d. Evaluasi
1. Evaluasi hasil kelompok kerja kesehatan komunitas dengan mengukur
pencapaian tujuan sesuai kriteria.
2. Bagaimana kriteria evaluasi ini dapat mengevaluasi dampak program
lebih efektif.
3. Apakah hasil lain yang diobservasi yang secara langsung berhubungan
dengan intervensi saudara?
4. Bagaimana kelompok akan merumuskan kembali urutan prioritas dari
diagnosa komimiti?
5. Rekomendasi apa yang kelompok sarankan untuk berkelanjutan dari
program ini.
6. Masing-masing kelompok menyusun evaluasi sesuai dengan focus tugas
kelompok
14
IV. Pembahasan
Melakukan analisa kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman (SWOT) dari
proses keperawatan dan kaitkan analisa tersebut dengan teori
MANUSKRIP KEPERAWATAN
KOMUNITAS
Isi laporan
1. Judul
2. Abstrak
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
16
ABSTRAK
Pendahuluan: Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan
telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, antara lain meningkatnya
umur harapan hidup di Indonesia dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun
pada tahun 2007. Meningkatnya umur harapan hidup dapat meningkatkan populasi
perempuan menopause di Indonesia. Menopause merupakan berakhirnya masa reproduksi
seorang perempuan dimana selama 12 bulan perempuan tersebut mengalami amenore,
umumnya menopause terjadi pada usia antara 45 hingga 58 tahun (Shimp & Smith dalam
Abernethy, 2011).
Metode: Pengabdian masyarakat ini adalah dengan edukasi peningkatan pengetahuan
tentang premenopause.
Hasil: Hasil kegiatan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan tentang
premenopause dan diharapkan mampu menghadapinya dengan sehat Kesimpulan:
Implikasi dari hasil pengabdian kepada masyarakat ini adalah perlu dilakukanya
penyuluhan tentang premnopause
Kata Kunci: Pengetahuan, penyuluhan, dan premenopause
17
1. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, antara lain meningkatnya umur harapan
hidup di Indonesia dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007.
Meningkatnya umur harapan hidup dapat meningkatkan populasi perempuan menopause
di Indonesia. Jumlah penduduk perempuan berusia diatas 50 tahun dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang
signifikan. Sensus penduduk tahun 2000 melaporkan jumlah perempuan berusia diatas
50 tahun mencapai 15,5 juta jiwa atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020
jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30 juta atau 11,5% dari total penduduk
(Riskesdas, 2013). Badan Pusat Statistik (2011) melaporkan jumlah penduduk
perempuan di Indonesia adalah 118 juta jiwa dengan jumlah penduduk perempuan pada
kelompok umur 45-49 tahun adalah 7 juta jiwa, umur 50-54 sebanyak 5,7 juta jiwa.
Sebelum terjadinya menopause, seorang wanita akan mengalami masa yaitu mulai terjadi
perubahan biologis, fisiologis, psiologis dan gejala klinik lain-nya sebagai awal
permulaan dari menopause dan mencangkup juga satu tahun atau dua belas bulan bulan
pertama setelah terjadinya menopause. Perubahan fisik akibat penurunan produksi
estrogen dan progesteron menimbulkan berbagai gejala, baik yang berhubungan dengan
organ reproduksi maupun organ tubuh lainnya. Perubahan yang terjadi pada masa
menopause juga memengaruhi keadaan psikologis seorang perempuan. Keluhan
psikologis sifatnya sangat individual dapat dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan,
lingkungan dan ekonomi. Perubahan fisik dan psikologis tentu akan mengganggu
kesehatan dan mempengaruhi kualitas hidup perempuan (Olivia Sanders, 2012).
Keluhan psikologis yang sering dialami meliputi perasaan sedih, kecemasan, irritabilitas,
perasaan berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat,
konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan dan merasa tidak berharga. Penyebab
premenopause awal adalah peningkatan gejala sindrom premenstruasi dan perubahan
siklus mens yang tak teratur.
Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam yang berkaitan
dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan. Perasaan
isoalsi, keterasingan dan ketidaknyamanan (Stuart & Laraia, 2011). Kecemasan yang
18
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di RW 012 Kelurahan Jatibening pada 20 orang
perempuan premenopause didapatkan sebanyak 10 orang perempuan premenopause
tidak mengetahui tentang premenopause dan mengalami kecemasan dalam menghadapi
premenopause serta timbulnya berbagai penyakit dan keluhan fisik lainnya. 6 orang
perempuan premenopause tidak mengetahui tentang premenopause dan timbulnya
berbagai penyakit dan keluhan fisik lainnya, tetapi tidak mengalami kecemasan dalam
menghadapi premenopause. 4 orang lainnya mengetahui tentang premenopause dan
menganggap premenopause tidak perlu dicemaskan karena premenopause merupakan
proses yang pasti akan dialami oleh setiap perempuan. Studi yang telah dilaporkan
membuktikan bahwa masih tingginya tingkat kecemasan dan rendahnya tingkat
pengetahuan perempuan dalam menghadapi premenopause di RW 012 Kelurahan
Jatibening. Berdasarkan fenomena tersebut, tertarik menyelenggarakan edukasi tentang
pengetahuan premenopause pada wanita premenopause di RW 012 Kelurahan
Jatibening.
2. METODE
Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah dengan
memberikan edukasi tentang premanopause. Sasaran dalam program pengabdian ini
adalah wanita premenopause di RW 012 Kelurahan Jatibening.
Pelaksanaan penyuluhan ini dilakukan dengan dua topik yang masing-masing berdurasi
2x50 menit yang kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab. Topik dalam pengabdian
masyarakat ini adalah premanopause dan dilanjutkan lagi dengan topic menghadapi masa
premenopuse.
19
3. HASIL
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Perempuan Premenopause di RW 012
Kelurahan Jatibening Tahun 2017
Kecemasan
No. Tingkat Kecemasan Frekuensi %
1 Cemas 26 65
2 Tidak Cemas 14 35
Total 40 100
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Pada Perempuan Premenopuase di RW 012
Kelurahan Jatibening Tahun 2017
Pengetahuan
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
1 Rendah 28 70
2 Tinggi 12 30
Total 40 100
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Evaluasi Tingkat Pengetahuan Pada Perempuan Premenopuase di
RW 012 Kelurahan Jatibening Tahun 2017
Pengetahuan
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
1 Rendah 5 20
2 Tinggi 35 80
Total 40 100
20
4. PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh sebelum dan sesudah dilakukan pengabdian masyarakat,
maka terlihat peningkatan pengetahuan pada ibu peserta edukasi. Data yang diperoleh
dapat diketahui bahwa 40 responden terbanyak pada responden berpengetahuan rendah
sebanyak 28 orang (70,0%) dan setelah mendapatkan edukasi menurun menjadi tinggal 5
(20%). Sedangkan pada kategori baik terjadi peningkatan jumlah responden, semula 12
orang (30.0%) meningkat menjadi sebanyak 35 orang (80%) responden dengan
pengetahuan baik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pengetahuan
responden terhadap menopause dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengetahuan Tinggi dan
pengetahuan Rendah. Dalam penelitian ini pengetahuan responden diukur dari jumlah
presentase jawaban responden. Tingkat pengetahuan Tinggi adalah jika jumlah presentase
jawaban ≥76% -100%, sedangkan pengetahuan Rendah jika jumlah presentase
jawaban responden
≤76%. Pada tabel 1 dari 40 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang Rendah tentang menopause, yaitu sebanyak 24 orang
(60,0%). Hal ini menunjukan tingkat pengetahuan perempuan premenopause di RW 012
Kelurahan Jatibening tentang menopause masih dalam kategori kurang, walaupun
responden dengan pengetahuan Tinggi berjumlah 16 orang (40,0%).
5. KESIMPULAN
Data yang diperoleh sebelum dan sesudah dilakukan pengabdian masyarakat, maka
terlihat peningkatan pengetahuan pada ibu peserta edukasi. Data yang diperoleh dapat
diketahui bahwa 40 responden pada kategori baik terjadi peningkatan jumlah responden,
semula 12 orang (30.0%) meningkat menjadi sebanyak 35 orang (80%) responden dengan
pengetahuan baik.
6. DAFTAR PUSTAKA
Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Potter & Perry. (2011). Fundamental Keperawatan Edisi. 4. Jakarta : ECG. Retnowati,
NUSANTARA
3 Pengkajian
4 Diagnosa 15
5 Rencana 15
6 Pelaksanaan
7 Evaluasi 10
8 Penulisan 10
Jumlah 100
5. .............................. 10...............................
.................................
26
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, ET. & Me. Farlane, JM. (2000). Community as partner. Philadelphia: JB.
Lippincott Company.
Nies, MA., and McEwen, M. (2001). Community health nursing: promoting the
health of populations. 3rd Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Spradley, B.W & Allender, J.A. (1998). Reading in community health nursing. 5th
Ed. St. Louis: CV. Mosby Company.
ORGANISASI KELOMPOK
Penanggung jawab
Membuat manuskrip
10 manuskrip kep
keperawatan komunitas lengkap
komunitas
Membuat cover, pengesahan,
lampiran, mengumpulkan hasil
pengkajian, analisis data,
Penanggung jawab diagnosis, intervensi,
penyusunan laporan implementasi, dan evaluasi,
11
kelas oleh masing- dokumentasi, dan manuskrip kep
masing kelompok komunitas menjadi satu laporan
lengkap. Laporan dalam bentuk
hard cover 2 eksemplar, dan
laporan soft copy
29