Anda di halaman 1dari 68

Awareness of Basic

K3 Pertambangan
Batubara & mineral
Presented By : PT. Garuda Systrain Interindo

slidefactory
www.garudasystrain.go.id 1
TUJUAN TRAINING

TUJUAN SHARING KNOWLEDGE


BASIC K3 PERTAMBANGAN

Memberikan pengetahuan dan


Pengenalan Sistem Manajemen K3 pemahaman kepada peserta mengenai
Pertambangan dasar perencanaan dan pelaksanaan K3 di
Operasi Pertambangan Mineral &
Batubara
BASIC K3
BASIC K3
PERENCANAAN ORGANISASI DAN
PERSONEL

IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan


Mineral dan Batubara
TINJAUAN MANAJEMEN PEMANTAUAN,
DAN PENINGKATAN EVALUASI DAN
KINERJA DOKUMENTASI TINDAK LANJUT

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
“Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian, penerapan, dan pelaporan SMKP Minerba, SMKP Minerba khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian ditetapkan lebih lanjut dalam suatu petunjuk teknis oleh Direktur
Jenderal”.

Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara
Nomor
185/30/DJB/2019

Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Keselamatan
Kepmen ESDM No Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan 1827K/30/MEM/2018 Pelaksanaan, Penilaian,
Yang Baik dan Pengawasan dan Pelaporan SMKP
Pertambangan Mineral dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Minerba
Batubara Teknik Pertambangan yang Baik
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
pertambangan.
(2) Sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi elemen:
a. kebijakan;
b. perencanaan;
c. organisasi dan personel;
d. implementasi;
e. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
f. dokumentasi; dan
g. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pasal 18
(3) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian wajib melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
(4) Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau untuk kepentingan
penilaian kinerja keselamatan pertambangan, KaIT dapat meminta kepada
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi
Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.
(5) Audit eksternal penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh lembaga audit
independen

Pasal 19
Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan sistem manajemen keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18.
KEPUTUSAN MENTERI ESDM 1827.K/30/MEM/2018
LAMPIRAN IV

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN


MINERAL DAN BATUBARA

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP Minerba)


yang terdiri atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan dan Keselamatan
Operasi (KO) Pertambangan, diterapkan oleh Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi,
IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian, dan perusahaan jasa pertambangan.

Penerapan SMKP Minerba terdiri atas elemen sebagai berikut:


1. kebijakan;
2. perencanaan;
3. organisasi dan personel;
4. implementasi;
5. pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut;
6. dokumentasi; dan
7. tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja.
Audit SMKP Minerba:
1. Audit Internal (dilakukan oleh internal perusahaan) / Audit Eksternal (dilakukan
oleh lembaga yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
2. Skema Proses Pelaksanaan Audit Internal dan Eksternal
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.

Ruang Penilaian Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Lingkup Batubara atau Sistem Manajemen
Petunjuk Keselamatan Pertambangan khusus pada
pengolahan dan/atau pemurnian.
Teknis
Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
BAGIAN#1
PENERAPAN
SMKPMINERBA

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V ELEMEN VII
PEMANTAUAN, TINJAUAN
ELEMEN II EVALUASI, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN PENINGKATAN
DAN TINDAK KINERJA
LANJUT

SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan
dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
ELEMEN #1
KEBIJAKAN

PENYUSUNAN I S I K EBI JA K A N P E N ETA PA N KOMUNIKASI T I N JAUA N


KEBIJAKAN KEBIJAKAN K EBI JA K A N
KEBIJAKAN
Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan K3 dan KO, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
ELEMEN #2
PERENCANAAN

I D E N T I F I K A S I D A N K E PAT U H A N P E N E TA PA N
PENELAHAAN MANA JEMEN R E N C A N A K E R JA
T E R H A DA P K E T E N T UA N T UJ UA N , S A S A R A N ,
AWAL R I S I KO DAN ANGGARAN KP
P E R AT U R A N P E R U N DA N G A N PROGRAM

Perusahaan melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; melakukan manajemen
risiko; mengidentifikasi dan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP; menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP dalam RKAB
Pengaturan Baru: Penelaahan Awal
Penelaahan awal menggambarkan tingkat pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
Tingkat Terencana
Tingkat Dasar • telah terdapat sistem yang terencana dan
dikembangkan, namun hanya berfokus
• sistem yang ada hanya sekedar terhadap penurunan angka kecelakaan,
1 pemenuhan regulasi;
• implementasi hanya dilakukan saat
Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit 3
tenaga kerja, dan PAK; dan
dilakukan kegiatan pengawasan. • fokus hanya pada penerapan program
Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
Tingkat Reaktif Tingkat Proaktif
• sistem bekerja berdasarkan • target dan sasaran Keselamatan Pertambangan
kejadian/insiden; telah ada di masing-masing departemen/bagian
2 • hanya fokus terhadap dan menjadi poin utama dalam penyusunan 4
masalah/kejadian; dan rencana kegiatan (activity plan); dan
• investigasi hanya difokuskan terhadap • sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
kesalahan manusia. pekerjaan.
Tingkat Resilient
5 seluruh Pekerja Tambang baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja
sesuai dengan peraturan Keselamatan Pertambangan.
Struktur
StrukturOrganisasi,
Organisasi,Tugas Tanggung
Tugas JawabJawab
Tanggung dan Wewenang
dan Wewenang Penunjukan Team Tanggap Darurat

KTT, KTBT,
KTBT,KKK
KKK Seleksi dan Penempatan Personel
PJO Untuk
PJO UntukPerusahaan
PerusahaanJasa
JasaPertambangan
Pertambangan
Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Bagian K3
Bagian K3 dan
dan KO
KOPertambangan
Pertambangan
Komunikasi Keselamatan Pertambangan
Pengawas Operasional
Pengawas Operasionaldan
danTeknik
Teknik
Administrasi Keselamatan Pertambangan
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Komite Keselamatan Pertambangan

ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
Pelaksanaan Pengelolaan Operasional Penetapan Sistem Pembelian
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa
Pertambangan
Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja
Pengelolaan Keadaan Darurat
Pelaksanaan Pengelolaan Keselamatan Operasional
Pertambangan Penyediaan dan Penyiapan P3K
Pelaksanaan Bahan Peledak dan Peledakan
Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan (off the
job safety)
Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa

ELEMEN #4
IMPLEMENTASI
Pengaturan Baru: Pengelolaan Operasional
Dalam pengelolaan operasional, Pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mempertimbangkan pendekatan keselamatan
berbasis perilaku Pekerja Tambang
(behavior based safety)
Pemantauan dan pengukuran kinerja

Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan

ELEMEN #5 Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan


Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya yang

PEMANTAUAN,
terkait

Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya, dan


Penyakit Akibat Kerja

EVALUASI, DAN Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan


Pertambangan

TINDAK LANJUT Audit Internal Penerapan SMKP Minerba.

Tindak lanjut ketidaksesuaian

Perusahaan melakukan pemantauan, evaluasi terhadap


kinerja K3 dan KO dan menindaklanjuti adanya
ketidaksesuaian
ELEMEN #6 Perusahaan menetapkan, memelihara dan melakukan
pengendalian sistem dokumentasi dengan baik mulai dari
kebijakan, TSP, pedoman, prosedur, IK, standar, dan rekaman

DOKUMENTASI • 01 Manual SMKP

• 02 Pengendalian Dokumen

• 03 Pengendalian Rekaman

• 04 Dokumen dan Rekaman


ELEMEN #7
TINJAUAN
MANAJEMEN DAN Masukan Tinjauan Manajemen
PENINGKATAN Keluaran Tinjauan Manajemen
KINERJA

Manajemen puncak perusahaan wajib melakukan


tinjauan manajemen terhadap implementasi SMKP
Minerba secara berkala dan terencana, dan
rekaman terhadap pelaksanaan tinjauan
manajemen harus dipelihara dan dikomunikasikan
BAGIAN#2
PENILAIANPENERAPAN
SMKPMINERBA

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


Skema Proses Pelaksanaan Audit

6 Pelaksanaan
Tindak Lanjut
5 Audit
4 Penyelesaian
3
Penyiapan, Audit
2 Pelaksanaan Pengesahan
Persiapan Kegiatan dan
1 untuk Audit Penyampaian
Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Laporan Audit
Tinjauan Audit
Permulaan Dokumen Lapangan
Audit
Audit SMKP Minerba:
Pembobotan Nilai Elemen Kebijakan 10%
Perencanaan 15%

Organisasi dan Personel 17%

Implementasi 35%

Pemantauan, Evaluasi
15%
dan Tindak Lanjut

Dokumentasi 3%

Tinjauan Manajemen dan


5%
Peningkatan Kinerja
Audit SMKP Minerba:
Penilaian (Scoring) Sub Elemen
• Range Penilaian 0 s.d. 4
• Setiap Sub Elemen memiliki kriteria penilaian yang berbeda, yang
terdefinisikan dengan jelas untuk setiap nilai.
• Penilaian lebih menitikberatkan pada keberhasilan dan konsistensi
penerapan pada kegiatan operasional lapangan, bukan pemenuhan
dokumen.

2 3 4
0 1
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”

0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan


perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat visi, misi, dan tujuan, dan
1
belum terdapat komitmen dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan
2
Keselamatan Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan
Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan
3
Keselamatan Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan
Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
4 dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan Pertambangan.
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018 Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
Nilai
Isi Kebijakan
Maksimum
Memuat: 0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan
a. Visi, misi dan tujuan perusahaan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan 2 1 visi, misi, dan tujuan, dan belum terdapat komitmen dalam
c. Kerangka dan program kerja 2 melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
d. Komitmen K3 Pertambangan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
e. Komitmen KO Pertambangan 2 dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
Komitmen untuk mendorong keterlibatan 2 Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan Keselamatan
f. 2
pekerja tambang Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja
Komitmen untuk mematuhi ketentuan dan Keselamatan Pertambangan.
g. peraturan perundang-undangan serta 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
persyaratan lainnya yang terkait dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
3 Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan Keselamatan
NILAI PEMENUHAN Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
0 Tidak ada upaya Keselamatan Pertambangan.
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi persyaratan perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan yang 4 Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
diharuskan dalam elemen dan subelemen Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) Keselamatan Pertambangan.
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijakan”

0 perusahaan tidak melakukan komunikasi kebijakan


1 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan namun belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami
oleh Pekerja Tambang; dan belum menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal
dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya
2 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dengan kondisi
a) telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; namun belum menggunakan beberapa
media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, atau
b) telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing),
dan/atau media lainnya, namun belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja
3 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
Pekerja Tambang; dan telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam
apel (briefing), dan/atau media lainnya, namun belum melakukan evaluasi ketersampaian informasi kepada
seluruh departemen/bagian dari Pekerja Tambang.
4 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
Pekerja Tambang; dan telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam
apel (briefing), dan/atau media lainnya, serta telah melakukan evaluasi ketersampaian informasi kepada
seluruh departemen/bagian dari Pekerja Tambang.
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijak an”
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018 Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
0 perusahaan tidak melakukan komunikasi kebijakan
Nilai 1 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan namun
Komunikasi Kebijakan belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja;
Maksimum
Kebijakan Keselamatan dan belum menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman,
brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya
Pertambangan dijelaskan dan 2
2 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dengan kondisi:
disebarluaskan
a) telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja;
namun belum menggunakan beberapa media seperti papan
pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media
NILAI PEMENUHAN lainnya, atau
0 Tidak ada upaya b) telah menggunakan beberapa media seperti papan
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media
persyaratan yang diharuskan dalam elemen lainnya, namun belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami
dan subelemen oleh Pekerja
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan 3 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja g; dan telah
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur,
verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, namun belum
melakukan evaluasi ketersampaian informasi kepada seluruh
departemen/bagian dari Pekerja.
4 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah
menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; dan telah
BAGIAN
#3
PELAPORAN
SMKPMINERBA
#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!
DASAR HUKUM
PELAPORAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

PERMEN ESDM NO. 11 TAHUN 2018 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018

KETENTUAN UMUM FORMAT PENYUSUNAN


LAPORAN BERKALA
LAPORAN
FORMAT PENYUSUNAN
SANKSI LAPORAN KHUSUS
PELAPORAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Pelaporan
Berkala

Laporan Bulanan
dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan.

Laporan Triwulan
dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.

Laporan Audit Internal SMKP Minerba dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
Triwulan ke- IV.
Laporan Audit Internal SMKP Minerba

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018


Pasal 18 Ayat 3
“Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib
melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.”
PELAPORAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Pelaporan
Khusus

• Dilaporkan sesaat setelah terjadinya awal kecelakaan, awal kejadian berbahaya, kejadian
akibat penyakit tenaga kerja, dan sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan pemeriksaan
penyakit akibat kerja
• Dilaporkan 14 hari kerja setelah Audit Eksternal SMKP Minerba dinyatakan selesai

Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba dilaporkan 14 hari kerja setelah


Audit Eksternal SMKP Minerba dinyatakan selesai
Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018


Pasal 18 Ayat 4
“Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat
penyakit tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau
untuk kepentingan penilaian kinerja keselamatan pertambangan,
KaIT dapat meminta kepada Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.”
PRAKTEK PENGELOLAAN SMK3 DI
PERTAMBANGAN
Men g ide n tifikasi bahaya
Mengidentilikasi tindakan untuk mencegah
REAKTIF insiden terulang kembali

Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah


PROAKTIF terjadinya insiden

Mengidentifikasi tindakan berdasarkan tren data


PREDIKTIF operasional

37
www.garudasystrain.go.id
Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian mencakup:

a. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam mengelola risiko menggunakan tools:
b. Program Keselamatan Kerja
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Kerja

Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada pekerja baru, pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan
untuk menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan lainnya.
c. Kampanye K3

Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
peraturan perundangundangan. Pelaksanaan kampanye keselamatan dievaluasi sebagai bahan
peningkatan kinerja keselamatan kerja.
d. Administrasi Keselamatan Kerja

Administrasi keselamatan kerja mencakup:

1. Buku Tambang. Pemegang izin usaha pertambangan memiliki Buku Tambang yang disimpan dan selalu tersedia di
Kantor KTT/PTL serta salinannya disimpan di Kantor KaIT/Kepala Dinas.
2. Buku Daftar Kecelakaan Tambang. Pemegang izin usaha pertambangan memiliki Buku Daftar Kecelakaan
Tambang yang disimpan dan selalu tersedia di Kantor KTT/PTL.
3. Pelaporan Keselamatan Kerja. Pelaporan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan format dan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Rencana Kerja, Anggaran dan Biaya Keselamatan Kerja. Rencana Kerja, Anggaran, dan Biaya keselamatan kerja
disusun sesuai dengan format dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Prosedur dan/atau Instruksi. Kerja KTT/PTL menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, melaksanakan, dan
mendokumentasikan seluruh prosedur dan/atau instruksi kerja untuk menjamin setiap kegiatan dapat dijalankan
secara aman.
6. Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan serta
persyaratan lainnya.

KTT/PTL mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan memelihara setiap dokumen dan laporan terkait pemenuhan
kompetensi, dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta persyaratan lainnya.
Contoh :Administrasi Keselamatan Kerja
Contoh Struktur Organisasi Penambangan
e. Manajemen Keadaan Darurat
Mencakup:

1. Identifikasi dan Penilaian Potensi Keadaan Darurat. Setiap potensi keadaan darurat yang mungkin muncul
diidentifikasi dan dinilai.
2. Pencegahan Keadaan Darurat. Program pencegahan keadaan darurat disusun dan dilaksanakan sesuai dengan
hasil identifikasi potensi keadaan darurat.
3. Kesiapsiagaan Keadaan Darurat. Penanggulangan keadaan darurat direncanakan sesuai dengan tingkatan atau
kategori keadaan yang sudah diidentifikasi. Pertambangan yang Berkompeten agar disiapkan, untuk menjamin
keadaan darurat dapat dideteksi dan ditanggulangi sesegera mungkin.
4. Respon Keadaan Darurat. Pada saat terjadi keadaan darurat, sumber daya, sarana, dan prasarana serta Tenaga
Teknis Pertambangan yang Berkompeten sesegera mungkin dapat menanggulangi keadaan darurat.
5. Pemulihan Keadaan Darurat. Pemulihan keadaan darurat paling kurang mencakup pengaturan tim pemulihan,
investigasi keadaan darurat, perkiraan kerugian, pembersihan lokasi, operasi pemulihan, dan laporan
pemulihan pasca keadaan darurat.
Contoh : Manajemen Keadaan Darurat
f. Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja dan kegiatan meliputi:

1. Perencanaan inspeksi;
2. Persiapan inspeksi;
3. Pelaksanaan inspeksi;
4. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5. Evaluasi inspeksi; dan
6. Laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.
Contoh Inspeksi Keselamatan Kerja
g. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya

Kecelakaan dan kejadian berbahaya dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL, atau Inspektur Tambang
berdasarkan pertimbangan KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT. KTT/PTL segera melakukan
Penyelidikan terhadap semua kecelakaan dan kejadian berbahaya dalam waktu tidak lebih dari 2 x
24 jam.
Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian mencakup:

a. Program Kesehatan Kerja


Program kesehatan kerja dibuat dan dilaksanakan untuk mencegah kejadian akibat penyakit tenaga
kerja dan penyakit akibat kerja serta menciptakan budaya sehat di tempat kerja. Program kesehatan
kerja dibuat dan dilaksanakan melalui pendekatan 4 (empat) pilar yaitu promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.

Pemeriksaan kesehatan kerja mencakup:

a. Pemeriksaan kesehatan awal,


b. pemeriksaan kesehatan berkala,
c. Pemeriksaan kesehatan khusus,
d. pemeriksaan kesehatan akhir,
Contoh Program Kesehatan
Pengelolaan Kelelahan Kerja (fatigue)
Pengelolaan kelelahan kerja (fatigue) meliputi:

a. melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang dapat menimbulkan kelelahan pekerja tambang;
b. memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua pekerja tambang tentang pengetahuan pengelolaan dan
pencegahan kelelahan khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja bergilir (shift);
c. mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja tambang; dan
d. melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan pada pekerja tambang sebelum awal gilir kerja (shift) dan
saat pekerjaan berlangsung.
b. Higiene dan Sanitasi
Higiene dan sanitasi dilakukan dengan menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya
higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja.
c. Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja Tambang

Pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja tambang dilakukan dengan memastikan bahwa
penyediaan makanan dan minuman telah memenuhi syarat keamanan, kecukupan, dan higienitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan aspek keseimbangan gizi pekerja.
d. Lingkungan Kerja

Pengelolaan lingkungan kerja dilakukan dengan cara antisipasi, pengenalan, pengukuran dan
penilaian, evaluasi, serta pencegahan dan pengendalian bahaya dan risiko di lingkungan kerja.
Pengelolaan lingkungan kerja paling kurang mencakup:
a. pengelolaan debu;
b. pengelolaan kebisingan;
c. pengelolaan getaran;
d. pengelolaan pencahayaan;
e. pengelolaan kuantitas dan kualitas udara kerja;
f. pengelolaan iklim kerja;
g. pengelolaan radiasi;
h. pengelolaan faktor kimia;
i. pengelolaan faktor biologi; dan
j. pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan

a. Penyimpanan atau Penimbunan Bahan Peledak


b. Jarak Aman Gudang Bahan Peledak
1) Lokasi gudang bahan peledak di permukaan mempertimbangkan jarak aman terhadap:
2) Lokasi gudang di bawah tanah dalam garis lurus paling kurang berjarak:
3) Pengaturan ruangan dan persyaratan keselamatan gudang bahan peledak
4) Penyimpanan bahan peledak
5) Juru Ledak
6) Kepala dan petugas gudang bahan peledak
7) Pengamanan gudang bahan peledak
8) Buku catatan bahan peledak
9) Penerimaan dan pengeluaran bahan peledak
10) Pemeriksaan gudang bahan peledak.
11) Rekomendasi pembelian bahan peledak
c. Pengangkutan Bahan Peledak
d. Pemboran untuk Peledakan
e. Peralatan dan perlengkapan peledakan
f. Pekerjaan peledakan
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan (lanjutan…)

g. Peledakan menggunakan kendali jarak jauh


h. Radius aman peledakan
i. Peledakan dengan penanganan khusus
j. Peledakan tidur
k. Pasca peledakan dan peledakan mangkir
1) Pasca Peledakan
2) Peledakan Mangkir
Keselamatan Fasilitas Pertambangan

a. Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan dibangun cukup kuat dan kokoh dengan memperhatikan kondisi alam seperti
gempa, banjir dan lainnya. Perawatan gedung dilakukan secara berkala sehingga kondisinya tetap aman
dan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan gedung, yang terdiri atas:

1) pemeliharaan dan perawatan gedung dan bangunan;


2) perlindungan terhadap pekerjaan di bagian atas;
3) jalur atau gang;
4) proteksi gedung;
5) jalan untuk menyelamatkan diri;
6) penyalur petir;
7) perlindungan terhadap kemungkinan terjatuh;
8) jembatan kerja (gantri);
9) jalan bertangga (stairway);
10) jalan melalui lubang pada lantai (hatchways) dan lubang pada dinding (wall opening); dan/atau
11) penggunaan tangga.
b. Perbengkelan

Bengkel dioperasikan dan dipelihara dalam keadaan bersih, rapi sehingga tidak menimbulkan bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan serta tidak mengganggu atau mengotori lingkungan. Pengoperasian
dan pemeliharaan pada perbengkelan terdiri atas:

1) pengaturan peralatan dan fasilitas;


2) tindakan pencegahan terhadap kebakaran atau ledakan;
3) tindakan pengamanan terhadap uap dan gas berbahaya;
4) peralatan pengaman;
5) penggunaan motor penggerak dan mesin;
6) mesin gerinda;
7) pekerjaan pengecatan;
8) bengkel pandai besi;
9) pekerjaan dengan alat las;
10) mengelas dengan gas bertekanan atau gas yang dicairkan;
11) mengelas dan memotong wadah;
12) mengelas dengan listrik;
13) bangunan atau ruangan penyimpanan zat cair mudah menyala atau terbakar;
c. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Dalam Kegiatan Pertambangan

Stasiun pengisian bahan bakar dalam kegiatan pertambangan paling kurang memenuhi persyaratan:

1) area pengisian (pump island) minimum terdiri atas fuel dispenser, refuse container, dan bollard
pengaman;
2) jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke dekat pompa, dan mudah untuk
berbelok pada saat keluar dari tempat pompa tanpa halangan dengan jarak pandang yang baik bagi
pengemudi pada saat keluar area pengisian bahan bakar minyak;
3) jalur masuk dan keluar kendaraan tidak boleh saling bersilangan;
4) lebar jalur masuk dan keluar minimal selebar kendaraan terbesar yang dilayani ditambah
allowance/kelonggaran yang memadai;
5) petugas pompa bahan bakar dipersyaratkan yang berkemampuan; dan/atau
6) sarana pencegahan dan pemadam kebakaran
d. Stockpile

Stockpile dipersyaratkan memenuhi kriteria paling kurang terdiri atas:


1) sistem drainase dan tanggul pengaman yang baik;
2) rambu-rambu keselamatan dan tanda peringatan;
3) tersedianya eye wash yang berfungsi dengan baik; dan
4) lampu penerangan yang memadai.
e. Keselamatan Tambang Permukaan

Dalam merencanakan tambang permukaan agar memperhatikan keselamatan operasional yang


meliputi:
1) kemiringan lereng tambang dan timbunan;
2) geometri permuka kerja;
3) tahapan penambangan;
4) dimensi jalan tambang dan jalan angkut;
5) bendungan;
7) rencana penanganan material lumpur dan penanganan pergerakan tanah;
8) dimensi tanggul pengaman;
9) perencanaan peledakan; dan
10) penanganan lubang bekas tambang.
f. Keselamatan Tambang Bawah Tanah

a. Jalan Keluar pada Tambang Bawah Tanah


b. Perlindungan Tempat Kerja pada Tambang Bawah Tanah
c. Penerangan pada Tambang Bawah Tanah
d. Komunikasi pada Tambang Bawah Tanah
e. Sumuran dan Derek pada Tambang Bawah Tanah
f. Alat Pemanjat Lubang Naik pada Tambang Bawah Tanah
g. Pengangkutan Pada Tambang Bawah Tanah
h. Ventilasi pada Tambang Bawah Tanah
i. Penirisan Gas Metana pada Tambang Bawah Tanah
j. Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas dan Debu Mudah Menyala pada Tambang Bawah Tanah
k. Pencegahan Kebakaran di Tambang Bawah Tanah
l. Kontrol Batuan, Penyangga dan Cara Melakukannya
m. Penirisan Air Tambang Bawah Tanah
g. Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

b) Pengendalian operasional pengolahan dan/atau pemurnian

Dalam melaksanakan kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1) mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko yang muncul pada kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian khususnya logam panas dan bahaya ledakan;
2) melakukan pengendalian terhadap risiko yang muncul secara memadai;
3) menyediakan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pada pengolahan dan/atau pemurnian
yang layak;
4) menyediakan Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten dalam pelaksanaan kegiatan
pengolahan dan/atau pemurnian;
5) memastikan bahan pendukung yang digunakan ditangani sesuai petunjuk lembar data
keselamatan bahan dan ketentuan yang berlaku;
6) menyusun, menetapkan, dan melaksanakan prosedur kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian;
7) melakukan pengolahan dan pemantauan area kerja kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian;
8) menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai serta Tenaga Teknis Pertambangan
yang Berkompeten yang diperlukan untuk pengelolaan keadaan darurat.
Contoh Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian tambang
Minimum persyratan Personil HSE Mining

1. Training AK3 Umum

2. Training SMK3 / SMKP

3. Training POP/POM
(Pengawas Operasional Pertama/ Pengawas Operasional Madya)

slidefactory
www.garudasystrain.go.id 67
terimakasih
info@garudasystrain.co.id

Jl. Raya Tajur No. 162 G – Bogor Selatan 16134

+62 811 117221


+62 856 91118199

www.garudasystrain.co.id

slidefactory
www.garudasystrain.go.id 68

Anda mungkin juga menyukai