Anda di halaman 1dari 7

Pahlawan Perkasa

Di medan peperangan yang keras beradu,


Pahlawan berdiri, tangan berani menjulang.
Dengan senyuman yang takkan pernah pudar,
Mereka jadi pelita, cahaya yang memancar.

Berseragam gagah, hati penuh dedikasi,


Mereka melangkah tanpa ragu dan tunduk pada bahaya.
Pahlawan sejati, tak hanya dalam cerita,
Mereka nyata, mengukir sejarah yang abadi.

Dalam kegelapan, mereka adalah sinar terang,


Menyongsong masa depan, membawa damai.
Pahlawan-pahlawan tak kenal lelah,
Menjadi teladan, penuh keberanian.

Pahlawan gagah berani


Pemberi manfaat yang sejati
Tak hanya berdiri di medan perang
Namun juga berdiri di garis depan peradaban
Guru
Di kelas ilmu, guru bertugas agung,
Jasa-jasanya melampaui angan-angan.
Bimbingan tulus, cemerlang ilmunya,
Cantik dan tampan bukan hanya wajah, melainkan budi luhurnya.

Kemuliaan terpancar dari setiap kata,


Memberi cahaya pada dunia yang gelap.
Guru, penuntun bijak, kesabaran tiada tara,
Menyulam harap di setiap hela napas.

Di antara murid-murid,dia berdiri gagah,


Memberi teladan, mengukir jejak di hati.
Kesetiakawanan dan kebijaksanaan, Menyinari jalan,
menjadi mercusuar kebaikan yang abadi.

Cerdas, cantik, nan apik


Membimbing dengan penuh harap
Tuk menjadikan kami manusia cemerlang
Menorehkan prestasi
dan berguna di masa depan

teguh, sabar, nan gagah


menasehati dengan hati ikhlas
tuk menjadikan kami manusia berilmu
menorehkan manfaat
dimanapun dan kapanpun
Tekad
Di kelas kecil yang penuh tawa,
Aku berangan,
cita-cita bersinar cahaya
dengan hati penuh impian,
ku bermimpi jadi pahlawan
menyelamatkan dunia dengan senyum ramah
Berpakaian putih, seperti prajurit muda,
Membawa damai, mengusir segala duka.
Menyambut masa depan dengan senyuman cerah
Melangkah maju dengan pasti
aku sungguh akan mewujudkan mimpi
Bunga Kasih Ibu
Di peluk hangat senja, terpancar sinar kelembutan,
Wajah ibu berseri, cantik bagai bunga kehidupan.
Pandangannya lembut, bagaikan peluk asmara,
Cantiknya ibu, tak tertandingi oleh waktu.

Kasih sayangnya, tak lekang oleh rintangan masa,


Bagai mata air yang mengalir dalam hati tak terganti.
Setiap senyumnya, setiap pelukannya,
Menyirami jiwa dengan cinta yang abadi.

Ibu, seperti pelita dalam kegelapan malam,


Menyinari langkah-langkah gelap dalam hidup.
Setiap doa yang terucap di bibirnya,
Mendampingi anak-anaknya
Agar kelak membangun desa,
Bangsa dan negara
Desaku
Di desa yang indah, hamparan sawah terbentang,
Luasnya memeluk alam, petani bekerja dengan gembira.
Sungai mengalir, sumber kehidupan yang tak terpisahkan,
tempat di mana kenangan bersinar terang.
Tanah subur, peluk erat tanaman yang tumbuh,
Padi menguning, jagung menjulang tinggi dengan gagah.

Cabai merah bersemi, kacang tanah menyemai kelezatan,


Desa memeluk alam, anugerah yang tak ternilai.
Dalam gurat sawah dan lembah yang hijau,
Aku menjalani harapan.
Dengan gigih berjuang
Menebar manfaat dan membangun peradaban
Di desa ku yang kucinta
Indonesia negeri pesona
Di bumi Nusantara yang mempesona,
Cantik, permai, dan indah, seolah taman surga.
Hamparan luas, dari Sabang hingga Merauke,
Indonesia, peradaban yang terus tumbuh.

Laut biru membentang, gunung menjulang gagah,


Kekayaan alam, berlimpah di setiap jengkal tanah.
Ragam suku dan budaya, memperkaya keberagaman,
Indonesia, khazanah berharga tanah air yang mulia.

Penduduknya elok, ramah dalam senyuman,


Di setiap sapaan, terasa kehangatan hati yang tulus.
Aku mencintai Indonesia, tanah kelahiranku,
Bukan hanya negeri, tapi rumah bagi jiwa dan cinta.

Di desa-desa yang damai, kota-kota yang maju,


Terhanyut aku dalam pesona keindahanmu.
Indonesia, derap langkahku selalu merindu,
Cintaku untukmu takkan pudar dan redup.
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E aule
Na mangu rangi
Mato'lorang mato'lorang je'ne mato

E aule
Namangngu'rangi
Tutenaya tutenaya parisina

Anda mungkin juga menyukai