Anda di halaman 1dari 9

Bagaimana Ajaran Overview

Susila Hindu dalam


A. Menelusuri konsep dan urgensi ajaran susila Hindu dalam membangun
Membangun Moralitas moralitas mahasiswa Hindu
Mahasiswa Hindu? B. Menanya alasan mengapa ajaran susila Hindu diperlukan dalam
membangun moralitas mahasiswa Hindu
C. Menggali sumber teologis dan filosofis tentang ajaran susila Hindu
Oleh dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu
Drs. I Nyoman Warta, M.Hum D. Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan ajaran susila
Hindu dalam membangun moralitas mahasiswa Hindu
E. Mendeskripsikan esensi dan urgensi ajaran susila Hindu dalam
membangun moralitas mahasiswa Hindu

Mahasiswa dalam Globalisasi


Mahasiswa dalam Globalisasi Terjadinya penurunan moralitas
mahasiswa di Indonesia dengan meningkatnya
Penjaga Identitas Bangsa
Agent of Change Apatisme Hedonisme Anarkisme Plagiarisme
Aset Bangsa
Penurunan Moral Mahasiswa
Susila Pengaruh internal
Tingkah laku hubungan Tri Mala
timbal balik yang selaras 1. Nithya Hrdaya
dan harmonis antara 2. Nithya Wacana
sesama manusia dengan 3. Nithya Laksana
alam semesta (lingkungan)
Sad Ripu Sapta Timira
yang berlandaskan 1. Surupa
1. Kama
atas korban suci (Yadnya), 2. Dhana
2. Lobha
keikhlasan, dan kasih 3. Guna
3. Krodha 4. Kulina
sayang.
4. Mada 5. Yohana
5. Matsarya 6. Sura
6. Moha 7. Kasuran

Menanya alasan mengapa ajaran


susila Hindu diperlukan dalam
Selain sifat – sifat buruk yang ada pada diri manusia
membangun moralitas
itu sendiri, pengaruh lingkungan akan sangat
berdampak pada bagaimana kita bersikap dan
mahasiswa Hindu
bertingkah laku yang harmonis.

Zaman Kali Yuga di mana moralitas berada di titik


terendahnya.
ETIKA ETIKA
Pengertian Pengertian

Secara istilah, etika mempunyai tiga arti:


1. nilai-nilai dan norma-norma moral yang
Dari bahasa Yunani : “ethos” menjadi pegangan bagi seseorang atau
Arti : tempat tinggal yang biasa, padang suatu kelompok dalam mengatur tingkah
rumput, kandang; kebiasaan, adat; watak; lakunya.
perasaan, sikap, cara berpikir. 2. Berarti kumpulan asas atau nilai moral
Dalam bentuk jamak “ta etha” (kode etik). Misalnya, kode etik
Arti : adat kebiasaan kedokteran, kode etik peneliti,
Oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan 3. Etika berarti ilmu tentang yang baik atau
filsafat moral. buruk. Etika menjadi ilmu bila
kemungkinan-kemungkinan etis menjadi
bahan refleksi bagi suau penelitian
sistematis dan metodis. Di sini sama
artinya dengan filsafat moral.

MORAL MANA YANG BAIK ATAU TIDAK BAIK

Pengertian
NILAI
Naturalisme Nonnaturalisme
Definisi Definisi
Dari kata bahasa latin “mores” berarti ‘adat
sejumlah fakta yang dapat diuji secara bukan sekadar fakta, melainkan lebih
kebiasaan’.
empiris. bersifat normatif dalam menentukan
Kata mores ini mempunyai sinonim; mos, moris,
Misal sifat perilaku yang baik seperti jujur, sesuatu apakah ia baik atau buruk, benar
manner mores atau manners, morals.
adil, dan dermawan atau kebalikannya atau salah
Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti
menjadi indikator untuk menentukan Indikator
akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna
predikat seseorang berperilaku baik atau Tidak hanya ditentukan oleh konsekuensi dari
tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang
tidak baik. suatu perbuatan, tetapi juga dipengaruhi oleh
menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam
Indikator intuisi moral yang dimiliki manusia, sebuah
hidup.
konsekuensi dari setiap perbuatan kesadaran langsung adanya nilai murni seperti
“Moral adalah ajaran atau pedoman yang dijadikan landasan untuk bertingkah benar atau salah dalam setiap perilaku, objek
atau seseorang.
laku dalam kehidupan agar menjadi manusia yang baik.”
Ajaran Susila dalam Agama Hindu Ajaran Susila dalam Agama Hindu

Tujuan Ajaran Tujuan Ajaran


Susila Susila

Untuk membina agar umat Hindu dapat memelihara hubungan baik, hidup
Untuk membina agar umat Hindu selalu bersikap dan
rukun, dan harmonis di dalam keluarga maupun masyarakat. bertingkah laku yang baik kepada setiap orang tanpa
pandang bulu

Ajaran Susila dalam Agama Hindu Ajaran Susila dalam Agama Hindu

Tujuan Ajaran Tujuan Ajaran


Susila Susila

Untuk menghindarkan adanya hukum rimba di


Untuk membina agar umat Hindu dapat menjadi manusia
masyarakat di mana yang kuat selalu menindas yang
yang baik dan berbudi luhur
lemah
Ajaran Susila dalam Agama Hindu Ajaran Susila dalam Agama Hindu

Moralitas Degradasi Moral


Mahasiswa Mahasiswa

Keluarga, perguruan tinggi, dan


lingkungan
agent of change
Gaya hidup

moral force Keteladanan

intellectual force Penyalahgunaan substansi


teknologi dan asupan negatif oleh
media

Pergerakan mahasiswa

Ajaran Susila dalam Agama Hindu


MORAL
AHIMSA Dasar Moralitas
(Bhagavadgita)
Dari bahasa Sanskerta “himsa” berarti  Kitab ini adalah salah satu dari prasnatraya (tiga kitab sumber inspirasi para
‘kekerasan’. pemikir Hindu dalam mengembangkan pandangan filosofisnya, terutama tentang
Himsa berbeda dengan danda. Himsa filsafat ketuhanan. Tiga kitab dimaksud adalah Vedanta, Brahmasutra, dan
melukai orang yang tidak bersalah. Bhagavadgita) yang paling banyak tersebar luas dalam berbagai versi terjemahan,
Sedangkan danda (hukuman) adalah tafsiran, dan belakangan ini semakin sering dirujuk oleh tokoh-tokoh agama Hindu di
tindakan pengedalian sah terhadap Indonesia.
orang yang bersalah.  Kitab ini adalah bagian dan atau dipandang sebagai inti dari kitab Mahabharata
Ahimsa adalah menahan diri terhadap yang telah memasyarakat sejak zaman jayanya agama Hindu di Indonesia. Bagian
himsa (kekerasan) yang menimbulkan Mahabharata yang mengandung teks Bhagavadgita, yaitu Bhismaparwa telah
rasa sakit dan penderitaan bagi dibahasajawakan pada abad ke-10, yaitu pada zaman Dharmawangsa Teguh.
makhluk yang memiliki kesadaran, yaitu  Teks Bhagavadgita yang menjadi pusat dialog antara Sri Krsna dengan Arjuna
manusia atau binatang. adalah kristalisasi dari nilai perjuangan manusia untuk menemukan Jati Diri di tengah-
tengah konflik moral dan kemanusiaan (perang di medan Kuru).
TRI HITA KARANA
Menggali sumber teologis dan Membangun argumen tentang
filosofis tentang ajaran susila dinamika dan tantangan ajaran
Hindu dalam membangun susila Hindu dalam membangun
moralitas mahasiswa Hindu moralitas mahasiswa Hindu

“soOurmuch
greatness lies not
in being able to
remake the world, as in
being able to remake
Ahimsa ( A berarti tidak , himsa berarti kekerasan) : anti
ourselves
-Mahatma Gandhi
” kekerasan
Ajaran ahimsa yang diajarkan oleh Gandi sudah menjadi
pemahaman dunia
Ajaran Gandhi tentang Satyagraha dan Ahimsa sangat relevan
untuk ditelaah dan diamalkan khususnya dalam situasi
masyarakat yang dihantui kekerasan.
Mahasiswa sebagai agen perubahan ini seharusnya mampu
membenahi dirinya dengan moral dan susila terlebih dahulu
sebelum memikirkan
Kejahatan dan kekerasan terjadi di berbagai tempat mulai dari Pada abad ke 20 ini dianggap sebagai abad yang
terhormat sampai gelandangan paling brutal dan merusak hampir sepanjang sejarah
umat manusia.
Mulai dari ujung utara Nusantara sampai selatan,
dari barat sampai ke timur, dan di rumah tangga, di
lembaga pendidikan.

Di berbagai sektor kehidupan kekerasan telah


menghantui masyarakat
Dengan runtuhnya tembok Berlin, pada waktu itu
orang-orang berharap bahwa abad baru akan
membawa perdamaian dan persudaraan.

Banyaknya bencana  dunia modern gagal dalam memperbaiki


Tetapi, sebuah gagasan baru yang dianggap relevan untuk menjawab persoalan
Kenyataan sangat jauh dari harapan dimana keadaan yang ada
semakin brutal. Misal kejadian 9/11 di USA.

Zaman makin modern seharusnya pengawasan yang ada


semakin canggih. Hukum keras dan pencegahan Dalam agama Hindu, agama bukanlah sebuah doktrin melainkan sebagai
kenyataannya tidak efektif kebenaran universal

Etika mempunyai nilai yang sangat strategis di dalam membina


masyarakat agar ajaran-ajaran agama yang abstrak tersebut menjadi riil
dapat dinikmati langsung kemuliaannya oleh diri sendiri, keluarga,
Justru teroris dan pelaku kejatahan semakin brutal masyarakat, dan negara.
seiring zaman yang semakin modern
Mengapa Ahimsa?
Karena ahimsa merupakan pintu pertama bagi orang mendekati
Dalam perspektif Hindu tidak pernah terjadi dikotomi yang pembebasan. Himsa-karma merupakan hal yang betentangan dengan
kaku antara agama dan ilmu pengetahuan, sains, teknologi, agama karena ahimsa merupakan dharma tertinggi “Ahimsa
dan agama berbeda, namun tujuannya sama, yaitu pramodharma”.
Dengan pikiran mengenai kekerasan membuat makluk hidup takut.
Manusia yang yang ideal adalah manusia yang tidak takut kepada orang
lain dan tidak membuat takut orang lain (Mahabrata)
Abhayudaya (kesejahteraan dan keselamatan duniawi)
Seseorang yang mengetahui dharma adalah orang ideal (sadhu). Secara
konsisten didefinisikan oleh wiracarita dan kitab-kitab purana sebagai
Nishreya (kebaikan rohani). seseorang yang selalu sibuk melakukan kebaikan bagi orang lain melalui
tubuh, pikiran. Di samping itu tidak mempunyai keinginan menyakiti
orang lain atau iri hati kepada orang lain serta ia yang melihat dan
memperlakukan semua makhluk hidup secara sama (Bhagavad-gita
V.25; Mahabarata, SantiParva).

Tat Twam Asi merupakan ajaran sosial tanpa batas

Saya adalah kamu dan sebaliknya


Mendeskripsikan esensi dan kamu adalah saya dan segala mahluk
adalah sama.
urgensi ajaran susila Hindu dalam
membangun moralitas mahasiswa
Hindu “Sehingga menolong orang
lain berarti menolong diri
sendiri.

Untuk mewujudkan keselarasan dan kerukunan dalam pergaulan
hidup, ajaran Susila diwujudkan dalam bentuk ajaran Tri Kaya Parisuda
Esensi Ajaran Susila
yang artinya tiga perilaku manusia yang disucikan:
Ajaran susila memberikan petunjuk, pertimbangan, dan
tuntunan untuk berbuat dengan penuh rasa tanggung
jawab karena pada dasarnya moral adalah bagian dari
kepribadian (personality). Manusia yang bermoral
1. Manachika Parisudha, yaitu berpikir yang baik dan benar adalah manusia yang dapat memfungsikan ketiga
potensi cipta (pikiran), rasa (perasaan), dan karsa
2. Wacika Parisudha, yaitu berkata yang baik dan benar (kehendak) secara baik.
3. Kayika Parisudha, yaitu yang berbuat baik dan benar
Dalam ajaran susila dikatakan bahwa Ahimsa adalah
kebajikan tertinggi, perbuatan dharma, pengendalian
Implementasi ajaran agama dalam mewujudkan keseimbangan diri tertinggi dan kebenaran tertinggi.
adalah dengan mengimplementasikan konsep satyam
(kebenaran), siwam (kesucian), dan sundaram (keindahan).

Nilai moral dapat dilihat dalam ajaran tentang karma


phala. Keyakinan tentang karma phala tertuang dalam
Sradha dalam ajaran Hindu.
Panca sradha adalah lima keyakinan yang dimiliki oleh
umat Hindu :
1. Percaya terhadap adanya Brahman
2. Percaya terhadap adanya atman
3. Percaya terhadap adanya karmaphala
4. Percaya terhadap adanya punarbhawa
5. Percaya terhadap adanya moksa

Anda mungkin juga menyukai