Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

HUKUM KEPARTAIAN DAN PEMILU

Oleh : Muhammad Ardi Saputra

NIM : 2010211310094

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas

yang berjudul “Hukum Kepartaian Dan Pemilu” ini dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang di rencanakan. Tugas ini di buat untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana

Agar Pemilu Dapat Terlaksana Secara Jujur Dan Adil (Jurdil)”. Sholawat dan

salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga. Semoga

kita mendapat safaatnya di Yaumil Akhir nanti Amin.

Di dalam penulisan Tugas ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan

dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua

pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami, akhirnya Tugas ini

dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari penulisan Tugas ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tata cara penulisan.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan Tugas ini. Akhir kata kami berharap semoga tugas ini

bermanfaat bagi kita semua.

07 Mei 2023

Penulis_
 Bagaimana agar pemilu dapat terlaksana secara jujur dan adil?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
apa itu pemilu, tujuan pemilu, dan prinsip pemilu.

a. Pengertian pemilu
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Tujuan pemilu
Pemilihan umum bertujuan untuk memilih wakil rakyat untuk duduk didalam
Lembaga permusyawaratan/perwakilan rakyat, membentuk pemerintahan,
melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan, dan mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara, tujuan penyelenggaraan
pemilu yang diatur dalam Pasal 4 UU N0. 7 Tahun 2017 yaitu:
- Memperkuat system ketatanegaraan yang demokratis
- Mewujudkan pemilu yang adil dan berintegritas
- Menjamin konsistensi pengaturan system pemilu
- Memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi dalam pengarahan
pemilu
- Mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien.
c. Prinsip pemilu
Diketahui, pasal 3 UU NO 7 Tahun 2017 tentang pemilu menyebutkan ada 11
prinsip penyelenggaraan pemilu yaitu terdiri dari: mandiri, jujur, adil,
berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, professional, akuntabel,
efektif, dan efisien.
Pemilu memiliki fungsi utama untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-
benar mendekati kehendak rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu sarana
legitimasi kekuasaan. Pemilu dapat dikatakan aspiratif dan demokratisnapabila
memenuhi beberapa persyaratan. Selain itu, integritas dalam pemilu sangat diperlukan.
Penyelenggara pemilu yang berintegritas berarti mengandung unsur penyelenggaraan
yang jujur, transparan, akuntabel, cermat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Integritas penyelenggara menjadi penting, karena menjadi salah satu
tolak ukur terciptanya pemilu demokratis. Pemilu yang demokratis paling tidak harus
memiliki 5 pilar diantaranya adalah regulasi yang jelas, peserta pemilu yang
berkompeten, pemilih yang cerdas, penyelenggara pemilu yang berintegritas, dan
birokrasi yang netral.
Agar pemilu dapat terlaksana secara jujur dan adil maka diperlukan orang-orang
yang jujur didalam mengawal pemilu yang berlangsung. Upaya untuk mewujudkan
pemilu yang berintegritas dan demokratis diantaranya memastikan penyelenggara
pemilu bersifat professional, memastikan seluruh peserta pemilu baik partai politik
maupun calon mematuhi seluruh peraturan dalam pemilu, kontribusi dari pemerintah
baik melalui regulasi yang dibuat maupun keberpihakan.
Berdasarkan Undang-Undang N0. 7 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan pemilu
bahwa pemilu dilaksanakan berdaarkan asas-asas berikut :
- Langsung : pemilih harus memberikan suara di pemilu secara langsung. Suara
pemilih tidak boleh melalui perantara atau diwakilkan oleh siapapun.
- Umum : setiap warga negarayang sudah mencapai usia 17 tahun atau telah
menikah, memiliki hak untuk ikut memilih tanpa adanya diskriminasi terkait suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan. Dan status sosial.
- Bebas : rakyat berhak memilih sesuai hati Nurani tanpa adanya paksaan, tekanan,
atau pengaruh dari pihak manapun.
- Rahasia : suara pemilih bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh si pemilih itu
sendiri. Pilihan rakyat tidak akan diberitahu oleh pihak manapun.
- Jujur : setiap elemen dalam penyelenggaraan pemilu harus bersikap jujur sesuai
undang-undang yang berlaku, mulai dari penyelenggara, pemerintah dan partai
politik peserta pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara
tidak langsung, harus bersikap dan bertindak jujur.
- Adil : setiap pemilih dan partai polotik harus mendapatkan perlakuan yang sama
serta bebas dari kecurangan.
Berdasarkan undang-undang diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa asas
dalam pemilihan adalah suatu wadah atau tempat untuk menyelenggarakan penilu yang
mesti dipegang erat agar penyelenggaraannya berjalan dengan lancar tanpa ada
pelanggaran. Prinsip-prinsip yang telah diatur dalam undang-undang harus dilaksanakan
sebaik-bainya, tentunya peranan pemerintah yang diwakili Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sangat berpengaruh untuk mewujudkan prisip-prinsip itu.
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 22 E ayat 5, menyebutkan, “ Pemilihan Umum
diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional,
tetap dan mandiri”.34 Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU
merupakan suatu lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri, dan tetap dalam melaksanakan penyelenggaraan pemilu. Pemilu tentunya
memiliki tujuan yakni memilih wakil rakyat, wakil daerah membentuk pemerintahan
yang demokratis, kuat dan jadi lebih maju untuk kedepannya, sehingga
dalampenyelenggaraan pesta rakyat diperlukan suatu lembaga yang sangat berperan
penting tentunya untuk terlaksananya sesuai dengan mestinya pesta tersebut, maka
lembaga ini dibentuk dengan yang lebih dikenal KPU. Peranan yang lebih dominan
dikenal dengan istilah lakonan yang mesti dilakukan oleh suatu lembaga ini tentunya
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pelaksanaan pemilu diharapkan mampun
menjadi suatu perwujudan penyusunan tata kehidupan untuk tetap mempertahankan
jiwa nasionalisme dan mempertahankan cita-cita kemerdekaan dalam penyusunan tata
kehidupan kedepannya.
Komisi pemilihan umum tentunya suatu wujudan penyalur untuk rakyat dalam
menyuarakan hak pilihnya sebagai warga demokrasi, dibentuknya KPU merupakan
sebuah sarana atau upaya agar penyelenggaraan pemilu berjalan dengan baik, dapat
membantu terselenggaranya pemilu tanpa ada kendala ataupun kericuhan saat
berlangsung pemilihan umum tersebut. Berdasarkan undang-undang telah disebutkan
bahwa Komisi Pemilihan Umum merupakan suatu lembaga yang bersifat nasional, tetap
dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab
Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara pemilu mencakup seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga
yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan
tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelengarakan pemilihan umum
bebas dari pengaruh pihak manapun.
KESIMPULAN

Pemilu memiliki fungsi utama untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-


benar mendekati kehendak rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu sarana
legitimasi kekuasaan. Pemilu dapat dikatakan aspiratif dan demokratisnapabila
memenuhi beberapa persyaratan. Selain itu, integritas dalam pemilu sangat diperlukan.
Penyelenggara pemilu yang berintegritas berarti mengandung unsur penyelenggaraan
yang jujur, transparan, akuntabel, cermat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya.

Pemilu memiliki fungsi utama untuk menghasilkan kepemimpinan yang benar-


benar mendekati kehendak rakyat. Oleh karena itu, pemilu merupakan salah satu sarana
legitimasi kekuasaan. Pemilu dapat dikatakan aspiratif dan demokratisnapabila
memenuhi beberapa persyaratan. Selain itu, integritas dalam pemilu sangat diperlukan.
Penyelenggara pemilu yang berintegritas berarti mengandung unsur penyelenggaraan
yang jujur, transparan, akuntabel, cermat dan akurat dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya.

Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 22 E ayat 5, menyebutkan, “ Pemilihan Umum


diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional,
tetap dan mandiri”.34 Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU
merupakan suatu lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri, dan tetap dalam melaksanakan penyelenggaraan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai