Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum pewarisan mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifat
secara genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum tersebut
terdiri dari dua bagian yaitu hukum pemisahan atau segregration yang berisi
pada waktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan
disegregrasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk. Hukum
berpasangan secara bebas atau independent asorment, yang berisi segregasi
suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen
lainnya,sehingga dsi dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi
pemilihan kombinasi gen-gen secara bebas (Effendi, 2020).
Hukum mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen
induk yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan yang akan
diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya.
Hukum mendel I disebut juga dengan hukum segregasi bebas yang terjadi
pada persilangan monohibrid. Monohibrid adalah persilangan antara dua
individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda,
monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam dan
mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika
didominasi tampak sepenuhnya (Rinaldi, 2015).
Dengan adanya praktkum “Kebakaan” kita dapat mengetahui sifat
genotif dan fenotif pada manusia dilihat dari pengamatan memiliki lesung
dagu atau tidak, ujung telinga menggantung bebas atau menempel, ibu jari
tangan kiri diatas atau dibawah, ruas jari kelingking terujung menyerong
kedalam atau tidak menyerong, lidah melipat atau tidak melipat, rambut dahi
menjorok atau tidak menjorok, rambut pada jari atau tidak ada rambut, lesung
pipi atau tidak ada, lidah dapat digulung memanjang atau tidak dapat digulung
memanjang, dan gigi seri atas bervelah atau gigi seri atas tidak bercelah.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui angka-angka perbandingan genotif dan fenotif dari
hukum mendel.
2. Untuk dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.
C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui angka-angka perbandingan genotif dan fenotif dari
hukum mendel.
2. Dapat dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Secara etimologi kata genetika berasal dari kata genos dalam bahasa
latin yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang
asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada juga
kaitannya. Gentika adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk alih informasi
hayati dari generasi ke generasi, mendasari adanya perbedaan dan persamaan
sifat di antara individu organisme (Rohman, 2013).
Genetika merupakan cabang biolgi yang mencoba menjelaskan
persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup.
Genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa
yang diturunkan atau diwariskan dari induk kepada keturunannya. Serta
bagaimana mekanisme itu diturunkan dan bagaimana peran materi genetika
(Tobing, 2021).
Konsep genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang
bagaimana sifat diturunkan menjadi lebih luas lagi yakni ilmu yang
mempelajari tentang materi genetik. Secara luas genetika membahas struktur
materi genetik meliputi gen, koromosom, DNA, RNA, plasmid, episom dan
elemen tranposabel. Reproduksi materi genetik meliputi reproduksi sel,
replikasi DNA, reverse transcription, rolling circle replication, cytoplasmic
inheritance dan mendelian inheritance (Utami, 2021).
Kerja materi kinetik meliputi ruang lingkup materi genetik, transkripsi,
modifikasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi, konsep one gen one
enxyme, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen pada prokariotik, kontrol kerla
gen pada eukariotik, kontrol genetik terhadap respon imun, kontrol genetik
terhadap pembelahan sel, ekspresi kelamin, dan perubahan materi genetik.
Perubahan materi genetik meliputi mutasi dan rekombinasi. Bgenetika dalam
populasi dan perekayasan materi genetik (Rohman, 2013).
Genetika adalah ilmju yang informasi pewarisan sifat dari generasi ke
generasi penerusnya dan bagaimana informasi mendasari adanya perbedaan
dan persamaan sifat disetiap keturunannya, pewarisan sifat memiliki peran
untuk menumbuhkan kanker. Sifat keturunan biasanya identik dengan sifat
induknya, setengah dari kromosom ayah dan setengah kromosom ibu melalui
proses pembelahan sel. Gen terdapat di dalam kromosom yang ada didalam
inti sel, sedangkan inti sel membuat kode genetik yang mengandung
kromosom dalam jumlah tertentu (Effendi, 2020).
Genetika saat ini yang telah tumbuh dan berkembang sejak temuan hasil
percobaan J.G. mendel di umumkan pada 1966. Ilmu genetika terus tumbuh
dan berkembang pesat, banyak pengaplikasiannya sudah terbukti
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Masyarakat luas juga semakin banyak
yang menyadari peranan gen terhadap keberadaan makhluk hidup yang
ternyata berperan dalam menentukan kehidupan seluruh makhluk hidup
(Rinaldi, 2015).
Hukum mendel I merupakan hukum segregasi bebas menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (parent) yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya. Monohibrid berasal dari kata mono dan hibrid, mono
yang berarti satu/tunggal sedangkan hibrid yaitu hasil perwakinan antara dua
individu yang memiliki satu sifat beda atau persilangan dengan satu sifat
beda. Sifat beda yang dimaksud adalah sepasang sifat dalam satu alel
(Effendi, 2020).
Hukum mendel II disebut juga hukum berpasangan bebas atau hukum
asortasi bebas atau hukum independent assortment yang didasarkan pada
berpasangan bebas yang maksudnya adalah bila 2 indvidu mempunyai dua
pasang aatau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan
gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan
bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling mempengaruhi (Utami, 2021).
Persilangan monohibrid adalah perkawinan antara 2 individu dari
spesies yang sama yang memiliki satu sifat berbeda. Persilangan monohibrid
sangat berkaitan dengan hukum mendek I atau yang disebut dengan hukum
segregasi yang berbunyi pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegregasikan kedalam dua anakan. Keturunan pertamanya
(generasi F1) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini
dipengaruhi jika dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif (Tobing, 2021).
Persilangan monohibrid terbagi menjadi dua yaitu persilangan
monohibrid dominan dan ontermediet. Persilangan monohibrid dominan
adalah persilangan 2 individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda
dengan gen-gen yang dominan, sifat dominan dapat dilihat secara mudah yang
sifat yang lebih banyak muncul pada keturunannya. Persilangan
monohibridnintermediet adalah persilangan antara 2 individu sejenis yang
memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediet, kedua gen tidak
mempunyai sifat dominan dan resesif atau dengan kata lain kedua gen saling
mempengaruhi (Effendi, 2020).
Persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies
yang sama yang memiliki dua sifat berbeda. Persilangan dihibrid sangat
berhubungan dengan hukum mendel II yang berbunyi "independent
assortment of genes" atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini
berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke
masing-masing kutub ketika meiosis, hukum mendel II disebut juga hukum
asortasi (Rohman, 2013).
Gen didefinisikan sebagai interval sepanjang molekul-molekul DNA,
sebagian besar gen membawa informasi yang dibutuhkan dalam membuat
protein. Manusia memiliki sel-sel dengan 46 kromosom, 2 seks kromosom,
dan 22 pasang non seks kromosom (autosom). Kromosom pada pria adalah
"46, XY" dan kromosom pada wanita adalah "46, XX", kromosom terdiri atas
kombinasi proteinprotein dan molekul-molekul DNA yang sangat panjang
(Rinaldi, 2015).
Peluang seorang anak untuk mewarisi gen tertentu dapat dihitung
dengan sistem yang mengacu pada algoritma genetika. Untuk meneliti
pewarisan gen pada manusia maka perlu dilakukan pemodelan atau
representasi peluang dari perkawinan dan pewarisan gen-gen dalam suatu
keluarga. Teknologi informasi dengan melibatkan algoritma branch and bound
dapat dimanfaatkan untukmembuat model sistem hereditas (pewarisan) gen
pada manusia, model sistem pewarisan gen pada manusia dengan algoritma
tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
peluang atau persentasi pewarisan gen-gen dari hasil perpaduan (persilang)
gen-gen yang berasal dari kedua orang tuanya (Effendi, 2020).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ tanggal : Rabu, 15 November 2023
Waktu : 09.45-12.15 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Universitas Sulawesi Barat
B. Alat dan Bahan
1. Kaca Pembesar (loupe)
2. Daftar fenotip
C. Prosedur Kerja
1. Diperiksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif diatas
pada diri-sendiri. Bila kesulitan meminta bantuan pada teman sejenis
dalam kelompok. Catat dalam bentuk tabel.
2. Bila mempunyai fenotif yang dominan maka diberi tanda (-) untuk gen
kedua.
3. Dicatat dan data dari teman-teman kelompok dan hitung persentasinya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Hasil data pribadi

Sifat Baka Fenotif Genotif


Ada lesung dagu (D), d
tidak ada (d)
Anak daun telinga
menggantung (E), e
menempel (e)
Ibu jari tangan kiri
diatas (F), dibawah (f) F -
Ruas jari kelingking
menyerong kedalam
(B), tidak menyerong B -
(b)
Lidah melipat (L), L -
tidak melipat (l)
Rambut dahi menjorok
(W), tidak menjorok w
(w)
Rambut pada jari (M), M -
tidak ada rambut (m)
Lesung pipi (P), tidak P -
ada (p)
Lidah dapat digulung
memanjang (C), tidak C
dapat (c)
Gigi seri atas bercelah
(G), gigi seri atas tidak g
bercelah (g)

2. Data kelompok

Nama Alfahril Efriandy Vebry Delfina Najwa Arnisa Data


ansih
DD D D D=2
dd d d d d d=4
EE E E E E=3
ee e e e e=3
FF F F F F F F=5
ff f f=1
BB B B B B B=4
bb b b b=2
LL L L L L=3
ll l l l l=3
WW W W=1
ww w w w w w w=5
MM M M M M M M M=6
mm m=0
PP P P P P P=4
pp p p p=2
CC C=0
cc c c c c c c c=6
GG G=0
gg g g g g g g g=6
B. Pembahasan
Proses penggenerasian dapat dilakukan setelah melakukan pewarisan gen
induk terlebih dahulu. Setelah mendapatkan hasil pewarisan gen induk maka
proses penggenerasian dapat dilakukan dengan memilih salah satu hasil
pewarisan gen induk dan kemudian disilangkan dengan gen pasangan,
kemudian melakukan penghitungan pewarisan gen tersebut dengan mengklik
button penggenerasian dapat dilakukan berulang sampai generasi yang
diinginkan dengan mengklik button generasi berikutnya maka penggenerasian
dapat dilakukan kembali.
Sistem pewarisan gen pada manusia yang didasari Hukum Mendel dapat
dimodelkan dengan menggunakan algoritma branch and bound. Hasil
pemodelan mampu memproses pewarisan gen dan penggenerasian pada
manusia ini serta dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menganalisis
kasus pewarisan gen yang lebih spesifik. Model sistem pewarisan gen ini
dapat menganalisis pewarisan gen induk sampai dengan generasi yang tidak
terbatas dan dapat melihat peluang peluang pewarisan dari gen induk ke anak.
Adapun hasil pengamatan pada data pribadi yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
1. Sifat baka pada lesung dagu (d) resesif.
2. Sifat baka pada daun telinga menempel (e) resesif.
3. Sifat baka pada ibu jari kiri dibawah (F) dominan.
4. Sifat baka pada jari kelingking menyerong kedalam (B) dominan.
5. Sifat baka pada lidah melipat (L) dominan.
6. Sifat baka pada rambut dahi tidak menjorok (w) resesif.
7. Sifat baka pada rambut pada jari (M0 dominan.
8. Sifat baka pada memiliki lesung dagu (P) dominan.
9. Sifat baka pada lidah tidak dapat digulung memanjang (c) resesif.
10. Sifat baka pada gigi seri atas tidak bercelah (g) resesif.
Dan adapun hasil yang didapatkan pada pengamatan sifat baka anggota
kelompok 2 B, terdapat data yang beragam. Berikut hasil pengamatan yang
telah dilakukan pada anggota kelompok yaitu :
a. Sifat baka pada lesung dagu, terdapat 2 anggota yang memiliki lesung
dagu dengan persentase 40% dan 4 anggota lainnya tidak memiliki lesung
dagu dengan persentase 60%.
b. Sifat baka pada daun telinga menggantung terdapat 3 anggota yang
memiliki daun telinga yang menggantung dengan persentase 50 % dan 3
anggota lainnya memiliki daun telinga yang menempel dengan persentase
50%.
c. Sifat baka pada ibu jari tangan kiri diatas, terdapat 5 anggota yang
memiliki ibu jari lebih tinggi daripada tangan kanan dengan persentase
90% dan 1 anggota lainnya memiliki ibu jari tangan kiri yang berada
dibawah dari tangan kanan dengan persentase 20%.
d. Sifat baka pada ruas jari kelingking terujung, terdapat 4 anggota yang
kelingkingnya menyerong kedalam dengan persentase 80% dan 2 anggota
lainnya memiliki kelingking yang tidak menyerong kedalam dengan
persentase 40%.
e. Sifat baka pada lidah melipat, terdapat semua anggota yaitu 6 orang dapat
melipat lidah dengan persentase 100% dan tidak ada anggota yang
lidahnya tidak dapat dilipat dengan persentase 0%.
f. Sifat baka pada dahi menjorok, terdapat 1 orang yang memiliki dahi
menjorok dengan persentase 20% dan 5 anggota lainnya tidak memiliki
dahi menjorok dengan persentase 90%.
g. Sifat baka pada rambut pada jari, terdapat semua anggota yaiut 6 orang
memiliki rambut pada jari dengan persentase 100% dan tidak ada
anggota yang tidak memiliki rambut pada jari dengan persentase 0%.
h. Sifat baka pada lesung pipi, terdapat 4 orang anggota yang memiliki
lesung pipi dengan persentase 80% dan 2 anggota lainnya tidak memiliki
lesung pipi dengan persentase 40%.
i. Sifat baka pada lidah dapat digulung memanjang, tidak terdapat anggota
yang bisa menggulung lidanya dengan persentase 0% dan 6 anggota tidak
memiliki lidah yang dapat digulung memanjang dengan persentase 100%.
j. Sifat baka pada gigi seri atas bercelah, tidak terdapat anggota yang
memiliki celah pada gigi seri atas dengan persentase 0% dan 6 anggota
penuh tudak memiliki celah pada gigi seri atas dengan persentase 100%.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Sifat baka pada lesung dagu, terdapat 2 anggota yang memiliki lesung
dagu dan 4 anggota tidak memiliki lesung dagu.
b. Sifat baka pada daun telinga menggantung terdapat 3 anggota yang
memiliki daun telinga yang menggantung dan 3 anggota lainnya memiliki
daun telinga menempel.
c. Sifat baka pada ibu jari tangan kiri diatas, terdapat 5 anggota yang
memiliki ibu jari lebih tinggi daripada tangan kanan dan 1 anggota lainnya
memiliki ibu jari kiri dibawah daripada tangan kanan.
d. Sifat baka pada ruas jari kelingking terujung, terdapat 4 anggota yang
kelingkingnya menyerong kedalam dan 2 anggota lainnya tidak
menyerong kedalam.
e. Sifat baka pada lidah melipat, terdapat semua anggota yaitu 6 orang dapat
melipat lidah dan 0 orang tidak dapat melipat lidah.
f. Sifat baka pada dahi menjorok, terdapat 1 orang yang memiliki dahi
menjorok dan 5 orang lainnya tidak memiliki dahi menjorok.
g. Sifat baka pada lesung pipi, terdapat 4 orang anggota yang memiliki
lesung pipi dan 2 orang tidak memiliki lesung pipi.
h. Sifat baka pada rambut pada jari, terdapat semua anggota yaiut 6 orang
memiliki rambut pada jari dan 0 orang tidak punya.
i. Sifat baka pada lidah dapat digulung memanjang, tidak terdapat anggota
yang bisa menggulung lidanya dan 6 orang tidak dapat menggulung
memanjang.
j. Sifat baka pada gigi seri atas bercelah, tidak terdapat anggota yang
memiliki celah pada gigi seri atas dan 6 orang tidak bercelah gigi seri
atasnya.
B. Saran
1. Saran untuk laboratorium
Diharapkan agar alat-alat labpratorium dapat memadai agar
melengkapi proses praktikum.
2. Saran untuk praktikan
Diharapkan kepada para praktikan agar dapat melaksanakan kegiatan
praktikum dengan tertib dan tenang.
3. Saran untuk asisten
Diharapkan kepada kakak asisten dapat memberikan waktu yang lama
dalam melakukan responsi.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Y. (2020). Buku Ajar Genetika Dasar. Mungkid, Kabupaten Magelang:


Penerbit Pustaka Cinta.

Rinaldi Taufik Akbar, S. H. (2015). Implementasi Sistem Hereditas menggunakan


Metode Persilangan Hukum Mendel untuk Mengidentifikasi Pewarisan Warna
Kulit Manusia.

Rohman, U. (2013). Hereditas dan Genetika dalam Prestasi Olahraga Ditinjau dari
Perspektif Perlkembangan Manusia. Jurnal Prodi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga, vol 2(1), halaman 20-33.

Tobing, D. J. (2021). Pemahaman Zaghlul An-Najjar Terhadap hadis-hadis genetika


Manusia di dalam Buku Al-Ijaz Al-Ilmy yang Diterjemahkan Oleh Zainal
Abidin dalam Bahasa Indonesia dengan Juduk Buku Sains Dalam Hadis. UI
press.

Utami, E. T. (2021). Permodelan Sistem Pewarisan Gen Manusia Berdasarkan


Hukum Mendel dengan Algoritma Branch and Bound. Jurnal Ekologia, vol
11(1), halaman 44-52.

Anda mungkin juga menyukai