Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkah
rahmat dan karuniaNya kami semua mampu menyusun makalah ini dalam rangka untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebaharian II.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak permasalahan. Namun
berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila ada kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan.

Tahuna 06 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................5
A. Pengertian........................................................................................................................................5
B. Jenis-Jenis Ikan Beracun Dan Penanganannya...............................................................................5
C. Prinsip Penatalaksanaan..............................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk
mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya.
Gigitan binatang terbagi menjadi dua bagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang
tidak memiliki bisa. Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat ara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian Keracunan sering dihubungkan
dengan pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia saja
yang dapat menyebabkan keracunan.
Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan. Salah
satunya adalah gigitan ikan beracun, masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
Keracunan merupakan kondisi kedaruratan yang sering terjadi pada penyelam bila tidak
ditangani segera maka kondisi tersebut akan mengancam jiwa. Ikan beracun paling berbahaya
adalah familia Scorpaenidae, contohnya stonefish (Synanceja verrucosa) memiliki sengat
beracun sangat mematikan. Spesies dari anggota genus Pterois (turkey fish, scorpion fish dan
zebra Pterois (turkey fish, scorpion fish dan zebra fish) juga beracun. Duri-duri sirip dorsal,
ventral maupun anal adalah beracun.
Zat racun diproduksi oleh glandula pada epithelium duri tersebut. Ikan beracun ditemukan di
semua perairan hangat di dunia, tetapi paling banyak ditemukan di perairan Pasifik Pasifik dan
kawasan Karibia. Ikan puffer (Arothron hispidus) menyebabkan kematian mencapai 60 % lebih
setelah 20 menit memakan jenis ini. Meskipun telah dikenal beratus ikan beracun, tetapi masih
banyak yang belum diketahui. Di daerah tropis, banyak kasus keracunan ikan dari jenis
pompano, red snapper, sea bass, tuna dan mackerel. Racun sering terdapat pada organ visceral
seperti gonad. Produksi racun pada beberapa spesies berhubungan dengan masa reproduksi.
Mengingat masih sering terjadi keracunan akibat gigitan atau sengatan ikan beracun maka untuk
dapat menambah pengetahuan masyarakat terkhususnya para penyelam, maka penyampaian
informasi mengenai bahaya dan pertolongan terhadap gigitan atau sengatan ikan beracun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, yang masalah yang akan dibahas pada makalah ini
yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan pada gigitan binatang berbisa di laut?
2. Bagaimana penatalaksanaa aksanaan gigitan binatang berbisa dari bisa di laut?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui jenis hewan laut yang memiliki gigitan beracun
2. Untuk mengetahui penatalaksan alaksanaan gigitan hewan laut
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan makalah ini bisa menjadi salah satu informasi
bagi petugas petugas kesehatan kesehatan agar mampu memahami memahami tentang
tentang macam-macam macam-macam jenis ikan yang memiliki gigitan beracun ikan yang
memiliki gigitan beracun dan penangannya dan penangannya
2. Bagi Pembaca Diharapkan makalah ini bias menjadi salah satu sumber informasi
bahwa ruang lingkup lingkup tugas seorang seorang perawat perawat sangatlah sangatlah
luas, termasuk termasuk penanganan gigitan ikan laut yang penanganan gigitan ikan laut
yang beracun.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ikan beracun adalah hewan laut yang memiliki sengatan beracun menyebabkan nyeri dan
kemerahan. Ini juga umumnya menyebabkan lemas, berkeringat, demam, muntah, kram otot,
kelu berkeringat, demam, muntah, kram otot, kelumpuhan, mpuhan, atau bahkan terkejut. atau
bahkan terkejut.
B. Jenis-Jenis Ikan Beracun Dan Penanganannya
1. Gigitan ikan pari ( Sting Ray )
Ikan pari (Stingray) merupakan salah satu flora laut dari family Dasyatidae, bertulang
rawan, memiliki ekor menyerupai cambuk, dengan sirip dada menyerupai sayap dengan sisi
bagian depan menyatu dengan kepala, dan ekor pada beberapa spesies sangat tajam dan
menyerupai cambuk.
Pasien biasanya mengalami luka akibat sengatan ikan pari karena secara tidak sengaja
menginjak ikan pari, yang secara reflek ikan pari tersebut menyerang orang yang menginjaknya
sebagai mekanisme pertahanan diri. sengatan ikan pari ikan pari merupakan perlukaan yang
paling akan perlukaan yang paling sering dialami oleh sering dialami oleh para penyelam. para
penyelam. Ekor pari dapat menyebabkan luka robek dan luka tusuk. Ikan pari tidak akan
menyerang kecuali saat ikan tersebut merasa terganggu. Sengatan akibat ikan pari sendiri sering
terjadi namun jarang yang fatal.
Ikan pari mungkin menyebabkan beberapa tipe perlukaan pada manusia yang tidak fatal
seperti, gigitan, laserasi superfisial tanpa disertai adanya racun yang terlibat, laserasi yang dalam,
serta dapat juga kombinasi luka penetrasi disertai proses envenoming .
Walaupun banyak yang yak yang tidak fatal, namun luka penetrasi penetrasi pada dada
dapat menyebabkan tamponade jantung segera atau dalam waktu tertentu, selain itu luka-luka
pada leher yang dapat menyebabkan gangguan jalan nafas, luka penetrasi yang mengenai
pembuluh darah yang dapat menyebabkan syok, dan infeksi lanjutan disertai adanya kerusakan
jaringan serta syok septik merupakan komplikasi-komplikasi yang dapat muncul dan dapat
menjadi hal yang fatal dari sengatan ikan pari.
Gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien yang mengalami sengatan ikan pari
antara lain:nyeri sedang, tajam dan seperti ditusuk-tusuk, luka yang berdarah, area disekitar luka
biasanya bengkak dan kemerahan atau membiru, adanya pembesaran kelenjar limfa, mual,
muntah, demam, kram otot, tremor, kelemahan, penin , kelemahan, peningkatan heart rate,
penurunan tekanan darah mungkin terjadi, bahkan kematian.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien sengatan ikan pari adalah :
1. Melakukan pemeriksaan luka, jangan lupa melakukan pemer kan pemeriksaan cermat
kemungkinan luka lain, apabila terjadi perlukaan pada region thorakoabdominal, segera lakukan
rujukan ke fasilitas kesehatan tersier yang memiliki peralatan dan staf medis yang lengkap.
2. Pastikan kondisi pasien stabil, pembilasan luka untuk membuang serpihan duri ekor
ikan pari, jaringan kelenjar ikan pari, namun jika luka yang dihasilkan hanya berupa laserasi
superfisial, bukan luka yang menyebabkan penetrasi ke dada, perut ataupun leher, serta pada duri
yang menancap dalam pada ekstremitas.
3. Jika mengalami perdarahan, lakukan tekanan langsung pada luka, jangan memberikan
ikatan atau torniket untuk menghentikan untuk menghentikan perdarahan. perdarahan.
4. Bersihkan luka dengan menggunakan larutan irigasi steril atau dengan air bersih,
beberapa rekomendasi lain antara lain dengan merendam luka ke dalam air hangat ( maksimal
43,3 0C, atau pada suhu yang dapat ditolerir oleh kulit dan tidak menyebabkan luka bakar) antara
30-90 menit, hal ini karena racun pada duri ekor ikan pari bersifat bersifat heat labile, sehingga
racun duri ekor ikan pari dapat mengalami denaturasi dan dapat mengurangi nyeri yang timbul,
namun pada percobaan pada kontrol acak tidak terlalu efektif dan beresiko menimbulkan
perlukaan tambahan akibat panas yang ditimbulkan.
5. Gunakan pinset untuk mencabut duri ekor yang masih menancap, basuh luka dengan
menggunakan air bersih. Lakukan debridemen luka, untuk membersihkan luka yang ada, untuk
menghindari kerusakan jaringan dan infeksi. Debridemen luka menggunakan larutan salin atau
air yang bersih serta penanganan jaringan nekrosis segera dan secepat mungkin memberikan
hasil penyembuhan yang lebih cepat.
6. Beberapa rekomendasi lain adalah pemberian anastesi lokal dengan lidokain ataupun
bupivakain untuk mengurangi nyeri, lalu selanjutnya memberikan serum anti tetanus untuk
pencegahan. Pemberian anti nyeri juga dapat dipertimbangkan.
7. Penggunaan antibiotik rutin tidak tdirekomendasikan pada luka akibat sengatan ikan
pari, antibiotik dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada luka-luka yang berpotensi menjadi
infeksi. Antibiotik yang dapat diberikan antara lain kloramfenikol, trimetropim/sulfam
/sulfamethoxazole, golongan quinolon, golongan aminoglikosida ataupun cefalosforin. Biasanya
pemberian antibiotik profilaksis diberikan secara oral dengan jangka waktu minimal 5 hari
Hewan ini menyuntikan racunnya dengan menusukkan duri-durinya / jarum – jarumnya Tanda
dan Gejala :
 Pembengkakan
 Mual,muntah dan diare
 Kejang – kejang bahkan terkadang disertai kelumpuhan otot – otot
 Penanganan : Amankan diri dan lingkungan sekitar
 Nilai keadaan airway ,breathing , dan sirkulasi ( ABC )
 Bersihkan luka dengan sabun dan air hangat selama 30-60 menit (efektif untuk 0-60 menit
(efektif untuk me-non aktifkan racun yang tidak tahan panas
 Bawa segera ke Rumah Sakit
2. Ikan Lepu Batu (Stonefish)
Ikan Lepu Batu atau Stonefish merupakan Ikan yang paling berbisa di dunia ini. Seperti
namanya, Ikan ini berbentuk seperti Batu atau karang yang biasanya kita temukan di laut
sehingga sangat sulit untuk melihatnya. Stonefish termasuk ke dalam famili Synanceiidae, yang
terdiri, yang terdiri atas 9 genus dan 11 spesies spesies, dimana tiap spesies dari ikan dalam
famili ini termasuk ikan yang beracun, berbahaya, dan bahkan dapat mengakibatkan dampak
yang fatal bagi manusia. Ikan dari genus Synanceia dikenal sebagai ikan Stonefish yang paling
umum dan juga yang paling juga yang paling beracun yang pernah ada. Ikan ini juga termasuk
juga ke dalam Ordo Scorpaeniformes, sehingga ikan ini memiliki kekerabatan dengan ikan
Scorpionfish (Lepu ayam) yang juga beracun.
Secara taksonomis, Ikan Stonefish memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Biota > Animalia (Kingdom) > Chordata (Filum) > Actinopterygii (Kelas) > Scorpaeniformes
(Ordo) > Synanceiidae (Famili) > Synanceia (Genus)
Stonefish umumnya hidup di perairan laut dengan dasar substrat berupa karang ataupun batuan,
tak jarang pula ikan ini ditemukan mengubur dirinya di dalam pasir. Ston am pasir. Stonefish
dari sh dari jenis Synanceia horrida lebih cenderung hidup di daerah estuari atau muara sungai
dengan dasar substrat berupa lumpur. Ikan ini tersebar di perairan tropis Indo-Pasifik, termasuk
di dalamnya perairan Indonesia, Australia, dan Pulau - pulau disekitarnya.
Ikan ini termasuk ikan yang tidak aktif berenang, ikan ini cenderung berdiam diri di dasar
perairan untuk waktu yang sangat lama. Ikan ini menunggu mangsa untuk lewat di dalam
jangkauannya dan kemudian memakannya dengan gerakan yang sangat cepat. Makanan ikan ini
adalah ikan - ikan kecil dan udang - udangan. Ikan ini juga dikenal tenang, mereka tidak akan
berenang menjauh ketika ada bahaya datang, namun ikan ini cukup menegakkan duri - duri
punggungnya yang beracun untuk menghalau musuhnya.
Ikan ini memiliki ukuran rata - rata 15 - 30 cm panjangnya, meskipun 'monster' sebesar
50 cm juga umum ditemukan. Duri ikan ini dikenal mampu menembus alas kaki, sehingga
pengunjung pantai mungkin harus lebih waspada akan keberadaan ikan ini, karena ikan ini juga
seringkali muncul ke permukaan ketika air sedang suru sedang surut dan dapat bertahan di luar
air dan dapat bertahan di luar air selama 24 jam. Racun yang di dikeluarkan ikan ini adalah racun
yang menyerang sistem kardiovaskular dan neuromuskular secara bersamaan.
Menyebabkan rasa sakit yang luar biasa disekitar sumber sengatan, kematian jaringan
kulit, dan pelemahan atau kelumpuhan otot. Tingkat gejala yang dialami bergantung kepada
seberapa dalam duri itu menembus otot, dan berapa jumlah duri yang menembus otot.
Metode yang paling sering digunakan untuk memberikan pertolongan pertama bagi
penderita adalah dengan merendam dengan daerah yang tersengat dengan air panas yang dapat
mengurangi efek racun stonefish sebelum dilakukan penangan lebih lanjut. Sengatan Ikan
Karang dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa serta kelumpuhan. Jika tidak segera diobati
akan menyebabkan kematian ataupun amputasi bagian tubuh yang terkena sengatan. Stonefish
yang juga disebut dengan Ikan Karang ini banyak ditemukan di perairan tropikal Samudera
Pasifik dan Samudera India.
3. Ikan Buntal (Puffer Fish)
Ikan Buntal atau Puffer Fish merupakan Hewan Vertebrata paling beracun kedua di Dunia
setelah Katak Panah Beracun (Poison Dart Frog). Ginjal, hati dan kulitnya mengandung racun
Tetrodotoxin yang sangat berbahaya bagi yang memakannya. Hanya dengan racun 1 Ekor Ikan
memakannya. Hanya dengan racun 1 Ekor Ikan Buntal s Buntal sudah dapat membunuh dapat
membunuh 30 orang dewasa yang sehat. Keracunan Ikan Buntal dapat menyebabkan mati rasa di
bibir dan lidah, muntal, muntal, mual, sulit bernafas, pening, jantung berdetak berdetak dengan
cepat, lumpuh dan kematian. Kebanyakan mereka yang keracunan Ikan Buntal akan meninggal
dunia dalam waktu 4 hingga 24 jam.
Namun di Jepang dan Korea, daging beberapa spesis Ikan Buntal dijadikan sebagai makanan
tetapi harus disiapkan oleh juru masak yang berlisensi dan berpengalaman sehingga mereka
mengetahui bagian mana yang dapat dimakan dan bagian manapula yang tidak dapat dimakan.
Bagian ikan fugu yang paling beracun adalah hati, telur serta saluran pencernaanya. Tapi bahkan
bagian daging pun bisa beracun jika dalam pengolahannya tidak benar dan terkontaminasi oleh
bagian organ dalam. Daging fugu yang terkontaminasi akan berakibat fugu yang terkontaminasi
akan berakibat kematian bagi yang mengkonsumsinya.
Zat racun yang terkandung dalam ikan ng dalam ikan fugu ini berna ini bernama Tetrodotoksin.
Dosis tetrodotoksin sebanyak 2 mg sudah mampu untuk membunuh manusia. Tetrodotoksin pada
ikan fugu akan bereaksi dalam tubuh sekitar kurang dari setengah jam. Oleh karenanya, di
restoran Jepang, untuk menjamin keamamanan sajian yang dihidangkan, koki yang mengolah
ikan fugu akan mencicipinya masakannya terlebih dahulu setengah jam sebelum disajikan pada
konsumen. Sayangnya, racun pada ikan fugu belum ada penangkalnya (antidote). Daging ikan
fugu yang tercemar racun tidak akan hilang meskipun sudah dimasak. Gejala keracunan akibat
ikan fugu :
 Mual dan muntah-muntah
 Rongga mulut mati rasa
 Rasa gatal di bibir, kaki dan tangan sebagai penanda adanya gangguan fungsi saraf
 Kelumpuhan otot
Gejala-gejala di atas akan timbul dalam waktu 10 hingga 30 menit pertama setelah seseorang
mengkonsumsi racun dalam ikan fugu. Hingga akhirnya berakhir dengan kematian akibat sulit
bernafas serta serangan jantung. Upaya Penanganan : Jika seseorang mengalami keracunan ikan
fugu, sebaiknya segera di bawa ke rumah sakit. Penanganan Penanganan pertama yang
dilakukan biasanya adalah memompa perut pasien untuk mencegah masuknya racun ke bagian
tubuh yang lain. Penanganan ini harus dilakukan sebelum 30 menit pertama setelah makanan
masuk ke dalam tubuh. Pada kasus-kasus tertentu, racun ikan fugu ini bahkan masih dapat
bereaksi 6 jam setelah proses ‘pemompaan’ selesai.
4. Surgeonfish
Biasa sering disebut dengan ikan Botana atau kulit pasir, jenis ikan herbivora ini hidup didaerah
terumbu karang dan umumnya dikonsumsi oleh masyarakat pesisir. Namun jika diperhatikan
dengan seksama dibagian pangkal sirip ekor (penducle) terdapat duri yang menyerupai mata
pisau dan setajam pisau bedah, oleh karena ciri khas ini sehingga ikan ini dberi nama
Surgeonfish.
5. Scorpionfish and Lionfish
Sama halnya dengan stonefish, namun bentuknya jauh lebih elegan dengan sirip –sirip yang
memanjang. Pada bagian ujung dari Sirip-sirip keras tersebut terdapat kelenjar racun juga,
apabila terkena tubuh manusia dapat menyebabkan sakit yang berlangsung selama 6 jam. Untuk
mengurangi rasa sakitnya kalian dapat menggunaka air panas dicampur cuka atau irisan lemon.
6. Lined Catfish
Ikan ini biasa ditemukan bergerombol dalam jumlah besar. Seperti lele pada umumnya tapi ikan
ini dapat mematikan menggunakan duri yang terletak di bagian sirip dada (pectoral) dan sirip
punggung (dorsal), duri-duri tersebut kadang tidak terlihat karena terselubung dibalik kulitnya.
Ketika nya. Ketika menyelam sebaiknya menjauhi gerombolan ikan ini, dikhawatirkan mereka
akan bersifat agresif jika merasa terganggu.
7. Rabbitfish
Ikan baronang pada sirip bagian punggung, perut dan anal dari ikan baronang terdapat duri
yang beracun, walaupun tidak berdampak fatal terhadap terhadap manusia, namun cukup
membuat nyeri dalam waktu yang lama, racunya pun masih ada hingga ikan ini sudah mati.
8. Ikan Singa
Menjadi ikan favorit penghuni aquarium, ikan singa terkenal dengan duridurinya yang beracun.
Walaupun tidak terlalu mematikan pada manusia, racunnya dapat mengakibatkan sakit kepala,
muntah-muntah, dan gangguan pernafasan. Menurut beberapa laporan, gejala tersebut
berlangsung selama beberapa minggu.
C. Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita dengan gigitan binatang sama dengan pentalaksanaan
pada penderita keracunan. Yang harus selalu diperhatikan pada penderita keracunan maupun
gigitan binatang hendaknya selalu monitor dan catat setiap perubahan-perubahan yang terjadi
(ABC).
Bersihkan bagian yang tersengat dengan air laut untuk melemahkan racun. Keluarkan
berbagai partikel sirip ikan pari yang tertinggal di luka. Rendam bagian yang terinfeksi dengan
air panas (43- 45°C) selama 30 menit. Air panas menetralisir berbagai racun dari ikan atau bulu
babi dan membantu mengurangi nyeri.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikan beracun adalah hewan laut yang memiliki sengatan beracun menyebabkan nyeri dan
nyeri dan kemerahan. Ini han. Ini juga umumny menyebabkan lemas, berkeringat, demam,
muntah, kram otot, kelumpuhan, atau bahkan terkejut. Macam-macam ikan beracun adalah ikan
paru, ikan lepu batu, ikan singa dan sebagainya.
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini :
1. Diharapkan dapat menjadi sebagai bahan pembelajaran bagi petugas kesehatan dalam
penanganan pada korban gigitan ikan laut beracun
2. Diharapkan dapat menjadikan sebagai bahan pembelajaran bagi pembaca pembaca
atau mahasiswa untuk mencapai sasaran pembelajaran yang sudah di tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://pulauherbal.com/jurnal/2489-racun-ikan-fugu-ikan-buntal-yangmematikan.html
mematikan.html akses tanggal 16 Desember 2019 akses tanggal 16 Desember 2019
Suling, Pieter L.2011.Cutaneus Lesions From Coastal and Marine
Organism.surabaya.Dermatoses & STIs Associated with Travel to Tropical Countries
White J. CSL Antivenom Handbook 2001. CSL Ltd: Parkville, Melbourne, Victoria Lee
JYL, Teoh LC, Leo SPM. Stonefish envenomation of the hand – a local marine hazard. A series
of 8 cases and review of the literature. Annals of the Academy of Medicine, the Academy of
Medicine, Singapore 2004; 33:515–520 Singapore 2004; 33:515–520

Anda mungkin juga menyukai