Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SLE

NAMA KELOMPOK :
1. Triscka Salapali (2201081)
2. Julvin Maili (2201090)
3. Deysi Hormati (2201088)
4. Steviani Mangkutika (2201069)
5. Maria Tukunang (2201076)
6. Putri A.R Nusi (2201086)
7. Clarita Tatali (2201091)
8. Deshinta Manapode (2201098)
Definisi
• Lupus merupakan sistemik (SLE) adalah suatu penyakit inflamasi autoimun
pada jaringan penyembuhan yang dapat mencukup ruam kulit, nyeri sendi, dan
keletihan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada prempuan dari pada pria dengan
faktor 10:1. Androgen mengurangi gejala SLE dan estrogen memperburuk
keadaan tersebut.
• Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah penyakit vaskuler kolagen (suatu
penyakit autoimun). Ini berarti tubuh manusia menghasilkan antibody terhadap
organ tubuhnya sendiri,yang dapat merusak organ tersebut dan fungsinya.
Lupus dapat menyerang banyak bagian tubuh termasuk sendi,ginjal,paru-paru
seta jantung (Glade,1999).
Etiologi
Antibody anti RO dan anti LA dapat menyebabkan sindrom lupus neonates
dengan melinitasi plaseta. Sindrom ini dapat bermanifestasi sebagai lesi kulit
atau blok jatung congenital.
• Faktor genetic mempunyai peranan yang sangat penting dalam kerentanan
dan ekspresi penyakit SLE. Sekitar 20-30% pada pasien SLE mempunyai
kerabatdekat yang menderita SLE.
• Faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya SLE yaitu sinar UV yang
mengubah struktur DNA didaerah yang terpapar sehingga menyebabkan
perubahan sistem imun didaerah tersebut serta menginduksi apoptosis dari
sel keratonosit.
Patofisiologi
Kerusakan organ pada SLE didasari oleh reaksi imunologi. Proses diawali dengan

faktor pencetus yang ada dilingkungan, dapat pula infeksi, sinar ultraviolet atau bahan

kimia. Cetusan ini menimbulkan abnormalitas respon imun didalam tubuh yaitu :

1. Sel T dan B menjadi autoreaktif

2. Pembentukan silokin yang berlebihan

3. Hilangnya regulator control pada sistem imun anatara lain :

a. Hilangnya kemampuan membersihkan antigen dikompleks imun maupun sitokin didalam tubuh

b. Menurunnya kemampuan mengendalikan apoptosis

c. Hilangnya toleransi imun sel T mengenali molekul tubuh sebagai antigen karena adanya mimikri
molekul
Manifestasi
Gambaran klinis SLE menjadi rumit karena dua hal. Pertama,walapun SLE dapat menyebabkan
berbagai tanda dan gejala, tidak semua tanda dan gejala pada pasien dengan SLE disebabkan oleh
penyakit infeksi virus, dapat menyerupai SLE. Kedua, efek samping pengobatan,khususnya
penggunaan glukokortikoid jangka panjang, harus dibedakan dengan tanda dan gejala.

1. Manifestasi Konstitusional 6. Manifestasi Ginjal

2. Manifestasi Mukokutan. 7. Manifestasi Neurologis dan Psikiatrik

3. Manifestasi Muskuloskeletal 8. Manifestasi Gastrointestinal

4. Manifestasi Kardiovaskular 9. Manifestasi Hematologi

5. Manifestasi Paru 10. Manifestasi Mata

.
Klasifikasi
Subcommitte ini mengajukan diagnosis SLE jika terdapat empat diantra 11 kriteria berikut
beruntun atau secara stimultan, selama sati interval observasi :
7. Gangguan neurologis ( kejang atau psikosis )
1. Ruam dibagian malar wajah
2. Ruam berbentuk discoid 8. Arthritis
3. Fotosensitivitas
9. Gangguan hematologis (anemia
4. Ulkus dimulut
hemolitik,leucopenia,trombositopenia)
5. Setositosis (pleuritis, pericarditis)
6. Gangguan ginjal 10. Gangguan imunologi

11. Antibody nuclear

R leonard mengusulkan jembatan keledai berikut untuk mengingat kriteria diagnosis SLE. A
Rash Points MD. Arthritis renal disease ( penyakit ginjal), ANA serositis, Hematologi disrders,
photosensitivita, oral ulcers ( ulkus dimulut) immunological disorder,neurologic disorder,
Malar rash,Discoid rash Ann Rheum Dis 2001.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan termasuk penatalaksanaan penyakit akut dan kronik :

1. Mencegah penurunana progresif fungsi organ, mengurangi 4. Gunakan pemberian bolus IV

kemungkinan penyakit akut, meminimalkan penyakit yang sebagai alternative untuk penggunaan

berhubungan dengan kecacatan dan mencegah komplikasi dosis oral tinggil tradisional.

dari terapi yang diberikan. 5. Atasim anifestasi kutan,

2. Gunakan obat-obatan antinflamasi nonsteroid (NSAID) mukuloskeletal dan sistemik ringan

dengan kortikosteroid untuk meminimalkan kebutuhan dengan obat-obat antimalarial.

kortikosteroid. 6. Preparat imunosupresif

3. Gunakan krortikosteroid topical untuk manifestasi kutan (percobaan) diberikan untuk bentuk

aktif. SLE yang serius


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Antibody fosfolipid dapat timbul tanpa SLE tetapi menandakan resiko keguguran. Temuan
pemeriksaan laboratorium :

1. Tes flulorensi untuk menentukan antinuclear antibody (ANA), positif dengan titer

tinggi pada 98% penderita SLE.

2. Pemeriksaan DMA double standed tinggi,spesifik untuk menentukan SLE

3. Bila titel antibobel strandar tinggi, spesifik untuk diagnose SLE

4. Tes sifilis bias positif palsu pada pemeriksaan SLE.

5. Pemeriksaan zat antifosfolipid antigen (seperti antikardolipin antibody) berhubungan dengan


menentukan adanya thrombosis pada pembuluh arteri, vena atau pada abortus spontan, bayi
meninggal dalam kandungan dan trombositopeni.
KOMPLIKASI
1. Ginjal
2. Sistem Saraf
3. Penggumpulan Darah
4. Kardiovaskuler
5. Paru-Paru
6. Otot dan kerangka tubuh
7. Kulit
PENGKAJIAN
1. Anamnesis 7. Pemeriksaan Fisik

2. Keluhan Utama Dikaji secara sistematis :

3. Riwayat Penyakit Dahulu a. B1 (Breath)

4. Riwayat Penyakit Sekarang b. B2 (Blood)

5. Riwayat Pengobatan c. B3 (Brain)

6. Riwayat Penyakit Keluarga d. B4 (Bladder)

e. B5 (Bowel)
DIAGNOSIS
1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketidak mampuan fisik-psikososial kronis (metastase
kanker, injuri neurologis, arthritis).

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk memasukkan nutrisi karena gangguan pada mukosa mulut

4. Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik yang buruk karena suatu penyakit

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan deficit imunologi


PERENCANAAN/INTERVENSI
PENGKAJIAN
PEMBAHASAN
Dari hasil studi kasus ini untuk tahap pengkajian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
nyata
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut teori terdapat 5 diagnosa keperawatan pada pasien SLE

INTERVENSI
Dari hasil intervensi yang dilakukan tidak terdapat kesenjangan antara teori yang dilakukan
4
IMPLEMENTASI
Dari hasil yang diperoleh dari implementasi yang dilakukan tidak terdapat kesenjangan antara teori yang
dilakukan.
EVALUASI
Dari tindakan evaluasi yang dilakukan ditemukan adanya kesenjangan anatara teori dan praktek
nyata, kareana evaluasi merupakan hasil akhir dari asuhan keperawatan
Kesimpulan

Lupus merupakan sistemik (SLE) adalah suatu penyakit inflamasi autoimun pada jaringan
penyembuhan yang dapat mencukup ruam kulit, nyeri sendi, dan keletihan. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada prempuan dari pada pria dengan faktor 10:1. Androgen mengurangi gejala SLE dan
estrogen memperburuk keadaan tersebut.
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunnya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoimun
yang berlebihan.
TERIMAH KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai