Manual Produk Spun Pile
Manual Produk Spun Pile
MANUAL PRODUK
Handling & Instalasi
Spun Pile
No Dokumen: WBP-STD-MP-002-04
PETA PROSES HANDLING & INSTALASI PRODUK SPUN PILE
MULAI
1 2
Pengiriman Produk
SELESAI
(Hal 13)
4 3
Instalasi Produk
(Hal 27)
2
SPESIFIKASI PRODUK SPUN PILE
Deskripsi Produk
Tiang pancang memiliki kemampuan menahan gaya axial dan momen lentur. Produk ini memiliki keunggulan dalam kemampuan menahan
momen lentur. Produk ini sangat cocok digunakan untuk struktur yang menerima gaya lateral seperti jembatan dan dermaga. Spunpile
dengan tambahan sambungan C-T dapat digunakan sebagai struktur dinding penahan. Produk ini juga dapat digunakan pada struktur
lainnya.
Tipe Spunpile Sistem Sambungan
Top Side Bottom Side Ilustration for two jointed
Spun Pile
Plate
Shoe
BOTTOM PILE
Join
Det. A :
Join Plate
Plate
Plate
MIDDLE PILE
Join
Join
Upper
Upper
Butt Weld
Massive
Pile
Plate
UPPER PILE E7016
Join
Join Plate
Bottom
Massive
Tipe Sepatu
Bottom
Pile
3
SPESIFIKASI PRODUK SPUN PILE
D T
4
1. LIFTING PRODUK
5
1. Lifting Produk
A. Metode Pengangkatan
4
3 4
2
3
2
5
1 5 1
B. Produk Spunpile
I. Berat Produk
Berat produk digunakan untuk menentukan kapasitas crane yang digunakan untuk pengangkatan produk, berikut
tabel berisi berat produk berdasarkan diameter dan Panjang produk :
7
1. Lifting Produk
C. Sling angkat
I. Wire Rope Sling
Wire rope sling merupakan tali angkat yang
terbuat dari beberapa wire yang dipilin membentuk
strand, kemudian strand tersebut dipilin
mengelilingi core untuk membentuk sebuah wire
rope.
Pembuatan wire rope sling dapat dikustomisasi
sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jenis
terminasi yang diinginkan.
8
1. Lifting Produk
C. Sling angkat
II. Webbing Sling/Sling Belt
Web sling umumnya digunakan sebagai alat pengganti wire rope sling. Keuntungan webbing sling adalah:
• Lebih ringan
• Lebih Flexible
• Tidak Berkarat
• Tidak merusak atau membuat kotor barang yang diangkat
• Mudah dilakukan inspeksi
Webbing Sling
III. Penentuan Kapasitas Sling
Kapasitas sling yang digunakan dapat di tentukan menggunakan persamaan berikut :
T = SF x 0,5 x Q x L
Dimana,
T = Kapasitas Sling yang dibutuhkan (Ton)
Q = Berat per meter produk (Ton/m) -> Lihat tabel spesifikasi produk di halaman 2
L = Panjang Produk yang akat diangkat (m)
SF = 2 s/d 3
9
1. Lifting Produk
E. Alat Angkat
I. Jenis Alat angkat
Pengangkatan produk spunpile pada umumnya menggunakan gantry/OHC dan Crane. Penggunaan gantry/OHC
dilakukan pada proses mobilisasi produk di area pabrik dan penggunaan Crane dilakukan pada proses mobilisasi
produk dari area stockyard ke atas trailer/tronton, penurunan produk pada site dan mobilisasi produk pada saat
pemancangan. Kapasitas crane harus sesuai dengan berat beban yang akan diangkat. Berikut beberapa tipe crane:
1. Gantry Crane 3. Mobile Crane 5. Crawler Crane
11
1. Lifting Produk
F. Metode Pengangkatan
I. Metode A (Dilakukan pada titik angkat menggunakan spreader beam) Dianjurkan!
Note :
1. Gunakan peralatan pengangkatan yang sesuai, pastikan
bahwa crane, spreader beam dan sling sudah sesuai dengan
syarat ditetapkan point A dan B
Wire Sling 2. Sudut yang terbentuk antara sling dengan produk (sudut
pengangkatan) ≥ 600 (PCI Handbook,8.3.2 Rigging
α ≥ 600 α ≥ 600 Spreader Beam Configuration, Fig. 8.3.4 Force in lift lines)
3. Jarak titik angkat (A) dapat dilihat pada tabel berikut
webbing Sling L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A (m) 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4,8
12
1. Lifting Produk
F. Metode Pengangkatan
III. Metode Pengangkatan Spun Pile Ø 800 sd. 1000 mm
Note :
1. Pengangkatan spun pile Ø 800 sd. 1000 mm wajib
Wire Sling menggunakan spreader beam
2. Posisi aman untuk pengangkatan spun pile adalah pada
α ≥ 600 α ≥ 600 Spreader Beam jarak 0.2*L dari kedua ujungnya
3. Sudut yang terbentuk antara sling dengan produk (sudut
pengangkatan) ≥ 600 (PCI Handbook,8.3.2 Rigging
webbing Sling
Configuration, Fig. 8.3.4 Force in lift lines)
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A (m) 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4,8
13
1. Lifting Produk
Marking titik handling
F. Metode Pengangkatan
IV. Metode C (Dilakukan pada titik angkat dan ujung spunpile)
Hook Plat :
t = 3 cm Note :
1. Gunakan peralatan pengangkatan yang sesuai, pastikan
17 cm bahwa crane dan sling sudah sesuai dengan syarat ditetapkan
H = 47 cm
point A dan B
2. Sudut yang terbentuk antara sling dengan produk (sudut
pengangkatan) ≥ 600 (PCI Handbook,8.3.2 Rigging
Hook Plat Wire Sling Configuration, Fig. 8.3.4 Force in lift lines)
3. Metode ini tidak dapat dilakukan pada produk D300-A2 13m;
α ≥ 600 α ≥ 600 webbing Sling D350-A2 15 m; D400-A2 16 m ketika produk baru lepas dari
cetakan
4. Dilakukan pengecekan kekuatan material hook plat, hasil
L-B B pengujian material harus setara SS400
L 5. Jarak B dapat dilihat pada tabel berikut
L
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
V. Metode D (Dilakukan diujung produk)
B (m) 1,8 2,1 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8 5,1 5,4 5,7 6 6,3 6,6 6,9 7,2
Note :
1. Gunakan peralatan pengangkatan yang sesuai, pastikan
bahwa crane dan sling sudah sesuai dengan syarat ditetapkan
Wire Sling point A dan B
2. Sudut yang terbentuk antara sling dengan produk (sudut
pengangkatan) ≥ 600 (PCI Handbook,8.3.2 Rigging Configuration,
Hook Plat
Fig. 8.3.4 Force in lift lines)
3. Dilakukan pengecekan kekuatan material hook plat, hasil
α ≥ 600 pengujian material harus setara SS400
4. Tidak semua produk dapat diangkat menggunakan metode C,
batasan panjang pada saat pengangkatan dapat dilihat pada
L tabel “Tabel Daftar Pengangkata metode D” berikut:
14
1. Lifting Produk
15
1. Lifting Produk
TanpaSpreader Beam
Spreader beam
Posisi truk bersilangan dengan area penumpukan Posisi truk bersilangan dengan area penumpukan
Posisi truk sejajar dengan area penumpukan Posisi truk bersilangan dengan area penumpukan
16
1. Lifting Produk
Tidak boleh hanya menggunakan 1 titik angkat Tidak boleh menggunakan Forklift
17
2. PENYIMPANAN PRODUK
18
1. Lifting Produk
A. Metode Penyimpanan
2
2
3
A. Persiapan Lahan
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian mengenai lahan yang akan digunakan untuk penyimpanan adalah sebagai berikut :
1. Lahan yang akan digunakan harus padat dan rata
2. Pastikan bahwa lahan yang akan digunakan terbebas dari genangan air
3. Nilai CBR permukaan lahan minimum yang diperlukan sebesar 6% (dokumen analisa teknis no WBP-ANA-21178AA-00), jika belum memenuhi
maka lakukan treatment sesuai dengan dokumen teknis IWP-TEK-02-03.
4. Jika lahan yang digunakan memiliki daya dukung yang kurang baik, kurang rata, dan tergenang air maka perlu dilakukan treatment pada
landasan.
Х
Permukaan tidak rata
Treatment landasan
20
2. Penyimpanan
B. Aturan Penumpukan
Note :
I. Metode Penumpukan A Di Stockyard 1. Kayu ganjal diletakan di tiap baris tumpukan
produk dengan jarak 3 sd. 4m
Diameter Jumlah
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri
(mm) Tumpukan
dan kanan setiap produk spun pile dan tiap
baris tumpukan 300 10
3. Material kayu ganjal yang digunakkan 350 10
berupa kayu meranti kelas kuat III atau 400 9
setara 450 8
4. Pasang rambu-rambu awas pada area 500 7
sekitar spunpile 600 6
5. Pasang plat pengunci di bagian tepi 800 4
tumpukan 1000 3
6. Tumpukan maksimum yang diijinkan dapat 1200 3
dilihat pada tabel berikut.
Rambu
Awas benda
jatuh Detail Tampak Depan
Balok Beton
30 cm x 30 cm
Slip Kayu
5 cm x7 cm
Kayu Ganjal
Uk. 12 cm x 6
cm
Plat Pengunci Samping
Uk. P = 30 cm L= 10 cm t= 5 mm
21
2. Penyimpanan
B. Aturan Penumpukan
Note :
II. Metode Penumpukan A Di Site 1. Kayu ganjal diletakan di tiap baris tumpukan
produk dengan jarak 3 sd. 4m Diameter Jumlah
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri (mm) Tumpukan
dan kanan setiap produk spun pile dan tiap 300 4
baris tumpukan 350 3
3. Material kayu ganjal yang digunakkan
400 3
berupa kayu meranti kelas kuat III atau
450 2
setara
500 2
4. Pasang rambu-rambu awas pada area
sekitar spunpile 600 2
5. Tumpukan maksimum yang diijinkan dapat 800 1
dilihat pada tabel berikut. 1000 1
1200 1
Slip Kayu
5 cm x7 cm
Kayu Ganjal
Uk. 12 cm x 6
cm
22
2. Penyimpanan
B. Aturan Penumpukan
II. Metode penumpukan piramid di Stockyard Note :
1. Kayu ganjal diletakan di samping ujung tumpukan produk
piramida
2. Material kayu ganjal yang digunakkan berupa kayu meranti
kelas kuat III atau setara
3. Tumpukan maksimum yang diijinkan sesuai dengan tabel
berikut :
Diameter Jumlah
(mm) Tumpukan
300 15
350 15
400 13
450 11
500 9
600 8
Rambu 800 6
Awas benda 1000 5
jatuh 1200 4
Balok Beton
30 cm x 30 cm Plat Pengunci Samping
Kayu Ganjal Samping Uk. P = 30 cm L= 10 cm t= 5 mm
Uk. 12 cm x 6 cm
23
2. Penyimpanan
B. Aturan Penumpukan
II. Di Site Note :
1. Kayu ganjal diletakan di samping ujung tumpukan produk
piramida
2. Material kayu ganjal yang digunakkan berupa kayu meranti
kelas kuat III atau setara
3. Tumpukan maksimum yang diijinkan adalah :
Diameter Jumlah
(mm) Tumpukan
300 4
350 3
400 3
450 2
500 2
600 2
800 1
1000 1
1200 1
24
2. Penyimpanan
B. Aturan Penumpukan
III. Jenis Penumpukan yang tidak diizinkan
Х Х
26
3. Pengiriman
1. Pastikan bahwa kendaraan yang akan digunakan telah lolos uji KEUR
2. Pastikan bahwa pengemudi memiliki surat izin yang sesuai memiliki SIM B1
3. Pastikan bahwa truk telah memiliki izin surat jalan
4. Lihat tabel berikut untuk mengetahui rekomendasi kendaraan dan jumlah produk yang disarankan.
5. Truk disarankan berjalan pada kecepatan 40 km/jam hingga 60 km/jam dan tidak melebihi batas
kecepatan maksimal jalan.
6. Untuk panjang produk yang melebihi 15 m dapat digunakan jenis bogey truck. Atau menggunakan truck
flat bed yang dimodifikasi.
7. Jika Panjang overlap ke belakang lebih dari 2.5m, maka dianjurkan untuk mendapatkan pengawalan
dari polisi dan izin pihak ketiga yang berkepentingan
8. Pada bagian ujung depan dan belakang wajib diberi hazard triangle yang bersifat reflektif
Jenis truk yang digunakan untuk pengangkutan produk di darat adalah Flatbed trailer truck dan Flatbed trailer tipe Sliding.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan truk jika muatan produk melebihi Panjang truk:
28
3. Pengiriman
Kayu Ganjal
12 cm x 6 cm
Karet Pelindung
(Potongan Ban)
Kayu Ganjal
12 cm x 6 cm
30
3. Pengiriman
Slip Kayu
5 cm x 7 cm
Kayu Ganjal Maks. 1.5 m 3-4 m 3-4 m 3-4 m 3-4 m Maks. 2.5 m
12 cm x 6 cm
Berdasarkan SK.727/AJ307/DRJD/2004
31
3. Pengiriman
Tampak 3D
Rantai Sling
Karet Ganjal
Note :
1. Kayu ganjal diletakan dengan jarak 3 sd. 4m
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri dan kanan setiap produk spun pile
3. Material kayu ganjal yang digunakkan berupa kayu meranti atau setara dengan
kelas kuat III atau setara
4. Ikatan rantai sling harus diperhatikan, pastikan bahwa rantai sling telah mengikat
dengan kencang
5. Jumlah produk yang diangkut mengikuti kapasitas truck trailer tipe sliding
6. Panjang overlap ke depan maksimal 1.5m dan menyesuaikan dimensi truk
7. Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat No.
SK.727/AJ.307/DRJD/2004 Bab IV Bagian B, jika Panjang overlap ke depan atau
belakang lebih dari 2m, maka dianjurkan untuk mendapatkan pengawalan dari
polisi dan izin pihak yang berkepentingan
8. Pada bagian ujung depan dan belakang wajib diberi hazard triangle yang bersifat
reflektif
32
3. Pengiriman
C connector
Slip Kayu
5 cm x 7 cm
Kayu Ganjal
12 cm x 6 cm
Note :
1. Kayu ganjal diletakan dengan jarak 3 sd. 4m
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri dan kanan setiap produk spun pile
3. Material kayu ganjal yang digunakkan berupa kayu meranti atau setara dengan
kelas kuat III atau setara
4. Ikatan rantai sling harus diperhatikan, pastikan bahwa rantai sling telah mengikat
dengan kencang
5. Jumlah produk yang diangkut mengikuti kapasitas truck trailer tipe sliding
6. Panjang overlap ke depan maksimal 1.5m dan menyesuaikan dimensi truk
Hazard Triangle 7. Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat No.
SK.727/AJ.307/DRJD/2004 Bab IV Bagian B, jika Panjang overlap ke depan atau
belakang lebih dari 2m, maka dianjurkan untuk mendapatkan pengawalan dari
polisi dan izin pihak yang berkepentingan
8. Pada bagian ujung depan dan belakang wajib diberi hazard triangle yang bersifat
reflektif
33
3. Pengiriman
Tidak Menggunakan Karet Pelindung Pengikatan kurang memadai Perletakan produk tidak sentris, berat tidak
Terpusat di tengah
34
3. Pengiriman
1. Mobile Crane
Mobile crane (derek bergerak) adalah salah satu alat yang
berfungsi untuk mengangkat atau menurunkan material dengan
beban berat dan memindahkannya secara horizontal, digunakan
untuk memindahkan produk dari trailer ke kapal tongkang.
2. Kapal Tongkang
Tongkang adalah kapal pengangkut kargo yang umumnya tidak
memiliki baling-baling sendiri sehingga bergantung pada kapal
tunda untuk memberinya daya dorong. Sementara kapal tunda
adalah penggerak utama tongkang, yang terhubung ke tongkang
menggunakan tali penarik.
3. Jetty / Dermaga
Jetty/Dermaga adalah struktur yang menonjol dari daratan ke
perairan. Jetty/Dermaga dapat berfungsi sebagai pemecah
gelombang, sebagai jalan setapak, atau keduanya; atau,
berpasangan, sebagai sarana untuk menyempitkan saluran.
35
3. Pengiriman
1. Kapal tongkang bersandar di 2. Truk trailer masuk ke area 3. Mobile crane digunakan untuk
Jetty/dermaga. Jetty/dermaga menuju ke kapal memindahkan produk dari trailer ke
tongkang bersandar. tongkang.
36
3. Pengiriman
α ≥ 600
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A (m) 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4,8
37
3. Pengiriman
Hook Plat
α ≥ 600
38
3. Pengiriman
B. Pengangkutan Moda Laut
I. Metode Pengiriman Yang disarankan untuk Pengiriman Spun Pile Panjang ≤ 15m
Sling Rope
A
B
B
B
Pada Bidang yang Datar
Papan Penyangga Catatan : A
Di Dua sisi A = 0,75 m
B≤4m
Note : Kayu Ganjal
1. Kayu ganjal diletakkan di tiap baris tumpukan produk dengan jarak 3 sd. 4m Di Tiap Baris
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri dan kanan setiap produk spun pile dan tiap
baris tumpukan
3. Material kayu ganjal dan papan penyangga yang digunakan berupa kayu meranti kelas Slip Kayu
kuat III atau setara 5 cm x 7 cm
4. Ikatan rantai sling harus diperhatikan, pastikan bahwa rantai sling telah mengikat
dengan kencang
5. Jumlah produk yang diangkut mengikuti kapasitas kapal
6. Pastikan kapal yang digunakan layak jalan (memenuhi syarat, baik secara teknis Kayu Ganjal
maupun dokumen) 12 cm x 6 cm
7. Tinggi maksimum penumpukan mengikuti tinggi maksimum penumpukan di stockyard
(lihat Bab 3)
8. Jika Penumpukan berbeda diameter, maka baris paling bawah merupakan diameter
terbesar
39
3. Pengiriman
α ≥ 600
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A (m) 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 2,8 3 3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4 4,6 4,8
40
3. Pengiriman
B. Pengangkutan Moda Laut
I. Metode Pengiriman Yang disarankan untuk Pengiriman Spun Pile Panjang > 15m
Sling Rope
A
B
B
B
Pada Bidang yang Datar
Papan Penyangga Catatan : A
Di Dua sisi A = 0,75 m
Note : B≤4m
1. Kayu ganjal diletakkan di tiap baris tumpukan produk dengan jarak 3 sd. 4m Kayu Ganjal
2. Kayu ganjal segitiga diletakan di samping kiri dan kanan setiap produk spun pile dan Di Tiap Baris
tiap baris tumpukan
3. Material kayu ganjal dan papan penyangga yang digunakan berupa kayu meranti kelas
kuat III atau setara
4. Ikatan rantai sling harus diperhatikan, pastikan bahwa rantai sling telah mengikat
dengan kencang Slip Kayu
5. Jumlah produk yang diangkut mengikuti kapasitas kapal 5 cm x 7 cm
6. Pastikan kapal yang digunakan layak jalan (memenuhi syarat, baik secara teknis
maupun dokumen)
7. Tinggi maksimum penumpukan mengikuti tinggi maksimum penumpukan di stockyard
Kayu Ganjal
(lihat Bab 3)
8. Jika Penumpukan berbeda diameter, maka baris paling bawah merupakan diameter 12 cm x 6 cm
terbesar
41
Muatan diatas Tongkang
B. Pengangkutan Moda Laut
II. Metode Pengiriman Spun Pile Ø 800 sd. 1000 mm dengan CT Connector
Sling Rope
A
BB
B
B
Pada Bidang yang Datar B
B
B
A
Tidak menggunakan papan ganjal Menempatkan benda lain yang berat diatas tumpukan produk
43
5. Persiapan Pemancangan
44
5. Persiapan Pemancangan
A. Flowchart Pemancangan
Perhatikan dan pahami flowchart pemancangan berikut
MULAI
Kumpulkan Data Tentukan Spesifikasi Alat Pancang
(Hasil Uji SPT/Boring, Koordinat (Hydraulic Hammer/Drop Hammer/
pancang, Sudut pemancangan, Single Act Hammer/Double Act
spesifikasi tiang pancang, berat Hammer/Diesel Hammer/Vibro
hammer, stroke) Hammer, Berat Hammer)
Persiapan Site
Persiapan Tiang Pancang (Marking Posisi Pemancangan;
(Pengangkatan tiang pancang, Positioning Crane dan leader; setting
Positioning tiang pancang ) Hammer)
Pemancangan
(Kalendering)
SELESAI
45
5. Persiapan Pemancangan
B. Pengumpulan Data
Berikut merupakan data yang harus dikumpulkan :
1. Data SPT dan Boring Log : Data ini digunakan untuk menentukan kedalaman final set rencana serta
penentuan jenis alat pancang yang akan digunakan
2. Kordinat pancang : Digunakan untuk merencanakan posisi crane yang ideal, serta untuk marking posisi
pemancangan
3. Sudut Pemancangan : Untuk mengetahui kemiringan pemancangan rencana
4. Spesifkasi tiang pancang : Untuk menghitung perkiraan penetrasi final set berdasarkan kapasitas tiang
pancang dan perkiraan berat hammer yang digunakan
5. Berat hammer : Untuk memperkirakan penetrasi final set serta daya dukung tiang pancang aktual
berdasarkan persamaan energi
6. Pemancangan dapat dilakukan ketika kekuatan tiang pancang sudah mencapai minimal 85% dari
fc’
Hamme r
Double Double
Acting Double Acting
Acting
(C lose -e nd)
Differential
49
5. Persiapan Pemancangan
B = 0,5 P + 600 kg
Dengan,
B = Berat Hammer (kg)
P = Berat Tiang pancang (kg)
600 kg = koefisien
Sumber : Buku Pondasi Tiang Pancang Vol. I, Ir. Sardjono HS
50
5. Persiapan Pemancangan
D. Persiapan Site
1 Marking Posisi Pemancangan 2 Posisikan Crane dan Leader 3 Posisikan Produk yang akan dipancang
Patok
Tandai titik yang akan dipancang Posisikan Crane dan Leader pada Posisikan produk pada area yang mudah
Menggunakan patok/marking Titik yang dapat menjangkau lokasi Dijangkau oleh crane, dan bebaskan
pemancangan Halangan yang menganggu mobilisasi produk
Saat pemancangan
51
6. Pemancangan
12 m
11,5 m Penyambungan
11 m
10,5 m
Penomoran marking
10 m Dilanjutkan dari tiang
sebelumnya
9,5 m
9m
Marking 8,5 m
8m
3m
Note : 2,5 m
1. Marking dilakukan per setengah meter dan diberi
2m
panjang akumulasi
2. Bahan marking menggunakan bahan yang tidak mudah 1,5 m
luntur dan dapat terlihat dengan jelas 1m
3. Jika dilakukan penyambungan tiang, maka marking
dilanjutkan dari tiang sebelumnya
Model 120 200 260 360 460 600 860 1060 1200
Rated Piling Force (Ton) 120 200 260 360 460 600 860 1060 1200
Pile Driving High 6.9 8.9 8.2 6.8 6.1 8.7 7.4 8.1 6.5
Speed (m/min) Low 1.9 1.3 1.57 1.1 0.9 1 0.9 0.7 0.9
Suitable Pile Square 200-350 200-400 300-500 300-600 400-800
(mm) Circle 300-350 300-400 300-500 300-600 400-800
Max Weight
8 12 12 12 16 16 25 25 30
(T)
Crane
Pile Length
13 14 14 14 15 15 16 16 16
(m)
Power (kW) Main Engine 45 45 45 74 74 111 135 135 135
Crane 22 22 30 30 30 30 45 45 45
Working Dimension (L x W)
8000x4110 10000x4880 10500x6310 12000x6488 12000x7320 13800x8190 14500x8530 15200x9010 16000x9110
(mm)
Total Weight (T) 120 200 260 360 460 600 860 1060 1200
(Sumber: https://gtmid.com/product/hspd-hydraulic-static-pile-driver/ )
1 2
Patok
Tandai titik yang akan dipancang menggunakan Mobilisasi alat HSPD dan spun pile ke lokasi
patok/marking
Note :
1. Alat HSPD dan service crane memiliki Surat Izin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan kualifikasi dan masih berlaku.
3. Alat SDPD dan service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan dalam kondisi baik (tidak rantas dan tidak berkarat). Nilai faktor keamanan sling angkat > 3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang terdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan beresiko tinggi saat terjadi harus bebas dari orang yang tidak
berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Landasan alat HSPD dan service crane harus stabil dan kuat menopang beban.
7. Pile clamping memiliki min. 8 (delapan) penjepit wedge untuk memegang tiang bulat, posisi wedge cosentris dengan sumbu tiang dan kondisi
grip pada clamping tidak aus.
8. Besar tekanan clamping yang akan diterima oleh tiang harus memperhatikan spesifikasi alat pancang dan sesuai dengan kapasitas tiang serta
dapat dikontrol dengan pembacaan alat ukur yang ada.
9. Pemancangan dapat dilakukan ketika kekuatan tiang pancang sudah mencapai minimal 85% dari fc’
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
B (m) 1,8 2,1 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8 5,1 5,4 5,7 6 6,3 6,6 6,9 7,2
Note :
1. Alat HSPD dan service crane memiliki Surat Izin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan kualifikasi dan masih berlaku.
3. Alat SDPD dan service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan dalam kondisi baik (tidak rantas dan tidak berkarat). Nilai
faktor keamanan sling angkat > 3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang terdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan beresiko
tinggi saat terjadi harus bebas dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Landasan alat HSPD dan service crane harus stabil dan kuat menopang beban.
7. Pile clamping memiliki min. 8 (delapan) penjepit wedge untuk memegang tiang bulat, posisi
wedge cosentris dengan sumbu tiang dan kondisi grip pada clamping tidak aus.
8. Besar tekanan clamping yang akan diterima oleh tiang harus memperhatikan spesifikasi alat
pancang dan sesuai dengan kapasitas tiang serta dapat dikontrol dengan pembacaan alat
ukur yang ada.
9. Pemancangan dapat dilakukan ketika kekuatan tiang pancang sudah mencapai minimal
Alat HSPD posisi rata horizontal dan tiang pada
85% dari fc’
posisi rata vertikal
10. Penekanan dihentikan saat nilai pile set (Penurunan tiang) akibat penekanan tiang sebesar
200% dari beban rencana selama 30-60 detik sebanyak 2 (dua) kali penekanan harus ≤
20mm
C. Instalasi Tiang Pancang Metode Vibratory and Sonic Power Driven Hammer
Detail Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer
Note :
Peredam
Power Pack Power Pack
Getaran
1. Alat Vibratory and Sonic Power Driven
Hidrolik Control Panel Hammer memiliki Surat Izin Alat (SIA).
Pemberat
Eccentric 2. Operator memiliki Surat Izin Operator
(SIO) sesuai dengan kualifikasi dan
masih berlaku.
Kotak Getaran 3. Alat Vibratory and Sonic Power Driven
Hammer dalam kondisi baik dan layak
digunakan.
4. Landasan dari alat harus stabil dan kuat
Penjepit
Hidolik Penjepit
menopang beban.
Hidolik
Tiang Pancang
Selang Hidolik
/ Pile
Note :
1. Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer memiliki Surat Izin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan kualifikasi dan masih berlaku.
3. Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Landasan dari alat harus stabil dan kuat menopang beban.
1 2
Patok
Tandai titik yang akan dipancang menggunakan Mobilisasi alat Vibratory and Sonic Power Driven
patok/marking Hammer dan spun pile ke lokasi
Note :
1. Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer memiliki Surat Izin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan kualifikasi dan masih berlaku.
3. Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Landasan dari alat harus stabil dan kuat menopang beban.
5. Pemancangan dapat dilakukan ketika kekuatan tiang pancang sudah mencapai minimal 85% dari fc’
Note :
1. Titik angkat produk (B) dapat dilihat pada table dibawah.
2. Proses pengangakatan produk dilakukan secara perlahan, untuk menghindari
terjadinya gesekan atau beban kejut yang besar.
3. Bahan marking menggunakan bahan yang tidak mudah luntur dan dapat terlihat
dengan jelas.
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
B (m) 1,8 2,1 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8 5,1 5,4 5,7 6 6,3 6,6 6,9 7,2
Note :
1. Alat Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer memiliki Surat Izin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Izin Operator (SIO) sesuai dengan kualifikasi dan masih berlaku.
3. Alat Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat. Nilai faktor keamanan sling angkat > 3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang terdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan beresiko tinggi saat
terjadi harus bebas dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Landasan alat Alat Vibratory and Sonic Power Driven Hammer harus stabil dan kuat menopang beban.
7. Pemancangan dapat dilakukan ketika kekuatan tiang pancang sudah mencapai minimal 85% dari fc’
Note :
1. Alat tripod crane dan service crane memiliki dokumen SIA.
2. Alat tripod crane dan service crane dalam kondisi baik dan layak
digunakan.
3. Landasan alat tripod crane dan service crane harus stabil dan kuat
menopang beban crane saat proses pengangkatan dan penekanan
tiang pancang.
4. Operator alat memiliki SIO dan jenis kualifikasi yang masih berlaku.
5. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Dengan
factor keamanan sling angkat > 3 terhadap beban.
6. Motor auger dan pompa grouting berfungsi dengan baik. Alat auger,
screw, socket screw harus lurus dan jumlah cukup mencapai kedalaman
peneltrasi tiang.
7. Kondisi socket tidak aus, terkoneksi dengan baik dan seal socket tidak
bocor.
8. Dril bit (mata bor) terpasang dengan benar, serta kondisi fisik dril bit
tidak bengkok, patah dan tidak aus.
9. Bagian expansion wing berfungsi baik (membuka dan menutup
sempurna) dan tidak ada kebocoran oli hidrolik pengerak.
10. Lubang penyemprot grouting pada Bagian bawah dril bit tidak
mampat/tersumbat dan one way valve (katup satu arah) berfungsi.
11. Aksesoris hose grouting tidak bocor/getas dan memiliki Panjang minimal
100m dengan ukuran diameter 2 inch.
3 4 5 6 7
Note :
1. Titik angkat produk (B) dapat dilihat pada table dibawah.
2. Proses pengangakatan produk dilakukan secara
perlahan, untuk menghindari terjadinya gesekan atau
beban kejut yang besar.
3. Gunakan alat angkat yang sesuai dengan syarat
pengangkatan yang sudah dijelaskan (lihat Bagian 1)
L (m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
B (m) 1,8 2,1 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8 5,1 5,4 5,7 6 6,3 6,6 6,9 7,2
69
6. Pemancangan
Note :
1. Pastikan bahwa as produk segaris dengan as hammer
dan sejajar dengan as leader
2. Pastikan bahwa sudut pemancangan yang diinginkan
sudah sesuai
3. Pastika sudut pemancangan yang diinginkan telah
tercapai
70
6. Pemancangan
As Hammer dengan
As produk segaris
Di Jangkar Pada 4 Sisi As Produk sejajar
dengan as leader
71
6. Pemancangan
72
6. Pemancangan
Note :
1. Sumbu tiang pancang harus segaris dengan hammer
dan Leader
2. Operator teodolith hanya mengarahkan kelurusan tiang
pancang saat sebelum penetrasi
3. Digunakan 2 teodolith untuk mengukur kelurusan tiang.
Jika digunakan 1 teodolith, maka perlu di-backup dengan
1 unting-unting pada sisi lainya
4. Posisi antara operator teodolith 1 dan teodolith 2 saling
tegak lurus
73
6. Pemancangan
F. Pile Cushion
Pile Helmet
Pile Cushion
Note :
1. Gunakan Plywood / hardwood / komposit antara plywood
dan hardwood untuk material pile cushion
2. Jika pile cushion terbakar / membara / terkompresi
hingga menjadi ½ tebal awal, maka pile cushion harus
diganti
74
6. Pemancangan
Dimana :
Qult : ( ton ) ; Qd = Qult / SF ;SF = 2 - 3
Ap : luas penampang dasar tiang ( m2 ) (1/4.π.D2.)
Np : nilai N di dasar tiang (t/m2)
As : luas selimut tiang (m2) (π.D. Kedalaman)
Nav : nilai rata-rata N sepanjang tiang (t/m2)
Wpile : berat pondasi tiang (ton)
75
6. Pemancangan
79
6. Pemancangan
Qb = 40*Nb*Ab ;
Ab = luas penampang
spun pile
Rumus :
Qall = ((Qs + Qb) – Wpile) / SF ;
Qs = tahanan selimut ;
Qb = tahanan ujung ;
SF diambil 3
Keterangan :
• Qs = qs . Nrerata . As ; qs =
0,2 ; As = Luas keliling tiang
• Qb = 40 . Nb . Ab ; Nb = N
spt pada kedalaman tertentu ;
Ab = Luas penampang spun
Qs = qs*Nrerata*As ; pile
qs = 0,2 (u spun pile) ; As =
• Wpile = berat tiang (ton)
luas keliling spun pile
80
6. Pemancangan
81
6. Pemancangan
Contoh perhitungan
Diketahui spesifikasi alat diesel hammer :
Berat Piston (W) = 1.247,3 kg
Ketinggian jatuh maks (H) = 2,5 m Grafik Kalendering :
Berat topi tiang = 1220,16 kg
Berat tiang :
Spun Pile D600, L 10 m = 3.930 kg
Diasumsikan tegangan pemancangan kepala tiang pancang = 7,0 Mpa ( Medium Driving)
Solusi :
𝑒𝑓 𝑊𝐻 𝑊 + 𝑛2 𝑊𝑝
C1 = 6 mm 𝑃𝑢 = 𝑋
𝑆 + (𝑐1 + 𝑐2 + 𝑐3 )/2 𝑊 + 𝑊𝑝
C2 = 0,5 X 10 m = 5 mm
C3, diambil 2,5 mm 0,9. 1247,3 . 2,5 1247,3 + 0,52 3930
Ef = 0,9 𝑃𝑢 = 𝑥
0,003 + (0,006 + 0,005 + 0,0025)/2 1247,3 + 3930
n = 0,5 (asumsi digunakan cushion)
𝑃𝑢 = 123.968,52 𝑘𝑔 = 123.9 𝑇𝑜𝑛
𝑃𝑢
𝑃𝑎 = = 41.322,84 = 41.32 𝑇𝑜𝑛
3
82
6. Pemancangan
F. Pemberhentian pemancangan
Pemberhentian pemancangan dilakukan apabila penetrasi pada final set telah tercapai (dilihat dari data
kalendering). Penetrasi pada final set dapat diperkirakan dengan menginvers persamaan dinamis hilley dan
mengganti nilai Pa dengan nilai kapasitas dukung tiang rencana.
83
6. Pemancangan
Las
Note :
Inverter 1. Pelat Sambung harus bersih dari debu, lumpur, kotoran
dan bebas karat
Menggunakan 2. Posisi Tiang Harus lurus segaris, dan harus menempel
sempurna (rata)
APD
3. Pekerja diwajibkan menggunakan alat pelindung diri
Sambungan yang sesuai
Lurus
84
6. Pemancangan
85
6. Pemancangan
150 150
2G
86
6. Pemancangan
I. Prosedur Pemotongan
Bagian yang
dipotong
Panjang Stek
a. Potong bagian atas b. Lakukan pengikisan
dengan menggunakan beton pada cutoff level
Tanda Cutoff Level
gurinda atau alat yang hingga PCBar terlihat
sesuai
88
6. Pemancangan
89
6. Pemancangan
Langkah Preventif :
1. Pastikan bahwa as tiang pancang segaris dengan as
hammer
2. Hentikan pemancangan apabila penetrasi pada final set
telah tecapai
90
6. Pemancangan
Identifikasi Penyebab :
Over Momen : Tiang mengalami benturan saat pemancangan,
Eksentrisitas ekstrem pada tiang pancang (Momen melebihi Mult)
Langkah Korektif :
Pemancangan dihentikan, perbaikan tiang pancang (Sesuai metode
perbaikan)
Langkah Preventif :
1. Pastikan bahwa as tiang pancang segaris dengan as hammer
2. Perhatikan dengan cermat posisi sling pengikat saat handling
pemancangan.
91
6. Pemancangan
Persiapkan bahan - bahan yang akan digunakan untuk perbaikan kepala tiang menggunakan pelat sambung (joint plate) produk spun
pile, antara lain:
a. Pelat sambung (joint plate) yang sudah dirangkai dengan tulangan b. Material grouting tipe Non-Shrink Cementitious Grout
(Contoh Sikagrout 215M atau sejenis, syarat kuat
tekan lebih besar dari kuat tekan beton spun pile)
yang telah diuji di laboratorium.
c. Material perekat (antara beton lama dan grouting
baru) tipe water resistant bonding agent dan mortar
admixture
d. Spiral wire
e. Kawat las
f. Papan sekat, multiplex
D a b c d e f Tulangan Spiral
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Jumlah Panjang Berat Ø Spiral Panjang Berat
(mm) (mm) (Kg) (mm) (mm) (Kg)
300 400 50 70 100 105 90 6Ø10 815 3,01 3,20 6000 0,379
350 475 50 70 100 110 95 6Ø10 900 3,33 3,20 6500 0,410
400 550 60 80 150 115 95 6Ø10 1000 3,70 3,20 7000 0,442
450 625 60 80 170 120 100 6D13 1085 6,78 3,20 7500 0,474
500 700 60 80 180 145 120 6D13 1205 7,53 4,00 8150 0,515
600 850 80 90 240 170 140 8D13 1430 11,92 4,00 9200 0,581
800 1150 80 90 360 200 160 8D13 1780 14,84 5,00 9200 0,581
1000 1450 80 90 500 220 180 10D13 2120 22,09 5,00 9200 0,581
1200 1750 80 90 650 250 200 12D13 2470 30,88 5,00 9200 0,581
92
6. Pemancangan
D b d L
(mm) (mm) (mm) (mm)
300 60 180 650
350 65 220 725
Tiang pancang retak/patah 400 75 250 800
450 80 280 875
500 90 320 950
600 100 400 1100
800 120 560 1400
1000 140 720 1700
1. Potong penampang beton dengan menggunakan pahat baja atau 1200 150 900 2000
gerindra pada sekeliling sampai posisi besi prestress (pc bar).
3. Potong besi prestress (pcengan menyisakan stek pc bar sepanjang
minimal 200 mm
4. Chipping permukaan dalam beton
5. Bersihkan permukaan beton yang telah dichipping menggunakan
sikat kawat
6. Oleskan material perekat pada permukaan dalam beton secara
merata
7. Pasang penyekat / bekisting dengan baik dan benar sehingga tidak
terdapat lubang yang dapat menyebabkan kebocoran bar)
menggunakan gerinda (gergaji besi)
93
6. Pemancangan
8. Pasang rangkaian pelat sambung (joint plate) pada posisi yang benar
dengan waterpass, dimana besi prestress (pc bar) masuk pada lubang
pelat sambung (joint plate)
12. Pembuatan benda uji kubus uk. 5x5x5 cm yang dilakukan pada
umur 1 hari, 3 hari dan 7 hari dengan total benda uji yang
dibuat sebanyak 6 buah.
94
6. Pemancangan
95
6. Pemancangan
96
6. Pemancangan
97
LAMPIRAN
Isyarat Rigger R
Berhenti Berhenti Karena Naikan Beban Angkat Boom Putar Takel Perpendek Boom
Kondisi darurat (Telescopic Crane)
Naikan Boom dan Pekerjaan berhenti Turunkan Beban Turunkan Boom Geser Takel Perpanjang Boom
Turunkan Beban (Telescopic Crane)
Turunkan Boom dan Menaikan/ Gunakan Geser Crane Geser Crane Trolley travel
Naikan Beban Menurunkan Auxiliary hoist/ 2-Track 1-Track
Beban perlahan Whipline (Crawler Crane) (Crawler Crane)
Sumber : Osha.gov
98
Dedication for Movement