Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODI PENELITIAN

I.1. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus, Studi kasus menurut

(Suharsimi Arikunto) adalah pendekatan yang dilakukan secara intensif,

terperinci, dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu. Peneliti ini membahas

studi kasus pada lansia dengan Asma di Kecamatan Cibiru Kota Bandung

I.2. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini yaitu 2 klien lansia

dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama yaitu penyakit

Asma dengan bersihan jalan nafas tidak efektif

I.3. Fokus Studi

Fokus studi pada penelitian studi kasus ini adalah gangguan system pernapasan

yaitu dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif

I.4. Definisi Operasional

a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif adalah kondisi pernafasan yang tidak normal

akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan oleh sekret

atau sputum yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi.

b. Lansia Dengan Asma

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan


tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Proses penuaan

ini akan berdampak terhadap sistem imunitas menurun seperti daya

ingatmenurun, kekuatan otot menurun, dan perubahan fisik. Proses penuaan

pada lansia menyebabkan penurunan fungsi tubuh, sehingga menyebabkan

lansia rentan terhadap berbagai penyakit infeksi yang salah satunya adalah

Asma.

I.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi studi kasus : di Kecamatan Cibiru wilayah kerja Puskesmas Cibiru Kota

Bandung

b. Waktu penelitian : Tanggal 08 Januari 2024 sampai 13 Januari 2024 dengan

melakukan kunjungan rumah sebanyak 3 kali selama 1 minggu

I.6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan. Selama proses

pengumpulan data, peneliti memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih

tenaga pengumpul data (jika diperlukan), memerhatikan prinsip-prinsip validitas

dan reliabilitas, serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data

dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014).

Metode pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin

untuk melakukan penelitian di wilayah Kelurahan Cibiru.

1. Tahapan dalam pengambilan data


Berikut adalah tahapan-tahapan pengambilan data pada studi kasus ini :

a. Persiapan yang dilakukan meliputi pengajuan judul studi kasus, studi

pendahuluan dan penyusunan penelitian.

b. Mendapatkan data dari Puskesmas Cibiru dan terdapat salah satu keluarga

dengan anggota keluarga terdapat penyakit Tuberkulosis Paru di wilayah

Kelurahan Cibiru.

c. Menemui klien dan memperkenalkan diri, selanjutnya menjelaskan maksud

kedatangan peneliti seperti proses, tujuan, dan manfaat diadakkanya

penelitian kepada klien.

d. Mengajukan informed consent kepada klien sebagai tanda persetujuan untuk

menjadi subjek penelitian.

e. Melakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi secara langsung

untuk mengambil data penelitian.

f. Melakukan analisa data pada subjek penelitian untuk membuat kesimpulan

dalam menentukan masalah kesehatan.

g. Melakukan perencanaan keperawatan untuk tindakan keperawatan yang akan

diberikan pada klien.

h. Memberikan tindakan keperawatan kepada klien sesuai dengan perencanaan

yang telah dirumuskan

i. Melakukan dokumentasi selama proses keperawatan berlangsung.

I.6.1 Wawancara

Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan

masalah kesehatan yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi


yang direncanakan (Setiadi, 2017), yang meliputi : Identitas klien, Keluhan

utama, Riwayat penyakit sekarang, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat penyakit

keluarga, dsb.

I.6.2 Pemeriksaan Fisik

Peneliti melakukan pemeriksaan fisik persystem. Peneliti melakukan tindakan

asuhan keperawatan dengan menggunakan tekhnik Inspeksi,Palpasi,Auskultasi

dan Perkusi pada klien lansia. Pemeriksaan fisik pada lansia berfokus pada data

tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Respirasi, Nadi dan Suhu

I.6.3 Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk

mengamati dan meninjau secara cermat dengan langsung melakukannya di

lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi kemudian digunakan

untuk membuktikan kebenaran dari desain penelitian yang sedang dilakukan.

I.6.4 Kuesioner

Peneliti tidak menggunakan kuesioner dalam studi kasus ini.

I.6.5 Skala Penilaian

I.7. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan studi kasus, yaitu

untuk mempelajari sesuatu yang aktual dan unik, yaitu sesuatu yang belum

berlalu atau masa lampau.

Analisa data yang dilakukan penulis yaitu dengan membandingakan

teori yang ada dengan proses keperawatan yang telah dilakukan penulis yaitu

kepada pasien Asma bronkial dengan fokus studi ketidakefektifan bersihan jalan
napas. Analisa dimulai dengan mengumpulkan data dengan wawancara dan

observasi kepada pasien secara langsung. Selanjutnya penulis menentukan

prioritas masalah serta merumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan

selanjutnya menyusun rencana keperawatan untuk mengatasi masalah.

Kemudian penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai tujuan dan kriteria

hasil yang telah dibuat.

I.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses yang mengubah data mentah menjadi informasi

yang berguna dan mudah diterima. Data mentah biasanya berupa angka atau

catatan yang tidak memiliki arti bagi pengguna, sehingga membutuhkan proses

pengolahan untuk mengubahnya menjadi informasi berguna menggunakan

teknik dan metode tertentu.

I.7.2 Analisa Data

a. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen) hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkip

(catatan terstruktur)

b. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subyektif dan

objektif. Peneliti melihat bagaimana wawancara klien lansia secara subyektif

berbicara tentang Asma. dan seperti apa data objektif klien lansia dilihat oleh

peneliti seperti terlihat batuk dan sesak.


c. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan teks naratif, kerahasiaan dari lansia dijamin

dengan cara inisial nama.

d. Kesimpulan

Asuhan keperawatan berdasarkan data yang disajikan dengan format asuhan

keperawatan gerontik dengan format khusus pada pengkajian lansia yang

peneliti lakukan

I.8. Etika Penelitian

Peneliti melakukan pengajuan permohonan kesediaan pada lansia pada pasien

Tn.Y dan Ny.O, Dilakukan tindakan atau kunjungan asuhan keperawatan untuk

meneliti asma.

I.8.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Setelah partisipan menyatakan ketersediaannya kemudian peneliti meminta

lansia menandatangani lembar persetujuan penelitian. Peneliti melakukan lembar

persetujuan tindakan Asuhan Keperawatan dengan secara lisan dengan melihat

apakah klien lansia ini benar mempunyai penyakit asma, ketika benar maka kita

melakukan kontrak waktu persetujuan tindakan yang akan dilakukan.

I.8.2 Anonimiti (Tanpa Nama)

Identitas dilembar penelitian menggunakan inisal untuk menjamin kerahasiaan

lansia. Peneliti menuliskan untuk inisial lansia pertama adalah Tn.Y dan lansia

kedua Ny.O
I.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan terkait dengan informasi yang didapat dari klien

lansia. Data yang disajikan hanya yang mempunyai keterkaitan dengan peneliti.

Tidak untuk dipublishkasikan hanya untuk kebutuhan peneliti

I.8.4 Beneficience (Kemurah Hati)

Prinsip ini menyatakan bahwa perawat akan melakukan yang terbaik untuk

lansia, tanpa merugikan mereka dan jika perlu, mencegah terjadinya kerugian

I.8.5 Non maleficence (Tidak Merugikan)

Prinsip non maleficence artinya tenaga kesehatan selalu mempunyai niat untuk

membantu klien mengatasi masalahnya.

I.8.6 Veracity (Kebenaran)

Prinsip kejujuran menekankan bahwa perawat harus selalu mengatakan yang

sebenarnya kepada lansia. Hal ini penting dalam membangun kepercayaan

antara perawat dan lansia. Misalnya, jika lansia terinfeksi asma, perawat harus

memberitahukan diagnosisnya dengan jujur meskipun perawat mungkin

mengkhawatirkan kondisi mental lansia

I.8.7 Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan mengharuskan orang diperlakukan sama dalam semua aspek

perawatan kesehatan mereka, tanpa memandang ras, agama, kelas social atau

situasi ekonomi. Hal ini tercermin dalam pelayanan kesehatan professional

ketika petugas kesehatan mencoba untuk mengikuti hukum, standar professional

dan keyakinan yang benar untuk memastikan pelayanan yang berkualitas.

Peneliti melihat ke adilan klien lansia Tn.Y sangat bagus dalam menentukan
masalah kesehatannya dengan keluarganya dank lien lansia Ny.O juga sangat

baik dalam menentukan ke adilan selalu bilang ke keluarganya kalo ada masalah

kesehatannya

I.8.8 Fidely (Kesetiaan)

Prinsip ini mengatakan bahwa perawat harus setia pada komitmennya dan

menepati janjinya. Jika seorang perawat setuju untuk menemani lansia selama

tindakan, perawat harus siap untuk melakukan apa yang mereka katakan

Anda mungkin juga menyukai