Anda di halaman 1dari 47

PEMERINTAH KOTA BAUBAU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SULAA
Jl. Dayanu Ikhsanuddin (Kompleks BTN Wana Bakti Indah)
Kel. Lipu, Kec. Betoambari, Kota Baubau
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
GERAKAN CEGAH STUNTING
PUSKESMAS SULAA
A. PENDAHULUAN
Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) merupakan Suatu tindakan sistematis
dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup. Pemerintah telah mengeluarkan instruksi presiden Nomor 1 Tahun 2017
tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai upaya mewujudkan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan aktivitas fisik, peningkatan
perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi,
peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan,
dan peningkatan edukasi hidup sehat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai dua fungsi yaitu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
Salah satu upaya promotif dan preventif adalah penyuluhan kesehatan. Penyuluhan
Kesehatan atau pendidikan kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu
dengan harapan bahwa pesan tersebut dapat berpengaruh terhadap perilakunya.
Salah satu fokus upaya kesehatan yang dilakukan oleh promosi kesehatan pada
tahun 2022 adalah upaya gerakan masyarakat melalui promosi kesehatan dalam rangka
peningkatan gizi masyarakat dalam rangka pencegahan dan penanggulangan kejadian
stunting melalui penyuluhan atau pendidikan yang dilakukan secara massif pada siswa.

B. LATAR BELAKANG
Stunting jika dikutip dari Perpres No. 72 Tahun 2021 merupakan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar
yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Kesehatan.
Dalam beberapa tahun belakangan, stunting menjadi perhatian besar pemerintah
terutama Karen hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan peningkatan prevalensi
stunting nasional di tahun 2010 sebesar 35,5% menjadi 37,2% di tahun 2013. Stunting
sebagai masalah kesehatan masyarakat membutuhkan penanganan serius dari berbagai
pihak. Di tahun 2018, prevalensi stunting nasional menurun 30,8%. Angka tersebut
tetap masih terhitung sangat tinggi jika mengacu pada standar yang ditetapkan oleh
WHO.
C. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 72 Tahun 20211 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat.

3. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia 2019.

4. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah
Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.

D. TUJUAN
1. Umum
Menurunkan angka prevalensi stunting tahun 2023 di wilayah kerja Puskesmas
Sulaa.
2. Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang stunting dan
upaya pencegahan stunting
b. Menurunkan prevalensi stunting

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Gerakan Cegah Stunting 1. Edukasi kepada masyarakat tentang upaya
pencegahan stunting

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Kegiatan Pelaksanaan Metode Ket
Pokok Kegiatan
1 Gerakan Edukasi Kegiatan gerakan cegah stunting
Cegah diawali dengan petugas membuat
Stunting jadwal, menentukan sasaran dan lokasi,
selanjutnya petugas melakukan
persiapan dengan menyiapkan materi,
lalu petugas menyampaikan materi dan
mendokumentasikan kegiatan.

G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR TERKAIT


No Lintas Program Kegiatan Peran
1 Kepala Puskesmas Melakukan pengawasan, pembinaan dan
pemantauan untuk pelaksanaan Gerakan cegah
stunting
2 Gizi Menyediakan materi dan data terkait stunting
yang selanjutnya akan dipaparkan dalam
kegiatan Gerakan cegah stunting

No Lintas Program Kegiatan Peran


1 Kepala Sekolah Mendukung, memfasilitasi dan mengkoordinir
kegiatan tersebut

H. SASARAN
Seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sulaa

I. SUMBER BIAYA
Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana BOK Puskesmas Sulaa Tahun Anggaran
2023

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran hasil
yang dapat dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan dan pelaksanaan. Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal kegiatan. Tujuan
evaluasi ini adalah untuk memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan
kegiatan dari Program dan mengukur keberhasilan seluruh proses kegiatan yang
dilaksanakan pada akhir kegiatan.

Pelaporan adalah suatu kegiatan melaporkan/menyampaikan secara tertulis


segala kegiatan yang telah dilakukan. Mencakup seluruh dari kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun tujuan dari pelaporan adalah untuk mengetahui daya guna, hasil
guna dan tepat guna kegiatan serta penyimpangan yang mungkin terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
No Jenis Pencatatan Waktu
1 Lembar Pencatatan Kegiatan Setiap setelah turun kegiatan

2. Pelaporan
No Jenis Laporan Diserahkan Kepada
Pengelola SIK Programer Dinas
1 Laporan Promkes Setiap triwulan tanggal 5 Setiap bulan tanggal 5

3. Evaluasi Kegiatan
No Evaluasi Waktu Pelaksana
1 Monitoring pelaksanaan Setiap akhir bulan Koordinator, pelaksana
kegiatan Gerakan cegah pelayanan promosi dan PJ
stunting UKM
2 Lokakarya mini Setiap bulan Koordinator & pelaksana
pelaksanaan kegiatan tanggal 2 pelayanan promosi
Gerakan cegah stunting kesehatan dan staf
Puskesmas Sulaa
3 Evaluasi semester Setiap 6 bulan Koordinator dan pelaksana
pelaksanaan Gerakan pelayanan promosi
cegah stunting kesehatan dan staf
Puskesmas Sulaa dan
Dinas Kesehatan Kota
Baubau
GERAKAN CEGAH STUNTING
No. Dokumen : 428/SOP/I/2023
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 16-01-2023
Halaman :

PUSKESMAS BUDI UTAMA, SKM, MKM


SULAA NIP. 19751230 200604 1 010

Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, dimana dalam
jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak,
metabolism dan pertumbuhan fisik pada anak. Sementara dalam jangka
panjang dampak stunting dapat dilihat dari kesulitan belajar, penyakit
1. Pengertian jantung dan pembuluh darah, kemampuan perkembangan kognitif,
meningkatkan resiko obesitas pada anak dan daya tahan tubuh melemah
sehingga mudah terinfeksi penyakit. Stunting juga merupakan kondisi yang
ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan
anak-anak seusianya.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan Gerakan cegah stunting
2. Tujuan

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sulaa Nomor 07/SK/PKM-


3. Kebijakan SULAA/I/2023 Tentang Jenis-Jenis Pelayanan yang disediakan Puskesmas
Sulaa
1. Petugas menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan
2. Petugas menyiapkan surat dan kebutuhan administrasi lainnya
3. Petugas berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait
4. Petugas mempersiapkan alat dan bahan, berupa : Materi, daftar hadir,
LCD, dan sound system
4. Prosedur/ 5. Petugas membuka kegiatan dengan menyapa peserta
Langkah- 6. Penyampaian isi pokok materi baik dipaparkan oleh petugas puskesmas
langkah maupun yang dipaparkan oleh pemateri yang diundang jika ada
7. Petugas diharapkan menggunakan nuansa humor dan Bahasa yang
sederhana agar peserta dapat cepat memahami pemyampaian materi
8. Petugas membuka sesi tanya jawab
9. Petugas menyimpulkan hasil dari kegiatan
10. Petugas menutup kegiatan

Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan

Petugas menyiapkan surat dan kebutuhan administrasi lainnya


5. Bagan Alir

Petugas berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait


Petugas menyiapkan alat dan bahan

Petugas membuka kegiatan

Penyampaian materi

Sesi tanya jawab

Kesimpulan kegiatan

Petugas menutup kegiatan

1) Buku Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah,


2021.

2) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan


penurunan stunting.

3) Pedoman pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita,


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2019.
6. Referensi 4) Kemenkes RI, 2019. Buletin : Situasi balita pendek (Stunting) di
Indonesia. 1 st ed. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI,
pp.26-28.

5) Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat


Hidup Sehat

6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang standar


Tablet Tambah Darah bagi wanita Usia Subur dan Ibu Hamil.

7. Unit terkait Petugas promkes, petugas gizi, Lurah beserta jajaran, LPM

8. Dokumen
terkait

Isi
No Yang dirubah Tgl mulai diberlakukan
9. Rekaman Perubahan
historis
perubahan
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SULAA
Jl. Dayanu Ikhsanuddin (Kompleks BTN Wana Bhakti Indah)
Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota Baubau

Baubau, 19 Juni 2023

Nomor : 445/414
Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada
Perihal : Penyuluhan Edukasi Gerakan Cegah Stunting Yth. Bpk/Ibu....(Terlampir)
Di –
Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat


di wilayah kerja puskesmas Sulaa, maka dengan ini kami bermaksud melaksanakan kegiatan
tentang Penyuluhan Edukasi Gerakan Cegah Stunting.
Sehubungan hal tersebut di atas, kami sangat mengharapkan Bapak/Ibu Untuk hadir
pada kegiatan tersebut yang Insya Allah akan di laksanakan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
Jam : 08.00 Wita - Selesai
Tempat : Aula Kantor Kelurahan Sulaa
Demikian kami sampaikan atas perhatian bapak/ibu kami ucapkan terimakasih.

.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sulaa

Budi Utama, SKM., M.K.M


NIP. 19751230 200604 1 010
Daftar lampiran :

1. Lurah Sulaa
2. Babinsa Sulaa
3. Bhabinkamtibmas Sulaa
4. Ketua Tim Penggerak PKK Kel. Sulaa
5. Tokoh Agama
6. Ketua Pokja I,II,III,IV Kel Sulaa
7. Ketua RW ( 2 RW)
8. Ketua RT (6 RT)
9. Ketua Kader Posyandu Balita
10. TPK Stunting Kel.Sulaa
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SULAA
Jl. Dayanu Ikhsanuddin (Kompleks BTN Wana Bhakti Indah)
Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota Baubau

Baubau, 19 Juni 2023

Nomor : 445/421
Lampiran : - Kepada
Perihal : Permintaan Pemateri Yth. Kabid Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Baubau
Di –
Tempat

Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Edukasi Gerakan Cegah Stunting


yang dilakukan oleh Puskesmas Sulaa, maka dengan ini kami meminta kesediaan Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Baubau untuk menjadi Pemateri
tentang Stunting dan Pencegahannya yang Insya Allah akan di laksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
Jam : 08.00 Wita - Selesai
Tempat : Aula Kantor Kelurahan Sulaa
Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sulaa

Budi Utama, SKM., M.K.M


Nip. 19751230 200604 1 010
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SULAA
Jl. Dayanu Ikhsanuddin (Kompleks BTN Wana Bhakti Indah)
Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota Baubau

Baubau, 19 Juni 2023

Nomor : 445/421
Lampiran : - Kepada
Perihal : Permintaan Pemateri Yth. Ketua Tim Penggerak PKK
Kota Baubau
Di –
Tempat

Dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Edukasi Gerakan Cegah Stunting


yang dilakukan oleh Puskesmas Sulaa, maka dengan ini kami meminta kesediaan Ketua Tim
Penggerak PKK Kota Baubau untuk menugaskan satu anggota Tim Penggerak PKK Kota
Baubau sebagai Narasumber dalam kegiatan tersebut dengan topik Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) yang Insya Allah akan di laksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
Jam : 08.00 Wita - Selesai
Tempat : Aula Kantor Kelurahan Sulaa
Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sulaa

Budi Utama, SKM., M.K.M


Nip. 19751230 200604 1 010
KELUARGA SADAR
GIZI (KADARZI)

Oleh : Dra. SHIRLEY F BANSOE, Apt


Apa itu KADARZI ?
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah
suatu keluarga yang mampu mengenali dan
mencegah masalah gizi setiap anggotanya
KENAPA HARUS KELUARGA?
• PENGAMBILAN KEPUTUSAN dalam bidang pangan, gizi dan
kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat keluarga
• SUMBER DAYA dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga
• MASALAH GIZI yang terjadi di tingkat keluarga, erat
kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak semata-mata
disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan
pangan
• KEBERSAMAAN antar keluarga dapat memobilisasi
masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan
kesehatan
CONTOH PERILAKU SADAR GIZI
1.MEMANTAU BERAT BADAN SECARA TERATUR
2.KONSUMSI MAKANAN SEHAT DAN BERAGAM
3.KONSUMSI GARAM BERYODIUM
4.BERIKAN ASI EKSKLUSIF
5.BERIKAN VITAMIN/SUPLEMEN BAGI ANGGOTA
KELUARGA YANG MEMBUTUHKAN
MENGAPA HARUS MEMANTAU
BERAT BADAN SECARA TERATUR?
• PERUBAHAN BERAT BADAN = PERUBAHAN KONSUMSI
MAKANAN / GANGGUAN KESEHATAN
• MENIMBANG DAPAT DILAKUKAN OLEH KELUARGA DIMANA
SAJA (RUMAH, FASYANKES, POSYANDU, DAN LAINNYA
• KELUARGA DAPAT MEMANTAU KESEHATAN DAN MASALAH
GIZI DIRI SENDIRI DAN ANGGOTA KELUARGA
• KELUARGA BISA MENGATASI MASALAH SENDIRI ATAUPUN
DENGAN BANTUAN NAKES
MENGAPA HARUS KONSUMSI
MAKANAN SEHAT DAN BERAGAM?
❑TUBUH MANUSIA MEMERLUKAN SEMUA ZAT GIZI SESUAI
KEBUTUHAN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN, VITAMIN
DAN MINERAL)
❑TIDAK ADA SATU PUN JENIS MAKANAN YANG LENGKAP ZAT
GIZINYA
MENGAPA HARUS KONSUMSI
GARAM BERYODIUM?
❖ZAT YODIUM DIPERLUKAN TUBUH
SETIAP HARI
❖GAKY MENYEBABKAN PENURUNAN
KECERDASAN, GANGGUAN
PERTUMBUHAN DAN PEMBESARAN
KELENJAR GONDOK
❖KANDUNGAN YODIUM DALAM AIR
DAN TANAH DIBEBERAPA DAERAH
BELUM MENCUKUPI KEBUTUHAN
MENGAPA HARUS BERIKAN ASI
EKSKLUSIF?
➢ASI MERUPAKAN MAKANAN BAYI YANG
PALING SEMPURNA, BERSIH DAN SEHAT
➢ASI DAPAT MENCUKUPI KEBUTUHAN GIZI
BAYI UNTUK TUMBUH KEMBANG NORMAL
SAMPAI USIA 6 BULAN
➢ASI PRAKTIS, KARENA MUDAH DALAM
PEMBERIANNYA
➢MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH BAYI
➢MENJALIN HUBUNGAN KASIH SAYANG
ANTARA IBU DAN BAYI
MENGAPA HARUS BERIKAN
VITAMIN/SUPLEMEN?
o KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA KELOMPOK BAYI, BALITA, BUMIL,
BUSUI MENINGKAT DAN SERINGKALI TIDAK BISA DIPENUHI DARI
MAKANAN SEHARI-HARI
o SUPLEMEN ZAT GIZI DIPERLUKAN UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN ZAT GIZI TERSEBUT
o BERSIFAT TIDAK WAJIB KONSUMSI, TAPI DIBUTUHKAN OLEH
TUBUH
BAGAIMANA MENILAI KELUARGA
SUDAH SADAR GIZI ATAU BELUM?
❖Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan
anak baik
❖Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga
❖Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam
beryodium
❖Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi sampai
usia 6 bulan
❖Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik
berat badannya sesuai umur
❖Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga
BAGAIMANA MENUJU KADARZI?
TINGKAT KELUARGA :
• KELUARGA MENCARI INFORMASI GIZI SECARA TERUS
MENERUS
• TUKAR PENGALAMAN ANTAR KELUARGA SERTA
PENDAMPINGAN OLEH TOMA DAN NAKES
• MEMANFAATKAN FASILITAS RUJUKAN SECARA
BERJENJANG YANG TERJANGKAU (POSYANDU-
PUSKESMAS-RUMAH SAKIT)
BAGAIMANA MENUJU KADARZI?
TINGKAT MASYARAKAT :
• TERBENTUKNYA KELOMPOK MASYARAKAT YANG
MENDUKUNG UPAYA MENUJU KADARZI
• SETIAP KELOMPOK AKSES TERHADAP INFORMASI GIZI
DAN INFORMASI SISTEM PELAYANAN GIZI
• SETIAP KELOMPOK MEMILIKI KADER GIZI
• SETIAP KELOMPOK AKTIF, MENYEDIAKAN DAN
MENYEBARLUASKAN INFORMASI GIZI
BAGAIMANA MENUJU KADARZI?
TINGKAT PEMERINTAH :
• SETIAP SEKTOR AKSES TERHADAP INFORMASI DAN
PELAYANAN KESEHATAN GIZI
• SETIAP SEKTOR MEMPERTIMBANGKAN ASPEK
KESEHATAN DAN GIZI DALAM MERUMUSKAN
KEBIJAKAN
• SETIAP SEKTOR MENYEDIAKAN SUMBER DAYA
UNTUK PERBAIKAN KESEHATAN DAN GIZI
MASYARAKAT
HUBUNGAN KADARZI DAN
STUNTING
KADARZI STUNTING
KADARZI MENINGKAT STUNTING MENURUN

KEBIASAAAN ASI EKSKLUSIF UTAMAKAN ASI EKSKLUSIF

KONSUMSI MAKANAN SEHAT DAN KONSUMSI MAKANAN SEHAT


BERAGAM
SASARAN IBU DAN ANAK
SASARANNYA IBU DAN ANAK
IMUNISASI
IMUNISASI DASAR LENGKAP
POSYANDU
TIMBANG BERAT BADAN
CEGAH STUNTING
DENGAN PROTEIN
HEWANI

Oleh
dr. PANGERAN ABDUL AZIS SALAM
PENDAHULUAN
Pemerintah telah meluncurkan Rencana
Aksi Nasional Penanganan Stunting
pada Bulan Agustus tahun 2017, yang
menekankan pada kegiatan konvergensi
di tingkat Nasional, daerah dan Desa,
untuk memprioritaskan intervensi
Gizi spesifik dan gizi sensitif pada
1000 Hari Pertama Kehidupan hingga
sampai usia 6 tahun.
PENGERTIAN STUNTING
▪Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita (di
bawah 5 tahun) akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk
usianya.
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

Sangat penting bagi bayi. Masa ini dimulai sejak ;


1. Sel sperma bertemu dengan sel telur (Konsepsi/pembuahan);
2. Bayi dalam kandungan;
3. Bayi lahir hingga berusia 2 tahun

Sangat berpengaruh terhadap


kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan.

JIKA PADA MASA INI BAYI TIDAK MENDAPAT ASUPAN GIZI YANG CUKUP MAKA BAYI AKAN
MENGALAMI STUNTING
KELOMPOK SASARAN INTERVENSI
STUNTING

▪REMAJA
▪CALON PENGANTIN
▪IBU HAMIL
▪IBU MENYUSUI
▪ANAK USIA 0 – 59 BULAN
SITUASI STUNTING DI KOTA BAUBAU

▪Prevalensi Stunting tahun 2022 : 26,0 %


(SSGI) dan 8,8% (e-PPGBM);
▪Batasan angka stunting menurut WHO : 20%;
▪Angka stunting di Kota Baubau masih
terbilang cukup tinggi;
▪Target Stunting Nasional 2024 :14%.
CEGAH STUNTING DENGAN PROTEIN
HEWANI
▪ Penelitian di Afrika yang pernah membandingkan anak yang memiliki pola makan
vegan atau sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani dengan anak yang
makan protein hewani.
▪ Dari penelitian tersebut, hasilnya, anak yang mengonsumsi protein hewani
memiliki tubuh lebih tinggi dibandingkan yang hanya mengonsumsi protein
nabati.
▪ Beberapa produk hewani merupakan sumber protein yang lengkap, seperti: Ikan,
Berbagai jenis telur, Produk susu, seperti keju, susu, dan whey; Daging merah dari
sapi, banteng, dan rusa; Unggas dari sumber seperti ayam, kalkun, dan puyuh.

“untuk pencegahan stunting pada anak, asupan


protein nabati tidak sebaik protein hewani”
PROTEIN HEWANI
Isi Piringku merupakan
pedoman yang disusun
oleh Kementerian
Kesehatan
mengampanyekan
konsumsi makanan yang
sesuai dengan pedoman
gizi seimbang. Dalam satu
piring setiap kali makan, setengah
piring diisi dengan sayur dan buah,
sedangkan setengah lainnya diisi
dengan makanan pokok dan lauk
pauk. Selain itu, Isi Piringku juga
memuat ajakan untuk mengonsumsi
8 gelas air setiap hari, melakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari,
dan mencuci tangan dengan air dan
sabun sebelum dan setelah makan.
Berikut ini beberapa sumber protein hewani yang bisa
Anda diolah untuk anak dalam mencegah stunting.
▪ Pertama, daging ayam. Kandungan protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor
pada daging ayam sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Tak hanya
itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.
▪ Kedua, ikan. Ikan merupakan makanan tinggi protein yang kaya manfaat dengan harga
yang biasanya lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau ayam. Ikan juga
mengandung asam lemak omega 3 yang mampu mengoptimalkan perkembangan otak
anak pada periode emas pertumbuhannya.
▪ Ketiga, telur. Selain mudah didapatkan, telur merupakan makanan yang mengandung
nutrisi komplet untuk bayi hingga orang dewasa. Dalam satu butir telur, mengandung 75
kalori, 7 gram protein tinggi, zat besi, lemak, dan vitamin.
▪ Keempat, daging sapi. Daging sapi adalah makanan kaya protein, zat besi, dan asam
folat yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Adanya kandungan zat besi
pada daging sapi juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan
stunting
PILIH MAKANAN YANG SEHAT UNTUK
BALITA
Jenis Anak Usia 2-3 Anak Usia 3-5 Takaran Saji Makanan
Makanan Tahun Tahun
Karbohidrat 85 gram 113 – 141 gram 28 gram setara dengan satu
lembar roti, satu gelas sereal, atau
setengah gelas geras
Sayuran 1 gelas 1,2 gelas Sajikan dengan ukuran sayur yang
kecil tapi masih bisa dikunyah agar
menghindari tersedak
Buah 1 gelas 1 – 2 gelas Sekitar 480 ml
Susu 2 gelas 2 gelas
Daging 56 gram 85 – 113 gram 28 gram daging, 1 buah telur
▪ NASI : Dalam satu porsinya atau sekitar 200 gram nasi putih, terkandung hampir 250 kalori
dan 53,2 gram karbohidrat. Selain itu, nasi putih juga mengandung gula yang cukup tinggi,
sehingga tidak disarankan untuk pengidap diabetes atau orang yang perlu membatasi asupan
KANDUNGAN GIZI PADA PANGAN LOKAL
gula. Sebagai gantinya, bisa mengonsumsi nasi merah, hitam, atau cokelat.
▪ SAGU : Selain karbohidrat dan kalori, sagu juga mengandung zat besi, kalium, dan kalsium,
serta vitamin dan asam folat, tetapi jumlahnya tidak terlalu signifikan.
▪ SINGKONG : Nutrisinya cukup padat. Dalam sekitar 100 gram singkong, terkandung 40 gram
karbohidrat, 165 kalori, dan 2 gram serat, gula, serta protein.
▪ JAGUNG : Dalam sekitar 160 gram jagung, terkandung 177 kalori dan 41 gram karbohidrat.
Selain sebagai makanan pokok, jagung juga bisa bantu penuhi kebutuhan vitamin C, B1, B9,
serta magnesium dan kalium harian.
▪ UBI : merupakan sumber energi yang baik dan mengandung aneka vitamin, mineral, dan
serat. Soal kandungan vitamin, ubi sangat kaya akan vitamin A dan C. Kedua vitamin tersebut
sangatlah penting bagi kesehatan tubuh.
▪ PISANG : Buah ini mengandung kalium dalam jumlah yang tinggi. Perlu diketahui bahwa
kalium adalah salah satu nutrisi yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan di
tubuh, serta mengatur penyerapan dan pembuangan nutrisi di sel.
`
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SULAA
Jl. Dayanu Ikhsanuddin (Kompleks BTN Wana Bakti Indah)
Kel. Lipu, Kec. Betoambari, Kota Baubau
DOKUMENTASI KEGIATAN EDUKASI GERAKAN CEGAH STUNTING

Anda mungkin juga menyukai