C. MENERAPKAN KESELAMATAN KERJA
Berikut berbagai prosedur melakukan keselamatan kerja sesuai Undang-
Undang ketenagakerjaan.
1. Prosedur K3
Kecelakaan kerja mungkin saja bisa terjadi walaupun kita sudah bekerja
dengan hati-hati. Namun jika semua aspek K3 tidak terpenuhi bisa saja terjadi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3 adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk
mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Berikut adalah beberapa jenis kecelakaan kerja
yang dapat terjadi di sektor industri:
a, Elektronik (Manufaktur)
1) Teriris, terpotong.
2) Terlindas, tertabrak.
3) Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya.
4) Kebocoran gas.
5) Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan.0A MOTOR Kelas Xi
28 PENGELOLAAN BENGKEL SEP
)
b. Produksi Metal (Manufaktw 1)
1) Terjepit, terlindas.
2) Tertusuk, terpotong,
3) Jatuh terpeleset.
4) Terjadinya kontak antara
(Minyak dan Produksi Batu Bara, Produksi Kare,
tergores-
kulit dengan cairan metal, cairan non-metal,
c. Petrokimia
Produksi Plastik)
1) Terjepit, terlindas.
2) Teriris, terpotong, tergores:
3) Jatuh terpeleset.
4) Tertabrak.
5) Terkena benturan keras.
6) Terhirup atau terjadinya Kontak antara kulit dengan hidrokarbon dan
abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
R
Konstruksi
1) Kemungkinan jatuh dari ketinggian.
2) Kejatuhan barang dari atas.
3) Terinjak.
4) Terkena barang yang runtuh, roboh.
5) Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin, lingkungan yang beradiasi
pengion dan non-pengion, bising.
6) Terjatuh, terguling.
7) Terjepit, terlindas.
8) Tertabrak.
9) Terkena benturan keras
S
Bengkel Otomotif
1) Kejatuhan barang dari atas (bekerja di bawah kendaraan; kendaraan
sedang diangkat oleh dongkrak/car lift).
2) Terjepit, terlindas.
3) Tertabrak.
4) Terpeleset.
5) Cedera tulang dan sendi (keseleo, terkilir).
6) Terjatuh, terguling.
7) Cedera punggung dan bahu.
8) Terbakar.
9) Terkena benturan keras.
10) Berkontak dengan bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya, seperti
hidrokarbon (gas sisa pembakaran), minyak rem, elektrolit baterai.
11) Tersengat listrik.
12) Teriris, sobek, terluka benda tajam.PENGELOLAAN BENGKEL SEPEDA MOTOR Kelas XII 29
Prosedur berikut mungkin bisa mencegah terjadinya kecelakaan di tempat
kerja yang perlu dilakukan secara bersama-sama oleh tenaga kerja,
perusahaan dan pemerintah, yakni:
a. Peraturan perundangan (UU No | tahun 70 tentang kesclamatan dan
kesehatan kerja, UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan kerja dan UU no.
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan)
b. Standardisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resi atau
tak resmi mengenai prosedur kerja yang memenuhi_ syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yang diwajibkan.
d. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan
yang berbahaya, pengujian alat-alat perlindungan diri, dan sebagainya.
e. Riset medis,
f. Penelitian psikologis.
g. Penelitian secara statistik.
h. Pendidikan.
i. Latihan-latihan.
j. Penggairahan, penggunaan berbagai cara penyuluhan yang menimbulkan
sikap untuk selamat.
k. Asuransi.
1. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.
Dengan mematuhi prosedur K3 dan mengetahui jenis kecelakaan kerja,
diharapkan tenaga kerja mampu melakukan tindakan preventif agar
kecelakaan tersebut tidak terjadi, walaupun terjadi tapi dengan risiko yang
minim. Berikut adalah prosedur K3 yang harus diketahui dan diterapkan di
tempat kerja, terutama di bengkel otomotif.
a. Mematuhi peraturan perundang-undangan (UU No 1 tahun 70 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja, UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
kerja dan UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan).
b. Mematuhi peraturan K3 yang diberlakukan di Perusahaan,
c. Menganalisis kondisi lingkungan kerja
d. Menganalisis kondisi- peralatan dan perlengkapan kerja, termasuk
penggunaannya sesuai dengan fungsinya.
e. Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapi (5 $).
f. Bekerja sesuai prosedur (SOP).
. Tersedianya alat keselamatan kerja dan terampil dalam penggunaannya.
08PENGELOLAAN BENGKEL SEPEDA MOTOR Kelas XIl ay
2. ee sangat populer di dunia industri. Industri yang menerapka,
rans akan terlihat bersih dan teratur. Mereka berpikir keadaan yang
yembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebags;
lah yang selama ini tersembunyi dari pary
10
program 5S
berantakan akan men)
a untuk memunculkan masa
lem solver).
di lingkungan kerja untuk membantu mewujudkay
usah
pemecah masalah (prob!
5$ adalah kunci utama me
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat, benar dan aman. Saat ini program
§§ telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara,
Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama inj
memusatkan perhatiannya terhadap pengurangan segala pemborosan (waste),
58 adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki
kebiasaan (habit) mengurangi pemborosan di tempat kerjanya.
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan
kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton),
pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan
penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik (shitsuke). Masing-masing S dalam 5S_beserta
penjelasannya dijelaskan di bawah ini.
a. Seiri
Gambar 2.2 Menandai barang-barang yang sudah tidak berguna
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan
barang yang berguna dan tidak berguna:
Barang berguna => Disimpan
Barang tidak berguna => Dibuang
Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy, yaitu
menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah
(red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih
berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari
tempat kerja. Semakin ramping (/ean) tempat kerja dari barang-barang
yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.b. Seiton
Gambar 2.3 Penataan barang yang berguna agar mudah dicari
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang
yang berguna agar mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi.
Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu
menempatkan barang-barang berguna secara rapi dan teratur kemudian
diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan
berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang
tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi
pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
c. Seiso
Gambar 2.4 Pembersihan barang yang telah ditata
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan
barang yang telah ditata dengan rapi agar tidak kotor, termasuk tempat
kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun
dalam rangka program preventive maintenance (PM). ; :
Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang
pameran agar lingkungan kerja schat dan nyaman schingga mencegah
motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.TOR Kelas XI
ELOLAAN BENGKEL SEPEDA MO
NGI
32 PEI
d. Seiketsu
Gambar 2.5 Penjagaan lingkungan kerja
j iri, seiton, dan seis,
gl lanjutnya setelah seiri, pI ,
ketsu adalah langkah se is
a] enjagaanFingkungan Kerja yang sudah rapi dan bersih mej
ee kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses soit, seiton,
den seiso harus distandardisasi. Standar-standar ini harus mada diptons,
diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara
teratur dan berkala.
e. Shitsuke
Gambar 2.6 Penyadaran diri akan etika kerja
Shitsuke adalah lang
kerja, yaitu:
Disiplin tethadap standar, saling menghormati, malu_ melakukan
Pelanggaran, dan senang melakukan perbaikan,
Suksesnya S$ terletak pada Sejauh mana orang melakukan 5S sebagai
Suatu kebiasaan bukan paksaan Sehingga inisiatif perbaikan akan muncul
dengan senditinya, Di bawah ini adalah hal-hal penting yang diperlukan
untuk pelaksanaan Program 5§ di tempat kerja.
a. Membutuhkan keterlibatan/partisi
level atas sampai level bawah,
b. Membutuhkan_ komitmey
dilakukan setiap hari dan
Kah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika
. isasi dari
ipasi semua orang dalam organisasi
% Manajemen untuk memastikan kegiatan 5S
dianggap sebagai prioritas,TY PNGELOLAAN BENGKEL SEPEDA MOTOR Kelas XI 33
c.
Mengubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari
sekadar program kebersihan maupun housekeeping management.
Menerapkan SS secara konsisten untuk perubahan budaya.
Menggunakan sistem visual display untuk mengomunikasikan aktivitas 5S
secara efektif.
Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit)
untuk menilai performance.
. Membutuhkan edukasi tentang konsep dan keuntungan aktivitas 5S.