Anda di halaman 1dari 26

KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI FLORA &

FAUNA TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN


GUNUNG BETUNG
ABSTRAK
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, Taman Hutan Raya (Tahura)
merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
budaya, pariwisata, dan rekreasi. Salah satu Tahura yang ada di Provinsi Lampung
adalah Tahura Wan Abdul Rachman (WAR). Tahura WAR ditetapkan
berdasarkan SK Menhut No. 408/kpts-II/1993 dengan luas 22,.244 Ha. Dengan
adanya pertimbangan untuk menjamin pelestarian lingkungan dan konservasi
alam tersebut status Register 19 Gunung Betung ditingkatkan menjadi Tahura
dengan luas 22.249,31 ha. Hingga saat ini perubahan lahan hutan/ konversi lahan
merupakan ancaman yang serius untuk kawasan Tahura WAR. Penelitian ini
Mengeksplorasi Flora Dan Fauna pada Oktober 2023. Analisis vegetasi Flora
dilakukan dengan menggunakan metode petak ganda yang diletakkan secara
sistematis dengan jarak antar plot 10 meter. Plot dibuat sebanyak 25 plot untuk
masing-masing tingkatan vegetasi dengan metode plot bersarang. Plot berukuran
10x10 meter untuk pohon, 5x5 meter untuk sapling dan 2x2 meter untuk vegetasi
semai. Analisi Fauna Menggunakan Metode IPA,Line transec dan VES.

PENDAHULUAN
Ekspedisi Angsana merupakan sebuah kegiatan yang berupa eksplorasi
keanekaragaman hayati flora dan fauna. Ekspedisi Angsana berperan sebagai
wahana mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang didapatkan perkuliahan maupun
pendalaman melalui Forestry Observer (FORSE). Selain itu, kegiatan ini juga
menjadi sarana untuk menjalin hubungan dengan pengelola kawasan konservasi
sebagai wujud tridharma perguruan tinggi. Ekspedisi Angsana yang telah
dijalankan ini diharapkan dapat membantu dalam mendukung seluruh aspek dari
kawasan konservasi di Indonesia.
Salah satu kawasan konservasi yang terletak di Lampung yaitu Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman. TAHURA WAR adalah taman hutan raya yang
berada di Provinsi Lampung. Tujuan pembangunan TAHURA WAR adalah
sebagai kawasan perlindungan, penelitian, dan sarana pendidikan terhadap
beragam koleksi tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya. Delegasi awal dari
Departemen Kehutanan kepada gubernur Lampung dilakukan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998. Luas lahan yang ditempati oleh TAHURA
WAR seukuran 22.249,31 hektar. Pengelolaan TAHURA WAR menjadi tanggung
jawab dari Pemerintah Provinsi Lampung Melalui Dinas Kehutanan Provinsi
Lampung yang didelegasikan ke UPTD KPHK TAHURA WAR. Jenis
pengelolaan ini diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 83/2016. TAHURA WAR memiliki hutan konservasi yang terletak di
dalamnya yang bernama Gunung Betung memiliki keanekargaman flora dan fauan
yang ada.
Gunung Betung melibatkan masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber
daya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan tetap menjaga
kelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup dengan memanfaatkan seperti
tanaman kopi (Coffea canephora), Pala (Myristica fragrans), Coklat (Theobroma
cacao). Selain blok pemanfaatan gn betung memiliki blok lindung yang
mengharuskan menjaga keankeragaman flora yang terancam punah yang ada
disana seperti Pterocarpus indicus (Angsana) dan Tectona grandis (Jati) Selain
tanaman yang terancam di atas, jenis tanaman di gunung Betung banyak termasuk
ke dalam kategori LC( Least concern) atau resiko rendah seperti Litsea umbrella
( medang ), Ficus coronata ( ara amplas), Intsia bijuga ( merbau). Selain
keanekaragaman flora yang ada, gunung betung mampu menyajikan fauna yang
beragama pada taksa aves cucak kutilang ( Pycnonotus Aurigaster), Elang funung
(Nisaetus Alboniger) , Mamalia Kukang Sumatera (Nycticebus coucang), Bajing
Kelapa (callosciurus notatus) , Herpetofauna Katak bertanduk (chalcorana
chalconata), Kongkang kolam (Chalcorana chalconata), Reptil Ular cabe merah
(Calliophis intestinalis). Tahura war gunung betung perlu memiliki data dan
informasi terbaru yang komprehensif mengenai sumberdaya alam sebagai rujukan
pengelolaan yang bijaksana, untuk melindungi nilai kawasan, termasuk aspek
sosial dan ekologis demi tercapainya pengelolaan yang baik.
TUJUAN
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi data dan informasi
terbaru dari Flora dan Fauna ( (aves, mamalia, amfibi, dan repti ) di Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman Gunung Betung, dan dapat mengetahui
keanekaragaman, kelimpahan, dan sebaran jenis Flora dan faunaserta peranannya
dalam ekosistem di Gunung Betung.

METODOLOGI
1. Eksplorasi keanekaragaman hayati meliputi flora dan fauna (mamalia,
burung, dan herpetofauna). Metode yang digunakan sebagai berikut:
a) Flora
Survei flora melalui kegiatan survei lapang/analisis vegetasi dengan menggunakan
metode jalur berpetak.
b. Fauna
 Survei Aves dilakukan menggunakan metode IPA (Index Point of
Abundance)
 Survei mamalia dilakukan menggunakan kombinasi dari pengamatan
lapang dengan metode line transect
 Survei herpetofauna akan menggunakan metode VES (Visual
Encounter Survey).
2. Pengambilan data sifat tanah menggunakan metode plot sampel pada transek
pengamatan vegetasi.
3. Inventarisasi sosial budaya masyarakat menggunakan metode studi literatur,
observasi, dan wawancara. Proses analisis data menggunakan pivot table dan
skala likert (Sugiyono, 2014)
4. Pengukuran kadar carbon menggunakan metode jalur berpetak dengan
pengambilan sampel secara destructive dan non-destructive Sampling.
Proses analisis data menggunakan diantaranya adalah biomassa, cadangan
karbon, serapan CO2, produksi O2 (Chave et al., 2014; SNI, 2011; Bismak et
al., 2008; Nowak et al., 2007)
5. sePengambilan potensi hasil hutan menggunakan metode jalur berpetak
dengan mengidentifikasi langsung di lapangan dan studi literatur.

HASIL PEMBAHASAN
A. Flora
Indeks Nilai Penting
A. Blok Pemanfaatn
Tabel 1. INP blok pemanfaatan

Strata No Nama Jenis Nama Ilmiah INP

Semai 1 Suplir Adiantum 20

2 Alang Bertangkai Carex pedunculata 48,88

3 Alang-alang Imperata cylindrica 21,58

4 Bayam pasir Cyathula prostrat 11,01

5 Bisoro Ficus hispida 11,51

6 Pakis Botrychium 10,00

7 Cabe Capsicum annum L. 10,82

8 Cacao Theobroma cacao L 30,66

9 Kaliandra merah Caliandra houstonia 24,89

10 Cornus amomum 2,99

Daun sambung
11 Mikania micrantha 53,80
rambat

12 Daun talas Colocasia esculenta 12,68

13 Gandarusan Justicia gendarussa 12,82

14 Jelantir Erigeron sumatrensis 243,48

15 Jotang Kuda Synedrella nodiflora 18,45

16 Karet Hevea brasiliensis 17,71

17 Kemangi China Ocinium basilicum 25,56

18 Kemiri Aleurites moluccana 10

19 Ketapang Terminalia catppa 10

20 Kirinyuh Chromolaena odorata 12,68

21 Kopi Coffea canephora 186,12

22 Manggis Garcinia mangostana 32,75

23 Merica Piper ningrum 30,00

24 Rumput Oplismenus 11,96


Keranjang undulatifolius
Tumbuhan
25 Toxicodendron orientale 10
beracun Asia

26 Pakis Polypodiopsida 97,87

27 Paku pakuan Pterydohyta 42,07

Pakis pedang
28 Neophrolepis biserrta 30,72
besar

29 Panicum grande Panicum grande hitchc 10,82

Stachytarpheta
30 Pecut kuda 16,01
jamaicensis

31 Petai Cina Leucaena leucocephala 7,30

32 Pipturus Pipturus 21,35

33 Pulutan Urena lobata 11,96

34 Puring Codiaeum variegatum 7,68

35 Rumput Brome Bromus 39,41

36 Rumput Jagung Setaria barbata 21,11

37 Rumput Jariji Digitaria sanguinalis 15,56

Rumput
38 Oplismenus hirtellus 85,17
Keranjang

39 Rumput roset Dichanthelium 37,39

40 Sambung rambat Mikania micrantha 56,04

Melastoma
41 Senduduk 46,00
malabathricum

42 Senduduk bulu Clidemia hirta 61,63

43 Sengganen Melastoma 48,57

44 Serutan Streblus asper 11,39

Crassocephalum
45 Sintrong 10,00
crepidioides

46 Teasel Kecil Dipsacus pilosus 25,56

47 Terong hijau Solanum melongena 6,01

48 Yza sumatrae 10,00


1 Angsana Pterocarpus indicus 41,66

2 Cacao Theobroma cacao 123,10

3 Cengkeh Syzygium aromaticum 145,49

4 Durian Durio zibethinus 18,63

5 Gamal Gliricidia sepium 40,18

6 Jabon Neolamarckia cadamba 6,26

Archidendron
7 Jengkol 9,11
pauciflorum
Pancang
8 Karet Hevea brasiliensis 29,76

9 Kopi Coffea canephora 934,63

10 Leunca Solanum ningrum 9,11

11 Manggis Garcinia mangostana 22,45

12 Pala Myristica fragrans 129,59

13 Petai Parkia speciosa 45,00

14 Tisuk Hibiscus macrophyllus 29,76

15 Waru Hibiscus macrophyllus 15,26

Tiang 1 Cacao Theobroma cacao 98,05

2 Durian Durio zibethinus 24,67

3 Karet Hevea brasiliensis 11,68

4 Cengkeh Syzygium aromaticum 7,14

5 Amplas Ficus exasperata 9,74

6 Medang Phoebe 8,44

7 Bayur Pterospermum javanicum 5,84

8 Dahu Dracontomelon dao 5,84

9 Waru tisuk Hibiscus macrophyllus 11,03

10 Petai Parkia speciosa 5,84

11 Pala Myristica fragrans 5,84


12 Kopi Coffea canephora 5,84

1 Cacao Theobroma cacao 76,49

2 Kapuk Ceiba petandra 9,12

3 Petai Parkia speciosa 18,82

4 Tabu Parartocarpus venenosa 5,69

5 Durian Durio zibethinus 27,34


Pohon
6 Mangga Mangifera indica 4,56

7 Karet Hevea brasiliensis 44,24

8 Angsana Pterocarpus indicus 4,56

9 Binong Tetrameles nudiflora 4,56

10 Nangka Artocarpus heterophyllus 4,56

Berdasarkan data vegetasi dilihat dari tingkatan strata didapatkan : pada


strata Semai Jelantir (Conyza sumatrensis) memiliki nilai INP tertinggi sebesar
243,84%, pada strata Pancang Kopi memiliki nilai INP tertinggi sebesar 934,63%.
Pada strata tiang spesies Cacao memiliki INP tertinggi sebesar 98,05% dan pada
strata pohon spesies Cacao memiliki nilai INP tertinggi sebesar 76,49%.
Berdasarkan tingginya nilai INP jenis tersebut pada suatu kawasan, menunjukkan
bahwa jenis yang mempunyai peranan paling banyak di blok pemanfaatan adalah
Jelantir (Conyza sumatrensis), Coffea dan Cacao.
B. Blok Lindung
Tabel 2. INP blok Lindung
Strata No Nama Jenis Nama Ilmiah INP
Semai 1 Amplas Ficus ampelas 80
2 Ara Amplas Ficus coronata 50

3 Bandotan Ageratum conyzoides 13.78

4 Bayur tri Pterospermum 100


javanicum

5 Pakis musim Dorypteris concolor 51.97


gugur

6 Gandarusan Justicia gendarusan 34.89

7 Godog Bischofia javanica 26.9

8 Jabung Eligeron floribundus 11.2


9 Jelantir Erigeron sumatrensis 48.1

10 Karet Hevea brasiliensis 49.27

11 Keci beling Strobilanthes nervosa 43.85

30 Senggani Melastoma 36.11


malabathricum

13 Lempuyangan Panicum capillare 27.4

14 Mimba Azadirachta indica 6.20

15 Pakis Polypodiopsida 164.16

16 Pakis merak Selaginella 16.20


willdenowil

17 Pakis rane Selaginella 49.78

18 Pakis rantai Woodwardia radicans 81.28

19 Pakis sp Polypodiopsida 24.25

20 Paku kijang Athyrium 15.78


sorzogonense

21 Paku mas Dryopleri frlix-mas 11.20

22 Paku-pakuan Pteridophyta 101.54

23 Pala Myristica fragrans 45.24

24 Pompom 15.06
kering Eupatorium
makrosefalum

25 Kopi Liar Psychotria nervosa 32.16

26 Puring Codiaeum variegatum 12.5

27 Rumput Lophatherum gracile 23.61


Bambu

28 Rumput knop Hyptis capitata 16.34

29 Senduduk Clidemia hirta 86.99


Bulu

31 Suplir Adiantum 41.66


Kedondong trapeziforme
32 Talas Colocasia esculenta 120.36

33 Tapak liman Elephantopus scaber 11.11


Pancang 1 Amplas Ficus ampelas 59.25
2 angsana Pterocarpus indicus 39.28

3 Awar-Awar Ficus septica 61.76

4 Bayur Pterospermum 175.11


javanicum

5 Bayur tri Pterospermum 25.92


javanicum

6 Berenuk Crescentia cujete 10.31

7 Binong Tetrameles nudiflora 175.59

8 Dahu Dracontomelon dao 40.74

9 Durian Durio zibethinus 2.94

10 gamal Gliricidia sepium 3,041,47

11 Gintung Bischofia javanica 14.70

12 gmelina Gmelina arborea 2,073,73

13 Herbal 27.94

14 Jambu Psidium guajava 10.31

15 Jati Tectona grandis 10.31

16 Karet Hevea brasiliensis 292.56

17 Kemiri Aleurites moluccanus 100.08

18 Marjan hutan Pycnarrhena 10.31


tumefacta Miers

19 Medang Phoebe 200.52

20 mendarahan 13.13

21 Trembesi Samanea saman 59.12


Tiang 1 Amplas Ficus soronensi 106.86
2 Angsana Pterocarpus indicus 25.39

3 bayur Pterospermum 66.40


javanicum
4 Binong Tetrameles nudiflora 186.84

5 Cempaka Magnolia champaca 39.17

6 Dahu Dracontomelon dao 22.24

7 Durian Durio zibethinus 2434.62

8 Gmelina Gmelina arborea 152.39

9 Kakao Theobroma cacao 3652.70

10 Karet Hevea brasiliensis 43.33

11 Kemiri Aleurites moluccanus 7135.77

12 Medang Phoebe 863.17

13 mendarahan 329.42

14 Sengon Albizia chinensis 36.66

15 Trembesi Samanea saman 90.70

16 tusik Hibiscus 102.32


macrophyllus
Pohon 1 Amplas Ficus soronensi 100.48
2 Angsana Pterocarpus indicus 34.64

3 Bayur Pterospermum 83.64


javanicum

4 bayur tri Pterospermum 41.66


javanicum

5 Beringin Ficus benjamina 88.59

6 Binong Tetrameles nudiflora 288.79

7 Cempaka Magnolia champaca 24.91

8 Cokelat Theobroma cacao 4.95

9 Duku Lansium domesticum 19.02

10 Durian Durio zibethinus 69.03

11 gempol Nauclea orientalis 31.16

12 Gmelina Gmelina arborea 25.26

13 Jati Tectonia grandis 112.73

14 Kapuk randu Ceiba pentandra 13.85


15 Karet Hevea brasiliensis 17.65

16 Kemiri Aleurites moluccanus 105.44

17 Medang Phoebe 484.03

18 Melinjo Gnetum gnemon 21.97

19 Mendarahan 211.22

20 merbau Intsia 21.29

21 Nangka Artocarpus 25.74


heterophyllus

22 Petai Parkia speciosa 21.97

23 Tabu Tetrameles nudiflora 124.89

24 Trembesi Samanea saman 163.37

25 tusik Hibiscus 63.59


macrophyllus

Berdasarkan data vegetasi terdapat 4 strata tumbuhan pada hutan lindung yaitu
semai,pancang,tiang dan pohon. Pada setiap strata memiliki spesies tumbuhan
dengan nilai tertinggi secara berurutan yaitu pakis(paku-
pakuan) ,mendarahan,medang,medang dengan nilai INP masing-masing yaitu
sebesar 101.5478313%, 13,133,640,685%, 863.179658%, 484.0342116%.
Berdasarkan tingginya nilai INP jenis tersebut pada suatu kawasan, menunjukkan
bahwa jenis yang mempunyai peranan paling banyak di ekosistem Blok lindung
adalah pakis(paku-pakuan), mendarahan, dan medang.

TANAH

A. Blok Pemanfaatan

Sifat fisik 20 40 60

tekstur Sily Clay Loam Silty Clay Loam Sily Clay Loam

struktur Granular Granular Granular

Sifat kimia 20 40 60

pH 7,2 7 7

KTK Tinggi Tinggi Tinggi


Pengambilan sampel tanah dilakukan sesuai dengan kedalaman tanah 20-60
cm. pada table tanah terlihat bahwa tekstur tanah Silty Clay Loam atau lempung
sedikit berpasir. Menurut (Salawangi, 2020) tekstur lempung berpasir memiliki
sifat pori pori yang lebih besar dan menyebabkan akar lebih mudah berpenetrasi
dengan hal tersebut memudahkan perkembangan bagian akar dengan
perkembangan akar yang lebih baik berpengaruh terhadap proses penetrasi akar
tanaman yang di gunakan sebagai penyerapan dan hara untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Struktur tanah granular mempunyai tata udara yang baik
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah di olah dengan baik. [1]

Pengamatan sifat kimia tanah menghasilkan ktk yang di dominansi tingkat


tinggi. Tingkat besaran KTK dapat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman
salah satunya pada besar atau kecilnya kalium yang dapat diserap oleh tanaman.
Unsur hara kalium sangat membantu dalam mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan dapat menambah daya tahan tanaman terhadap
penyakit dan merangsang pertumbuhan [2]. Hasil Pengukuran pH tanah
menunjukkan dominasi pada tingkatan pH 7 yang berati netral, idealnya dengan
kandungan senyawa organik, mikroorganisme,unsur hara dan mineral-mineral
dalam kondisi yang optimal. dimana kondisi ini menunjukan bahwa ketersediaan
unsur nitrogen berada dalam kondisi yang cukup sehingga membantu
pertumbuhan [3]

B. Blok Lindung

sifat fisik 20 40 60

tekstur Sily Clay Loam Silty Clay Loam Silt

struktur Remah Remah Remah

sifat kimia 20 40 60

pH 6,9 7,1 7

KTK Tinggi Tinggi Sedang

Tekstur tanah hasil analisis menunjukkan bahwa tekstur tanah di hutan


sekunder di dominasi rata-rata ber tekstur yang sama dengan pertanian lahan
kering campuran silty clay loam atau lempung berpasir. Struktur tanah di
dominasi oleh remah mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih
mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang
bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat.
Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk.Di samping itu struktur tanah tidak
mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan.

Pada pengamatan sifat kimia tanah pada kedalaman 20-60 cm memliki rata
rata nilai KTK tanah 7 Kapasitas Tukar kation (KTK) merupakan kemampuan
tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation
tersebut. Dengan demikian dapat dipergunakan untuk petunjuk penyediaan
unsur hara. Tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan tinggi dalam
penyimpanan unsur hara [4]. menyatakan bahwa adanya vegetasi akan
menambah kandungan bahan organik. Kandungan bahan organik tanah dapat
menjadi sumber karbon, stabilitas agregat, kemampuan menyimpan air,
menjadi unsur hara, menaikkan Kapasitas Tukar Kation [5]

Profil Pohon
Profil pohon merupakan gambaran mengenai posisi pohon yang di
plotkan pada peta pohon, diameter tajuk pohon, dan kerapatan tajuk suatu
tegakan. Pembuatan diagram profil pohon merupakan salah satu cara untuk
menduga potensi biomassa yang dimiliki oleh suatu tegakan.
Stratifikasi di hutan tropis umumnya terdiri dari lima lapisan atau stratum
yaitu :
 Stratum A (strata emergent) yaitu lapisan tajuk hutan yang tingginya
lebih dari 30 m
 Stratum B (strata kanopi) yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang
tingginya mencapai 20 - 30 m
 Stratum C (strata sub kanopi) yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang
tingginya mencapai 4 -20m
 Stratum D (strata understory) yaitu lapisan tajuk keempat dengan
ketinggian 1 - 4 m
 Stratum E (lantai hutan/ ground) yaitu lapisan kelima yang tingginya 0
–1m

a. Profil Pohon Blok Pemanfaatan


b. Profil Pohon Blok Lindung

TOTAL BIOMASSA , CADANGAN KARBON, SERAPAN CO2,PRODUKSI O2

Hasil ekspedisi di Gunung Betung, Tahura Wan Abdul Rachman


mengungkapkan bahwa total biomassa, cadangan karbon, serapan CO2, dan
produksi O2 terbesar terdapat di blok lindung, dengan total CO2 sebesar 186,16
ton/ha dan produksi O2 sebesar 135,38 ton/ha. Kondisi ini dapat dijelaskan oleh
dominasi pohon dengan ukuran diameter yang tinggi dan minimnya aktivitas
manusia di dalam kawasan hutan blok lindung. Fenomena ini menegaskan peran
penting kawasan blok lindung sebagai penyerap karbon yang signifikan dan
penyumbang utama produksi oksigen dalam ekosistem Gunung Betung.
Tumbuhan seperti Medang Telor (Litsea angulata), Karet (Hevea brasiliensis),
dan Coklat (Theobroma cacao) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingginya jumlah biomassa, cadangan karbon, serapan CO2, dan produksi O2 di
kawasan Blok lindung Dominasi Medang Telor (Litsea angulata), Karet (Hevea
brasiliensis), dan Coklat (Theobroma cacao) dalam tegakan menyebabkan kawasan
ini menjadi penyimpan utama bagi elemen-elemen tersebut. Sebaliknya, Gmelina
(Gmelina arborea), Jati (Tectona grandis), dan Sengon (Albizia chinensis)
memiliki kontribusi yang lebih kecil, tidak begitu mempengaruhi karena
jumlahnya yang terbatas. [6]. tingginya biomassa dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti keragaman jenis pohon, jenis tanah, produksi serasah, dan umur
pohon.Blok Pemanfaatan, yang sering digunakan oleh manusia untuk aktivitas
pertanian dan perkebunan, memperlihatkan jumlah cadangan karbon dan produksi
O2 yang lebih rendah dibandingkan dengan blok lindung yang jarang terpengaruh
oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia, seperti budidaya, pemanenan,
penebangan, dan pengolahan lahan, berdampak pada tingkat biomassa dan
ketersediaan sumber daya di kawasan Pertanian Lahan Kering Campuran. Oleh
karena itu, keseimbangan antara aktivitas manusia dan keberlanjutan ekosistem
perlu dijaga, terutama untuk mendukung fungsi hutan dalam siklus karbon global
dan pemeliharaan ekosistem di Gunung Betung Tahura Wan Abdul Rachman.

TANAMAN OBAT

No Nama Khasiat Bagian Zat Kandungan Aktif

Mengobati sifilis,
mengobati sakit perut
Codiaeum pada anak, mengeluarkan mengandung senyawa
1 variegatum keringat. Daun, ranting flavonoid.

Choromolaena
2 odorato Sebagai obat luka Daun

Solanum Sebagai obat jantung dan


3 melongena paru-paru. Buah, Daun

4 Panicum capillare Sebagai obat penurun


panas, analgesik, anti
ulcer.

Anti inflamasi, anti


5 Azadirachta indica diabetes, dan insektisida.

Aleurites
6 moluccanus Meningkatkan stimulator

Meningkatkan sistem
7 Davallia solida imun dalam tubuh.

Imperata Serat, Kalium, Vitamin C,


8 cylindrica Mengurangi nyeri Vitamin B-6

Digunakan dalam fenolik, karbohidrat, dan


pengobatan cacar, asma, lemak
disentri, sakit kepala,
Diplazium campak, tekanan darah
9 esculentum tinggi, Daun

hepatoprotektif, obat Asam amino, sterol,


anemia, penyakit kuning, Kulit kayu, glikosida, dan terpena
10 Ficus hispdida obat penyakit kusta. Daun,Akar,Buah

Ageratum malaria, batuk, sakit


11 conyzoides perut, Daun Flavonoid, dan tanin.

Synedrella Sebagai anti kanker, dan asam oksalat, hidrogen


12 nodiflora rematik. Daun, getah sianida, lignin

Digunakan untuk
pengobatan dermatitis,
hepatitis, piresis, dan obat
13 Terminalia catappa infeksi saluran kemih. Alkaloid, dan steroid

Crassocephalum Pencahar, peransang


14 crepidioides muntah.

Anti oksidan, anti


Erigeron mikroba, nyeri pegal linu,
15 sumatrensis pengobatan jerawat. Daun

16 Mikania micrantha Obat maag, obat nyeri Daun teroid, tanin, dan
dada akibat penyempitan terpenoid
pembuluh darah jantung.

Sebagai meransang
kinerja otak mencegah
kanker prostat,
meningkatkan daya kerja
17 Coffea canephora aspirin. biji buah Kafein dan polifenol

obat sakit gigi, anti


parasit, anti inflamasi, kapsaisin,
antiseptik, obat nafsu dihidrokapsaisin dan
18 Capsicum annum makan. Buah vitamin (A, C)

Antibakteri, antitumor,
Garcinia antikanker, sebagai
19 mangostana penurun gula darah. Buah Xanton

Menghambat
pertumbuhan sel kanker Daun, Akar dan
20 Hevea brasiliensis paru, sebagai obat cacing. Getah Flavonoid, dan Papain

Colocasia Obat radang kulit Lemak dan minyak


21 esculenta bernanah, bisul. Umbi dan daun lemak, protein

Mengatasi anyang-
anyangan, mencegah
Adiantum terjadinya gangguan
22 trapeziforme ginjal. Daun Solanum torvum

anti hipertensi,
antihelmetik, diuretik,
Stachytarpheta laksatif, purgatif, sedatif, Bunga, akar dan Tannin, saponin dan
23 jamaicensis dan vasodilator daun flavanoid

24 Clidemia hirta Sebagai antioksidan daun, akar, buah

Digunakan sebagai obat


penunda penuaan, obat
25 Theobroma cacao kardiovaskular kulit buah, biji

Obat luka bakar, dan


26 Pipturus incanus memar. kulit batang, daun

Memiliki efek
27 Sellaginella plana antimikroba
Menurunkan kadar
28 Sambung urat glukosa darah.

Menjaga gula darah tetap


29 Godong stabil dan meningkatkan.

Mengurangi mual,
melancarkan pencernaan,
30 Piper aduncum jamur serta virus. Daun

Rahim luar, abses,


Athyryum menstruasi, kanker
31 sorzogonense ovarium, dan limpa.

Obat mempercepat proses


32 Pakis rantai penyembuhan kuda.

Dryopteris filix- Obat penyakit tulang,


33 mas scrofula, dan epilepsy.

Obat demam, diare, perut Daun muda,


Hyptis capitata kembung dan luka pucuk dan batang
34 Jacq. terbuka. muda Mengandung zat tannin

Antimikroba dan
35 Christella dendata meredakan nyeri tubuh Daun

Leucaena
36 leucocephala Obat luka bengkak. Daun dan biji Senyawa fenol

antimalaria, menurunkan
berat badan, menetralkan
racun bisa ular,
37 Piper nigrum antiepilepsi. Biji

Dari tabel diatas didapatkan hasil keanekaragaman tanaman yang dijumpai


pada lokasi dan bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan mulai dari daun,
bunga, buah, batang, kulit dan akar. Tanaman yang paling mendominasi adalah
tanaman obat dengan memanfaatkan bagian daunnya. Dari berbagai tanaman yang
berpotensi sebagai tanaman obat di atas salah satunya spesies tumbuhan obat tidak
kalah penting yang termasuk ke dalam family Asteraceae adalah spesies (Mikania
micrantha kunth) spesies ini merupakan tumbuhan obat yang berpengaruh bagi
kesehatan. Berdasarkan hasil analisis fitokimia ekstrak daun sembung rambat
(Mikania micrantha Kunth), menghasilkan metabolit sekunder seperti tanin pada
daun

Dari 37 jenis tumbuhan yang ditemukan di gunung Betung Lampung


terdapat berbagai jenis tumbuhan yang berpotensi dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman obat. Hal tersebut terbagi dalam beberapa organ tumbuhan yang dominan
paling digunakan dalam pemanfaatannya dimana dari bagian daun sebanyak 46%.
Untuk khasiat obat yang dimiliki pada tabel.1 dari 37 jenis tumbuhan diatas
banyak sekali khasiatnya, dan dari beberapa tumbuhan diatas memiliki khasiat
yang sama.

FOTO BOTANI
Botani mempelajari berbagai jenis tumbuhan, dari tumbuhan
mikroskopis seperti alga hingga tumbuhan berbunga kompleks. Botani
memiliki manfaat luas dalam banyak bidang kehidupan. Secara ekonomi,
botani berkontribusi pada pertanian, kehutanan, dan industri pangan dengan
mempelajari tanaman, meningkatkan hasil panen, dan mengembangkan
varietas unggul. Botani juga memberikan pemahaman tentang sumber daya
hayati seperti obat alami, serat tumbuhan, dan biofuel. Di bidang lingkungan,
botani membantu memahami ekologi tumbuhan, pola sebaran spesies, dan
konservasi keanekaragaman hayati. Dalam bidang kesehatan, botani
memberikan sumbangan penting melalui penelitian obat-obatan tumbuhan dan
pengembangan fitofarmasi.
HERBARIUM
Herbarium adalah tumbuhan kering yang melalui beberapa tahapan
proses pengawetan, dipres dan ditempelkan pada karton manila atau sejenisnya
yang dilengkapi dengan label/etiket yang berisi data rinci dari tumbuhan
bersangkutan. Herbarium penting dimanfaatkan sebagai bahan studi bagi siswa
dan dapat digunakan pengajar sebagai media/alat bantu dalam pembelajaran
[7]. Herbarium dilengkapi dengan data-data yang menjadi informasi mengenai
tumbuhan yang diawetkan. Data-data tersebut berupa identitas atau keterangan
seperti lokasi, habitat, warna (bunga; buah), bau, pemanfaatan nya yg
merupakan data morfologi, ekologi, maupun geografi. Herbarium yang ideal
adalah mempunyai spesimen yang memuat bagian tumbuhan seperti akar,
batang, daun, bunga, dan buah artinya setiap koleksi herbarium harus
mengandung semua bagian tumbuhan, sedangkan cabang/ranting dengan daun
dan bunga atau buah adalah hal yang sangat penting untuk suatu tujuan
identifikasi. Herbarium menjadi salah satu objek pengenalan jenis-jenis
tumbuhan yang ada di Gunung Betung.

B. FAUNA
AVES

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil tabel diatas yang


menunjukkan keberagaman aves di gunung betung terkhususnya di daerah blok
lindung dan blok pemanfaatan, Terdapat 1 Jenis Columbidae, Megalaimidae 1
jenis, 1 jenis Eurylaimidae, 1 jenis Cuculidae, 2 jenis Pycnonotidae, 1 jenis
Nectariniidae, 2 jenis Accipitridae, 2 jenis Muscicapidae, 1 jenis Hemiprocnidae,
dan 1 jenis Sylviidae. Penelitian lapangan ini memberikan informasi rinci
mengenai komposisi dan keragaman aves dalam keluarga-keluarga tertentu.
Jenis-jenis yang teramati dalam setiap keluarga menawarkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang ciri-ciri unik, perilaku, dan adaptasi spesies tersebut
terhadap habitat mereka. Berdasarkan data dalam tabel, teridentifikasi sebanyak
14 jenis aves di lapangan, terlihat bahwa jenis burung yang paling banyak adalah
burung dengan ukuran tubuh kecil dan biasanya ditemukan di daerah hutan dan
perkebunan seperti Cucak Kutilang, Cucak Kuning, Kucica Ekor Kuning,
Sikatan Bubik, Tepekong Jambul, dan Cinenen Kelabu. Jenis yang mendominasi
pada jalur pengamatan Aves yaitu Cucak Kuning (Pycnonotus aurigaster)
sebanyak 7 individu dan Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster) sebanyak 7
individu). Hal ini bisa terjadi karena daerah hutan dan perkebunan menyediakan
lingkungan yang cocok bagi burung-burung kecil ini untuk hidup dan
berkembang biak.

MAMALIA
Dalam pengamatan mamalia banyak ditemukan jenis bajing kelapa
(Callosciurus notatus) yang ditemukan di Blok pemanfaatan sejumlah 21 jenis
dan berdominasi ditemukan pada pohon durian/petai.Mamalia dan satwa lain
memiliki timbal balik dalam kondisi ekosistem hutan, dikarenakan mamalia
sebagai pemencar biji, penyerbuk bunga, pemangsa serangga dan mangsa serta
dapat digunakan sebagai bioindikator kondisi lingkungan. Mamalia dapat
berfungsi sebagai bioindikator bagi kondisi lingkungan karena hewan ini
memiliki respon terhadap perubahan lingkungan dan menempati habitatnya
masing masing. Peran sebagai penyebar biji dan penyerbuk bunga menjadi
sangat penting untuk menjaga dan memulihkan kondisi vegetasi kawasan
Gunung Betung.

HERPETOFAUNA

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa satwa herpetofauna terbanyak atau
yang paling mendominasi di antara herpetofauna lainnya yang ditemukan di gunung
betung adalah `Limnonectes nicobariensis di temukan sebanyak 9 individu.
Peningkatan fragmentasi habitat berkorelasi terhadap perubahan kondisi lingkungan
seperti suhu dan kelembaban dan membuat banyak spesies lebih rentan terhadap
penurunan populasi, termasuk Herpetofauna. Berdasarkan grafik dan hasil penelitian
didapat bahwa keanekaragaman herpetofauna pada gunung betung tergolong rendah,
hal ini menunjukan keanekaragaman pada gunung betung yang tidak kompleks dan
kestabilan komunitas rendah.

C. SOSIAL MASYARAKAT

UMUR

Hasil penelitian menunjukan bahwa umur masyarakat di sekitar Desa


Wiyono Gunung Betung Pesawaran berkisar antara 36-50 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal di dekat hutan adalah orang yang
produktif. Waktu di mana seseorang dapat melakukan aktivitas dan
berproduksi dengan baik disebut sebagai usia produktif. Dalam hal ini,
berproduksi berarti menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang
yang melakukan aktivitas dan juga bagi orang lain. Usia produktif adalah usia
di mana seseorang dapat bekerja dan membiayai kehidupannya sendiri. Usia ini
termasuk orang-orang berusia 15 hingga 64 tahun [8]

TINGKAT PENDIDIKAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang
bermukim di Desa Wiyono Gunung Betung Pesawaran masih tergolong
rendah. Berdasarkan data yang telah dianalisis didapatkan data 2 masyarakat
yang tidak bersekolah, (54,1%) berpendidikan SD , (16,2%) berpendidikan
SMP, (21,6%) berpendidikan SMA, dan hanya (2,7%) masyarakat yang
menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Kondisi ini dapat menyebabkan
kurangnya responsif terhadap masalah yang ada di desa. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan agar masyarakat
Desa Wiyono Gunung Betung Pesawaran memiliki keterampilan yang lebih
baik.

JENIS PEKERJAAN

Pekerjaan pokok masyarakat yang bermukim di Desa Wiyono Gunung


Betung Pesawaran umumnya (70,3%) adalah petani. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat yang tinggal di Desa Wiyono Gunung Betung Pesawaran
bergantung pada lahan sebagai sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Pekerjaan pokok masyarakat, yang sebagian besar terdiri
dari petani, dapat membantu dengan mengelola hutan yang ada di sekitar Desa
Wiyono Gunung Betung Pesawaran. Berdasarkan hasil penelitian,masyarakat
desa memiliki lahan dengan (54,1%) lahan tersebut merupakan lahan warisan
keluarga. Dalam pengelolaannya, petani harus diajarkan dan dilatih untuk
mengolah lahan dengan memperhatikan prinsip kelestarian, sehingga
penggunaan lahan dapat diminimalkan.

PENINGKATAN PENDAPATAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya zona
pemanfaatan di gunung betung kawasan TAHURA WAN ABDUL
RACHMAN dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar gunung betung salah
satu nya masyarakat desa Wiyono. Berdasarkan data yang telah dianalisis
menunjukan 32 masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari hutan dan
5 masyarakat tidak berpengaruh pada pendapatan mereka.

HASIL HUTAN BUKAN KAYU YANG DI MANFAATKAN


Peningkatan pendapatan yang didapat oleh masyarakat berasal dari
hutan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan beberapa jenis HHBK yang
dimanfaatkan oleh masyarakat baik digunakan sendiri maupun di jual kembali
untuk mendapatkan penghasilan, durian dan coklat merupakan jenis yang
paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat desa wiyono dengan jumlah 13
responden yang menjawab, lalu disusul oleh pala,coklat,dan durian dengan
jumlah 3 responden yang menjawab.

FUNGSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU

HHBK yang dimanfaatkan berfungsi beragam. Berdasarkan data yang


sudah di analisis menunjukan Hasil Hutan Bukan Kayu yang berada di gunung
betung kawasan tahura berfungsi: (97,3%) untuk dijual-belikan
kembali ,kebutuhan pribadi (2,7%). Masyarakat mendapatkan penghasilan
tambahan dari Hasil Hutan Bukan Kayu yang di jual-beli kan kembali ataupun
diolah menjadi beberapa produk

HASIL HUTAN BUKAN KAYI YANG DI JADIKAN OLAHAN

HHBK yang dijadikan produk diolah secara langsung oleh masyarakat desa
wiyono,masyarakat berharap HHBK yang diolah lebih lanjut bisa meningkatkan
harga jual produk tersebut,tetapi hal tersebut kurang efektif dikarenakan harga
produk tidak memiliki harga yang pasti,maka dalam data yang telah dianalisis
menunjukan bahwa hasil produk memiliki nilai harga jual yang tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Hartini, "Analisis Kapasitas Dukung Tiang Pancang Pada Tanah Granular
Menggunakan Metode Statis dan Dinamis. Jurnal MEDIA INOVASI Teknik
Sipil Unidayan, 10(1).," 2021.
[2] I. S. .. Abd Rachman, "Pengaruh Kombinasi Pupuk Hijau dan Konentrasi
Ecoenzim Terhadap Sifat tanah dan Produksi Tanaman Chaisim. In
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN (Vol. 3, No. 1)," 2023.
[3] W. F. Novia, "Analisis Perbandingan Kadar Keasaman (pH) Tanah Sawah
Menggunakan Metode Kalorimeter dan Elektrometer di Desa Matang Setui.
Jurnal Hadron, 3(1), 10-13.," 2021.
[4] M. Karromallah, "Tingkat Kesuburan Tanah Pada Area Reboisasi Asri di
Kawasan Taman Nasionak Gunung Palung Kabupaten Ketapang. Jurnal
Hutan Lestari,10(20), 472-486," 2022.
[5] D. G. Widyantari D. A, "Evaluasi Status Kesuburan Tanah untuk Lahan
Pertanian di Kecamatan Denpasar. E-Jurnal Agroteknologi, 4(4), 293-303.,"
2015.
[6] U. E. R. Zinatul, "Analisis Biomasa Dan Cadangan Karbon Pada Berbagai
Umur Tegakan Damar (Agathis Dammara (Lamb.) Di Kph Banyumas Timur.
Scripta Biologica.," 2017.
[7] &. H. S. F. S. N. B., "‘Pemanfaatan spesimen herbarium sebagai
mediapembelajaran bagi Guru-Guru IPA / Biologi di Kabupaten Enrekang.
Dedikasi, 22(1), 99–103’, 2020," 2020.
[8] A. N. Y. M. &. G. R. W. .. Kistianita, "Analisis Faktor Risiko Diabetes
Mellitus Tipe 2 Pada Usia Produktif Dengan Pendekatan Who Stepwise Step
1 ( Core / Inti ) Di Puskesmas. 1," 2015.

Anda mungkin juga menyukai