PENDAHULUAN
Ekspedisi Angsana merupakan sebuah kegiatan yang berupa eksplorasi
keanekaragaman hayati flora dan fauna. Ekspedisi Angsana berperan sebagai
wahana mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang didapatkan perkuliahan maupun
pendalaman melalui Forestry Observer (FORSE). Selain itu, kegiatan ini juga
menjadi sarana untuk menjalin hubungan dengan pengelola kawasan konservasi
sebagai wujud tridharma perguruan tinggi. Ekspedisi Angsana yang telah
dijalankan ini diharapkan dapat membantu dalam mendukung seluruh aspek dari
kawasan konservasi di Indonesia.
Salah satu kawasan konservasi yang terletak di Lampung yaitu Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman. TAHURA WAR adalah taman hutan raya yang
berada di Provinsi Lampung. Tujuan pembangunan TAHURA WAR adalah
sebagai kawasan perlindungan, penelitian, dan sarana pendidikan terhadap
beragam koleksi tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya. Delegasi awal dari
Departemen Kehutanan kepada gubernur Lampung dilakukan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998. Luas lahan yang ditempati oleh TAHURA
WAR seukuran 22.249,31 hektar. Pengelolaan TAHURA WAR menjadi tanggung
jawab dari Pemerintah Provinsi Lampung Melalui Dinas Kehutanan Provinsi
Lampung yang didelegasikan ke UPTD KPHK TAHURA WAR. Jenis
pengelolaan ini diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 83/2016. TAHURA WAR memiliki hutan konservasi yang terletak di
dalamnya yang bernama Gunung Betung memiliki keanekargaman flora dan fauan
yang ada.
Gunung Betung melibatkan masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber
daya hutan secara optimal, adil dan berkelanjutan dengan tetap menjaga
kelestarian fungsi hutan dan lingkungan hidup dengan memanfaatkan seperti
tanaman kopi (Coffea canephora), Pala (Myristica fragrans), Coklat (Theobroma
cacao). Selain blok pemanfaatan gn betung memiliki blok lindung yang
mengharuskan menjaga keankeragaman flora yang terancam punah yang ada
disana seperti Pterocarpus indicus (Angsana) dan Tectona grandis (Jati) Selain
tanaman yang terancam di atas, jenis tanaman di gunung Betung banyak termasuk
ke dalam kategori LC( Least concern) atau resiko rendah seperti Litsea umbrella
( medang ), Ficus coronata ( ara amplas), Intsia bijuga ( merbau). Selain
keanekaragaman flora yang ada, gunung betung mampu menyajikan fauna yang
beragama pada taksa aves cucak kutilang ( Pycnonotus Aurigaster), Elang funung
(Nisaetus Alboniger) , Mamalia Kukang Sumatera (Nycticebus coucang), Bajing
Kelapa (callosciurus notatus) , Herpetofauna Katak bertanduk (chalcorana
chalconata), Kongkang kolam (Chalcorana chalconata), Reptil Ular cabe merah
(Calliophis intestinalis). Tahura war gunung betung perlu memiliki data dan
informasi terbaru yang komprehensif mengenai sumberdaya alam sebagai rujukan
pengelolaan yang bijaksana, untuk melindungi nilai kawasan, termasuk aspek
sosial dan ekologis demi tercapainya pengelolaan yang baik.
TUJUAN
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi data dan informasi
terbaru dari Flora dan Fauna ( (aves, mamalia, amfibi, dan repti ) di Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman Gunung Betung, dan dapat mengetahui
keanekaragaman, kelimpahan, dan sebaran jenis Flora dan faunaserta peranannya
dalam ekosistem di Gunung Betung.
METODOLOGI
1. Eksplorasi keanekaragaman hayati meliputi flora dan fauna (mamalia,
burung, dan herpetofauna). Metode yang digunakan sebagai berikut:
a) Flora
Survei flora melalui kegiatan survei lapang/analisis vegetasi dengan menggunakan
metode jalur berpetak.
b. Fauna
Survei Aves dilakukan menggunakan metode IPA (Index Point of
Abundance)
Survei mamalia dilakukan menggunakan kombinasi dari pengamatan
lapang dengan metode line transect
Survei herpetofauna akan menggunakan metode VES (Visual
Encounter Survey).
2. Pengambilan data sifat tanah menggunakan metode plot sampel pada transek
pengamatan vegetasi.
3. Inventarisasi sosial budaya masyarakat menggunakan metode studi literatur,
observasi, dan wawancara. Proses analisis data menggunakan pivot table dan
skala likert (Sugiyono, 2014)
4. Pengukuran kadar carbon menggunakan metode jalur berpetak dengan
pengambilan sampel secara destructive dan non-destructive Sampling.
Proses analisis data menggunakan diantaranya adalah biomassa, cadangan
karbon, serapan CO2, produksi O2 (Chave et al., 2014; SNI, 2011; Bismak et
al., 2008; Nowak et al., 2007)
5. sePengambilan potensi hasil hutan menggunakan metode jalur berpetak
dengan mengidentifikasi langsung di lapangan dan studi literatur.
HASIL PEMBAHASAN
A. Flora
Indeks Nilai Penting
A. Blok Pemanfaatn
Tabel 1. INP blok pemanfaatan
Daun sambung
11 Mikania micrantha 53,80
rambat
Pakis pedang
28 Neophrolepis biserrta 30,72
besar
Stachytarpheta
30 Pecut kuda 16,01
jamaicensis
Rumput
38 Oplismenus hirtellus 85,17
Keranjang
Melastoma
41 Senduduk 46,00
malabathricum
Crassocephalum
45 Sintrong 10,00
crepidioides
Archidendron
7 Jengkol 9,11
pauciflorum
Pancang
8 Karet Hevea brasiliensis 29,76
24 Pompom 15.06
kering Eupatorium
makrosefalum
13 Herbal 27.94
20 mendarahan 13.13
13 mendarahan 329.42
19 Mendarahan 211.22
Berdasarkan data vegetasi terdapat 4 strata tumbuhan pada hutan lindung yaitu
semai,pancang,tiang dan pohon. Pada setiap strata memiliki spesies tumbuhan
dengan nilai tertinggi secara berurutan yaitu pakis(paku-
pakuan) ,mendarahan,medang,medang dengan nilai INP masing-masing yaitu
sebesar 101.5478313%, 13,133,640,685%, 863.179658%, 484.0342116%.
Berdasarkan tingginya nilai INP jenis tersebut pada suatu kawasan, menunjukkan
bahwa jenis yang mempunyai peranan paling banyak di ekosistem Blok lindung
adalah pakis(paku-pakuan), mendarahan, dan medang.
TANAH
A. Blok Pemanfaatan
Sifat fisik 20 40 60
tekstur Sily Clay Loam Silty Clay Loam Sily Clay Loam
Sifat kimia 20 40 60
pH 7,2 7 7
B. Blok Lindung
sifat fisik 20 40 60
sifat kimia 20 40 60
pH 6,9 7,1 7
Pada pengamatan sifat kimia tanah pada kedalaman 20-60 cm memliki rata
rata nilai KTK tanah 7 Kapasitas Tukar kation (KTK) merupakan kemampuan
tanah untuk menahan kation-kation dan mempertukarkan kation-kation
tersebut. Dengan demikian dapat dipergunakan untuk petunjuk penyediaan
unsur hara. Tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan tinggi dalam
penyimpanan unsur hara [4]. menyatakan bahwa adanya vegetasi akan
menambah kandungan bahan organik. Kandungan bahan organik tanah dapat
menjadi sumber karbon, stabilitas agregat, kemampuan menyimpan air,
menjadi unsur hara, menaikkan Kapasitas Tukar Kation [5]
Profil Pohon
Profil pohon merupakan gambaran mengenai posisi pohon yang di
plotkan pada peta pohon, diameter tajuk pohon, dan kerapatan tajuk suatu
tegakan. Pembuatan diagram profil pohon merupakan salah satu cara untuk
menduga potensi biomassa yang dimiliki oleh suatu tegakan.
Stratifikasi di hutan tropis umumnya terdiri dari lima lapisan atau stratum
yaitu :
Stratum A (strata emergent) yaitu lapisan tajuk hutan yang tingginya
lebih dari 30 m
Stratum B (strata kanopi) yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang
tingginya mencapai 20 - 30 m
Stratum C (strata sub kanopi) yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang
tingginya mencapai 4 -20m
Stratum D (strata understory) yaitu lapisan tajuk keempat dengan
ketinggian 1 - 4 m
Stratum E (lantai hutan/ ground) yaitu lapisan kelima yang tingginya 0
–1m
TANAMAN OBAT
Mengobati sifilis,
mengobati sakit perut
Codiaeum pada anak, mengeluarkan mengandung senyawa
1 variegatum keringat. Daun, ranting flavonoid.
Choromolaena
2 odorato Sebagai obat luka Daun
Aleurites
6 moluccanus Meningkatkan stimulator
Meningkatkan sistem
7 Davallia solida imun dalam tubuh.
Digunakan untuk
pengobatan dermatitis,
hepatitis, piresis, dan obat
13 Terminalia catappa infeksi saluran kemih. Alkaloid, dan steroid
16 Mikania micrantha Obat maag, obat nyeri Daun teroid, tanin, dan
dada akibat penyempitan terpenoid
pembuluh darah jantung.
Sebagai meransang
kinerja otak mencegah
kanker prostat,
meningkatkan daya kerja
17 Coffea canephora aspirin. biji buah Kafein dan polifenol
Antibakteri, antitumor,
Garcinia antikanker, sebagai
19 mangostana penurun gula darah. Buah Xanton
Menghambat
pertumbuhan sel kanker Daun, Akar dan
20 Hevea brasiliensis paru, sebagai obat cacing. Getah Flavonoid, dan Papain
Mengatasi anyang-
anyangan, mencegah
Adiantum terjadinya gangguan
22 trapeziforme ginjal. Daun Solanum torvum
anti hipertensi,
antihelmetik, diuretik,
Stachytarpheta laksatif, purgatif, sedatif, Bunga, akar dan Tannin, saponin dan
23 jamaicensis dan vasodilator daun flavanoid
Memiliki efek
27 Sellaginella plana antimikroba
Menurunkan kadar
28 Sambung urat glukosa darah.
Mengurangi mual,
melancarkan pencernaan,
30 Piper aduncum jamur serta virus. Daun
Antimikroba dan
35 Christella dendata meredakan nyeri tubuh Daun
Leucaena
36 leucocephala Obat luka bengkak. Daun dan biji Senyawa fenol
antimalaria, menurunkan
berat badan, menetralkan
racun bisa ular,
37 Piper nigrum antiepilepsi. Biji
FOTO BOTANI
Botani mempelajari berbagai jenis tumbuhan, dari tumbuhan
mikroskopis seperti alga hingga tumbuhan berbunga kompleks. Botani
memiliki manfaat luas dalam banyak bidang kehidupan. Secara ekonomi,
botani berkontribusi pada pertanian, kehutanan, dan industri pangan dengan
mempelajari tanaman, meningkatkan hasil panen, dan mengembangkan
varietas unggul. Botani juga memberikan pemahaman tentang sumber daya
hayati seperti obat alami, serat tumbuhan, dan biofuel. Di bidang lingkungan,
botani membantu memahami ekologi tumbuhan, pola sebaran spesies, dan
konservasi keanekaragaman hayati. Dalam bidang kesehatan, botani
memberikan sumbangan penting melalui penelitian obat-obatan tumbuhan dan
pengembangan fitofarmasi.
HERBARIUM
Herbarium adalah tumbuhan kering yang melalui beberapa tahapan
proses pengawetan, dipres dan ditempelkan pada karton manila atau sejenisnya
yang dilengkapi dengan label/etiket yang berisi data rinci dari tumbuhan
bersangkutan. Herbarium penting dimanfaatkan sebagai bahan studi bagi siswa
dan dapat digunakan pengajar sebagai media/alat bantu dalam pembelajaran
[7]. Herbarium dilengkapi dengan data-data yang menjadi informasi mengenai
tumbuhan yang diawetkan. Data-data tersebut berupa identitas atau keterangan
seperti lokasi, habitat, warna (bunga; buah), bau, pemanfaatan nya yg
merupakan data morfologi, ekologi, maupun geografi. Herbarium yang ideal
adalah mempunyai spesimen yang memuat bagian tumbuhan seperti akar,
batang, daun, bunga, dan buah artinya setiap koleksi herbarium harus
mengandung semua bagian tumbuhan, sedangkan cabang/ranting dengan daun
dan bunga atau buah adalah hal yang sangat penting untuk suatu tujuan
identifikasi. Herbarium menjadi salah satu objek pengenalan jenis-jenis
tumbuhan yang ada di Gunung Betung.
B. FAUNA
AVES
MAMALIA
Dalam pengamatan mamalia banyak ditemukan jenis bajing kelapa
(Callosciurus notatus) yang ditemukan di Blok pemanfaatan sejumlah 21 jenis
dan berdominasi ditemukan pada pohon durian/petai.Mamalia dan satwa lain
memiliki timbal balik dalam kondisi ekosistem hutan, dikarenakan mamalia
sebagai pemencar biji, penyerbuk bunga, pemangsa serangga dan mangsa serta
dapat digunakan sebagai bioindikator kondisi lingkungan. Mamalia dapat
berfungsi sebagai bioindikator bagi kondisi lingkungan karena hewan ini
memiliki respon terhadap perubahan lingkungan dan menempati habitatnya
masing masing. Peran sebagai penyebar biji dan penyerbuk bunga menjadi
sangat penting untuk menjaga dan memulihkan kondisi vegetasi kawasan
Gunung Betung.
HERPETOFAUNA
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa satwa herpetofauna terbanyak atau
yang paling mendominasi di antara herpetofauna lainnya yang ditemukan di gunung
betung adalah `Limnonectes nicobariensis di temukan sebanyak 9 individu.
Peningkatan fragmentasi habitat berkorelasi terhadap perubahan kondisi lingkungan
seperti suhu dan kelembaban dan membuat banyak spesies lebih rentan terhadap
penurunan populasi, termasuk Herpetofauna. Berdasarkan grafik dan hasil penelitian
didapat bahwa keanekaragaman herpetofauna pada gunung betung tergolong rendah,
hal ini menunjukan keanekaragaman pada gunung betung yang tidak kompleks dan
kestabilan komunitas rendah.
C. SOSIAL MASYARAKAT
UMUR
TINGKAT PENDIDIKAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang
bermukim di Desa Wiyono Gunung Betung Pesawaran masih tergolong
rendah. Berdasarkan data yang telah dianalisis didapatkan data 2 masyarakat
yang tidak bersekolah, (54,1%) berpendidikan SD , (16,2%) berpendidikan
SMP, (21,6%) berpendidikan SMA, dan hanya (2,7%) masyarakat yang
menyelesaikan pendidikan sampai sarjana. Kondisi ini dapat menyebabkan
kurangnya responsif terhadap masalah yang ada di desa. Hal ini dapat diatasi
dengan meningkatkan kegiatan pelatihan dan penyuluhan agar masyarakat
Desa Wiyono Gunung Betung Pesawaran memiliki keterampilan yang lebih
baik.
JENIS PEKERJAAN
PENINGKATAN PENDAPATAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya zona
pemanfaatan di gunung betung kawasan TAHURA WAN ABDUL
RACHMAN dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar gunung betung salah
satu nya masyarakat desa Wiyono. Berdasarkan data yang telah dianalisis
menunjukan 32 masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari hutan dan
5 masyarakat tidak berpengaruh pada pendapatan mereka.
HHBK yang dijadikan produk diolah secara langsung oleh masyarakat desa
wiyono,masyarakat berharap HHBK yang diolah lebih lanjut bisa meningkatkan
harga jual produk tersebut,tetapi hal tersebut kurang efektif dikarenakan harga
produk tidak memiliki harga yang pasti,maka dalam data yang telah dianalisis
menunjukan bahwa hasil produk memiliki nilai harga jual yang tidak menentu.
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. Hartini, "Analisis Kapasitas Dukung Tiang Pancang Pada Tanah Granular
Menggunakan Metode Statis dan Dinamis. Jurnal MEDIA INOVASI Teknik
Sipil Unidayan, 10(1).," 2021.
[2] I. S. .. Abd Rachman, "Pengaruh Kombinasi Pupuk Hijau dan Konentrasi
Ecoenzim Terhadap Sifat tanah dan Produksi Tanaman Chaisim. In
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTANIAN (Vol. 3, No. 1)," 2023.
[3] W. F. Novia, "Analisis Perbandingan Kadar Keasaman (pH) Tanah Sawah
Menggunakan Metode Kalorimeter dan Elektrometer di Desa Matang Setui.
Jurnal Hadron, 3(1), 10-13.," 2021.
[4] M. Karromallah, "Tingkat Kesuburan Tanah Pada Area Reboisasi Asri di
Kawasan Taman Nasionak Gunung Palung Kabupaten Ketapang. Jurnal
Hutan Lestari,10(20), 472-486," 2022.
[5] D. G. Widyantari D. A, "Evaluasi Status Kesuburan Tanah untuk Lahan
Pertanian di Kecamatan Denpasar. E-Jurnal Agroteknologi, 4(4), 293-303.,"
2015.
[6] U. E. R. Zinatul, "Analisis Biomasa Dan Cadangan Karbon Pada Berbagai
Umur Tegakan Damar (Agathis Dammara (Lamb.) Di Kph Banyumas Timur.
Scripta Biologica.," 2017.
[7] &. H. S. F. S. N. B., "‘Pemanfaatan spesimen herbarium sebagai
mediapembelajaran bagi Guru-Guru IPA / Biologi di Kabupaten Enrekang.
Dedikasi, 22(1), 99–103’, 2020," 2020.
[8] A. N. Y. M. &. G. R. W. .. Kistianita, "Analisis Faktor Risiko Diabetes
Mellitus Tipe 2 Pada Usia Produktif Dengan Pendekatan Who Stepwise Step
1 ( Core / Inti ) Di Puskesmas. 1," 2015.