Dalam Bacaan pertama rasul Petrus berbicara mengenai batu.
Batu dapat dengan mudah kita
jumpai di mana saja. Batu merupakan benda mati, yang bersifat keras, kering dan seringkali dipandang tidak penting. Menarik bahwa meskipun batu adalah benda mati, namun Petrus justru mengajak kita untuk menjadi batu, menjadi “Batu yang Hidup”. Saudaraku terkasih, Menjadi “Batu yang Hidup” pertama-tama berarti membuat diri kita menjadi Layaknya batu yang memberikan naungan dan memberikan kesejukan bagi para sesama, kita juga dituntut menjadi batu hidup yang memberikan naungan dan kesejukan kepada sesama kita dalam tutur kata, tingkah laku, dan cara hidup kita sehari-hari. Kita pun hanya akan menjadi “batu yang hidup” jikalau kita juga senantiasa memelihara roh kudus yang ada dalam diri kita. Setia dalam hidup doa, ekaristi, dan senantiasa berpikir positif kepada sesama, demikianlah kita menjaga roh Allah yang ada dalam diri kita. Saudaraku terkasih, YAKE UMPAKEDE KIK BANUA, BANUA BATU RAKA ATAU BANUA KAYU, PASTI DIPAKEAN BATU.YAKE MATOTOI TU BATU PARANDANGAN ATAU DASARNA MUI UMBA SUSI ANGIN UNNIRI INNALA MAWATANG SIA MATOTO. TAPI YAKE TAE PARANDANGAN TW BANUA ATAU TAE NA MATOTO PARANDANGAN NA, PISSANRI ANGIN SAE UNTULI NA SONGKA.. MAKANYA DEN LAGU NAKUA DIRIKANLAH RUMAHMU ATAS DASAR BATU. Yake DIBAWAI LAN ALLO KATUAN TA .YAKE YATU KAPATONGANAN LAN PUANG YESUS MATOTO, MUI UMBASUSI TU PEROSO RAMPO LAKO KITA TAENA MAMPAN BATU TAENA BISA LA RUBAH KAPATONGANAN LAKO PUANG YESU. KALAU KITA MENDIRIKAN IMAN KITA ATAS DASAR YESUS, WALAUPUN BADAI,COBAAN DATANG SILIH BERGANTI PASTI TIDAK AKAN GOYAH.. KALAU INGIN KEHIDUPAN KITA KOKOH MAKA KITA HARUS MEMBANGUNNYA DI ATAS YESUS. BAGAIMANA CARANYA, KEHIDUPAN KITA DI BANGUN ATAS DASAR YESUS? JAWABANNYA ADALAH KITA MENDENGAR DAN MELAKUKAN PERKATAAN ATAU FIRMAN TUHAN..
Gereja merayakan liturgi sekitar kematian untuk 1. Memuliakan Allah yang
menguasai kehidupan manusia, 2. Memupuk iman akan kebangkitan 3. Memberi kesaksian tentang iman Kristen yang penuh harapan