Disusun Oleh:
ARI PANGESTU
1507230299
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
ABSTRAK
Tali baja adalah suatu bagian terpenting dari sistem pesawat pengangkat. Kekuatan tali baja
berbeda-beda, tergantung dari segi pemakaian dan kebutuhan suatu gedung atau instansi
untuk memudahkan segala aktifitas pemakaiannya. Kontruksi tali baja yang sering digunakan
untuk lift terdiri dari 6 sampain pintalan yang dililitkan bersama, arah nkiri ataupun kanan
dengan inti ditengahnya. Adapun penulisan tugas akhir ini mempergunakan teori-teori dasar
berupa teori tentang tali baja, mesin [engankat serta teori pendukung tentang mendapatkan
umur dari tali baja yang kita gunakan. Adapaun jenis tali baja disini yang digunakan adalah
tipe 6x7+1C dan 6x19+1C dengan beban mekanisme angkat 250 dan 500 kg. adapaun hasil
yang didapat dari perhitungan penulisan tugas akhir ini berupa diameter tali baja. Regangan
tali baja dan umur tali baja.
Steel ropes are an important part of the lifting system. The strength of the steel rope varies,
depending on the use and the needs of a building or institution to facilitate all activities of its
use. The steel rope construction that is often used for elevators consists of 6 to 6 spools
wound together, left or right direction with a core in the middle. The writing of this final
project uses basic theories in the form of theories about steel ropes, lifting machines and
supporting theories about getting the age of the steel ropes that we use. The types of steel
ropes used here are 6x7+1C and 6x19+1C types with a lifting mechanism load of 250 and
500 kg. as for the results obtained from the calculation of the writing of this final project in
the form of steel rope diameter. Steel rope strain and steel rope life.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
nikmat yang tiada terkira. Salah satu dari nikmat tersebut adalah keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis
TAli Baja Lift Berkapasitas 500 Kg Pada Bangunan 2 Lantai.” sebagai syarat
untuk meraih gelar akademik Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan.
Banyak pihak telah membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini,
untuk itu penulis menghaturkan rasa terimakasih yang tulus dan dalam kepada:
6
penulis: Andika Rahmad, Angga Permana, Ade Irawan dan Amalia
Febriani.
7. Bapak/Ibu Staf Administrasi di Biro Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Sahabat-sahabat penulis: Kelas C3 Malam Stambuk 2015 yang tidak
mungkin namanya disebut satu per satu, rekan-rekan dalam pembuatan
alat skripsi.
Laporan Tugas Akhir ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis berharap kritik dan masukan yang konstruktif untuk menjadi bahan
pembelajaran berkesinambungan penulis di masa depan. Semoga laporan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi dunia konstruksi teknik Mesin.
Ari Pangestu
7
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR NOTASI xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
8
2.6.2. Pemuluran Tali 16
2.6.3. Diameter Puli 17
2.6.4. Umur Tali 17
BAB 3 METODOLOGI 21
9
4.4.2 Perhitungan Tegangan Tali 42
4.4.3 Perhitungan Regangan pada tali baja 44
4.4.4 Perhitungan diameter puli 44
4.4.5 Perhitungan Umur Tali Baja 44
5.1. Kesimpulan 46
5.2. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
10
DAFTAR TABEL
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Cara Penyususnan Tali Baja 9
2.2 Tali Baja Lang Lay 10
2.3 Tali Baja Komposit 10
2.4 Tali Tipe Komponen Warington 10
2.5 Tali Tipe Kompon Scale 11
2.6 Tali Tipe WArington 11
2.7 Jenis Tipe Tali Baja 12
2.8 Cara Mengukur Tali Baja 12
2.9 Tali yang terdiri dali serat bewarna cerah 12
3.1 Tali Baja tipe 6x7 IWRC 23
3.2 TAli Baja tipe 6x19 IWRC 24
3.3 Rangka Lift Digambar melalui Solidwork 25
3.4 Diagram Alir 30
12
DAFTAR NOTASI
13
BAB I
PENDAHULUAN
Lift merupakan salah satu pesawat angkat yang paling dibuthkan pada
proyek – proyek kontruksi semacam ini. Pada lift komponen pokok terdiri dari
sebuah cakra (sheave) dan tali atau rantai untuk penyawat atau penghubung
sedangkan komponen pendukung berupa transmisi, alat kendali struktur mesin
dan lainnya (Barus, 2008).
Pemilihan tali baja ini di dasarakan pada perhitungan teknis dan analis
praktis pada pemilihannya. Tali baja banyak jenisnya sesuai kapasitas angkat yang
14
diperlukan pada lift contoh nya ( 6 x S19), ( 6 x W19), dan ( 6 x Fi25). (Rudenko,
1996). Maka sebab itu di sini akan mencari serta mendapatkan informasi tentang
kualitas serta umur tali baja yang baik untuk digunakan.
Oleh sebab itu penulis merasa perlu melakukan analisa terhadap tali baja
guna untuk menambah keselamatan pada pengguna lift tersebut. Berdasarkan
uraian yang telah di sebutkan penulis mengambil judul “Analisis Tali Baja Lift
Barang Berkapasitas angkat 500 kg pada bangungan 2 lantai”.
Dari uraian yang dijelaskan pada latar belakang di atas maka akan
dijumpai permasalahan peneliti saat melakukan perancangan yaitu sebagai berikut
:
1. Bagaimana cara memilih tali baja yang mampu digunakan untuk menahan
beban pada lift barang berkapasitas angkat 500 kg.
2. Bagaimana hasil tegangan tali baja yang tepat pada saat melakukan
engangkatan beban.
3. Diameter yang tali baja yang cocok digunakan pada lift.
4. Kualitas umur tali baja yang sesuai untuk aplikasikan pada lift barang.
Agar pembahasan tidak meluas, maka perlu dibatasi ruang lingkup dengan
tidak menghitung puli atau penyangga. Adapun perhitungan pada tugas akhir ini
yaitu perhitungan dari tali baja berjenis 6x19 dan 6x7, pada perhitungan tali baja
pada lift ini untuk menghitung diameter, tegangan tali dan umur tali baja. Yang
mana lift yang akan dilakukan penelitian berjenis lit barang yang berkapasitas
angkat 500 kg.
15
Tujuan yang akan diperoleh dari perhitungan tali baja adalah untuk
mengetahui tali baja yang tepat yang akan digunakan dalam mendesain suatu
mesin pengangkat dari sekian tali baja yang di analisa.
1.5. Manfaat
Menegtahui jenis tali baja yang lebih baik untuk di aplikasikan kepada lift
barang dan kelayakan pemakaian serta keamanan berjangka panjang, dalam segi
fungsi dan proses pengembangannya.
16
BAB 2
LANDASAN TEORI
17
Setiap kelompok mesin dibedakan oleh sejumlah ciri khas dan bidang
penggunaanyang khusus.Perbedaan dalam desain kelompok ini juga oleh keadaan
muatan yangakan ditangani, arahgerakan kerja dan keadaan proses
penanganannya.
Faktor-faktor teknis dalam menentukan pemilihan jenis alat - alat yang
dapatdipakai memekanisme proses penanganan bahan antara lain :
1. Jenis dan sifat muatan yang akan ditangani, seperti berat, temperatur,
ukuran , sifatkimia dan kerapuhan.
2. Kapasitas per jam yang dibutuhkan
3. Arah dan jarak perpindahan
4. Cara penyusunan muatan pada tempat awal, perantara dan akhir.
5. Karakteristik proses produksi yang terlibat dalam pemindahan muatan.
6. Kondisi lokal yang spesifik
b. Crane
Adalah gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan
rangkauntuk mengangkat atau sekaligus mengangkat dan memindahkan
muatanyang dapat dapat digantungkan secara bebas atau diikatkan pada crane.
18
Crane tipe jembatan
Crane tanpa lintasan
Crane yang bergerak pada rel tertentu
Crane stationer yang dapat berputar
Crane kabel
c. Elevator
Adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodik untuk
mengangkatmuatan pada jalurpandu tertentu, yaitu :
Kabel
Elevator kotak
Elevator tipe tiang
Elevator loncat vertical
Qhr = Q .n …………………………………..(2.1)
dimana :
n = jumlah siklus mesin / jam
Q = berat muatan, (N)
19
Semua jenis crane dan mesin pengangkat dibagi menjadi 4 kelompok
sesuaidengan kondisi operasi dan gabungan faktor berikut :
Kbeban = ………………………………..(2.5)
Dimana :
Qm beban = nilai beban rata-rata
Qn beban = beban nominal
Ktahun = …………………….…(2.6)
20
Khari = …………………………………(2.7)
DF = x100%...........................................(2.8)
Tali baja (steel wire rope) adalah tali yang dikonstruksikan dari kumpulan
jalinan serat-serat baja (steel wire). Mula-mula beberapa serat (steel wire) dipintal
hingga jadi satu jalinan (strand), kemudian beberapa strand dijalin pada suatu inti
(core) sehingga membentuk tali dar tipe-tipe tali baja berikut: 19 1) 6 x 19 +1
fibre core, hoisting ropes, elevator rope, dan lain-lain, yang artinya, sebuah tali
baja dengan konstruksi yang terdiri dari 6 strand dan tiap strand terdiri dari 19
steel wire dengan 1 inti serat (fiber core). 2) 6 x 19 seal I.W.R.C (Independent
Wire Rope Center), Steel wire Core, dengan inti logam lunak 3) 6 x 37 + 1 fc; 6 x
36; 6 x 41 dan lain-lain (Ir. Syamsir A., 1995)
Kebaikannya :
1. Tahan terhadap beban kejut
2. Bila akan putus memperlihatkan tanda-tanda
3. Berat persatuan panjang relatif kecil
4. Tidak berisik bila digunakan
5. Dapat digunakan pada kecepatan angkat yang tinggi
21
Keburukannya :
1. Tidak tahan terhadap korosi
2. Sukar untuk ditekuk sehingga memerlukan tromol yang besar
3. Dapat memulur
4. Cenderung memutar
Gamb
ar 2.1 Cara penyusunan Tali Baja(Barus, 2008)
22
Berdasarkan kontruksi tali baja dibedakan menjadi :
- Tali biasa (ordinary wire rope) yaitu tali baja yang ukuran diameter
seratnyaseragam. Dan tali biasa ini dibedakan lagi menjadi :
23
Tali Kompon Warrington yaitu tali kompon yangmempunyai diameter
kawat yang berbeda pada lapisananyaman yang sama dalam untaian.
- Tali Warrington yaitu tali baja yang ukuran diameternyakawat atau serat (wire)
berbeda.
24
Gambar 2.6. Tali tipe Warington(Rudenko, 1996)
Cara mengukur diameter tali dapat dilihat pada gambar 2.8, yaitu
denganmengukur dua untaian yang berlawanan letaknya. Penggantian tali
harusdilakukanbila sejumlah kawat terputus pada sepanjang suatu lapisan atau
kisar.
25
Gambar 2.8. Cara mengukur Diameter Tali Baja(Rudenko, 1996)
Tali baja (steel Wire Rope) adalah tali baja yang dikontruksikan dari
kumpulan jalinan serat baja (steel Wire). Mula - mula beberapa serat dipintal
hingga jadi satu jalinan (wayar), kemudian wayar dijalin pula menjadi satu
kesatuan (strand), setelah itu beberapa strand dijalin pula pada suatu inti (core =
kern), sehingga membentuk tali baja dari tipe-tipe berikut:
26
- 6 x 19 + 1 fibre core, artinya sebuah tali baja sengan kontruksi yang terdiri
dari 6 strand dan mempunyai 1 inti serat ( fibre core).
- 6 x 19 seal L.W.R.C (Independent Wire Rope Centre), Steel Wire Core,
dengan inti logam lunak.
- 6 x 37 + 1 fc; 6 x 36; 6 x 41 dan lain-lain
Keuntungan dari steel wire rope dibandingkan dengan rantai adalah sebagai
berikut ini :
- Ringan - Tali baru lebih baik terhadap tegangan, bila beban terbagi rata
pada semua jalinan (strand).
- Lebih fleksibel sementara beban bengkok tidak perlu mengatasi internal
stess. - Kurang mempunyai tendensi untuk berbelit, peletakan yang tenang
pada drum dan cakra, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit
(clip) atau dilekuk (socket).
- Wire(wayar) yang patah susedah pemakaian yang lama tidak menonjol,
berarti lebih aman dalam pengangkatan, juga tidak akan merusak wire
yang berdekatan. Tali baja dibuat dari kawat baja (steel wire) dengan
ultimate strenght : Σb = 130 kg/mm² (Ir. Syamsir A., 1995).
2.6. Perhitungan
2.6.1 . Tegangan Pada Tali Baja
Tegangan tali (rope) pada roda penarik / traction heave, dimana tali
bajatersebut duduk pada alur bulat (round seating dengan under – cut), sangat
menentukanumur daripada tali baja.
Adapun rumus mencari tegangan sebagai berikut :
............................................... (2.9)
27
Dimana :
σ = Tegangan tali sebenarnya (N/mm²)
F = Gaya yang bekerja (N)
A = Luas penampang tali (mm²)
............................................................... (2.10)
Dimana :
Q = Beban (N)
n = Jumlah bagian tali
π= Efisiensi puli (Tabel.2.2)
Sedangkan untuk mencari diameter tali dan diameter kawat adalahsebagai berikut:
d1,5i ………………………………………………………(2.11)
√ ………………………………………………………(2.13)
28
Dimana :
= diameter kawat (mm)
d = diameter tali (mm)
i = jumalah kawat dalam tali
Dari rumus diatas kita akan mendapatkan rumus mencari luas panampang
bergunatali sebagai berikut :
A= …………………………………………….…(2.15)
A= …………………………………………….…(2.16)
A= …………………………………………….…(2.16)
√
Dengan :
F : gaya / tarikan pada tali (N)
A : Penampang berguna tali (mm2 )
29
Tabel .2.3. Factor Lengkungan……(Rudenko, 1996)
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
lengkungan lengkungan lengkungan lengkungan
1 16 5 26.5 9 32 13 36
2 20 6 28 10 33 14 37
3 23 7 30 11 34 15 37.5
4 25 8 31 12 35 16 38
Dimana :
0 = panjang awal tali (mm)
= kemuluran Absolut (mm)
= tegangan (N/mm2)
E = Modulus elastis (80.000 N/mm2)
Dmin = e1 x e2 x d…………………………………(2.19)
30
Warington 6x19=fc
Cros Lay 0.90
Lang Lay 0.85
Scale 6x19=fc
Cros Lay 0.95
Lang Lay 0.85
Ordinary 6x37=fc
Cros Lay 1.00
Lang Lay 0.90
5.Penjepit mekanis - - 5 20
31
Sebelum menetukan umur dari suatu tali baja terlebih dahulu menentukan
factor myaitu factor yang tergantung pada jumlah lengkungan berulang,
adapunmatematis rumusnya dapat ditulis :
............................................(2.20)
............................................... (2.21)
Dimana :
D = diameter puli (mm)
d = diameter tali baja (mm)
σ= tegangan tali (N/mm²)
C = faktor kontruksi tali baja (lihat Tabel 2.6)
C1 = faktor diameter tali baja (lihat Tabel 2.7)
C2 = faktor bahan tali baja (lihat Tabel 2.8)
m = faktor yang tergantung pada jumlah lengkungan berulang
dari tali selama periode keausannya sampai tali tersebut
rusak (lihat Tabel 2.9)
32
55.5 - 8 mm 0.85
8.5 – 10 mm 0.89
11 – 14 mm 0.93
15 – 17.5 mm 0.97
18 – 19 mm 1.00
19.5 – 24 mm 1.04
25 – 28 mm 1.09
30 – 34 mm 1.1
33.7 – 43.5 mm 1.24
33
(ribu) 2,12 2,27 2,42 2,60 2,27 2,94 3,10 3,17
m
.........................(2.23)
Dimana :
N = Umur tali baja (bulan)
a = jumlah siklus perbulan (lihat Tabel 2.10)
z = jumlah lengkungan keausan
z2 = jumlah lengkungan sistem puli (lihat Tabel 2.10)
φ = faktor pembebanan (lihat Tabel 2.10)
β = konstanta = 2,5
34
Penggerak Kerja 8 25 40 1000 Satu Puli Bebas 4 2 0.5
Ringan
daya
Kerja 16 25 136 3400 Majemuk 2x2 3 2 0.4
Sedang
2x3 5 3 0.3
Kerja 24 30 320 9600 2x4 7 4 0.5
Berat 2x5 9 5 0.2
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.2. Waktu
1 PengajuanJudul
2 StudiLiteratur
3 Perencanaan Alat
4 Pembuatan Alat
6 PenulisanSkripsi
7 Seminar/Sidang
36
3.2 Alat dan Bahan.
3.2.1 Bahan
37
Wire Rope Atau Tali Kawat Seling 6×19 IWRC
Ada banyak jenis Wire Rope atau Tali Kawat Seling yang beredar
di pasaran yang biasanya dipergunakan untuk kebutuhan angkat
beban atau tarik beban. Salah satu tipe dari kawat seling yang
umum adalah Wire Rope atau Tali Kawat Seling 6×19 IWRC
Galvanis.
3.2.2. Alat
38
Gambar 3.4. Ragka Lift Digambar melalu SolidWork
39
Panjang tali ( 0 ) : 1200 mm
Faktor e1 : 25
Faktor e2 : 1,00
Faktor C : 1,16
Faktor C2 :1
40
Modulus Elastisitas (E) : 5000 N/mm²
Efisiensi Puli : 0,9
Faktor e1 : 25
Faktor e2 : 1,00
Faktor C : 0,95
Faktor C2 : 0,97
Dimana :
σ = Tegangan tali sebenarnya (N/mm²)
F = Gaya yang bekerja (N)
A = Luas penampang tali (mm²)
41
e. Menentukan diameter tali yang baik digunakan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
d1,5i
√
Dimana :
= diameter kawat (mm)
d = diameter tali (mm)
i = jumalah kawat dalam tali
f. Menghitung pemuluran tali baja yang terjadi tiap tahunnya menggunakan
rumus sebagai berikut :
Dimana :
0 = panjang awal tali (mm)
= kemuluran Absolut (mm)
= tegangan (N/mm2)
E = Modulus elastis (80.000 N/mm2)
Dimana :
D = diameter puli (mm)
d = diameter tali baja (mm)
σ= tegangan tali (N/mm²)
C = faktor kontruksi tali baja (lihat Tabel 2.6)
C1 = faktor diameter tali baja (lihat Tabel 2.7)
C2 = faktor bahan tali baja (lihat Tabel 2.8)
m = faktor yang tergantung pada jumlah lengkungan berulang
42
Dimana :
N = Umur tali baja (bulan)
a = jumlah siklus perbulan (lihat Tabel 2.10)
z = jumlah lengkungan keausan
z2 = jumlah lengkungan sistem puli (lihat Tabel 2.10)
φ = faktor pembebanan (lihat Tabel 2.10)
β = konstanta = 2,5
43
3.5. Diagram alir
Mulai
Study Literatur
Pengujian alat
- Beban 250 Kg
- Beban 500 Kg
Hasil NO
yes
Pengolahan Data
Analisa Data
Kesimpulan
selesai
44
BAB 4
Untuk mendapatkan nilai tegangan actual pada tali, perlu diketahui nilai
45
Di ketahui beban yang di angkat (Q) adalah sebesar 500 N, jumlah alur
puli (n) = 2 dan efisiensi puli ( yaitu 0,9, dapat di lihat pada Tabel 2.2 .
Sehingga untuk mecari nilai tarikan tali maksimum adalah sebagai berikut :
A=
√
= 312,19
√
Lalu subsitusikan kepersamaan diatas untuk mencari luas penampang tali baja
Sehingga menjadi:
A=
A=
A = 8,06 mm2
46
Jadi nilai dari luas penampang tali baja (A) adalah sebesar 8,06 mm 2.
Setelah luas penampang tali (A) adalah sebesdar 8.06 mm2, maka kita dapat
√
mm.
Diameter kawat tali bajat dengan tipe Type 6x19+1Cadalah 0,3 mm. Sehingga
diameter tali pada tipe Type 6x19+1Cdapat di tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Diketahui nilai F adalah 2777,7 N dan nilai luas penampang tali baja (A) adalah
sebesar 8,06 mm2. Maka tegangan yang actual pada tali baja adalah :
47
Di sini diketahui adalah panjang tali yang digunakan yaitu 1200 mm
dan adalah modulus elastis tali yaitu sebesar 5000 N/mm 2, dapat di lihat pada
spesifikasi tali pada spesifikasi tali di atas. Maka dari itu pemuluran tali tiap
tahunnya dapat di hitung dengan cara di bawah ini :
Jadi pemuluran tali baja tiap tahunnya terjadi sebesar 82,56 mm per tahun.
4.1.4. Perhitungan diameter puli
48
Dari tabel faktor harga m pada Tabel 2.9, untuk harga m = 0,66,
dengan cara interpolasi maka akan di peroleh jumlah siklus penggulungan
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai berikut :
Di ambil data dari tabel 2.9 untuk dilakukan interpolasi, adar di dapatin
nilai Z :
A : 0,56 D : 70000
C : 0,70 F : 90000
Setelah di lakukan interpolasi utuk mencari nilai Z, Maka umur tali didapat
dengan cara sebagai berikut :
Jadi umur tali pada tipe 6x19+1C dengan beban angkat sebesar 500 kg adalah ±
17 bulan.
49
4.2Tali Type 6x7+1C dengan pemberian beban 500 kg
Untuk mendapatkan nilai tegangan actual pada tali, perlu diketahui nilai
Di ketahui beban yang di angkat (Q) adalah sebesar 500 N, jumlah alur
puli (n) = 2 dan efisiensi puli ( yaitu 0,9, dapat di lihat pada Tabel 2.2 .
Sehingga untuk mecari nilai tarikan tali maksimum adalah sebagai berikut :
50
Jadi tarikan maksimum tali (F) adalah 2777,7 N.
A=
√
= 514,34
√
Lalu subsitusikan kepersamaan diatas untuk mencari luas penampang tali baja
Sehingga menjadi:
A=
A=
A = 8,25 mm2
Jadi nilai dari luas penampang tali baja (A) adalah sebesar 8,25 mm 2.
Setelah luas penampang tali (A) adalah sebesdar 8.06 mm2, maka kita dapat
√
mm
51
Diameter kawat tali bajat dengan tipe Type 6x7+1Cadalah 0,3 mm. Sehingga
diameter tali pada tipe Type 6x7+1Cdapat di tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Jadi diameter tali baja yang digunakan pada tipe tali baja 6 x 7 + 1C adalah 5 mm.
Diketahui nilai F adalah 2777,7 N dan nilai luas penampang tali baja (A) adalah
sebesar 8,25 mm2. Maka tegangan yang actual pada tali baja adalah :
Tali mengalami pemuluran tali, pemuluran tali adalah proses regangan yan
terjadi terhadap tali yang di akibatkan gaya tarik menarik setiap lift
digunakan.Untuk mengetahui besar pemuluran tali tiap tahunnya adalah dengan
cara sebagai berikut ini :
Di sini diketahui adalah panjang tali yang digunakan yaitu 1200 mm dan
adalah modulus elastis tali yaitu sebesar 5000 N/mm 2, dapat di lihat pada
spesifikasi tali pada spesifikasi tali di atas. Maka dari itu pemuluran tali tiap
tahunnya dapat di hitung dengan cara di bawah ini :
52
Jadi pemuluran tali baja tiap tahunnya terjadi sebesar 80,64 mm per tahun.
4.2.4. Perhitungan diameter puli
Dari tabel faktor harga m pada Tabel 2.9, untuk harga m = 0,61,
dengan cara interpolasi maka akan di peroleh jumlah siklus penggulungan
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai berikut :
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai
berikut :
53
Di ambil data dari tabel 2.9 untuk dilakukan interpolasi, adar di dapatin
nilai Z :
A : 0,56 D : 70000
C : 0,70 F : 90000
Setelah di lakukan interpolasi utuk mencari nilai Z, Maka umur tali didapat
dengan cara sebagai berikut :
Jadi umur tali baja pada tipe 6 x 7 + 1C untuk mengangkat ebban sebesar 500 kg adalah
sebesar 16 bulan.
54
4.3Tali Type 6x19+1C dengan pemberian beban 250 kg
Untuk mendapatkan nilai tegangan actual pada tali, perlu diketahui nilai
Di ketahui beban yang di angkat (Q) adalah sebesar 250 N, jumlah alur
puli (n) = 2 dan efisiensi puli ( yaitu 0,9, dapat di lihat pada Tabel 2.2 .
Sehingga untuk mecari nilai tarikan tali maksimum adalah sebagai berikut :
55
Jadi tarikan maksimum tali (F) adalah 1389 N.
A=
√
= 156,09
√
Lalu subsitusikan kepersamaan diatas untuk mencari luas penampang tali baja
Sehingga menjadi:
A=
A=
A = 3,94 mm2
Jadi nilai dari luas penampang tali baja (A) adalah sebesar 3,94 mm 2.
Setelah luas penampang tali (A) adalah sebesdar 3,94 mm2, maka kita dapat
56
√
mm
Diameter kawat tali bajat dengan tipe Type 6x19+1Cadalah 0,2 mm. Sehingga
diameter tali pada tipe Type 6x19+1Cdapat di tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Jadi diameter tali baja yang digunakan pada tipe tali baja 6 x 19 + 1C adalah 4
mm.
Diketahui nilai F adalah 1389N dan nilai luas penampang tali baja (A) adalah
sebesar 3,94 mm2. Maka tegangan yang actual pada tali baja adalah :
57
spesifikasi tali pada spesifikasi tali di atas. Maka dari itu pemuluran tali tiap
tahunnya dapat di hitung dengan cara di bawah ini :
Jadi pemuluran tali baja tiap tahunnya terjadi sebesar 169,44mm per tahun.
4.3.4. Perhitungan diameter puli
Dari tabel faktor harga m pada Tabel 2.9, untuk harga m = 0,64,
dengan cara interpolasi maka akan di peroleh jumlah siklus penggulungan
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai berikut :
58
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai
berikut :
Di ambil data dari tabel 2.9 untuk dilakukan interpolasi, adar di dapatin
nilai Z :
A : 0,56 D : 70000
C : 0,70 F : 90000
Setelah di lakukan interpolasi utuk mencari nilai Z, Maka umur tali didapat
dengan cara sebagai berikut :
59
Jadi umur tali baja pada tipe 6 x 7 + 1C untuk mengangkat ebban sebesar 500 kg adalah
sebesar 17 bulan.
Untuk mendapatkan nilai tegangan actual pada tali, perlu diketahui nilai
Di ketahui beban yang di angkat (Q) adalah sebesar 250 N, jumlah alur
puli (n) = 2 dan efisiensi puli ( yaitu 0,9, dapat di lihat pada Tabel 2.2 .
Sehingga untuk mecari nilai tarikan tali maksimum adalah sebagai berikut :
60
Jadi tarikan maksimum tali (F) adalah 1389 N.
A=
√
= 257,17
√
Lalu subsitusikan kepersamaan diatas untuk mencari luas penampang tali baja
Sehingga menjadi:
A=
A=
A = 4 mm2
Jadi nilai dari luas penampang tali baja (A) adalah sebesar 4 mm 2.
Setelah luas penampang tali (A) adalah sebesdar 4 mm2, maka kita dapat
√
61
mm
Diameter kawat tali bajat dengan tipe Type 6x7+1Cadalah 0,34 mm. Sehingga
diameter tali pada tipe Type 6x19+1Cdapat di tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Jadi diameter tali baja yang digunakan pada tipe tali baja 6 x 7 + 1C adalah 4 mm.
Diketahui nilai F adalah 1389N dan nilai luas penampang tali baja (A) adalah
sebesar 4 mm2. Maka tegangan yang actual pada tali baja adalah :
Tali mengalami pemuluran tali, pemuluran tali adalah proses regangan yan
terjadi terhadap tali yang di akibatkan gaya tarik menarik setiap lift
digunakan.Untuk mengetahui besar pemuluran tali tiap tahunnya adalah dengan
cara sebagai berikut ini :
Di sini diketahui adalah panjang tali yang digunakan yaitu 1200 mm dan
adalah modulus elastis tali yaitu sebesar 5000 N/mm 2, dapat di lihat pada
spesifikasi tali pada spesifikasi tali di atas. Maka dari itu pemuluran tali tiap
tahunnya dapat di hitung dengan cara di bawah ini :
62
Jadi pemuluran tali baja tiap tahunnya terjadi sebesar 166,56 mm per tahun.
4.4.4. Perhitungan diameter puli
Dari tabel faktor harga m pada Tabel 2.9, untuk harga m = 0,59,
dengan cara interpolasi maka akan di peroleh jumlah siklus penggulungan
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai berikut :
63
tekuk berulang yang terjadi sebelum tali putus (Z) adalah sebagai
berikut :
A : 0,56 D : 70000
C : 0,70 F : 90000
Setelah di lakukan interpolasi utuk mencari nilai Z, Maka umur tali didapat
dengan cara sebagai berikut :
Jadi umur tali baja pada tipe 6 x 7 + 1C untuk mengangkat ebban sebesar 500 kg adalah
sebesar 15 bulan.
64
BEBAN 500 KG
M 0,66 0,61
BEBAN 250 KG
M 0,64 0,59
65
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil analisa perhitungan tentang umur tali baja dengan tipe yang berbeda dan
beban berbeda yaitu 250 kg dan 500 kg, dengan tipe tali 6x7, dan 6x19 maka
dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk tali Baja dengan tipe 6x19dengan beban 250kg yang memiliki
tegangan sebesar 32 N/mm2dengan jarak waktu umur yaitu 17 bulan
edngan perlakuan kerja relatif ringan.
2. Untuk tali Baja dengan tipe 6x7dengan beban 250kg didapatin tegangan
sebesar 347 N/mm2dan umur yang didapat 15 bulan digunakan untuk jenis
pekerjaan ringan.
3. Untuk tali Baja dengan tipe 6x19dengan beban 500kg yang memiliki
tegangan sebesar 344 N/mm2dengan jarak waktu umur yaitu 17 bulan
dengan perlakuan kerja relatif ringan.
4. Untuk tali Baja dengan tipe 6x7dengan beban 500kg didapatin tegangan
sebesar 336 N/mm2dan umur yang didapat 16 bulan digunakan untuk jenis
pekerjaan ringan.
5.2 Saran
1. Dalam pemilihan tali Baja hendaknya kita perhatikan tipe dari tali
Baja,karena dari tipe itu kita dapat mengetahui seberapa banyak wire atau
kawatbaja yang memintal atau memilin hingga menjadi suatu tali Baja
dengan katalain kita harus mengerti arti dari kode tipe dari tali Baja.
2. Untuk perhitungan selanjutnya diharapkan memperhitungkan beban
danmekanisme pengangkat yang digunakan.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
68
69
70
71
72
73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
PENDIDIKAN
KETERAMPIILAN
74