“ ”
iv
KATA PENGANTAR
Selama proses penyusunan Tugas Akhir ini, saya selaku penulis banyak
menjumpai hambatan yang harus saya hadapi. Berkat bantuan, kritik, saran serta
dorongan yang saya terima dari berbagai pihak, Tugas Akhir ini yang telah
direncanakan dapat terselesaikan dengan baik. Berkaitan dengan itu, saya sebagai
penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Vendie Abma, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing, yang telah
meluangkan waktu, pikiran, tenaga untuk membimbing saya dalam
mengerjakan tugas akhir.
2. Bapak Rayendra, S.T., M.T. dan Bapak Albani Musyafa, S.T., M.T.,
Ph.D., selaku dosen penguji Tugas Akhir atas kesediaannya untuk menguji
serta memberikan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
3. Ibunda Hadiyati, ayahanda Budi Santosa dan Semua Kakak saya yang
telah memberikan dukungan materi dan moral, serta do’a yang tak henti.
4. Seluruh pegawai di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Seluruh teman-teman CivilRollas yang telah membantu saya
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
MOTTO iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBAR x
ABSTRAK xv
ABSTRACT xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
vii
3.1 Gedung Bertingkat 12
3.3.2 Perancah 18
3.5.1 Steeldeck 25
3.5.2 Wiremesh 28
viii
5.2 Data 44
5.7 Pembahasan 84
6.1 Kesimpulan 92
6.2 Saran 92
DAFTAR PUSTAKA 93
LAMPIRAN 95
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 5. 7 Histogram Perbandingan Biaya Beton Steeldeck dan Beton Pelat
Konvensional 88
Gambar 5. 8 Histogram perbandingan biaya pelat konvensional dan pelat
steeldeck 89
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 5. 26 Rekapitulasi Kebutuhan Material 85
Tabel 5. 27 Kebutuhan Biaya Persatuan Pekerjaan Pelat Konvensional dan Pelat
Steeldeck 86
Tabel 5. 28 Rekapitulasi Kebutuhan Biaya 88
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Pembangunan gedung saat ini dituntut untuk semakin cepat yang dipicu pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat, salah satunya kebutuhan gedung kuliah sebagai sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar dalam dunia pendidikan. Dalam perkembangannya
pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga semakin bervariasi, pilihan material yang semakin banyak
jenisnya mampu menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dalam hal ini
contohnya pekerjaan pelat lantai beton bertulang, pelaksanaan pekerjaan pelat lantai (cor insitu)
dapat dilakukan dengan metode konvensional atau dengan metode inovasi bahan material dengan
menggunakan steeldeck. Metode steeldeck yaitu menggantikan papan bekisting cetakan pelat serta
menghilangkan tulangan bawah dan fungsinya digantikan oleh pelat steeldeck, dengan begini
diharapkan ada penghematan besi tulangan dan bekisting. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui perbandingan biaya pada pelat lantai antara pekerjaan bekisting dan baja tulangan
konvensional dengan pekerjaan menggunakan steeldeck dan wiremesh. Pada penelitian ini penulis
menjadikan pekerjaan pelat lantai sebagai topik dengan jumlah lantai sebanyak 3 lantai, proyek
pembangunan ekstensi gedung kuliah MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia. Dalam penelitian
ini analisis pekerjaan pelat lantai berdasarkan peraturan SNI dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat No.28 Tahun 2016, serta analisis harga Steeldeck dan Wiremesh
yang diperoleh dari CV.LightGroup Indonesia. yang selanjutnya dapat ditentukan RAB pada
masing-masing pekerjaan. Gedung kuliah ini dibangun dengan jumlah 3 lantai dengan luasn 242,58
m2 dan luas total pelat lantai 727,748 m2. Hasil analisis ini didapat total biaya pekerjaan pelat lantai
konvensional yang terdiri dari 3 lantai sebesar Rp. 337.771.911,07 dan untuk pekerjaan pelat lantai
steeldeck dengan menggunakan wiremesh sebesar Rp. 304.272.490,99. Dari hasil analisis didapat
selisih biaya pekerjaan pelat lantai sebesar Rp. 33.499.420,08 dimana pekerjaan pelat lantai
Steeldeck lebih ekonomis 9,92% dibandingkan dengan pekerjaan struktur pelat konvensional.
Kata Kunci : Analisis Harga, Pelat Lantai, Perbandingan biaya, Steeldeck, Wiremesh,
xv
ABSTRACT
Building construction lately is required to be faster, followed by rapid population growth, one of
those is college building needs as learning and teaching facilities in education sector. In its
development, construction work implementation is getting more variable. Materials that come in
variety of type can be a consideration of the construction work implementation. In this case, for
example, reinforced concrete plates work, the plates work (plate cast insitu) can be conducted with
conventional method or by using steeldeck material innovation. The Steeldeck method replaces
bekisting board mold plates and remove bottom reinforced and its function replaced by steeldeck
plates. By doing this method, reinforced iron and bekisting saving is expected. The aim of this
research is to compare the bufget for plates work between bekisting and conventional concrete
plates with steeldeck and wiremesh. In this study author uses the 3-storey building of MAPRO FPSB
Islamic University of Indonesia extention project as topic. In this study the plate work analysis is
based on SNI and Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun 2016.
Steeldeck and Wiremesh cost analysis was obtained from CV.LightGroup Indonesia that
furtheremore the budgeting works can be determined. The 3 storeys college building will be built
with 242,58 m2 area and 727,748 m2 total area of all plates. The results of this study obtained total
cost of 3 storeys work with coventional plate as much as Rp 337.771.911,07 and the plates work
with steeldeck and wiremesh as much as Rp 304.272.490,99. The results of the analisys obtained the
difference of plate works cost amount Rp. 33.499.420,08, which means steeldeck plate is 9,92%
more economic than conventional plate works.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
ini juga sekaligus sudah berfungsi sebagai bekisting pelat dan lantai kerja,
sedangkan untuk tulangan momen negatif bisa menggunakan tulangan baja biasa
atau menggunakan wiremesh. Sistem ini biasa dikenal dengan pelat lantai baja
komposit, penggabungan antara dua atau lebih material menjadi satu. Metode ini
dapat mempersingkat waktu pengerjaan, karena dalam pembongkaran bekisting
hanya perancahnya saja yang dibongkar untuk digunakan kembali. (Uji, 2012).
Pemilihan suatu material sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi karena dengan pelaksaan yang tepat dapat memberikan hasil yang
maksimal terutama jika ditinjau dari segi biaya maupun dari segi waktu. Mengingat
biaya yang dikeluarkan untuk sebuah konstruksi sangatlah besar khususnya pada
pelat lantai, sehingga perlu dilakukan perencanaan yang sangat matang dimulai
dari perhitungan rencana biaya anggaran (RAB). Sebelum melakukan perhitungan
Rencana anggaran biaya (RAB) perlu melakukan perhitungan struktur
konstruksinya terlebih dahulu, dikarenakan berkaitan dengan penentuan desain
serta material yang akan digunakan.
Rencana anggaran biaya (RAB) harus disusun secara semaksimal untuk
mendapatkan hasil perhitungan biaya yang efektif dan efisien, tanpa mengurangi
mutu dan kualitas. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian
untuk menghitung berapa besar biaya pekerjaan pelat lantai konvensional dan
sistem pelat menggunakan steeldeck. Sehingga dari hasil perhitungan yang
diperoleh, kita dapat membandingkan metode mana yang lebih efektif dan efisien
dari segi biaya untuk pekerjaan pelat lantai antara pelat lantai konvensional dengan
pelat lantai menggunakan steeldeck.
FPSB
UII
5
6
Hasil yang diperoleh dari studi perbandingan biaya pekerjaan struktur pelat
lantai menggunakan steeldeck sebesar Rp 2.438.071.502, biaya untuk struktur pelat
7
1 Aiman “Studi 1. Dapat mengetahui Penelitian ini dilakukan Dari perhitungan didapatkan hasil untuk
(2014) Perbandingan perbedaan biaya untuk mengetahui besaran pelat lantai beton metode konvensional
Penggunaan pelaksanaan pekerjaan perbedaan rencana biaya senilai Rp. 3.129.168.641, dan untuk
Teknologi Pelat pelat lantai beton pada material terhadap pelat beton metode bondek senilai Rp.
Beton konvensional dan pelat pemakaian pelat beton 2.923.006.421, dengan selisih sebesar
Konvensional lantai beton dengan metode konvensional Rp. 206.162.220. Berdasarkan
Dan Pelat beton bondek. dengan pelat beton perhitungan biaya material pelat beton
Bondek Gedung 2. Dapat mengetahui aspek metode steeldeck, bondek lebih murah 3,2%, dari proses
Ball Room apa saja yang menjadi sekaligus untuk pelaksanaan pelat beton bondek lebih
Universitas perbedaan antara pelat mengetahui teknologi mudah dibandingkan, dan waktu
Muhamadiyah lantai konvensional dan yang tepat untuk pelaksanaannya pelat beton bondek lebih
Makasar” pelat lantai beton dengan digunakan pada cepat 33,3% dibandingkan pelat beton
bondek konstruksi gedung ball konvensional.
room.
8
Lanjutan Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian
No. Nama Judul Penelitian Manfaat Tujuan Hasil
2 Nurani “Analisa 1. Dapat memberikan contoh Untuk mengetahui berapa Hasil dari penelitian ini memperlihatkan
(2017) Perbandingan Bear anggaran biaya anggaran biaya yang dibutuhkan untuk
perhitungan pekerjaan
Rencana (RAB) dari pekerjaan pekerjaan balok dan pelat lantai beton
Anggaran Biaya struktur pelat lantai beton balok dan pelat lantai
konvensional sebesar Rp.
Pekerjaan pelat menggunakan tulangan
konvensional dan pelat 683.936.026,00 anggran biaya yang
Lantai Beton konvensional,
Bertulang lantai beton menggunakan mengetahui berapa besar dibutuhkan untuk pekerjaan balok dan
Konvensional biaya (RAB) dari pelat lantai bondek sebesar Rp.
floordeck.
Dan Pelat pekerjaan balok dan pelat 574.213.426,00 dengan selisih sebesar
Bondek Pada 2. Menunjukkan biaya hasil lantai menggunakan Rp. 109.722.600,00.
Pembangunan bondek (Smartdeck), dan
perencanaan pada
Ruko 3 Lantai Di seberapa besar
Balikpapan” pekerjaan struktur pelat perbandingan (RAB) dari
pekerjaan balok dan pelat
lantai beton konvensional
lantai menggunakan
dan pelat lantai beton tulangan konvensional
dan bondek.
menggunakan floordeck.
9
Lanjutan Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian
No. Nama Judul Penelitian Manfaat Tujuan Hasil
3 Priya Analisis 1. Dapat memberikan Tujuan penelitian ini Hasil yang diperoleh pelat lantai
(2016) Perbandingan perhitungan adalah untuk mengetahui menggunakan steeldeck sebesar Rp
Biaya Pekerjaan perbandingan biaya perbandingan biaya 2.438.071.502, biaya untuk struktur
Pelat Lantai pekerjaan struktur pelat antara (steeldeck) dengan pelat lantai baja tulangan konvensional
Antara lantai konvensional dan desing rencana baja sebesar Rp 2.725.681.812,. Didapat
Menggunakan pelat lantai steeldeck tulangan (Konvensional) selisih biaya antara pekerjaan struktur
Steeldeck dengan analisa harga pada pekerjaan Proyek pelat lantai steeldeck dan baja tulangan
Dengan Beton satuan wilayah Hotel Sarila Yogyakarta. konvensional sebesar Rp 287.610.310,.
Bertulang Yogyakarta. Menunjukkan bahwa pekerjaan pelat
Konvensional 2. Menunjukkan kelebihan- lantai dengan menggunakan steeldeck
Proyek Hotel kelebihan penggunaan terdapat penghematan biaya sebesar
Sarila steeldeck pada pekerjaan 12%.
Yogyakarta pelat lantai beton.
10
Lanjutan Tabel 2.1. Perbandingan Penelitian
No. Nama Judul Penelitian Manfaat Tujuan Hasil
4 Utomo Perbandingan 1. Dapat mengetahui Penelitian ini bertujuan Berdasarkan hasil analisa perhitungan,
(2019) Anggaran Biaya perbedaan anggaran untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan Pelat biaya pelaksanaan perbandingan biaya pada pekerjaan pelat lantai konvensional
Beton pekerjaan pelat lantai pekerjaan pelat lantai beton dengan luasan volume 727,74 m2 adalah
Konvensional beton metode antara metode konvensional sebesar Rp. 337.771.911,07 dan untuk
Dengan Pelat konvensional dan dan metode menggunakan pelaksanaan pekerjaan pelat steeldeck
Steeldeck pelat lantai beton steeldeck. dengan total luasan volume 727,74 m2
menggunakan adalah sebesar Rp. 304.272.490,99.
steeldeck. Maka perbandingan rencana Anggaran
2. Mengetahui aspek apa Biaya (RAB) antara pelat konvensional
saja yang menjadi dengan pelat steeldeck memiliki selisih
perbedaan antara pelat harga sebesar Rp. 33.499.420,08.
lantai konvensional Dengan besaran persentase sebsesar
dan pelat lantai beton 10%, lebih hemat pelat steeldeck.
dengan steeldeck.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
12
13
struktur bangunan, maka dari itu diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat
agar dapat memenuhi standar kekuatan (strenght), kenyamanan (Servicibility),
keselamatan (Safety) dan umur rencana bangunan (durability). Dalam
perencanaannya struktur mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan, yang
tercantum dalam SK SNI T-15-1991-03, Tentang Standar Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton. (Istimawan, 1999)
1. Pelat lantai mempunyai tebal minimum 12 cm, dan untuk pelat atap minimum 7
cm.
2. Harus diberi tulangan silinder dengan diameter minimum 8 mm yang terbuat
dari baja lunak atau baja sedang.
14
3. Pelat lantai dengan tebal lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan rangkap diatas
dan bawahnya.
4. Jarak tulangan pokok yang sejajar yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan
tidak lebih dari 20 cm atau dua kali tebal pelat, dan dipilih yang terkecil.
5. Semua tulangan harus dibungkus dengan lapisan beton dengan tebak minimum
1 cm yang berguna untuk melindungi baja dari korosi maupun kebakaran.
Penggunaan kayu sebagai material pelat lantai dapat dilihat pada gambar 3.3
1. Fungsi Bekisting
Pada pekerjaan pelat lantai konvensional bekisting memiliki fungsi sebagai
berikut:
a Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh
beton dan berbagai beban luar maupun getaran. Dalam hal ini perubahan
bentuk dan geseran-geseran yang timbul diperkenankan, hingga batas
toleransi yang diperkenankan.
b Bekisting menentukan bentuk beton yang akan dibuat menyesuaikan cetakan.
c Bekisting harus dapat dipasang, dilepas, dan dipindahkan dengan cara
sederhana. Sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
melaksanakan pengerjaan.
2. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan bekisting:
a Faktor Kualitas Bekisting : Bekisting perlu didesain dan dibuat secara kaku
(stiffness) dengan keakurasian yang tepat. Sehingga bentuk, ukuran, dan
18
posisi sesuai dengan yang kita rencanakan tidak berubah bentuk saat
dilakukan pengecoran beton.
b Faktor Keselamatan Bekisting : Bekisting perlu didirikan dengan kekuatan
yang cukup dan tingkat keamanan yang memadai, sehingga mampu
menopang/menahan seluruh beban yang ada tanpa terjadi keruntuhan yang
dapat membahayakan pekerja dan konstruksi beton itu sendiri.
c Faktor Ekonomis : Dalam pembuatannya bekisting di buat secara efisien
untuk meminimalisir biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Contoh gambar proses perakitan bekisting dapat dilihat pada gambar 3.4
As
Kontrol Nilai ρ = 𝑏.𝑑 , Syarat : ρ min ≤ ρ ≤ ρ Mak
1,4
ρ min = → jika f’c ≤ 31,36 MPa, atau
fy
√f′ c
ρ min = 4.𝑓𝑦 → jika f’c ˃ 31,36 MPa
382.5 .β1.f′ c
ρ Mak = 0,75 . ρb = (600+fy).fy
Catatan :
Jika ρ < ρ min → Pelat diperkecil
Jika ρ ˃ ρ Mak → Pelat diperbesar
A
25
A
g
As .fy
Dihitung : a = 0,85 .f′ c.b
3.5.1 Steeldeck
Steeldeck merupakan salah satu material yang terbuat dari baja ringan dengan
lapisan Zinc, yang difungsikan sebagai media pengganti material konvensional
26
papan bekisting (Plywood). Steeldeck dapat diaplikasikan sebagai pelat lantai beton
komposit pada struktur beton maupun pada struktur baja, pelat ini memiliki tebal
0,75 mm sampai 12 mm yang terbuat dari baja High Tensile G550 atau kekuatan
tarik tinggi. (Prakoso, 2017).
Permukaan profilnya bergelombang menyerupai huruf W yang berfungsi
untuk memperkuat daya lekat beton dengan pelat terhadap gaya geser, selain itu
untuk memperkecil kemungkinan retak pada hasil cor dan menghemat volume
beton. Steeldeck bisa menghemat penggunaan perancah saat proses pengedakan,
jika pada proses konvensional tiang perancah dipasang dengan jarak 50-60cm,
dengan menggunakan steeldeck tiang perancah bisa dipasang lebih renggang antara
90-100cm. Dalam pemakaiannya steeldeck ini juga mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan.
1. Kelebihan
Adapun beberapa keunggulan menggunakan Steeldeck dibandingkan dengan
beton konvensional, antara lain:
a. Penggunaan tiang perancah (scaffolding) yang jumlahnya semakin sedikit.
b. Menghemat volume beton, karena permukaan steeldeck yang bergelombang.
c. Menghemat besi tulangan, karena Steeldeck juga berfungsi sebagai pengganti
tulangan bawah.
d. Proses pemasangan yang relatif lebih mudah, sehingga mempersingkat waktu
pekerjaan.
e. Total biaya pelat lantai yang dibutuhkan lebih sedikit, karena volume
tulangan dan volume beton lebih sedikit.
2. Kekurangan
Beberapa kekurangan penggunaan steeldeck ialah sebagai berikut :
a. Tidak dapat digunakan untuk pelat luivel (pelat kantilever)
b. Diperlukan pengaturan dan perhitungan dalam perencanannya agar tidak
banyak sisa material terbuang
c. Harga steeldeck dipengaruhi oleh harga baja yang dimungkinkan berubah-
ubah, menyesuaikan harga baja.
27
Kuat Lentur :
Fy ×Ic
My = h × Ycc (3.8)
Mru = Ø × My (3.9)
28
Keterangan :
d = distance From top of concrete do centroid of steeldeck
hc = depth of concrete above steeldeck in (mm)
Ycc = distance krom top of saf do netral abis of cracked Election (mm)
Wc = concrete unit weight, (Kg/m3)
n = modular ratio
Es = 203000 (Mpa)
Ec = modulus of electicity of concrete
Fc = concrete strength (Mpa)
As = area of steeldeck per unit (mm2)
Isf = momen of inertia of The Buol steeldeck per unit (mm4)
Fy = yeild stres of steeldeck (Mpa)
Icr = cracked Election momen of inertia (mm4)
H = slab depth (mm)
Ø = 0,85
3.5.2 Wiremesh
Wiremesh adalah merupakan bahan material berbentuk lembaran besi yang
saling terhubung yang terbuat dari beberapa batang besi, baja atau aluminium yang
dihubungankan satu sama lain melalui proses pabrikasi menggunakan mesin atau
alat dengan cara dilas atau dihubungkan dengan PIN atau peralatan lain.
Wiremesh yang biasa digunakan untuk konstruksi beton merupakan
rangkaian besi yang saling terkait satu sama lain menjadi sebuah lembaran besi
saling terhubung, sehingga tidak perlu dilakukan pekerjaan penganyaman lagi
seperti pembesian pelat dengan tulangan biasa. Wiremesh lebih mudah dipasang
dan lebih cepat proses pemasangannya, sehingga dapat menghemat biaya
pekengerjaan dibandingkan dengan menganyam besi tulangan secara manual.
Wiremesh juga memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
2. Ketepatan jarak tulangan beton yang lebih akurat dan konsisten, yang
dimungkina mampu meningkatkan mutu beton.
3. Memudahkan dalam proses pemasangan sehingga pengawasannya pun lebih
mudah.
4. Mengurangi berat besi tulangan dalam beton karena lebih ringan yang dapat
menjadikan lebih ekonomis.
Wiremesh dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti, sebagai
tulangan pelat lantai beton, dinding beton, tulangan saluran drainase, konstruksi
landasan pacu pesawat, sebagai pagar/ bronjong dan lain sebagainya. Wiremesh
memiliki berbagai macam diameter biasanya ditulis dengan awalan huruf M,
misalnya M6 untuk Wiremesh dengan diameter tulangan 6 mm. Untuk ukuran
standart tiap lembarnya 2,1 x 5,4 m atau tersedia dalam bentuk rol dengan lebar
2,1 m dan panjang mencapai 54 m. Contoh gambar wiremesh dapat dilihat pada
gambar 3.14
1 1000
Asw = (4 × π × d2) × ( ) (3.12)
𝑠
Keterangan
S = jarak tulangan
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan pada gambar bestek (satuan : m1, m2,
m3, buah, dll). Untuk 1 satuan volume pekerjaan ( satuan : Rp/m1, Rp/m2, Rp/m3,
Rp/buah, dll).
b. Biaya Upah
Biaya upah merupakan biaya yang dikeluarkan/dibayarkan kepada pekerja
setelah menyelesaikan suatu jenis pekerjaan, disesuaikan dengan
keterampilan dan keahlian yang dimiliki.
c. Biaya Peralatan
Biaya peralatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sewa, mobdemob,
pemasangan alat, pemindahan alat, pembongkaran dan biaya pengoperasian,
termasuk biaya upah untuk operator dan asistennya.
2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)
Menurut AACE Internasional (2004) Biaya tidak langsung merupakan biaya
yang tidak melekat pada hasil akhir konstruksi pada sebuah proyek, malinkan
nilai yang dipungut karena proses pelaksanaan konstruksi proyek. Biaya tak
langsung terdiri dari :
a. Overhead
b. Profit
c. Pajak
tukang, upah tukang, dan upah pekerja yang di hitung orang per hari, upah
pekerja berbeda sesuai dengan keahlian pekerja. Sedangkan harga material
yang digunakan juga bisa diambil dari peraturan daerah/gubernur, atau
dengan malukan survey mandiri terhadap harga material yang tersedia di toko
atau supplier terdekat dimana kita mendapatkan material yang digunkan.
Contoh dapat dilihat pada gambar 3.17
39
40
Setelah data yang di perlukan dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan
data skunder maka selanjutunya yaitu menguraikan data yang di perlukan dan
bagaimana cara pengumpulan data untuk penelitian ini.
1. Data proyek yang berupa Gambar bestek perencanaan proyek dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pembangunan gedung kuliah MAPRO FPSB. Data ini
diperoleh dengan meminta langsung kepada pengelola proyek.
2. Koefisien pekerjaan pelat lantai untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya
(RAB), yang diperoleh dari Badan Standarisasi Nasional, 2013 Standar Nasional
Tentang Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan.
3. Melakukan survey harga dan spesifikasi Steeldeck maupun tulangan Wiremesh,
dimana data ini bisa diperoleh dari website atau meminta langsung kepada pihak
produsen.
4. Mengumpulkan Harga Barang dan Jasa wilayah Yogyakarta, dimana daftar
harga untuk wilayah Yogyakarta ditentukan berdasarkan peraturan gubernur,
atau meminta langsung kepada toko/supplier.
2) RAB proyek
3) Pengambilan Koefisien harga pekerjaan pelat lantai
4) Harga dan Spesifikasi Steeldeck
5) Harga dan Spesifikasi Wiremesh
5. Melakukan analisa perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelat
konvensional dan pelat steeldeck
a. Analisis perhitungan RAB pelat konvensional
1) Menghitung volume pekerjaan per sup pekerjaan
2) Menghitung analisis harga satuan pelat lantai konvensional berdasarkan
koefisien dari Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Tentang Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tahun 2016
3) Didapatkan harga total pekerjaan pelat lantai konvensional
b. Analisis perhitungan RAB pelat steeldeck
1) Menghitung volume per sub pekerjaan
2) Menghitung analisis harga satuan pelat steeldeck berdasarkan dari
Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tahun 2016
3) Didapatkan harga total pekerjaan pelat lantai metode Steeldeck
6. Pembahasan hasil analisis perbandingan harga pekerjaan struktur pelat
Konvensional dengan pelat Steeldeck
7. Kesimpulan dan saran penelitian.
8. Selesai.
lantai steeldeck dibandingkan dan manarik simpulan dan saran dari penelitian
Tugas Akhir ini.
Mulai
Rumusan Masalah
1. Studi Pustaka
2. Identifikasi Masalah
Metode Perhitungan
1. Biaya Pelat Lantai Konvensional
2. Biaya Pelat Lantai Steeldeck
Pengumpulan
Data
Data Sekunder :
1.Gambar rencana teknis
2.RAB proyek
Data Primer : 3.Pengambilan Koefisien
Daftar Harga Material harga pekerjaan pelat
lantai
4.Harga dan Spesifikasi
Steeldeck
5.Harga dan Spesifikasi
Wiremesh
Analisis Data :
1.Pelat Konvensional
2.Pelat Steeldeck
A
43
Pembahasan :
Membandingkan Biaya Pelat
Konvensional dan Pelat Steeldeck
Selesai
Pembangunan gedung kuliah MAPRO FPSB UII yang terdiri dari 3 lantai,
dalam proses pengerjaannya dikerjakan secara manual/konvensional. Khususnya
dalam pengerjaan pelat lantai, yang seluruh pengerjaannya dari pembuatan
bekisting, pekerjaan pembesian, hingga proses pengecoran dilakukan secara
manual dilokasi proyek.
5.2 Data
Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data-data untuk melakukan
analisis rumusan masalah dan menghitung perbandingan biaya pekerjaan pelat
lantai, berikut data-data yang dibuthkan :
1. Data Proyek
Untuk melakukan analisis perhitungan perbandingan biaya pekerjaan pelat lantai
dibutuhkan data proyek, data diperoleh dari pihak pelaksana proyek
pembangunan gedung kuliah MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia yang
berupa gambar bestek perencanaan dan data RAB perencanaan, serta malukan
44
45
interview dan tinjauan langsung ke lokasi proyek. Berikut adalah data proyek
pembangunan yang menjadi objek dalam penelitian ini :
a. Nama Proyek : Pembangunan Ekstensi Gedung Kuliah MAPRO FPSB
Universitas Islam Indonesia
b. Lokasi : Ekstensi Gedung FPSB Selatan, UII
Jl. Kaliurang KM.14,5 Sleman, Yogyakarta.
c. Tim Pelaksana : PFK YBW UII
d. Tahun Anggaran : 2018/2019
e. Luas Bangunan : 298 m2
f. Jumlah Lantai : 3 lantai
(Dapat lilihat pada lampiran 1)
2. Steeldeck
Dalam melakukan analisa dibutuhkan data steeldeck sebagai dasar perhitungan,
steeldeck yang digunakan adalah Union Floor Deck W-1000 yang
didistribusikan dan dipasarkan oleh PT. Union Metal. Berikut spesifikasi
steeldeck yang digunakan:
a. Bahan dasar : Baja Mutu Tinggi
b. Tegangan leleh minimum : 560 Mpa atau 5.600 kg/cm2
c. Lapis lindung : 220-275 gr/m2
d. Tinggi gelombang : 58 mm
e. Lebar efektif : 835 mm
f. Tebal standar : 0,70 mm – 1,20 mm BMT
g. Standar bahan : SNI 07-2053-2006
h. Berat bahan : 8,37 kg/m2 untuk ketebalan 0,70 mm BMT
11,81 kg/m2 untuk ketebalan 1,00 mm BMT
14,10 kg/m2 untuk ketebalan 1,20 mm BMT
i. Panjang : Panjang maksimum 12 m
(Panjang dapat dipotong sesuai kebutuhan
tergantung pada daya angkut/fasilitas
kendaraan)
j. Harga : Rp. 140.000,00 per m2
46
3. Wiremesh
Dalam penelitian ini digunakan wiremesh sebagai pengganti tulangan pada pelat
steeldeck,wiremesh untuk penelitian ini adalah union wiremesh yang
didistribusikan dan dipasarkan oleh PT. Union Metal. Berikut spesifikasi
steeldeck yang digunakan:
a. Diameter Wiremesh : Tersedia diameter tulangan 4 sampai 16 mm
(dipakai 8 mm, disamakan dengan tulangan
konvensional)
b. Tipe Wiremesh : Wiremesh M8
c. Asw : 3,35 mm
d. Standart Bahan : SNI 07-0663-1995
e. Tegangan Leleh (FyW) : 5.000 kg/cm2, mutu U-50
f. Tegangan Geser Las : 2.500 kg/cm2
g. Spasi Standart : 150 mm × 150 mm (Type M)
h. Ukuran Standart Lembar : 5,4 m × 2,1 m (M4-M10, M12, M16)
i. Berat Per Lembar : 61,79 kg
j. Harga : Rp. 868.000,00 per lembar
P1 Ly = 4,15 m
Lx = 2,75 m
Tabel 5. 3 Luas Per Tipe Pelat Lantai 2, Lantai 3 dan Pelat Atap
Tipe Ly (m) Lx (m) Luas (m2) Jumlah (Bidang) Luas Pelat (m2)
P1 4,15 2,75 11,41 14,00 159,78
P2 4,15 2,70 11,21 7,00 78,44
P3 2,65 1,65 4,37 1,00 4,37
Total Luasan Pelat Satu Lantai 242,58
Keterangan : Total luasan pelat tiap lantainya sama, gambar detail dapat
dilihat pada daftar lampiran 4, gambar proyek.
48
1. Bentang Ly
f’c = 25 Mpa < 30 Mpa, maka β1 = 0,85
fy = 240 Mpa, εy = fy/Es = 240/200000 = 0,001
Mr = ø. Mn
= 0,8 × 6,506
= 5,205 Knm
2. Bentang Lx
f’c = 25 Mpa < 30 Mpa, maka β1 = 0,85
fy = 240 Mpa, εy = fy/Es = 240/200000 = 0,001
Tulangan yang dibutuhkan adalah P8 dengan selimut beton 20 mm, maka :
ds = 20 + 8/2 = 24 mm
d = h – ds = 120 – 24 = 96 mm
Luas 1 batang P8, A1p = 0,25 × π × d2 = 0,25 × π × 82 = 50,26 mm2
Luas tuulangan yang digunakan untuk setiap 1000 mm lebar pelat dengan
tulangan P8-240 adalah :
As1 = As1p × 1000/S = 50,26 × 1000/240 = 209,44 mm2
Dalam perencanaan tulangan yang dipakai menggunakan 2 lapis arah x dan
arah y, sehingga didapat luas tulangan arah Ly :
As total = As1 × 2= 209,44 × 2 = 418,87 mm2
Tulangan dianggap mencapai regangan leleh, maka gaya dalam yang
bekerja :
C = 0,85 × f’c × b × a = 0,85 × 25 × 1000 × a = 21250,000a N
T = As × fy = 418,87 × 240 = 100530,96 N
Keseimbangan gaya dalam C = T
100530,96 = 21250,000a
a = 100530,96/21250,00 = 4,73 mm
x = a/β1 = 5,56 mm
Periksa regangan tulangan
εs = d – X/X × εcu = 96 – 5,563/5,563 × 0,003 = 0,049 > εy = 0,001
(leleh)
Momen nominal dan momen terfaktor
Mn = T × (d-a/2)
= 100530,96 × (96 – 4,731/2)
= 9,413 Knm
50
Mu = ø. Mn
= 0,8 × 9,413
= 7,531 Knm
Dari perhitungan diatas kita dapat mengetahui besaran momen nominal dan
momen terfaktor yang terjadi pada pelat konvensional, berikut rekapitulasi momen
pelat lantai 2, pelat lantai 3 dan pelat atap berdasarkan tipe pelat dapat dilihat pada
tabel 5.4
Dari rekapitulasi diatas dapat diketahui bahwa besaran momen pada pelat
steeldeck sudah setara dengan pelat konvensional.
tulangan pelat steeldeck dilakukan dengan trial, trial dilakukan pada jenis tulang
wiremesh yang digunukan. Berikut ini perhitungan konversi tulangan besi biasa ke
tulangan wiremesh.
dapat mengetahui besaran momen nominal dan momen terfaktor yang terjadi pada
pelat steeldeck. Rekapitulasi momen pelat steeldeck dapat dilihat pada tabel 5.5
Berikut adalah daftar harga dan upah yang digunakan untuk penghitungan
ulang pekerjaan pelat lantai berdasarkan Tabel 5.6
item pekerjaan. Volume yang dihitung ialah volume beton, volume pembesian, dan
volume bekisting, dari hasil volume yang didapat kemudian dikalikan dengan harga
satuan tiap pekerjaaan.
Sebagai acuan perhitungan, koefisien diambil dari Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.28 Tahun 2016, Tentang Pedoman
Analisa Harga Satuan Pekerjaan dengan beberapa penyesuaian yang disesuaikan
pada keadaan dilapangan. Perhitungan harga satuan meliputi perhitungan harga
satuan pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, dan pekerjaan beton K300 adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Pemasangan 1 m2 Bekisting Pelat
Koefisien pekerjaan bekisting pelat lantai yang mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.28 Tahun 2016, untuk
harga material dan upah disesuaikan dengan RAB Proyek MAPRO FPSB UII.
Analisa harga satuan bekisting pelat dapat dilihat pada tabel 5.7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,660 Rp 70.000,00 Rp 46.200,00
2 Tukang Kayu OH 0,330 Rp 80.000,00 Rp 26.400,00
3 KepalaTukang OH 0,033 Rp 90.000,00 Rp 2.970,00
4 Mandor OH 0,033 Rp 100.000,00 Rp 3.300,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 78.870
B Bahan
1 Plywood 9 mm Lembar 0,353 Rp 125.000,00 Rp 44.125,00
2 Kaso 5/7 cm m3 0,014 Rp 2.150.000,00 Rp 30.100,00
3 Paku Kg 0,220 Rp 17.500,00 Rp 3.850,00
4 Balok Kayu kelas II m3 0,029 Rp 3.669.000,00 Rp 104.933,40
5 Kayu Dolken - 4m Batang 6,000 Rp 15.000,00 Rp 90.000,00
6 Minyak bekisting Liter 0,200 Rp 5.400,00 Rp 1.080,00
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 274.088,40
Jumlah (1) + (2) Rp 352.958,40
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,070 Rp 70.000,00 Rp 4.900,00
2 Tukang Besi OH 0,070 Rp 80.000,00 Rp 5.600,00
3 KepalaTukang OH 0,007 Rp 90.000,00 Rp 630,00
4 Mandor OH 0,004 Rp 100.000,00 Rp 400,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 11.530,00
B Bahan
1 Besi polos/ulir Kg 10,500 Rp 9.250,00 Rp 97.125,00
2 Kawat Ikat Kg 0,1500 Rp 16.000,00 Rp 2.400,00
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 99.525,00
Jumlah (1) + (2) Rp 111.055,00
Pembesian per 1 kg Rp 11.105,50
Sumber : AHSP Permen PUPR No.28 tahun 2016
Pada pekerjaan pembesian digunakan besi Ø8 mm, disamakan dengan besi
tulangan yang digunakan pada proyek ekstensi pembangunan gedung kuliah
MAPRO FPSB UII.
58
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1,000 Rp 70.000,00 Rp 70.000,00
2 Tukang Batu OH 0,250 Rp 80.000,00 Rp 20.000,00
3 KepalaTukang OH 0,025 Rp 90.000,00 Rp 2.250,00
4 Mandor OH 0,100 Rp 100.000,00 Rp 10.000,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 102.250,00
B Bahan
1 Beton Ready Mix m3 1,02 Rp 875.000,00 Rp 892.500,00
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 892.500,00
C Peralatan
1 Pompa dan Conveyor Sewa-hari 0,120 Rp 200.000,00 Rp 24.000,00
Jumlah Harga Peralatan (3) Rp 24.000,00
Jumlah (1) + (2) + (3) Rp 1.018.750,00
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,25 Rp 70.000,00 Rp 17.500,00
2 Mandor OH 0,025 Rp 100.000,00 Rp 2.500,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 20.000,00
B Bahan
Jumlah Harga Bahan (2) Rp -
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan (3) Rp -
Jumlah (1) + (2) + (3) Rp 20.000,00
68
69
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,0800 Rp 70.000 Rp 5.600,00
2 Tukang Kayu OH 0,0400 Rp 80.000 Rp 3.200,00
3 KepalaTukang OH 0,0040 Rp 90.000 Rp 360,00
4 Mandor OH 0,0080 Rp 100.000 Rp 800,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 9.960
B Bahan
1 Steeldeck m2 1,0800 Rp 140.000 Rp 151.200,00
2 Kaso 5/7 cm m3 0,0043 Rp 2.150.000 Rp 9.245,00
3 Paku 5-7 cm Kg 0,2300 Rp 17.500 Rp 4.025,00
4 Balok Kelas II Liter 0,0286 Rp 3.669.000 Rp 104.933,40
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 269.403,40
Jumlah (1) + (2) Rp 279.363,40
Sumber : AHSP Permen PUPR No.28 tahun 2016
Catatan : Beberapa bahan digunakan kembali, sehingga koefisien berubah
sesuai pada pemakaian
70
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,025 Rp 70.000 Rp 1.750,00
2 Tukang Besi OH 0,025 Rp 80.000 Rp 2.000,00
3 KepalaTukang OH 0,025 Rp 90.000 Rp 2.250,00
4 Mandor OH 0,001 Rp 100.000 Rp 100,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 6.100,00
B Bahan
1 Wiremesh Kg 10,20 Rp 14.048 Rp 143.285,32
2 Kawat Ikat Kg 0,050 Rp 16.000 Rp 800,00
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 144.085,32
Jumlah (1) + (2) Rp 150.185,32
pembesian per 1 kg Rp 15.018,53
Sumber : AHSP Permen PUPR No.28 tahun 2016
Pada pekerjaan pelat steeldeck digunakan Wiremesh M8 mm sebagai pengganti
tulangan, diameter wiremesh disamakan dengan besi tulangan yang digunakan
pada proyek ekstensi pembangunan gedung kuliah MAPRO FPSB UII.
3. Pekerjaan Beton 1 m3 mutu K300
Analisa harga satuan pekerjaan beton 1 m3 mutu K300 Ready Mix, dengan
menggunakan pompa beton. Harga beton Ready Mix digunakan harga sesuai
71
yang tertera dalam lampiran 1 daftar harga bahan proyek. Berikut analisa harga
satuan beton Ready Mix dapat dilihat pada tabel 5.20
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 1,000 Rp 70.000,00 Rp 70.000,00
2 Tukang Batu OH 0,250 Rp 80.000,00 Rp 20.000,00
3 KepalaTukang OH 0,025 Rp 90.000,00 Rp 2.250,00
4 Mandor OH 0,100 Rp 100.000,00 Rp 10.000,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 102.250,00
B Bahan
1 Beton Ready Mix m3 1,02 Rp 875.000,00 Rp 892.500,00
Jumlah Harga Bahan (2) Rp 892.500,00
C Peralatan
1 Pompa dan Conveyor Sewa-hari 0,120 Rp 200.000,00 Rp 24.000,00
Jumlah Harga Peralatan (3) Rp 24.000,00
Jumlah (1) + (2) + (3) Rp 1.018.750,00
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0,25 Rp 70.000,00 Rp 17.500,00
2 Mandor OH 0,025 Rp 100.000,00 Rp 2.500,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja (1) Rp 20.000,00
B Bahan
Jumlah Harga Bahan (2) Rp -
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan (3) Rp -
Jumlah (1) + (2) + (3) Rp 20.000,00
Sumber : AHSP Permen PUPR No.28 tahun 2016
72
= 120 - (½ × 50)
= 95 mm = 0,095 m
Maka kebutuhan beton pelat steeldeck adalah :
Beton = (d × Luas Pelat)
= 0,095 × 242,58
= 23,045 m3
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, volume pekerjaan pelat lantai 2, pelat lantai
3 dan pelat atap semuanya sama.
= 120 - (½ × 50)
= 95 mm = 0,095 m
Maka kebutuhan beton pelat steeldeck adalah :
Beton = (d × Luas Pelat)
= 0,095 × 159,78
= 15,18 m3
b. Analisa kebutuhan material pada pelat lantai tipe 2 (Luas Total = 78,44 m2,
jumlah bidang 7) sama seperti perhitungan pelat tipe 1.
1) Perhitungan kebutuhan material pekerjaan pelat beton steeldeck
a) Perhitungan Kaso 5/7cm
Berdasarkan hitungan satuan per 1m2 membutuhkan kaso 5/7 cm
sebanyak 0,0024 m3, maka kebutuhan kaso 5/7 untuk pelat tipe 2
dengan luasan 78,44 m2 adalah sebagai berikut.
77
= 120 - (½ × 50)
= 95 mm = 0,095 m
79
luasan pelat lantai 3 dengan tebal pelat 12 mm, yaitu 242,58 × 0,12 =
29,11 m3.
Untuk mengetahui ketebalan beton steeldeck (d), ketebalan pelat beton
konvensional (h) dikurangi dengan setengah tinggi gelombang.
d = h – (½ × tinggi gelombang)
= 120 - (½ × 50)
= 95 mm = 0,095 m
Maka kebutuhan beton pelat steeldeck adalah :
Beton = (d × Luas Pelat)
= 0,095 × 4,37
= 0,42 m3
Berikut rekapitulasi kebutuhan material pelat lantai 2, dapat dilihat pada tabel
5. 22
2. Perhitungan pelat lantai 3 dan pelat atap
Perhitungan kebutuhan material pelat lantai 3 dan pelat atap sama seperti
perhitungan kebutuhan material pada pelat lantai 2, rekapitulasi kebutuhan
material pelat lantai 3 dapat dilihat pada tabel 5.23 dan rekapitulasi kebutuhan
material pelat atap dapat dilihat pada tabel 5.24
83
84
5.7 Pembahasan
Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan ekstensi gedung kuliah
MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia, yang terletak di kampus terpadu
Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang KM.14,5 Sleman Yogyakarta. Proyek
pembangunan gedung kuliah MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia termasuk
proyek swakelola, dibawah pengelolaan badan wakaf Universitas Islam Indonesia
yang ditangani oleh Pengelola Fasilitas Kampus (PFK).
Pada penelitian ini penulis menjadikan pekerjaan pelat lantai sebagai topik,
membandingkan biaya pekerjaan pelat lantai konvensional dengan biaya pekerjaan
pelat lantai steeldeck. Dalam alanalisis perhitungan struktur pelat lantai dibedakan
dalam 3 tipe pelat dari setiap lantainya, dimana pelaksanaan pembangunan proyek
ini dilakukan dengan konvensional, yang semua sistem pengerjaannya dilakukan
langsung dilokasi proyek.
Sebagai pendukung penelitian ini diperlukan data yang berupa daftar harga
kebutuhan material yang digunakan sebagai data sekunder yang berupa gambar
bestek dan RAB yang didapatkan dari tim perencana proyek, sebagai acuan lain
dalam perhitungan analisa harga satuan digunakan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat No.28 Tahun 2016, tentang analisa harga satuan
pekerjaan umum. Data lain yang dibutuhkan berupa daftar harga kebutuhan
material steeldeck dan wiremesh, yang didapat dari hasil survey pada CV.
LightGroup Indonesia.
Dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) perhitungan struktur
pelat lantai beton dibagi menjadi beberapa analisa harga satuan pekerjaan, yaitu :
Dari Tabel 5.27 diatas, dapat dibuat histogram perbandingan biaya pekerjaan
pelat konvensional dan pelat steeldeck seperti pada gambar 5.5 untuk perbandingan
biaya bekisting dan steeldeck gambar 5.6, untuk perbandingan biaya wiremesh dan
Tulangan Konvensional dan gambar 5.7 untuk perbandingan biaya beton pelat
konvensional dan benton pelat steeldeck.
Rp185.000.000,00
Rp180.000.000,00
Steeldeck
Rp175.000.000,00
Rp171.520.406,71
Bekisting
Rp170.000.000,00
Rp165.000.000,00
Rp160.000.000,00
Steeldeck Bekisting
Series1 Rp171.520.406 Rp191.649.902
Konvensional
Rp60.000.000,00 Rp59.554.331,04
Rp58.000.000,00
Rp56.000.000,00
Rp53.661.688,64 Wiremesh
Rp54.000.000,00
Tulangan
Rp52.000.000,00
Rp50.000.000,00
Wiremesh Tulangan
Series1 Rp59.554.331, Rp53.661.688,
Perbandingan Biaya
Rp350.000.000,00
Biaya Dalam Rupiah
Rp340.000.000,00 Rp337.771.911,07
Rp330.000.000,00
Rp320.000.000,00
Rp310.000.000,00 Rp304.272.490,99
steeldeck
Rp300.000.000,00
konvensional
Rp290.000.000,00
Rp280.000.000,00
1
steeldeck Rp304.272.490,99
konvensional Rp337.771.911,07
= 9,92 %
Dalam perhitungannya kebutuhan material dan tenaga kerja pada pekerjaan
pelat lantai konvensional dan steeldeck ada sedikit perbedaan, khususnya dalam
material ataupun alat yang digunakan. Beberapa hal yang membuat pelat steeldeck
menjadi lebih murah dibanding pelat konvensional diantaranya adalah :
1. Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa biaya pekerjaan bekisting pelat
konvensional merupakan biaya yang paling besar nilainya, hal tersebut
dipengaruhi oleh material yang dibutuhkan dalam pekerjaan bekisting lebih
banyak dibandingkan pada pekerjaan pelat steeldeck. Seperti kebutuhan
perancah pada pekerjaan pelat steeldeck lebih sedikit dibandingkan kebutuhan
perancah pada pelat konvensional, penghematan penggunaan bekisting pelat
lantai dikarenakan digantikan dengan steeldeck, olehkarena itu pembuatan
struktur pelat steeldeck tidak memerlukan lagi plywood sebagai bahan bekisting.
2. Dalam penggunaan tulangan pelat steeldeck juga menjadi lebih hemat karena
steeldeck juga berfungsi sebagai tulangan positif, sehingga pada pelat steeldeck
penulangan hanya pada tulangan negatif yang tulanganya digantikan dengan
wiremesh. Selain menjadi bekisting steeldeck juga berfungsi tulangan positif
pada pelat, sehingga steeldeck juga bisa disebut sebagai bekisting permanen
karena fungsinya tersebut.
3. Kebutuhan beton pada pelat steeldeck juga menjadi lebih hemat dikarenakan
permukaan steeldeck yang bergelombang, sehingga kebutuhan beton menjadi
lebih sedikit. Dalam perhitungan kebutuhan beton dikali dengan faktor reduksi
atau bisa dihitung dengan mengurangi volume beton dengan volume
gelombang.
4. Pelat steeldeck tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pelat atap,
dikarenakan jika terjadi kebocoran /rembesan air pada pelat akan sulit untuk
mengetahui letak kebocoran tersebut.
91
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perhitungan biaya pekerjaan struktur pelat pada proyek
pembangunan ekstensi gedung kuliah MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia
yang berjumlah 3 lantai, membutuhkan biaya untuk pekerjaan pelat konvensional
sebesar Rp. 337.771.911,07 dan biaya yang dibutuhkan untuk pelat steeldeck
sebesar Rp. 304.272.490,99. Dari hasil tersebut terdapat selisih biaya sebesar Rp.
33.499.420,08 menunjukkan bahwa pekerjaan pelat pada proyek pembangunan
ekstensi gedung kuliah MAPRO FPSB Universitas Islam Indonesia dengan pelat
steeldeck terdapat penghematan biaya sebesar 9,92 %.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. Dari hasil analisis perbandingan biaya pekerjaan pelat lantai penggunaan pelat
steeldeck lebih disarankan, karena mampu menghemat kebutuhan biaya
pekerjaan. Dimana material yang digunakan tidak sebanyak jika menggunakan
pelat lantai konvensional dan pengerjaannya lebih mudah.
2. Pada penelitian selanjutnya yang ingin membahas perbandingan biaya pelat
lantai steeldeck dengan pelat lantai konvensional disarankan untuk
memperhitungkan penggunaan peralatan dan metode pelaksaaan antara
pekerjaan antara pelat lantai steeldeck dengan pelat lantai konvensional.
3. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pelat steeldeck hampir sama
dengan proses perhitungan pelat lantai konvensional, dengan beberapa
penyesuain karena beberapa pekerjaan belum diatur dalam SNI yang berlaku.
Analisa harga satuan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi hasil
perhitungan rencana anggaran biaya.
92
93
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. 2010, Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Steel Deck Institute. 2011. Compositte Steel Floor Deck – Slabs. Amerika Serikat.
Putri, Diah. (2017). Analisa Kekuatan Pelat Lantai Bondek Serta Perbandingan
Biaya Konstruksinya. Tugas Akhir. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Prakoso, A.K. (2017). Analisa Perbandingan Biaya Pelat Lantai Antara Metode
Steeldeck Dan Konvensional (Studi Kasus: Rusunawa Jongke). Tugas Akhir.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Siti, S. (2018). Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pelat Beton Bondek dengan Pelat
Konvensional Pada Gedung Hotel Bhayangkara Yogyakarta. Tugas Akhir.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Gunawan, O.D. (2015). Perbandingan Biaya Dan Waktu Antara Pelat Lantai
Precast Dengan Steeldeck. Yogyakarta. Tugas Akhir. Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
95
96
Daftar Bahan
no jenis upah satuan harga keterangan
1 Kayu balok 5/7 m3 2.150.000,00
2 Paku 2”-3” kg 17.500,00
3 Kayu papan 3/20 m3 2.435.000,00
4 Besi strip kg 10.200,00
5 Semen portland kg 1.350,00
6 Pasir pasang m3 208.000,00
7 Pasir beton m3 208.000,00
8 Koral beton m3 287.500,00
9 Dolken kayu diameter 8-10/400 cm btg 15.000,00
10 kayu m3 2.150.000,00
11 Bata merah bh 1.000,00
12 Seng plat lbr 52.000,00
13 Jendela naco bh 100.000,00
14 Kaca polos m2 95.000,00
15 Kunci tanam bh 275.000,00
16 Plywood 4mm lbr 95.000,00
17 kerikil m3 287.500,00
18 air ltr 100,00
19 Besi beton (polos/ulir) kg 9.250,00
20 Kawat beton kg 16.000,00
21 Kayu kelas III m3 2.150.000,00
22 Minyak bekisting ltr 5.400,00
23 Balok kayu kelas II m3 3.669.000,00
24 Plywood tebal 9 mm lbr 125.000,00
25 Penjaga jarak bekisting/spacer bh 25.000,00
26 beton curah f'c : 30 MPa m3 875.000,00
27 beton curah f'c : 25 MPa m3 845.000,00
28 Besi Baja IWF kg 12.000,00
29 meni besi ltr 21.600,00
30 Solar ltr 7.800,00
31 Minyak pelumas ltr 6.600,00
32 Kawat las listrik kg 35.000,00
33 Seng gelombang lbr 75.000,00
34 batu belah m3 250.000,00
35 buis beton 30 cm bh 157.000,00
36 buis beton 100 cm bh 297.000,00
37 ijuk bal 50.000,00
38 tanah urug m3 100.000,00
LANTAI 1 Rp 269.846.427,98
I. Pekerjaan Tanah Rp 44.578.340,16
II. Pekerjaan Fondasi Rp 48.566.487,75
III. Pekerjaan Sloof Rp 45.490.868,93
IV. Pekerjaan Kolom s/d LT.2 Rp 131.210.731,13
LANTAI 2 Rp 263.563.512,11
I. Pekerjaan Kolom LT.2 s/d LT.3 Rp 61.179.266,34
II. Pekerjaan Balok LT.2 Rp 94.916.933,20
III. Pekerjaan Plat LT.2 Rp 107.467.312,57
LANTAI 3 Rp 260.695.963,35
I. Pekerjaan Kolom LT.3 s/d Atap Rp 58.311.717,58
II. Pekerjaan Balok LT.3 Rp 94.916.933,20
III. Pekerjaan Plat LT.3 Rp 107.467.312,57
ATAP Rp 231.760.512,85
I. Pekerjaan Balok Atap Rp 94.916.933,20
II. Pekerjaan Plat Atap Rp 136.843.579,65
100
RUANG DOSEN
PSIKOLOGI
01.14
DEKANAT
PSIKOLOGI
01.05
RESEPSIONIS
TOILET
PUTRI
01.13
300
300
300
150
300
150
PARKIR MOTOR
450 450 450 450 450 450 150 150 150 KANTIN
3150
BANGUNAN BARU
R.DOSEN
RUANG DOSEN
R.DOSEN PSIKOLOGI DEKANAT PSIKOLOGI
01.14
01.05
R.DOSEN R.DOSEN
SELASAR
R.DOSEN R.DOSEN
PENGGANDAAN SOAL
R.DOSEN R.DOSEN
193
SATPAM SERVIS SERVIS
01.11 01.10
1108
TAMAN
PARKIR MOTOR
RUANG DOSEN
PSIKOLOGI
01.14
DEKANAT
PSIKOLOGI
01.05
PANTRY
RESEPSIONIS
TOILET
PUTRI
01.13
R. KOORDINATOR R. KAPRODI
BIDANG
900
BIRO SKRIPSI DAN SELASAR
PENGGANDAAN SOAL
RESEPSIONIS
DIVISI UMUM & KEUANGAN 01.08 R. KOORDINATOR
BIDANG
TOILET
01.09 KEUANGAN R. KOORDINATOR
PUTRA BIDANG
R. PENGELOLA MAGISTER
01.12
PSIKOLOGI
LANTAI EKSISTING
LANTAI BARU
LANTAI EKSISTING
LANTAI BARU
SELASAR
300
300
300
300
GUDANG
600
PSIKOLOGI PSIKOLOGI
150
TOILET
DOSEN/
300
KARYAWAN
R. SATPAM JANITOR
150
150 300 150 150 150
3150
U
R.DOSEN R.DOSEN R.DOSEN R.DOSEN
R.DOSEN
02.04
02.12
R.DOSEN R.DOSEN R.DOSEN R.DOSEN
R.DOSEN
R.DOSEN R.DOSEN
TOILET
PUTRI
02.10
SELASAR
300
200
R. DISKUSI
MAHASISWA
300
900
350
600
R.SIDANG R.SIDANG
PSIKOLOGI
150
TOILET
DOSEN/
KARYAWAN
250
JANITOR
150
150 150 150
3150
U
R.KULIAH R. PENDADARAN
03.12 03.04
SELASAR
300
200
900
R.PSIKOTERAPI
R. KULIAH KECIL R.LEMBAGA
R. KULIAH MAGISTER R. DISKUSI
600
600
MAGISTER MAHASISWA
PSIKOLOGI MAHASISWA
PSIKOLOGI
3150
ATAP DAK
U
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
DETAIL PLAT
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA BALOK
LANTAI 2
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA BALOK
LANTAI 3
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA BALOK
LANTAI ATAP
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA SLOOF
LANTAI 1
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA KOLOM
LANTAI 1
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA KOLOM
LANTAI 2
PEMBANGUNAN EKSTENSI GEDUNG
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN SOSIAL BUDAYA
RENCANA KOLOM
LANTAI 3
119
6 Kingspan
Aircell Retroshield Double Side 7mm (Bubble) 1,35m x 22,250m= 35 m² Rp 172.700 m²
Rp 5.181.000 Roll
Aircell Insulbreak 80F Double Side 8mm 1,30m x 23,08m =30 m² Rp 245.300 m²
Rp 7.359.000 Roll
Aircell Insulbreak 40F Double Side 4mm 1,30m x 34,62m = 45 m² Rp 145.200 m²
Rp 6.534.000 Roll
Aircell Insulbreak 30F Single Side 3mm 1,30 x 46,16m = 60 m² Rp 76.000 m²
Rp 4.560.000 Roll
Kolltherm K10FM (Soffit Board 25mm) 2,27m x 1,20m = 2,72 m² Rp 1.372.000 Lbr
Thermofloor TR 26 (Soffit Board 50 mm) 1,20m x 2,27m = 2,724 m² Rp 450.000 m²
Rp 1.800.000 Lbr
Thermofloor TR 27 (Soffit Board 70 mm) 1,20m x 0,6m = 0,72 m² Rp 475.000 Lbr
Allumunium Tape WA 005 48mm x 50m Rp 250.000 Roll
Allumunium Tape WA 006 72mm x 50m Rp 450.000 Roll
Allumunium Tape ST050 50mm x 50m Rp 125.000 Roll
Allumunium Tape ST075 / Insuko 75mm x 50 Rp 237.600 Roll
7 Allumunium Foil Woven Single Side 1,2 x 50 m Rp 533.000 Roll
Rockwool 60 K Tebal 2,5 cm 60 x 120 x 5cm Rp 85.000 Lbr
Rockwool Density 40 Rp 48.750
Rockwool Density 60 85226122869 Rp 61.750
Rockwool Density 80 Rp 74.750
Rockwool Density 100 Rp 87.750
Glasswool 1,2 x 30 m Rp 474.500 Roll
Roofmesh Tebal 0,8mm, lubang 7,5x7,5 1,8 x 30 m Rp 755.000 Roll
Hilon Double Side 1 x 20 m Rp 1.228.500 Roll
Hilon Single Side 1 x 20 m Rp 1.066.000 Roll
8 Galvalume 0,25 mm Rp 37.700 m'
(Panjang mulai dari 2mtr-8mtr kelipatan 0,5 mtr) 0,3 mm Rp 45.500 m'
0,35 mm Rp 55.250 m'
0,4 mm Rp 61.750 m'
Galvalume warna 0,3 mm Rp 63.050 m'
9 Atap Onduline 95 cm x 2 mtr Rp 180.000 Lbr
Atap Onduvilla 45 cm x 1 mtr Rp 54.000 Lbr
Badroline 3 m² Rp 877.500 pack
Onduline Tile 85 cm x 2m Rp 180.000 Lbr
Ondu clear 95 cm x 2 mtr Rp 312.000 Lbr
Screw Onduline Rp 2.000 Pcs
Nok Onduline/Onduvilla 1 mtr Rp 95.400 Pcs
10 Genteng Metal
Sakura Colour 2 x 4 77 x 80 cm, 0,25 Rp 51.350 Lbr
Surya Roof 2 x 4 77 x 80 cm, 0,3 Rp 102.050 Lbr
Fortuna Roof 2 x 4 77 x 80 cm, 0,25 Rp 70.000 Lbr
Nok Fortuna roof 1 mtr Rp 35.100 Lbr
Multi Roof 2 x 5 100 x 80 cm, 0,4 Rp 150.800 Lbr
11 Plafon PVC (Embun) Putih polos 20 x 400 cm Rp 70.400 Lbr
Plafon PVC (Embun)Motif 20 x 400 cm Rp 85.800 Lbr
List 400 cm Rp 88.000 Btg
12 Bata Ringan / Hebel merk Citicon 60 x 20 x 10 cm Rp 860.000 m³
60 x 20 x 7,5 cm
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134