Anda di halaman 1dari 5

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MODERASI BERAGAMA DI KOTA

SURAKARTA

Disusun Oleh:

Nama Peneliti : 1. Mohammad Fayed Qalby (0056276951)

2. Dzuhuriansyah Abdu’jabbar (0051500271)

Bidang Penelitian : Ilmu Keagamaan

Nama Pembimbing : Luluk Hamidah Dawam, M.Pd

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN ISLAM

DIREKTORAT KSKK MADRASAH

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SURAKARTA

2022

PROPOSAL PENELITIAN
Judul : Persepsi Masyarakat tentang Moderasi Beragama di Kota

Surakarta.

Bidang Penelitian :Ilmu Keagamaan

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berkembang dan sebagai negara agraris, dengan

penduduknya yang besar berbagai budaya bahasa dan agama terdapat didalamnya.

Pada dasarnya keragaman budaya di Indonesia datang dari kebudayaan kebudayaan

local dan berkembang di masyarakatnya, akan tetapi masyarakat Indonesia mampu

menjaga persatuan dan kesatuan antar bangsa, seperti yang tercermin dari semboyan

bangsa Indonesia yaitu Bhineka tunggal ika yang berarti berbeda beda tapi tetap satu

juga.

Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo merupakan salah satu

kota di Jawa Tengah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jumlah

penduduk yang beragama Islam lebih banyak dari pada agama lain.

Untuk menyikapi perubahan-perubahan serta permasalahan tersebut perlu

adanya pemahaman kepada masyarakat tentang sikap moderasi beragama. Pada satu

dekake terakhir, isu tentang moderasi beragama menjadi perhatian banyak pihak baik

Pemerintah, organisasi dan komunitas masyarakat serta para ahli, akademisi tak

terkecuali para pemuka agama. Tingginya atensi tersebut muncul dari mulai

maraknya lagi perilaku atau tindakan intoleransi di tengah-tengah masyarakat

Indonesia yang sangat majemuk ini termasuk di Kota Surakarta.

Rangkaian beberapa tindak perilaku intoleransi di Surakarta kerap terjadi, seperti

pada bom bunuh diri di Gereja Kepunton tahun 2011, bom bunuh diri di Mapolresta
tahun 2016. Kemudian, yang sangat membuat masyarakat prihatin baru-baru ini

adalah terjadinya perusakan 12 maka pada Juni 2021 di wilayah Pasar Kliwon

dengan melibatkan anak-anak yang masih berstatus murid sekolah.

Dari sisi Pemerintah melalui Kementrian Agama seringkali melakukan sosialisasi

mengenai moderasi beragama. Pada acara Pelatihan Kelompok Kerja Guru Madrasah

Ibitidiyah Kota Surakarta, Hidayat Maskur selaku Kepala Kantor Kementrian Agama

Surakarta menyatakan terdapat empat ciri orang yang moderat dan yaitu, (1) toleran,

(2) memiliki komitmen kebangsaan, (3) menerima kearifan lokal dan (4) anti

kekerasan. Sementaa itu, Taslim Syahlan selaku Ketua Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB) Jawa Tengah menyoroti dengan mengatakan bahwa salah satu

faktor yang menjadi meningkatnya tren intoleransi adalah ujaran kebencian di

berbagai platform medsos yang dapat memantik reaksi umata beragama tertentu.

Pada kesempatan lain, Alissan Wahid menyebutkan Pemerintah Pusat telah membuat

kebijakan tentang moderasi beragama yang berisi penguatan konstitusi sebagai

landasan etika sosial-politik. Kebijakan tersebut masuk dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode 2020-2024.

Pemerintah dalam hal ini sebagai hulu dari struktur sebuah negara telah merancang,

melakukan sosialisasi serta meminimalisir efek-efek dari tidak perilaku intoleransi.

Sementara itu, masyarakat sebagai hilirnya diharapkan dapat mendukung dengan

menciptkan iklim dan suasana yang inklusif yang tentunya kondusif atas terciptanya

moderasi beragama. Oleh karena itu, informasi dan pengetahuan tentang persepsi

masyarakat terhadap moderasi beragama menjadi penting dilakukan.

Penelitian ini memberikan gambaran secara umum tentang persepsi masyarakat Kota
Surakarta terhadap moderasi beragama dalam pencegahan tindak perilaku intoleransi

yang masih terus saja muncul.

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Persepsi Masyarakat di Kota Surakarta?

2. Bagaimana Moderasi beragama di Kota Surakarta?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui Persepsi Masyarakat di Kota Surakarta.

2. Mengetahui Moderasi beragama di Kota Surakarta.

Manfaat Penelitian

Bagi pemerintah dan masyarakat

1.

Bagi peneliti

1.

Bagi sekolah

1.

Kajian Teori

Anda mungkin juga menyukai