JUDUL
Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa SMAK Kasih Kemuliaan Kalideres
di Jakarta Barat
Oleh:
Kelas - Kelompok : LC32 - Kelompok 4
LO
Menjadikan Pancasila sebagai Dasar dalam Pembentukan Karakter sebagai Generasi
Penerus Bangsa
Daftar Isi
I. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------------------- 3
II. Literatur Review------------------------------------------------------------------------------------- 5
III. Metode Pelaksanaan Project--------------------------------------------------------------------- 8
IV. Deskripsi Pelaksanaan Proyek------------------------------------------------------------------ 11
V. Feedback dari pimpinan komunitas------------------------------------------------------------ 12
● Feedback dari pimpinan------------------------------------------------------------------------- 12
● Feedback dari audience-------------------------------------------------------------------------- 12
VI. Refleksi---------------------------------------------------------------------------------------------- 13
VII. Referensi------------------------------------------------------------------------------------------- 16
VIII. Lampiran materi pelaksanaan proyek------------------------------------------------------17
Dr. Silverius Constantino Johanes Maria Lake S.Fil., M.Hum Grace Frendy
D3324 2702218342
2
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang penuh akan keberagaman dimulai dari
keberagaman agama, budaya, kepercayaan hingga ras. Sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 1 UU PNPS No 1 Tahun 1965, terdapat 6 agama yang diakui di Indonesia.
Agama-agama tersebut adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu. Namun jauh sebelum UU tersebut dibentuk, Muhammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno telah membentuk dan mencetuskan Pancasila pada 1 Juni 1945
yang sampai sekarang menjadi ideologi Negara Indonesia. Dengan lahirnya Pancasila
tentu tidak menghilangkan konflik maupun permasalahan sosial yang terjadi, namun
bangsa Indonesia mampu untuk berpegang teguh pada Pancasila. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu terdapat berbagai rintangan dan masalah dalam penerapan Pancasila
sebagai ideologi bangsa.
Tujuan dari diadakannya Sosialisasi Moderasi Beragama di Luar Kampus ini adalah
sebagai berikut:
1. Critical & Creative Thinking
Proyek ini dapat menambah kemampuan kami untuk berfikir secara kritis terhadap
masalah yang ada di masyarakat dengan tanpa mengesampingkan kreatifitas yang
disajikan dalam paparan presentasi pada kegiatan sosialisasi sehingga materi akan
tetap terdengar menarik dan seru untuk dibahas tanpa melupakan tujuan utama
dari sosialisasi ini.
2. Collaboration
Dari awal hingga selesainya proyek ini, kami merasakan peningkatan skill
terutama dalam bidang kerjasama antara satu sama lain, terutama saat pembagian
3
tugas dan bagian presentasi serta perencanaan dimulai dari pemilihan sekolah
hingga proyek ini berhasil dilaksanakan dengan baik.
3. Social Awareness
Proyek ini sangat menyadarkan kami tentang kesadaran sosial yang mana
kesadaran ini harus dimiliki oleh setiap individu, dan kami selaku individu yang
sudah sadar akan hal tersebut pun menyebarkannya agar semua orang mulai
menyadari masalah apa saja yang kerap terjadi di lingkungan sosial kita, terutama
terhadap masalah kehidupan beragama di Indonesia yang banyak dan beragam
agar Bangsa kita bisa lebih damai dan sejahtera.
4
II. Literatur Review
Menurut Herbert Spencer, agama merupakan iman akan adanya kekuasaan yang tidak
terbatas, atau kekuasaan yang tidak bisa digambarkan batas waktu atau tempatnya. Oleh
karena itu, bangsa kita memiliki beragam agama dan kepercayaan. Hal inilah yang
melandasi terciptanya sila Pertama Pancasila, "KeTuhanan Yang Maha Esa". Menurut
buku Textbook Pancasila, tantangan keberagaman ini merupakan fakta yang tidak dapat
kita hindari. Unsur agama adalah unsur yang paling rentan jika dimanfaatkan oleh oknum
untuk dipolitisir. Tantangan ini juga hanya dapat diselesaikan oleh suatu tindakan aktif
dari masyarakat yang beragam ini, yaitu toleransi. Toleransi ini sendiri sudah tertuang
didalam Sila Pertama Pancasila. Dimana kita sebagai masyarakat Indonesia harus
menjunjung tinggi Toleransi, dengan menolak adanya diskriminasi beragama. Jadi selain
percaya dan Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kita juga harus menghormati dan
bekerjasama untuk membina kerukunan hidup masyarakat.
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut
dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.
(Kamarudin, Amin). Pemerintah juga menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu
program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Oleh karena itulah, kita sebagai Kaum Muda dan bagian dari masyarakat harus bertindak
secara langsung, dengan cara mencari solusi nyata dari permasalahan diatas.
5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada versi daring, sosialisasi
merupakan proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya.
Oleh karena isu diatas, kami mengadakan Sosialisasi Moderasi Beragama ke Sekolah
SMAK Kasih Kemuliaan, Berikut Profil Sekolah SMAK Kasih Kemuliaan:
SMAK Kasih Kemuliaan terletak pada JL. PERUM TAMAN SURYA V BLOK RR
NO 1, Pegadungan, Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat Prov. D.K.I. Jakarta. Sekolah
Kristen Kasih Kemuliaan, adalah salah satu sekolah beragama Kristen yang menyajikan
program pendidikan yang menyesuaikan perkembangan kemampuan dan daya pikir siswa
6
dengan metode belajar yang bervariasi seperti pembelajaran multimedia dan eksperimen.
Perkembangan anak baik secara kemampuan sosial maupun keterampilan , psikomotorik,
seni, memasak, dan berbagai kemampuan lainnya juga sangat didukung dan difasilitasi
dengan baik. Sekolah ini banyak mengikutsertakan murid mereka dalam berbagai
perlombaan. Berbagai pelajaran bahasa pun dibekali kepada murid sebagai bekal masa
depan para siswa-siswinya.
Sekolah ini memiliki Visi Serving God in Excellences of Spirit, Knowledge and
Character. Siswa SMAK Kasih Kemuliaan melanjutkan perkuliahan di Universitas
Multimedia Nusantara, Bina Nusantara University, Universitas Gadjah Mada, dan Institut
Teknologi Bandung. Sekolah ini berakreditasi A dengan nilai akhir 94. Berikut ini data
agama siswa SMAK Kasih Kemuliaan:
Buddha 54 51
Katholik 26 39
Islam 1 3
Kepercayaan 0 1
7
III. Metode Pelaksanaan Project
● Observasi lapangan
Dengan latar belakang dan review literatur yang telah kami sajikan diatas,
maka kami ingin mengajukan untuk melakukan Observasi Lapangan dan Sosialisasi
Moderasi beragama antar siswa. Objek Observasi dan Sosialisasi kami, kami tujukan
ke SMAK Kasih Kemuliaan yang berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat. Observasi
lapangan yang kami lakukan adalah kami memantau dan melihat apakah siswa
SMAK Kasih Kemuliaan yang merupakan sekolah Kristen yang memiliki siswa dari
berbagai macam latar belakang agama dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Observasi lapangan akan dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi yang akan
dibawakan dengan games.
8
● Sosialisasi Rencana Kegiatan
9
● Pelaksanaan
11:00 15 menit Foto bersama dengan murid dan All & Murid
guru perwakilan
10
IV. Deskripsi Pelaksanaan Proyek
Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa SMAK Kasih Kemuliaan Kalideres di
Jakarta Barat dilaksanakan pada Kamis, 9 November 2023 pukul 10:15 WIB. Seluruh
anggota kelompok berkumpul di kampus Binus Alam Sutera sebagai titik kumpul pada pukul
08:30 WIB. Kemudian melakukan perjalanan selama 60 menit dan tiba di SMAK Kasih
Kemuliaan. Sesampainya di SMAK Kasih Kemuliaan kami menemui pimpinan dari SMAK
Kasih Kemuliaan sesuai tata tertib yang sudah ditentukan dan setelahnya kami melakukan
persiapan Sosialisasi di kelas XII MIPA 1 di lantai 4.
Seluruh anggota kelompok melakukan perkenalan diri dan penyampaian materi mengenai
pentingnya moderasi beragama melalui Powerpoint yang telah kami siapkan untuk murid
SMA kelas XII MIPA 1. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada murid
untuk lebih aware terhadap moderasi beragama melalui toleransi.
Setelah selesai sesi Games, kami melakukan sesi dokumentasi berupa foto bersama
dengan murid XII MIPA 1 beserta guru perwakilan yang mendampingi selama kami
sosialisasi. Sesudahnya kami meminta feedback dari Kepala Sekolah SMAK Kasih
Kemuliaan, guru perwakilan yang mendampingi selama sosialisasi, dan murid yang sebagai
audience. Setelahnya kami melakukan perjalanan kembali ke kampus Binus Alam Sutera
sebagaimana titik kumpul kami.
11
V. Feedback dari pimpinan komunitas
● Feedback dari pimpinan
1. dr. Damaris Derry S selaku Kepala Sekolah SMAK Kasih Kemuliaan
12
VI. Refleksi
● Grace Frendy / 2702218342
Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan di SMAK Kasih Kemuliaan memberikan
kesan kepada saya untuk semakin mengenal dan mempelajari kemampuan dan potensi
yang terdapat dalam diri saya. Saya menyadari bahwa saya memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi serta pengendalian publik seperti menjaga kekondusifan
ruangan apabila dilatih. Memiliki cara berkomunikasi yang baik membantu saya dalam
pengajuan proposal sosialisasi ke sekolah yang pada awalnya terjadi penolakan terhadap
kegiatan sosialisasi. Hal ini dikarenakan sekolah yang memiliki jadwal kegiatan belajar
yang padat dan adanya persiapan menjelang retret, akan tetapi setelah berbincang dan
bernegosiasi kami pun menemukan titik tengah dari permasalahan yang ada dan mencapai
kesepakatan. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tentunya situasi di ruangan tidaklah
selalu kondusif terutama pada sesi ice breaking tetapi saya tetap dapat mengarahkan para
murid untuk mendengarkan terlebih dahulu dan menjaga kekondusifan ruangan agar tidak
mengganggu kelas lain sehingga seluruh sesi dapat berjalan lancar.
Terlepas dari itu, saya juga mempelajari bahwa penyamaan satu tujuan (goals) dalam
suatu kelompok sangat penting. Apabila suatu kelompok tidak memiliki pengetahuan dan
tujuan yang sama maka teamwork yang diperlukan pun akan sulit tercapai. Contohnya
pada kegiatan sosialisasi ini, kami sekelompok saling bergantian melakukan pengambilan
dokumentasi (foto/video) yang sebenarnya itu adalah tugas dokumentator, tetapi ketika
dokumentator sedang melakukan hal lain seperti berinteraksi dengan murid, anggota
kelompok yang lain akan membantu dalam pengambilan dokumentasi. Hal ini pun
membuat hasil kerja kelompok semakin maksimal dalam melakukan suatu kegiatan.
13
pelajari adalah pentingnya membuat suatu kegiatan yang interaktif dengan penonton, agar
kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tidak canggung. Setelah kegiatan sosialisasi ini,
saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki lagi, yaitu melatih
kepercayaan diri dalam berbicara didepan umum, agar saya dapat lebih lancar dalam
menyampaikan materi kepada pendengar. Karena saat berbicara menyampaikan materi pada
siswa-siswi di SMAK Kasih Kemuliaan tempo hari, saya sempat merasa gugup sehingga ada
satu bagian dimana saya merasa kurang maksimal dalam menyampaikan materinya.
14
● Natasha Setiono / 2702234756
Sepanjang perjalanan Sosialisasi Moderasi Beragama yang dilakukan oleh kelompok
kami, saya telah belajar banyak pelajaran berharga, seperti pentingnya kerja sama tim,
pembuatan presentasi, proposal, dan juga berbicara di depan umum. Saya menyadari bahwa
pertukaran ide, mirip dengan kerja tim yang terkoordinasi dengan baik, mendorong inovasi
dan efisiensi. Saya juga berhasil meningkatkan keterampilan membuat presentasi yang
menarik dan memikat, tidak hanya itu, tetapi saya juga belajar cara menulis proposal yang
baik dengan bantuan rekan tim. Saat kami merencanakan sosialisasi di SMAK Kasih
Kemuliaan, saya menyadari betapa pentingnya kemampuan seseorang untuk dapat terhubung
dengan orang lain secara hangat dan positif, yang memungkinkan mereka membuka pintu
berbagai peluang. Melalui latihan dan umpan balik konstruktif dari rekan tim, saya bisa
merenungkan kualitas penyampaian materi saat melakukan presentasi. Saya belajar bahwa
saya perlu menyempurnakan kemampuan berbicara secara lebih jelas, meningkatkan
kepercayaan diri, dan terhubung lebih baik dengan audiens untuk menarik perhatian mereka
dan membuat mereka tertarik pada topik yang disampaikan. Ini adalah proses pembelajaran
yang berkelanjutan, tetapi saya yakin di masa depan saya akan bisa meningkatkan diri lebih
banyak. Sementara itu, saya bersyukur atas kemajuan yang telah saya capai dan menantikan
untuk lebih mengasah kemampuan berbicara di depan umum saya di masa depan ketika
kesempatan muncul. Yang paling penting, saya menyadari bahwa moderasi agama memiliki
signifikansi besar dalam memupuk harmoni, toleransi, dan kehidupan bersama di masyarakat
yang beragam. Ini memainkan peran kunci dalam mempromosikan kehidupan bersama yang
damai, menjadi prinsip panduan bagi kita untuk hidup secara harmonis satu sama lain.
15
VII. Referensi
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=1093#:~:text=Herbert%20Spencer
%20berpendapat%20bahwa%20faktor,digambarkan%20batas%20waktu%20atau%20t
empatnya
Qodir, Zuly. (2016). Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama. Diunduh pada
tanggal 4 Oktober 2023 dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/article/download/37127/21856
Amin, Phil. (2023). Mengapa Moderasi Beragama?. Diunduh pada tanggal 4 Oktober
2023 dari
https://kemenag.go.id/kolom/mengapa-moderasi-beragama-02MbN#:~:text=Dirjen%2
0Bimas%20Islam)-,Moderasi%20beragama%20adalah%20cara%20pandang%2C%20
sikap%20dan%20prilaku%20beragama%20yang,Jangka%20Menengah%20Nasional
%20(RPJMN).
16
VIII. Lampiran materi pelaksanaan proyek
Link Google Drive
17
Sesi foto bersama
18