Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PROJECT BASED LEARNING

CHARACTER BUILDING PANCASILA

JUDUL
Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa SMAK Kasih Kemuliaan Kalideres
di Jakarta Barat

Oleh:
Kelas - Kelompok : LC32 - Kelompok 4

2702218342 Grace Frendy


2702213410 Andrea Clarissa Nadine
2702225751 Christabel Rachel Suryandi
2702234756 Natasha Setiono

Character Building Development Center (CBDC)


Semester Ganjil 2023/2024
Laporan
Project Based Learning Character Building Pancasila

Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa SMAK Kasih Kemuliaan Kalideres di


Jakarta Barat

LO
Menjadikan Pancasila sebagai Dasar dalam Pembentukan Karakter sebagai Generasi
Penerus Bangsa

Daftar Isi
I. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------------------- 3
II. Literatur Review------------------------------------------------------------------------------------- 5
III. Metode Pelaksanaan Project--------------------------------------------------------------------- 8
IV. Deskripsi Pelaksanaan Proyek------------------------------------------------------------------ 11
V. Feedback dari pimpinan komunitas------------------------------------------------------------ 12
● Feedback dari pimpinan------------------------------------------------------------------------- 12
● Feedback dari audience-------------------------------------------------------------------------- 12
VI. Refleksi---------------------------------------------------------------------------------------------- 13
VII. Referensi------------------------------------------------------------------------------------------- 16
VIII. Lampiran materi pelaksanaan proyek------------------------------------------------------17

Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana

Dr. Silverius Constantino Johanes Maria Lake S.Fil., M.Hum Grace Frendy

D3324 2702218342

2
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang penuh akan keberagaman dimulai dari
keberagaman agama, budaya, kepercayaan hingga ras. Sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 1 UU PNPS No 1 Tahun 1965, terdapat 6 agama yang diakui di Indonesia.
Agama-agama tersebut adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu. Namun jauh sebelum UU tersebut dibentuk, Muhammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno telah membentuk dan mencetuskan Pancasila pada 1 Juni 1945
yang sampai sekarang menjadi ideologi Negara Indonesia. Dengan lahirnya Pancasila
tentu tidak menghilangkan konflik maupun permasalahan sosial yang terjadi, namun
bangsa Indonesia mampu untuk berpegang teguh pada Pancasila. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu terdapat berbagai rintangan dan masalah dalam penerapan Pancasila
sebagai ideologi bangsa.

Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mulai berkurang terutama konflik


yang mengatasnamakan agama. Hal tersebut dapat terjadi karena seorang individu
maupun sekelompok masyarakat yang menutup diri terhadap pandangan orang lain,
primordialisme. Maka dari itu, muncul Moderasi Agama yang dijadikan salah satu
program nasional oleh pemerintah. Dilansir dari situs kemenag.go.id, Moderasi Agama
adalah cara pandang, sikap, perilaku beragama yang dianut oleh sebagian besar penduduk
negara Indonesia. Moderasi Agama berarti meyakini dan memahami agama atau
keyakinan pribadi dengan benar, dan saling menghormati agama serta keyakinan orang
lain disaat yang bersamaan. Dengan kemajuan teknologi, marak ditemukannya peristiwa
intoleransi yang terjadi di seluruh bagian negara Indonesia, dimana tak jarang terungkap
bahwa sang pelaku merupakan anak muda. Dengan demikian, diperlukannya sosialisasi
kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai penegasan ulang terhadap adanya
keberagaman yang di Indonesia, serta cara dan pentingnya bertoleransi antar sesama.
Sosialisasi tersebut diberikan mulai dari anak muda, karena anak muda merupakan
generasi penerus bangsa.

Tujuan dari diadakannya Sosialisasi Moderasi Beragama di Luar Kampus ini adalah
sebagai berikut:
1. Critical & Creative Thinking
Proyek ini dapat menambah kemampuan kami untuk berfikir secara kritis terhadap
masalah yang ada di masyarakat dengan tanpa mengesampingkan kreatifitas yang
disajikan dalam paparan presentasi pada kegiatan sosialisasi sehingga materi akan
tetap terdengar menarik dan seru untuk dibahas tanpa melupakan tujuan utama
dari sosialisasi ini.

2. Collaboration
Dari awal hingga selesainya proyek ini, kami merasakan peningkatan skill
terutama dalam bidang kerjasama antara satu sama lain, terutama saat pembagian

3
tugas dan bagian presentasi serta perencanaan dimulai dari pemilihan sekolah
hingga proyek ini berhasil dilaksanakan dengan baik.

3. Social Awareness
Proyek ini sangat menyadarkan kami tentang kesadaran sosial yang mana
kesadaran ini harus dimiliki oleh setiap individu, dan kami selaku individu yang
sudah sadar akan hal tersebut pun menyebarkannya agar semua orang mulai
menyadari masalah apa saja yang kerap terjadi di lingkungan sosial kita, terutama
terhadap masalah kehidupan beragama di Indonesia yang banyak dan beragam
agar Bangsa kita bisa lebih damai dan sejahtera.

4
II. Literatur Review
Menurut Herbert Spencer, agama merupakan iman akan adanya kekuasaan yang tidak
terbatas, atau kekuasaan yang tidak bisa digambarkan batas waktu atau tempatnya. Oleh
karena itu, bangsa kita memiliki beragam agama dan kepercayaan. Hal inilah yang
melandasi terciptanya sila Pertama Pancasila, "KeTuhanan Yang Maha Esa". Menurut
buku Textbook Pancasila, tantangan keberagaman ini merupakan fakta yang tidak dapat
kita hindari. Unsur agama adalah unsur yang paling rentan jika dimanfaatkan oleh oknum
untuk dipolitisir. Tantangan ini juga hanya dapat diselesaikan oleh suatu tindakan aktif
dari masyarakat yang beragam ini, yaitu toleransi. Toleransi ini sendiri sudah tertuang
didalam Sila Pertama Pancasila. Dimana kita sebagai masyarakat Indonesia harus
menjunjung tinggi Toleransi, dengan menolak adanya diskriminasi beragama. Jadi selain
percaya dan Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kita juga harus menghormati dan
bekerjasama untuk membina kerukunan hidup masyarakat.

Meskipun kebebasan beragama di negara ini dilindungi oleh konstitusi Indonesia,


namun kelompok penganut agama minoritas atau ateis semakin sering mengalami
diskriminasi. Ada pula yang rumahnya dibakar, pernikahannya tidak diakui negara, dan
ajarannya dilarang. Orang-orang yang tidak mendeklarasikan suatu agama berisiko dicap
“tidak bertuhan” oleh beberapa pejabat, dan rentan terhadap tuntutan penodaan agama,
yang seringkali dilakukan dengan alasan yang tidak jelas. Selain itu, jika individu
memilih salah satu dari enam agama mayoritas antara Islam (86,7%), Kristen (10,7%),
Hindu (1,74%), Budha (0,77%), Konghucu (0,03%), terlepas dari keyakinan agama
mereka sendiri, mereka kemungkinan besar akan dituduh memalsukan identitas mereka,
menurut HRW. Misalnya, pada tahun 2012, seorang yang menyatakan diri sebagai ateis,
seorang ulama Syiah, dan seorang spiritualis semuanya dipenjara karena penodaan agama
setelah mencantumkan Islam sebagai agama mereka.

Menurut Jurnal Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama , terjadinya


intoleransi dan radikalisme biasanya terjadi karena permasalahan pemahaman tentang
agamanya, hingga masih maraknya pendidikan Indonesia yang mengajarkan kekerasan
atas nama agama. Hal-hal tersebut memang bisa memperpanas dan memprovokasi
keadaan sehingga timbul reaksi dari kurangnya edukasi masyarakat yang tidak
diinginkan. Oleh karena masalah diatas, diperlukannya perubahan cara pandang dengan
membangun moderasi beragama di masyarakat.

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut
dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.
(Kamarudin, Amin). Pemerintah juga menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu
program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Oleh karena itulah, kita sebagai Kaum Muda dan bagian dari masyarakat harus bertindak
secara langsung, dengan cara mencari solusi nyata dari permasalahan diatas.

5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada versi daring, sosialisasi
merupakan proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya.

Moderasi Beragama harus dipahami dan dikembangkan sebagai komitmen bersama


untuk menjaga keseimbangan paripurna masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama
dan pilihan politiknya mau saling mendengarkan satu sama lain serta saling belajar
kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka ( hlm. 228, Jurnal
Manthiq). Berdasarkan statement diatas, memang benar moderasi beragama harus
dipahami sebagai komitmen, karena hubungan antara agama dan negara itu sendiri adalah
hubungan dialogis-integratif (berdasarkan hlm. 227 Jurnal Manthiq). Hubungan
dialogis-integratif adalah hubungan integratif dari agama melalui ajarannya yang
merupakan tali kasih yang sudah idealnya diproyeksikan untuk kehidupan harmonis yang
dibangun melalui dialog antar masyarakat yang beragam. Dalam Moderasi beragama itu
sendiri menganut istilah “jalan tengah” Yang mendamaikan persoalan dari berbagai
permasalahan dengan tidak ekstrem ataupun melebih-lebihkan ajaran agamanya.

Pancasila sebagai prinsip dasar negara Indonesia, menekankan tanggung jawabnya


dalam membentuk identitas nasional dan juga bekerja untuk mencegah munculnya
ideologi yang bertentangan. Jurnal tersebut dapat menekankan potensi konflik yang dapat
muncul yang dikarenakan pandangan agama yang berbeda dan mencangkup pentingnya
toleransi sebagai cara untuk memperkuat persatuan nasional ( hlm. 226, Jurnal Manthiq).
Toleransi dalam konteks tersebut dapat digambarkan sebagai penerimaan praktik pada
keagamaan yang beragam. Diskusi tersebut mempromosikan gagasan bahwa Pancasila
dapat memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kepaduan sosial dan juga
memperkuat rasa identitas nasional Indonesia dengan penekanan dalam persatuan,
keberagaman, dan toleransi.

Oleh karena isu diatas, kami mengadakan Sosialisasi Moderasi Beragama ke Sekolah
SMAK Kasih Kemuliaan, Berikut Profil Sekolah SMAK Kasih Kemuliaan:

SMAK Kasih Kemuliaan terletak pada JL. PERUM TAMAN SURYA V BLOK RR
NO 1, Pegadungan, Kec. Kalideres, Kota Jakarta Barat Prov. D.K.I. Jakarta. Sekolah
Kristen Kasih Kemuliaan, adalah salah satu sekolah beragama Kristen yang menyajikan
program pendidikan yang menyesuaikan perkembangan kemampuan dan daya pikir siswa

6
dengan metode belajar yang bervariasi seperti pembelajaran multimedia dan eksperimen.
Perkembangan anak baik secara kemampuan sosial maupun keterampilan , psikomotorik,
seni, memasak, dan berbagai kemampuan lainnya juga sangat didukung dan difasilitasi
dengan baik. Sekolah ini banyak mengikutsertakan murid mereka dalam berbagai
perlombaan. Berbagai pelajaran bahasa pun dibekali kepada murid sebagai bekal masa
depan para siswa-siswinya.

Sekolah ini memiliki Visi Serving God in Excellences of Spirit, Knowledge and
Character. Siswa SMAK Kasih Kemuliaan melanjutkan perkuliahan di Universitas
Multimedia Nusantara, Bina Nusantara University, Universitas Gadjah Mada, dan Institut
Teknologi Bandung. Sekolah ini berakreditasi A dengan nilai akhir 94. Berikut ini data
agama siswa SMAK Kasih Kemuliaan:

AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN

Total 203 196

Kristen 122 103

Buddha 54 51

Katholik 26 39

Islam 1 3

Kepercayaan 0 1

7
III. Metode Pelaksanaan Project
● Observasi lapangan
Dengan latar belakang dan review literatur yang telah kami sajikan diatas,
maka kami ingin mengajukan untuk melakukan Observasi Lapangan dan Sosialisasi
Moderasi beragama antar siswa. Objek Observasi dan Sosialisasi kami, kami tujukan
ke SMAK Kasih Kemuliaan yang berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat. Observasi
lapangan yang kami lakukan adalah kami memantau dan melihat apakah siswa
SMAK Kasih Kemuliaan yang merupakan sekolah Kristen yang memiliki siswa dari
berbagai macam latar belakang agama dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Observasi lapangan akan dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi yang akan
dibawakan dengan games.

Sosialisasi Moderasi beragama adalah bentuk kontribusi kami terhadap


siswa-siswi SMAK Kasih Kemuliaan, dimana para siswa-siswi akan diberikan
edukasi dan serta informasi mengenai pentingnya memiliki serta menerapkan sikap
moderat dalam berkehidupan sosial terutama terhadap sesama yang memiliki
perbedaan agama. Berikut adalah rincian lokasi, waktu, dan pembagian tugas dalam
kegiatan sosialisasi moderasi beragama kelompok kami:

Tempat pelaksanaan : SMAK Kasih Kemuliaan, Kalideres, Jakarta Barat.


Tanggal dan waktu pelaksanaan : 9 November 2023, pukul 10:15 WIB.
Susunan kepanitiaan :
1. Ketua pelaksana : Grace Frendy
2. Sekretaris : Andrea Clarissa Nadine
3. Bendahara : Natasha Setiono
4. Humas : Christabel Rachel Suryandi

8
● Sosialisasi Rencana Kegiatan

Kegiatan Waktu pelaksanaan

Penjelasan mengenai sosialisasi oleh Pertemuan sesi 1 mata kuliah Character


dosen (Dr. Silverius Constantino Building Pancasila, (15 September
Johanes Maria Lake S.Fil., M.Hum) 2023)

Penggalian tema Pertemuan sesi 2 dan 3 mata kuliah


Character Building, (22 September & 29
September 2023)

Penyusunan proposal Sabtu, 30 September s/d Kamis, 5


Oktober 2023

Revisi proposal Jumat, 6 Oktober 2023

Observasi lapangan Senin, 6 November 2023

Sosialisasi Kamis, 9 November 2023

Penyusunan laporan akhir Jumat, 17 November s/d Kamis, 7


December 2023
Pengeditan dokumentasi video & foto

Penyerahan hasil kerja kepada dosen Jumat, 22 Desember 2023


dan TFI

9
● Pelaksanaan

WAKTU DURASI KEGIATAN ACTOR

08:30 Kumpul di Binus Alam Sutera All

08:45 60 menit Otw ke SMAK Kasih Kemuliaan All

09:45 Sampai di SMAK Kasih Kemuliaan All

09:45 15 menit Menemui pimpinan dari SMAK Grace


Kasih Kemuliaan

10:00 15 menit Persiapan Sosialisasi Natasha &


Rachel & Andrea

10:15 45 menit Sosialisasi ke kelas XII MIPA 1 All

11:00 15 menit Foto bersama dengan murid dan All & Murid
guru perwakilan

11:15 15 menit Feedback dari pimpinan dan murid Grace


sekolah

11:30 60 menit Otw Kembali ke Binus Alam All


Sutera

12:30 Sampai di Binus Alam Sutera All

10
IV. Deskripsi Pelaksanaan Proyek
Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa SMAK Kasih Kemuliaan Kalideres di
Jakarta Barat dilaksanakan pada Kamis, 9 November 2023 pukul 10:15 WIB. Seluruh
anggota kelompok berkumpul di kampus Binus Alam Sutera sebagai titik kumpul pada pukul
08:30 WIB. Kemudian melakukan perjalanan selama 60 menit dan tiba di SMAK Kasih
Kemuliaan. Sesampainya di SMAK Kasih Kemuliaan kami menemui pimpinan dari SMAK
Kasih Kemuliaan sesuai tata tertib yang sudah ditentukan dan setelahnya kami melakukan
persiapan Sosialisasi di kelas XII MIPA 1 di lantai 4.

Seluruh anggota kelompok melakukan perkenalan diri dan penyampaian materi mengenai
pentingnya moderasi beragama melalui Powerpoint yang telah kami siapkan untuk murid
SMA kelas XII MIPA 1. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada murid
untuk lebih aware terhadap moderasi beragama melalui toleransi.

Penyampaian materi sosialisasi dilakukan selama 45 menit. Kelompok kami membagi


peran untuk melaksanakan sosialisasi: pembicara, moderator, dokumentasi. Selain
penyampaian materi, kami juga mengadakan sesi games yang tentunya berhubungan dengan
materi kami. Games dilakukan sebagai penutup sosialisasi moderasi beragama, dimana kami
memanggil 3 murid dari kelas XII MIPA 1 yang beragama Buddha, Kristen, dan Katolik.
Kami memberikan pertanyaan seputar agama mereka, lalu memberikan hadiah. Bagi murid
yang berkontribusi kami akan memberikan reward berupa cemilan kecil.

Setelah selesai sesi Games, kami melakukan sesi dokumentasi berupa foto bersama
dengan murid XII MIPA 1 beserta guru perwakilan yang mendampingi selama kami
sosialisasi. Sesudahnya kami meminta feedback dari Kepala Sekolah SMAK Kasih
Kemuliaan, guru perwakilan yang mendampingi selama sosialisasi, dan murid yang sebagai
audience. Setelahnya kami melakukan perjalanan kembali ke kampus Binus Alam Sutera
sebagaimana titik kumpul kami.

11
V. Feedback dari pimpinan komunitas
● Feedback dari pimpinan
1. dr. Damaris Derry S selaku Kepala Sekolah SMAK Kasih Kemuliaan

2. Widya Dwi H selaku Guru BK dan Pendamping Pelaksanaan Sosialisasi

● Feedback dari audience

12
VI. Refleksi
● Grace Frendy / 2702218342
Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan di SMAK Kasih Kemuliaan memberikan
kesan kepada saya untuk semakin mengenal dan mempelajari kemampuan dan potensi
yang terdapat dalam diri saya. Saya menyadari bahwa saya memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi serta pengendalian publik seperti menjaga kekondusifan
ruangan apabila dilatih. Memiliki cara berkomunikasi yang baik membantu saya dalam
pengajuan proposal sosialisasi ke sekolah yang pada awalnya terjadi penolakan terhadap
kegiatan sosialisasi. Hal ini dikarenakan sekolah yang memiliki jadwal kegiatan belajar
yang padat dan adanya persiapan menjelang retret, akan tetapi setelah berbincang dan
bernegosiasi kami pun menemukan titik tengah dari permasalahan yang ada dan mencapai
kesepakatan. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tentunya situasi di ruangan tidaklah
selalu kondusif terutama pada sesi ice breaking tetapi saya tetap dapat mengarahkan para
murid untuk mendengarkan terlebih dahulu dan menjaga kekondusifan ruangan agar tidak
mengganggu kelas lain sehingga seluruh sesi dapat berjalan lancar.

Terlepas dari itu, saya juga mempelajari bahwa penyamaan satu tujuan (goals) dalam
suatu kelompok sangat penting. Apabila suatu kelompok tidak memiliki pengetahuan dan
tujuan yang sama maka teamwork yang diperlukan pun akan sulit tercapai. Contohnya
pada kegiatan sosialisasi ini, kami sekelompok saling bergantian melakukan pengambilan
dokumentasi (foto/video) yang sebenarnya itu adalah tugas dokumentator, tetapi ketika
dokumentator sedang melakukan hal lain seperti berinteraksi dengan murid, anggota
kelompok yang lain akan membantu dalam pengambilan dokumentasi. Hal ini pun
membuat hasil kerja kelompok semakin maksimal dalam melakukan suatu kegiatan.

● Christabel Rachel Suryandi / 2702225751


Kegiatan sosialisasi Moderasi Beragama yang dilakukan di SMAK Kasih Kemuliaan
memberikan pengalaman baru bagi saya. Saya belajar banyak dari kegiatan ini, mulai dari
proses penyusunan proposal, pembuatan powerpoint, hingga melaksanakan sosialisasi di
SMAK Kasih Kemuliaan. Saya belajar mengenai teamwork selama proses hingga
pelaksanaan kegiatan sosialisasi, dimana kami sebagai kelompok harus bekerja sama dengan
baik, bekerja dan mengumpulkan progres tepat waktu, saling membantu, dan mendengarkan
pendapat atau ide satu sama lain. Secara pribadi, saya kembali belajar mengenai cara
menyusun proposal dengan benar, karena selama proses pembuatan proposal, kerap
ditemukan beberapa hal yang memerlukan perbaikan. Saya berharap, kedepannya saya dapat
menyusun proposal dengan lebih baik dan belajar dari kesalahan. Selain itu, saya juga belajar
dari persiapan kegiatan sosialisasi ini, dimana saya harus teliti dalam merangkai kata secara
lisan maupun tertulis agar mudah dimengerti oleh pembaca/pendengar. Kegiatan sosialisasi
Moderasi Beragama ini membuat saya menjadi lebih paham akan makna dari Moderasi
Beragama itu sendiri, akibat proses penyusunan proposal dan powerpoint yang membutuhkan
riset. Saya juga menyadari akan pentingnya kepercayaan diri dalam menyalurkan materi
kepada pendengar agar proses penyampaian materi dapat berjalan lancar. Hal lain yang saya

13
pelajari adalah pentingnya membuat suatu kegiatan yang interaktif dengan penonton, agar
kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tidak canggung. Setelah kegiatan sosialisasi ini,
saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang perlu saya perbaiki lagi, yaitu melatih
kepercayaan diri dalam berbicara didepan umum, agar saya dapat lebih lancar dalam
menyampaikan materi kepada pendengar. Karena saat berbicara menyampaikan materi pada
siswa-siswi di SMAK Kasih Kemuliaan tempo hari, saya sempat merasa gugup sehingga ada
satu bagian dimana saya merasa kurang maksimal dalam menyampaikan materinya.

● Andrea Clarissa Nadine / 2702213410


Sosialisasi Moderasi Beragama yang diadakan oleh kelompok kami di SMAK Kasih
Kemuliaan membuat saya disadarkan kembali tentang pentingnya kehidupan toleransi antar
umat beragama. Saya sendiri memang sudah menerapkan hal ini dari lama, namun disini saya
baru paham, bahwa kesadaran ini tidak cukup jika hanya saya yang memahaminya, namun
saya harus membagikannya kepada orang banyak, terkhusus anak-anak SMA yang sebentar
lagi akan berkutat di dunia perkuliahan, dimana perkuliahan sangatlah luas lingkupnya dan
keberanian untuk berbicara di depan banyak orang. Orang dapat datang dari berbagai ras suku
dan agama. Sehingga ilmu yang kami bagikan pasti akan berguna untuk hidup mereka kelak.
Dalam sosialisasi ini saya juga merasa mengalami kemajuan dalam menyampaikan suatu
poin di dalam suatu presentasi. Disini saya belajar untuk menjelaskan sesuatu bukan dengan
hanya opini tapi dengan bukti dan fakta yang ada di lingkungan nyata, sehingga murid akan
lebih memahami apa yang disampaikan karena relate dengan mereka. Sosialisasi ini juga
mengajarkan pentingnya bermusyawarah dan kebersamaan, baik dalam tahap persiapan,
menentukan pokok inti materi, pembagian tugas, maupun praktik langsungnya. Saya merasa
dengan kelompok, tugas ini jauh lebih mudah dan menyenangkan karena dikerjakan
bersama-sama. Projek ini juga merupakan pengalaman berharga buat saya, karena dapat
melatih poin-poin penting, yaitu kebersamaan dan public speaking. Public speaking ini
sendiri hal yang sangat berguna, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, projek
kecil kami membawa dampak yang besar bagi persatuan Indonesia dan pencegahan konflik
agama, karena suatu dampak yang besar hanya bisa terjadi jika kita memulainya dengan hal
kecil. Saya juga senang bisa menjadi manfaat terutama bagi sekeliling saya dan mengedukasi
mereka tentang pentingnya moderasi beragama di masyarakat. Selain itu, projek kecil kami
membawa dampak yang besar bagi persatuan Indonesia dan pencegahan konflik agama,
karena suatu dampak yang besar hanya bisa terjadi jika kita memulainya dengan hal kecil.
Saya juga senang bisa menjadi manfaat terutama bagi sekeliling saya dan mengedukasi
mereka tentang pentingnya moderasi beragama di masyarakat. Selain itu, saya juga belajar
untuk mencari sumber yang terpercaya serta membedahnya menurut penalaran dan ideologi
yang ada. Saya jadi tahu berbagai cara pandang manusia dan penyelesaian suatu masalah
dengan cara tertentu yang bisa diterapkan dalam umat bermasyarakat.

14
● Natasha Setiono / 2702234756
Sepanjang perjalanan Sosialisasi Moderasi Beragama yang dilakukan oleh kelompok
kami, saya telah belajar banyak pelajaran berharga, seperti pentingnya kerja sama tim,
pembuatan presentasi, proposal, dan juga berbicara di depan umum. Saya menyadari bahwa
pertukaran ide, mirip dengan kerja tim yang terkoordinasi dengan baik, mendorong inovasi
dan efisiensi. Saya juga berhasil meningkatkan keterampilan membuat presentasi yang
menarik dan memikat, tidak hanya itu, tetapi saya juga belajar cara menulis proposal yang
baik dengan bantuan rekan tim. Saat kami merencanakan sosialisasi di SMAK Kasih
Kemuliaan, saya menyadari betapa pentingnya kemampuan seseorang untuk dapat terhubung
dengan orang lain secara hangat dan positif, yang memungkinkan mereka membuka pintu
berbagai peluang. Melalui latihan dan umpan balik konstruktif dari rekan tim, saya bisa
merenungkan kualitas penyampaian materi saat melakukan presentasi. Saya belajar bahwa
saya perlu menyempurnakan kemampuan berbicara secara lebih jelas, meningkatkan
kepercayaan diri, dan terhubung lebih baik dengan audiens untuk menarik perhatian mereka
dan membuat mereka tertarik pada topik yang disampaikan. Ini adalah proses pembelajaran
yang berkelanjutan, tetapi saya yakin di masa depan saya akan bisa meningkatkan diri lebih
banyak. Sementara itu, saya bersyukur atas kemajuan yang telah saya capai dan menantikan
untuk lebih mengasah kemampuan berbicara di depan umum saya di masa depan ketika
kesempatan muncul. Yang paling penting, saya menyadari bahwa moderasi agama memiliki
signifikansi besar dalam memupuk harmoni, toleransi, dan kehidupan bersama di masyarakat
yang beragam. Ini memainkan peran kunci dalam mempromosikan kehidupan bersama yang
damai, menjadi prinsip panduan bagi kita untuk hidup secara harmonis satu sama lain.

15
VII. Referensi

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=1093#:~:text=Herbert%20Spencer
%20berpendapat%20bahwa%20faktor,digambarkan%20batas%20waktu%20atau%20t
empatnya

Qodir, Zuly. (2016). Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama. Diunduh pada
tanggal 4 Oktober 2023 dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/article/download/37127/21856

Amin, Phil. (2023). Mengapa Moderasi Beragama?. Diunduh pada tanggal 4 Oktober
2023 dari
https://kemenag.go.id/kolom/mengapa-moderasi-beragama-02MbN#:~:text=Dirjen%2
0Bimas%20Islam)-,Moderasi%20beragama%20adalah%20cara%20pandang%2C%20
sikap%20dan%20prilaku%20beragama%20yang,Jangka%20Menengah%20Nasional
%20(RPJMN).

Arman, Laura. (2022). In Indonesia, The Rising Tides of Religious Intolerance.


Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2023 dari
https://thediplomat.com/2022/10/in-indonesia-a-rising-tide-of-religious-intolerance/#:
~:text=Though%20religious%20freedom%20is%20protected,state%2C%20and%20th
eir%20teachings%20prohibited.

Sitorus, Iwan Romadhan. (2022). Moderasi Beragama: Wacana dan Implementasi


dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia. Diunduh pada tahun 2022
dari
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/manthiq/article/download/9916/4420

Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University)

16
VIII. Lampiran materi pelaksanaan proyek
Link Google Drive

Kegiatan Dokumentasi Kegiatan


Sesi pemberian materi Grace Frendy / 2702218342

Christabel Rachel Suryandi / 2702225751

Natasha Setiono / 2702234756

Andrea Clarissa Nadine / 2702213410

Sesi interaktif dengan


murid melalui games
dan pembagian hadiah

17
Sesi foto bersama

18

Anda mungkin juga menyukai