Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL ONLINE KE 1

BAHASA INDONESIA
MKWU4108

Nama : Sigit Prayogo


NIM : 049536463
Asal UPBJJ : Purwokerto
Prodi : Statistika
Bacalah artikel berikut untuk menerapkan teknik SQ3R!

Belajar Malu dari Putri Malu


Oleh: Jaya Suprana
KETIKA sedang mempelajari apa yang disebut malu demi menyusun buku Malumologi (Elex
Media Komputindo 2019), perhatian saya sempat tertarik pada sejenis tanaman yang pada saat
tersentuh spontan reaktif melayukan dedaunan dirinya sendiri. Masyarakat Indonesia menyebut
tanaman sensitif itu sebagai Putri Malu, sementara para botanikawan memberi nama lebih
beraroma “ilmiah” yaitu Mimosa pudica. Lain halnya dengan masyarakat Jerman menyemooh
orang yang mudah merasa tersinggung sebagai mimosa.
Para ilmuwan menganggap reaksi gerak dedaunan Putri Malu melayukan diri disebabkan oleh
perubahan tekanan turgor pada tulang daun yang bisa ikut dirasakan oleh dedaunan Putri Malu.
Tiupan angin dengan kederasan melebihi ambang batas sensitivitas Putri Malu juga bisa
menyebabkan dedaunannya menutup diri. Secara saintifik, gerak dedaunan Putri Malu disebut
kerennya sebagai seismonasti yang dipengaruhi tigmonasti. Putri Malu sensitif bukan hanya
terhadap sentuhan atau tiupan angin namun juga menguncup pada saat matahari terbenam dan
merekah kembali setelah matahari terbit. Ada makna survival pada sifat penguncupan dedaunan
Putri Malu demi melindungi diri dari hewan pemakan tanaman. Akibat tampak melayu maka
para predator kehilangan selera untuk memakan tanaman yang pandai melayukan diri itu.
Diyakini bahwa dedaunan Putri Malu mengandung khasiat anti inflamasi dan anti depresan.
Kearifan kesehatan leluhur menyatakan air rebusan dedaunan Putri Malu dapat membantu
mengencerkan dahak yang menyumbat saluran pernafasan manusia akibat virus Corona.
Dengan risiko dipermalukan oleh para botanikawan yang atheis, saya pribadi tidak malu
meyakini bahwa Putri Malu adalah anugerah mahakarya Yang Maha Kuasa. Putri Malu an sich
merupakan bukti secara nyata-alami tanpa melalui uji klinis bahwa pada hakikatnya tanaman
yang kerap dianggap sebagai jenis mahluk hidup kelas terendah akibat dianggap tidak memiliki
perasaan ternyata memiliki perasaan. Akibat memiliki perasaan maka Putri Malu siap
berkomunikasi dengan lingkungannya termasuk manusia. Bahkan ketika memetik kesimpulan
dari observasi malumologis terhadap perilaku Putri Malu, terus terang perasaan malu menyelinap
masuk ke lubuk sanubari. Memalukan bahwa ternyata tanaman bisa memiliki perasaan sementara
manusia yang dianggap dan menganggap lebih beradab ketimbang tanaman malah terbukti bisa
kehilangan rasa malu. Maka ada (tidak semua) manusia merasa tidak malu mewujudkan angkara
murka menghujat, memfitnah, mem-bully, menggusur, menindas, menyengsarakan,
menyelakakan, melukai bahkan membinasakan sesama manusia.
sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/20/115041065/belajar-malu-dari-
putrimalu?page=all#page2
Setelah Saudara membaca artikel di atas, selesaikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2! (langkah
read)
4. Catatlah dengan bahasa sendiri jawaban-jawaban yang sudah ditemukan pada nomor 3!
(langkah recite)
5. Catatlah informasi utama dari artikel di atas! (langkah review)

Jawaban

1. Artikel tersebut berjudul “Belajar Malu dari Putri Malu” yang ditulis oleh Jaya Suprana.
Informasi awal yang bisa kita temukan yaitu asal muasal penamaan tanaman Putri Malu
baik secara ilmiah maupun secara tradisional menurut kebanyakan masyarakat Indonesia.
Setelah kita membaca keseluruhan artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa artikel
tersebut memiliki topik “Filosofi Putri Malu untuk Kehidupan Sehari Hari”
2. Bagaimana nama putri malu bisa tercipta?
Mengapa putri malu melayukan daunnya ketika mendapat rangsangan?
Apa saja pelajaran filosofis yang bisa kita petik dari perilaku tanaman putri malu?
3. - Masyarakat Indonesia menamai putri malu karena ketika disentuh daunnya spontan
reaktif melayukan diri sendiri.
- Ada makna survival pada sifat penguncupan dedaunan Putri Malu demi melindungi diri
dari hewan pemakan tanaman. Akibat tampak melayu maka para predator kehilangan
selera untuk memakan tanaman yang pandai melayukan diri itu.
- Manusia haruslah selalu memiliki rasa malu ketika hendak melakukan sebuah tindakan
yang bisa merugikan orang lain seperti menghujat, memfitnah, mem-bully, menggusur,
menindas, menyengsarakan, menyelakakan, melukai bahkan membinasakan sesama
manusia.
4. – Melihat dari gerakan melayukan diri ketika tumbuhan putri malu menerima rangsangan
dari luar yang mirip perilaku malu malu dari seorang putri anggun, maka masyarakat
Indonesia menamai tumbuhan tersebut dengan nama putri malu.
- Gerakan melayukan diri pada tanaman putri malu bertujuan untuk mempertahankan diri
dari predator yang hendak memangsa putri malu. Sebab, ketika tumbuhan putri malu
melayukan daunnya, insting predator untuk memangsa tumbuhan tersebut akan hilang
sehingga tidak jadi memangsa tumbuhan tersebut.
- Ada beberapa pelajaran filosofis yang bisa dipetik dari perilaku sang puteri malu, antara
lain yaitu untuk selalu rendah hati dan menghindari sikap sombong. Selain itu, sebagai
manusia, kita seharusnya merasa malu ketika akan melakukan sebuah tindakan yang
berpotensi merugikan orang lain.
5. Beberapa informasi utama yang bisa kita petik dari artikel tersebut yaitu, asal usul
penamaan tumbuhan puteri malubaik merujuk pada tradisi masyarakat Indonesia maupun
secara ilmiah. Yang kedua, cara tumbuhan melakukan gerakan melayukan dedaunannya
sendiri serta motif dibalik gerkan tersebut yang ternyata bertujuan untuk
mempertahankan diri. Yang ketiga adalah pelajaran filosofis yang bisa kita petik
berdasarkan perilaku sang tumbuhan putri malu yang harus kita terapkan di kehidupan
sehari hari sebagai seorang manusia yang beradab.

Anda mungkin juga menyukai