Perda Kalsel Tahun 2022 No 12
Perda Kalsel Tahun 2022 No 12
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB II
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Bagian Kedua
Peningkatan Toleransi
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Ketiga
Pemeliharaan Toleransi
Pasal 10
Bagian Keempat
Penanganan Konflik
Pasal 11
(5) Upaya pemulihan pasca Konflik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
C, meliputi:
a. rekonsiliasi;
b. rehabilitasi; dan
c. rekonstruksi.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai upaya penanganan Konflik sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Gubernur.
BAB IV
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 12
BAB V
KELEMBAGAAN
Pasal 13
Pasal 14
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 15
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pasal 17
Ditetapkan di Banjarbaru
pada tanggal 2..� Oe.s�bi� u,2:z...
Diundangkan di Banjarbaru
pada tanggal z.G !?es.eW'lbc,. zi:,2.1.,.-
1. UMUM
Perkembangan pembangunan di Kalimantan Selatan akan membawa
dinamika sosial yang baru seperti kesenjangan sosial, kemiskinan
dan/atau ketidakadilan perekonomian. Kesenjangan ini akan
menimbulkan kecemburuan sosial tentunya sedikit banyak berkaita.n
dengan praktek intoleransi.
Di era Reformasi terkadang kebebasan disalahartikan dan
disalahgunakan oleh orang atau sekelompok orang untuk kepentingannya
sesuai dengan tafsirannya. Konflik kekerasan yang terjadi di Kalimantan
Selatan seringkali dibingkai oleh sentimen-sentimen primordial (suku,
agama, ras, dan antar golongan). Kondisi ini semakin kompleks ketika
masyarakat Kalimantan Selatan juga dihadapkan pada perkembangan dan
penyebarluasan paham-paham radikal transnasional yang menggerus
kohesi sosial dan mengikis kedalaman toleransi di masyarakat.
Tindakan-tindakan intoleransi di Kalimantan Selatan memang masih
sering ditemui, terutarna menjelang kontestasi politik. Peristiwa teror yang
terjadi di Kalimantan Selatan menyadarkan kita akan pentingnya
pencegahan perkembangan radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme. Akar
penyebab dani aksi-aksi terorisme di Kalimantan Selatan tidak dapat
dipahami secara sempit hanya terkait dengan paham identitas tertentu
tetapi juga menyangkut persoalan-persoalan yang lebih luas, seperti:
keadilan, kesejahteraan, dan kehidupan dalam kebersamaan.
Kebhinnekaan adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu
meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang toleransi antarumat
beragama, etnis, suku, dan golongan dengan metode pendekatan lunak
guna mencegah perkembangan radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme di
Kalimantan Selatan.
Penanganan intoleransi, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan
upaya-upaya penguatan toleransi kebhinnekaan, mencoba meretas
kesenjangan antara kondisi perdamaian negatif dengan perdamaian positif.
Untuk memastikan pembangunan perdamaian berlangsung berkelanjutan
maka penanganan intoleransi dilakukan pada tataran kebijakan dan
kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan. Pada tataran kebijakan,
pemaduan pendekatan perdamaian, pembangunan dan demokrasi pada
dap tahapannya (rekonsiliasi, reintegrasi, dan rehabilitasi dan
rekonstruksi) perlu dfformulasikan dan diimplementasikan.
2
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
3
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Pemerintah Daerah menghindari membuat produk hukum
yang dapat menimbulkan potensi terjadinya intoleransi.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Pencegahan Konflik dilakukan antara lain melalui upaya
memelihara kondisi damai dalam masyarakat;
mengembangkan penyelesaian perselisihan secara damai;
meredam potensi Konflik; dan membangun sistem peringatan
dini.
4
Huruf b
Yang dimaksud dengan "Penghentian Konflik" adalah pada
saat terjadi Konflik dilakukan meloiui upaya penghentian
kekerasan fisik; Penetapan Status Keadaan Konflik;
Tindakan darurat penyelarnatan dan pelindungan korban;
daniatau pengerahan dan penggunaan kekuatan TN!.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "Pemulihan pasca Konflik" adalah
pada Pascakonflik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berkewajiban melakukan upaya Pemulihan Pascakonflik
secara terencana, terpadu, berkelanjutan, dan terukur
melalui upaya rekonsiliasi; reintegrasi; rehabilitasi dan
rekonstruksi.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
huruf a
Yang dimaksud dengan "rekonsiliasi" adalah upaya
membangun kembali hubungan antarmanusia pada tingkat
spiritual, sosial, -4 -ublic- 4 -ral, dan ekologikal yang
terpinggirkan dan terpisahkan alcibat terjadinya konflik.
huruf b
Yang dimaksud dengan "rehabilitasi" adalah perbaikan dan
pemulihan semua aspek layanan -4 -ublic satnpai tinglcat
memadai pada wilayah pascakonflik dengan sasaran utama
normalisasi secara wajar berbagai aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat seperti pada kondisi sebelum
terjadinya konflik.
huruf c
Yang dimaksud dengan "rekonstruksi" adalah pembangunan
kembali semua prasarana dan sarana serta kelembagaan
pada wilayah pascakonflik dengan sasaran utama tumbuh
kembangnya kegiatan ekonomi, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban serta bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
5
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.