Konsep_Dasar_Ekonomi_Syariah
Konsep_Dasar_Ekonomi_Syariah
Ekonomi Islam
امعامةلالإقܦݍا يةلالإسامية
Konsep Dasar Ekonomi Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
Akad-akad Keuangan Syariah
Hukum Perniagaan dalam Islam
D.R. Hamdanny
0
ب݇ملهلال݁م لال݁حم
1
Pengantar
2
A. Pengertian Ekonomi Syariah
4
ekonomi yang dikenal dengan ahkam al
mu’amalah.
5
Dimensi ketiga adalah akhlaq yang
merupakan simpul alasan di balik
kenabian. Akhlaq adalah muara setiap
amal ibadah, sebagaimana shalat untuk
mencegah perbuatan keji dan munkar.
Shaum untuk mencapai derajat ketakwaan.
Zakat untuk membersihkan diri, serta
ibadah Haji yang mengajarkan totalitas
beribadah, sikap persaudaraan dan
pengorbanan yang dicontohkan Nabi
Ibrahim as.
6
dan komoditas non-halal. Sebagaimana
penjelasan pada bab berikutnya.
7
Mashlahat
Kemaslahatan dan perbaikan di antara
sesama manusia (QS 08:01) dan
terhadap alam semesta (QS 07:56).
Hasanah
Kesejahteraan di dunia dan kemuliaan
akhirat (QS 16:122).
Ukhuwwah
Menjalin persaudaraan atas landasan
iman (QS 49:10)
Ri’ayah
Bertanggungjawab pada generasi yang
akan datang (QS 04:09) dan Memelihara
alam/lingkungan hidup (QS 07:56)
Ta’awun
Tolong menolong, saling
memberdayakan dalam kebajikan dan
takwa (QS 05:02).
Tanmiyah
Terus tumbuh, berkembang, berpacu
dalam kebajikan (QS 02:148)
8
C. Lembaga Keuangan Islam
10
Adapun Lembaga Keuangan Nirlaba
Syariah terdiri dari Lembaga Waqf,
Lembaga Zakat, Infak dan Sedekah,
Lembaga Penjaminan Syariah dan lain-lain.
11
Perbedaan signifikan Bank Syariah dari
Bank Konvensional terletak pada aspek
legalitas, struktur organisasi, prinsip bisnis,
usaha yang dibiayai dan beragam jasa
yang dimiliki.
12
dipahami sebagai alat tukar, yang
diperoleh dengan adanya iwadl, baik itu
berupa barang atau jasa. Itulah yang
menyebabkan Bank Syariah sangat lekat
dengan sektor riil.
13
Berikut beberapa ragam produk dan akad
yang populer dalam Bank Syariah:
- Tabungan
ٜ ٞ يتذٜ ْلٖل،ٝ
..ٝ بذهٜ لهل ٞ ذٞ ؤٜ يٝ ْلٜ الفٙ ْعضٜ ُْلبٝ ٝ ْعضٜ لبٜ مٞ ا ْٔل َأٜف..
ٜ هٜتٜمانٜ ل َأٜ ٞ ٝلاَٗلاؤْ ت ِ
“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai
itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya…”.
َلٜ لاٝ ب ْيٜ ْالٜ ل:ةٝ كٜ َٜ ٜ ْ ذ لالٞ ْْفٞ لٚ اٜ ٜ لث:ْٜ اٜلّ لقٜس ذٜ ٖلٜ ِٞ ٞ لٖأٜ هٞ ْيٜ لٜلهلع
ٝ َلص ذٜ ِ ذٞ أ ذٔلالنذ
ِ
ل ٖا لا لٞ ب ْيٜ ْلٞ للٜ ْبلٞ بلٜ ْلٞ يلٞ ْ عٞ َََََلع ذلرٞ َٞ ٝ ْلالُْْٝلٜ ٖل، ٜ ةٝ َََََضٜ ٜ اٜ ٝ ْلٖال،
ٜ ٛ جٜ َأ
)ماجهلع لصهيب
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang
mengandung berkah: jual beli tidak secara
tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan jewawut
untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual.’” (HR. Ibnu Majah dari
Shuhaib).
15
- Deposito
16
- Jual-beli Murabahah
17
Adapun nasabah membayar harga barang
yang telah disepakati tersebut pada jangka
waktu tertentu yang telah disepakati.
- Giro
18
wadi’ah, sebagaimana penjelasannya pada
tabungan dan deposito.
19
penagihan (collection) kepada bank
penerbit L/C (issuing bank), selanjutnya
dibayarkan kepada eksportir setelah
dikurangi ujrah. Adapun besar ujrah harus
disepakati di awal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan dalam prosentase.
20
c. Akad Wakalah Bil Ujrah dan Mudharabah
dengan ketentuan:
21
d. Akad Musyarakah dengan ketentuan:
22
e. Akad Al-Bai’ (Jual-beli) dan Wakalah
dengan ketentuan:
LKNB Syariah
23
Berikut kilasan produk-produk dimaksud
merujuk pada fatwa Dewan Syariah
Nasional MUI.
- Asuransi Syariah
24
perusahaan bertindak sebagai pengelola
dana hibah.
Dasar hukum asuransi syariah, salah
satunya adalah hadist Nabi saw. sebagai
berikut:
ٝ ٜ ݁ ذٜلف،ياٜ ْبلادُ نٞ ٜ݁ كٝ م ْ لٞ ةلٙ ٜ ك ْ݁بٝ ّلٛ ٞ ْ݇ مٝ ع ْ لٜ لٜ ݁ ذٜم ْٔلف
م ْ لٞ ةلٙ ٜ ك ْ݁بٝ لٝع ْنهٜ لهل
هلٞ خ ْيٞ ٔل َأٞ ع ْوٜ لِل ْ ٞ ٝܿع ْبٜ ْٓلالٜ اٜ ماٜ ܿلٞ ع ْبٜ ْٔلالٞ ع ْوٜ لِل
ْٞه ٜ ةٞ مٜ ياٜ ٞ ْٓلالٞ ْوٜ بليٞ ٜ݁ كٝ
ٝ ٖل،
)ّ݇ ٖا لم.
“Barang siapa melepaskan dari seorang
muslim suatu kesulitan di dunia, Allah
akan melepaskan kesulitan darinya pada
hari kiamat; dan Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama ia (suka)
menolong saudaranya” (HR. Muslim dari
Abu Hurairah).
26
- Leasing (Ijarah)
لٞ ياٜ يٜ ْلِلالٞ ْمٝلْٜر تٜ علٞ مٜ ْملٝ َْٜلٜالبٜ݇ ْ نٜ ٜ لقٝ َل،
ْ ٜ ٜ بٞ ٜ بلٜٜ ْمٜ ٔلٜ ْوٝ ݇ٞ ْ ٜ ُْليٝ َأ
ْ ٝ ٙ ْعضٜ ْملبٝ هٝ ْعضٜ ݀لبٜ ܾٞ يتذٜ لٞ لٛ جاٜ ٜ ٜ ݎلٛ ْعٜ ِلبٜ ْوٜ ْملفٝ هٜ ْعضٜ البٜ ْعنٜ فٜ ٖل،ا
ل،ً݁ اٞ ُال ٜ يٜ ْادُ ن
ْ ٜ م ذٞ يلٜٚ ْ ُ لٜ بٞ ٜ بلٜٝ ْمٜ ٖ.ٜ
ٔلٜ ع ْوٝ ٜ َال
“Apakah mereka yang membagi-bagikan
rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka
dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar
27
sebagian mereka dapat mempergunakan
sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.”
- Obligasi Syariah
28
Dasar hukum obligasi syariah, salah
satunya adalah Firman Allah SWT, QS. Al-
Isra’ [17]: 34:
ٜ ْٜܿعهٜ ْلا ذٔلال،ܿٞ ْعهٜ ْالعلٞ ْوٖٝ َأ ْٖفٜ
…للٙ ئ ْوٝ ْ݇ مٜ ٔلٜ َل
ِ
“…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji
itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya.”
مالٙ ݁اٜ حٜ ح ذلٜ لل َأ ْٖل َأٙ اٜ حٜ ٓلٜ ݁ح ذٜ حالٙ ْلصلٝ ْلالذٜ ٞ لٞ ْ݇ ٝ ْْلالٜ ْ ٜ زلبٚ ٞجائٜ حلٝ ْا ُلݍلٜ
ِ
ْ ٜ ْملالذٞطهٞ ُٖل
لماٙ ݁اٜ حٜ ح ذلٜ لل َأ ْٖل َأٙ اٜ حٜ ٓلٜ ݁ح ذٜ طالٙ ُل ٝ ٝ َٜ ٜؤلع ٜ ٝ لٞ ْ݇ ٝ ْٖالٜ .
ِ
“Perjanjian boleh dilakukan di antara
kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang
29
mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.”
ألٞ ٖٜ ْܿعٝ ْلٖالٜ ْٞ ْ َل ْالٜ ٜوالعْٝ اٖنٜ عٜ ٜللتٜ ٖل،ٗ
ٜ وٜ ْ لٖالتذٜ َٞ ٞ َْلالٜ ٜوالعْٝ اٖنٜ عٜ ٜ ٖتٜ .
ِ
“Dan tolong-menolonglah dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
janganlah tolong-menolong dalam
(mengerjakan) dosa dan pelanggaran.”
31
menjadi salah satu pilar atau rukun dalam
agama.
32
D. Hukum Perniagaan dalam Islam
33
harga awal (at tawliyah), jual-beli dengan
tambahan pada modal (al muwadha’ah).
34
apa-apa saja yang dapat dilakukan atau
diperjual-belikan. Alih-alih penulis
mencoba menguraikan beberapa larangan
disertai alasan atau reasoning atas larangan
dimaksud.
36
)َٔ مالي وْل بلال݇لعةلأٖليتܦا
ٖا لام݇ةلٖححهلا ام
“Jika terjadi perselisihan antara penjual
dan pembeli dan tidak ada bukti di antara
mereka, maka kesaksian (yang dapat
dibenarkan) adalah kesaksian pemilik
barang (penjual), atau keduanya
meninggalkan (transaksi)” yakni
membatalkannya karena tidak tercapai
kesepakatan.”
39
transaksi seperti ini, namun mayoritas
ulama menghukuminya dengan haram.
Dengan merujuk pada hadist nabi sebagai
berikut:
40
Hukum Jual-Beli Habalil Habalah
42
Sebagaimana sabda nabi saw.:
43
Uraian mengenai masing-masing jual beli
tersebut dibahas secara terpisah dalam
buku kecil ini.
45
(harga), dan atau menjadikan waktu
sebagai alasan penambahan nilai.
46
tersebut dijual padanya untuk dua bulan
dengan kesepakatan akan dibayar dengan
dua kali jumlah gandum dimaksud.
47
Meski banyak ahli ilmu melarangnya,
bentuk transaksi seperti ini masih
diperbolehkan oleh sebagian besar ulama,
selama terdapat batasan (hadd) atas
tambahan keuntungan (ribh) yang
disepakati di awal, tanpa spekulasi dan
tidak berlebihan.
48
لقاْل:ْع لمٖ݁ل لشعيبلع لأبيهلع لجܿ ل يلهلعَالقا
سوْلهلصَلهلعليهلٖسّل للح لسلفلٖلبي لٖللُطأل
ِلبي لٖلل حلمالمليض لٖللبي لماللسلعنّܿ)ل ٖا لام݇ة
Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah halal
salaf (sebagai syarat) dalam jual-beli, dua
syarat dalam satu jual-beli, dan tidak
(halal) memperoleh keuntungan atas apa
yang tidak dimiliki, dan jual-beli apa-apa
yang bukan milikmu” (HR Khamsah)
49
Atau sebaliknya kita meminjamkan uang
pada orang lain, namun sekaligus
mensyaratkan orang tersebut membeli
barang kita untuk dibayar kemudian
dengan utangnya.
50
jual-beli pesanan yang disepakati oleh
kedua pihak di muka.
54
Hukum Pertukaran Valuta
Di saat kebijakan bebas visa telah menjadi
tren global, ditambah zona kawasan bebas
perdagangan, transaksi bisnis lintas valuta
atau penggunaan berbagai mata uang di
satu lokasi menjadi hal yang tak
terhindarkan.
Hukum Al Muzabanah
Al Muzabanah adalah jual beli buah-buahan
di atas pohon dengan buah-buahan serupa
yang sudah dipanen. Misalnya jual beli ratb
(korma di pohon) dengan tamr (korma
yang telah diolah atau diproses), atau
anggur yang masih dipohon dengan
kismis yang sudah siap konsumsi.
Perniagaan ini tidak diperbolehkan secara
syariah.
Hukum Al Mukhabarah
58
Al Mukhabarah adalah kerjasama
pengelolaan atau penanaman lahan
dengan kesepakatan separuh atau
sebagian hasil dari panen. Mayoritas
ulama menghukuminya dengan haram,
kecuali Imam Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn
al Munzir dan Al Khataby dalam riwayat
menyatakan kehalalan kerjasama
sebagaimana dimaksud.
Hukum At Tsunya
At Tsunya diambil dari kata Al Itstisna yang
berati pengecualian, yaitu jual beli suatu
barang dengan pengecualian bagian dari
barang tersebut. Hukum Ats Tsunya
bergantung pada kepastian bagian yang
dikecualikan. Jual beli tidak sah jika bagian
pengecualian tidak jelas dan atau lebih dari
sepertiga bagian yang diperjual belikan.
60
Hukum Al Munabadzah
Al Munabadzah menurut Abu Hurairah ra.
adalah ketika seseorang berkata: “Saya
serahkan apa yang ada dalam karungku
dan kamu serahkan semua isi karungmu,”
lalu keduanya saling berjual-beli tanpa
melihat apa isinya. Jual beli ini tidak sah
dan dilarang oleh syariah.
61
ل هى ل سوْلهلصَلهلعليهلٖسّلع لا اقةل:ْٖع لأنسلقا
٘ ٖا ار لٖامام݇ةلٖامناب݀ لٖامزابنة)ل ٖا لالبܾا
“Dari Anas ra berkata: Rasulullah saw
melarang al muhaqalah, dan al
mukhadarah, dan al mulamasah, dan al
munabadzah, dan al muzabanah”
HR. Bukhari
62
قاْل سوْلهلصَلهلعليهلٖسّل اإٔلهلهولام݇ع݁لال ابݎل
الباسْلال݁ اِلٖإايلل جولأٔلأل لهلتعاَلٖللسلأحܿلمنُل
ي لبيلم ل ةلِل ٓلٖللماْ)ل ٖا لام݇ة
“Sesungguhnya Allah ialah Al Musa’ir
(Yang Menentukan Harga), Yang Maha
Menggenggam, Yang Maha Melapangkan,
Yang Maha Pemberi Rizki, sungguh saya
berharap untuk berjumpa dengan Allah
ta’ala, dan takada diantara kalian yang
memintaku untuk berbuat aniyaya
(dzalim), baik dalam nyawa maupun
harta.”
63
rantai penjualan yang acap kali tidak
sederhana.
64
Hukum Ihtikar (Penimbunan)
Penimbunan tergolong ke dalam
perbuatan bathil yang dilarang oleh syariah.
Penimbun barang adalah mereka yang
menarik komoditas tertentu, misalnya
makanan, barang konsumsi atau
sejenisnya dan menahannya dari
peredaran untuk menyebabkan
kelangkaan demi tercapainya harga
tertinggi. Saat harga meroket, barang
tersebut diedarkan sebanyak mungkin
untuk memperoleh keuntungan yang
besar.
65
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah
seseorang menimbun barang, kecuali ia
pendosa.”
66
“Terkena hujan, wahai Rasulullah”. Nabi
bersabda: “Mengapa tidak kau simpan di
atas supaya orang-orang melihatnya?
Barang siapa berbuat curang maka ia
bukan golonganku.” HR Muslim
68
memungkinkan untuk mencari tahu
sebaiknya hal tersebut dilakukan.
ل م لأقاْلم݇لالبيعتهلأقاْل:ّقاْل سوْلهلصَلهلعليهلٖس
هلعرته)ل ٖا لأبول اٖ لٖا لماجه
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa
berkenan membatalkan akad jual-beli
pada seorang muslim, maka Allah akan
mencabut (azab) atas dosanya”atau Allah
akan mengampuni dosanya.
70
Referensi
www.alukah.net
www.taimiah.org
71
Tentang Penulis
085722396950
danielrusyad@yahoo.com
72