Anda di halaman 1dari 21

i

DAFTAR ISI

Sambutan Direktoat Jenderal Pendidikan Islam ii

Kata Pengantar Direktur Pendidikan Agama Islam iii

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam iv

Petunjuk Teknis Asesmen Sumatif Akhir Jenjang 1

A. Rasionalisasi 1

B. Tujuan 2

C. Ruang Lingkup 2

D. Pelaksanaan Prinsip Asesmen Sumatif Akhir Jenjang 2

E. Teknik dan Bobot Asesmen 4

F. Ketentuan Umum Penyusunan Instrumen Asesmen 4

G. Prosedur Penyusunan Instrumen Asesmen 5

H. Pengolahan Hasil Asesmen 12

I. Pelaporan Hasil Asesmen 12

J. Monitoring dan Evaluasi 12

K. Penutup 13

i
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Puji syukur Alhamdulillah saya sampaikan, atas terbitnya juknis pelaksanaan asesmen
sumatif akhir jenjang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada
sekolah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan ke haribaan Rasulullah saw., para
sahabat dan keluarganya. Amin.
Bahwa, inti dari pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
(PAI dan BP) adalah menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam dalam diri peserta didik.
Sehingga cara berpikir, bersikap dan bertindak peserta didik kita dalam kehidupan sehari-
harinya mencerminkan nilai agama Islam yang moderat. Untuk mencapainya diperlukan
sistem yang baik. Adanya kurikulum yang memadai, proses pembelajaran yang
mencerdaskan dan mendidik, media dan bahan ajar yang menunjang serta asesmen yang
autentik menjadi penting diwujudkan. Semuanya digerakkan oleh guru yang kompeten,
kredibel dan tulus ikhlas.
Asesmen mata pelajaran PAI dan BP digunakan untuk memetakan kemampuan keagamaan
peserta didik dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran untuk perbaikan. Asesmen
juga untuk mengukur capaian belajar peserta didik terhadap standar kelulusan yang
ditargetkan kurikulum satuan pendidikan. Penguasaan praktik beragama, sikap beragama
harus diutamakan, bukan hanya pemahaman keagamaan saja. Penekanan ini harus
tercermin dalam asesmen sumatif akhir jenjang sebagai syarat kelulusan peserta didik
sesuai jenjang pendidikan.
Guru harus bisa memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan tersebut. Keharusan ini bukan
sekadar sebagai kewajiban profesi kepegawaian tetapi juga kewajiban agama yang
berdimensi ukhrawi. Oleh karena itu, perspektif ibadah mesti mewarnai proses
pembelajaran dan asesmen peserta didik untuk bersama-sama mencapai rida Allah Swt.
Semoga Allah Swt. memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya dalam menjalankan tugas
mulia pendidikan ini. Amin, Yā Rabb al-’Ālamīn.

Jakarta,

TTD

Muhammad Ali Ramdhani

ii
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENAG RI

Bismillāh, alḥamdulillāh waṣṣalātu was salāmu ‘alā Rasūlillāh, wa ‘alā ālihī waṣaḥbihī
ajma’īn. Ammā ba’du.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan mengamanatkan bahwa
asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah
bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.
Petunjuk teknis pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang ini merupakan salah satu
upaya untuk mengukur ketercapaian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) sebagai pertimbangan untuk kelulusan peserta didik
pada jenjang Pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan mengisyaratkan bahwa tujuan mata pelajaran PAI dan BP
diarahkan tidak sekadar untuk menjadikan peserta didik memahami ajaran agama Islam,
namun yang lebih penting adalah menjadikan peserta didik memiliki sikap dan praktik
beragama yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks kehidupan
beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, dalam juknis ini akan memberikan arah kepada guru-guru PAI untuk lebih
fokus melakukan asesmen aspek penguasaan praktik dan sikap beragama peserta didik.
Langkah ini sebagai bagian dari upaya memastikan bahwa peserta didik muslim memiliki
kesiapan menjalankan kewajiban agama yang mendasar secara personal (fardu ain).
Juknis ini mengatur hal-hal prinsip dalam melaksanakan asesmen yang harus
diperhatikan guru PAI. Adapun teknis implementasinya diserahkan kepada para guru PAI
sesuai kewenangannya untuk berkolaborasi dengan semua pihak.
Saya berharap para guru PAI melakukan terobosan, kreativitas dan inovasi dalam proses
asesmen ini, mengingat kendala dan tantangan di sekolah sangat kompleks. Prinsipnya,
guru PAI harus fokus kepada kepentingan dan kemaslahatan peserta didik. Pastikan
peserta didik sebelum lulus benar-benar kompeten dan siap menjalankan kewajibannya
dalam kehidupan sehari-hari. Guru PAI di sekolah harus berani bertanya kepada diri
sendiri: ”Jika peserta didik saya tidak bisa salat, bersuci, dan tidak berpuasa Ramadan, siapa
yang akan bertanggung jawab di hadapan Allah Swt. kelak?”. Pertanyaan ini penting untuk
memicu semangat, ketulusikhlasan dan ketangguhan dalam menghadapi situasi sulit di
sekolah.
Semoga Allah Swt. senantiasa memudahkan semua urusan kita dalam menyiapkan
generasi penerus bangsa yang beriman melalui PAI dan BP di sekolah-sekolah. Amin, Yā
Rabb al-’Ālamīn.
Jakarta,
TTD

Amrullah

iii
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 242 Tahun 2024

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN SUMATIF AKHIR JENJANG


MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
PADA PAUD/TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, DAN SMA/SMALB/SMK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan pedoman pelaksanaan dan penyiapan


instrumen asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada PAUD/TK, SD/SDLB,
SMP/SMPLB, dan SMA/SMALB/SMK perlu adanya petunjuk teknis;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir
Jenjang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada PAUD/TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMALB/SMK.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4769);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6762);
4. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kementerian
Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor
21);

iv
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 596);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini,
jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 161);
7. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar, dan
jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 169);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses
pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar,
dan jenjang Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 383);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian
Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang
Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
460);
10. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas
untuk Kondisi Khusus;
11. Keputusan Kepala BSKAP Nomor 033/H/KR/2022 tentang
Perubahan Atas Keputusan Kepala BSKAP Nomor
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN
SUMATIF AKHIR JENJANG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA PAUD/TK, SD/SDLB,
SMP/SMPLB, DAN SMA/SMALB/SMK;

v
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir
Jenjang Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada
PAUD/TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMALB/SMK
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
KEDUA : Asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti pada PAUD/TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan
SMA/SMALB/SMK menjadi pertimbangan kelulusan peserta didik mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada PAUD/TK,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMALB/SMK;
KETIGA : Teknik asesmen sumatif Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada PAUD/TK diserahkan kepada guru PAI pada
PAUD/TK dengan memperhatikan asas, prinsip dan prosedur sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
KEEMPAT : Asesmen sumatif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti pada PAUD/TK dilakukan untuk melihat ketercapaian profil
peserta didik PAUD/TK, pertimbangan program transisi ke SD/SDLB,
dan tidak menjadi pertimbangan kelulusan;
KELIMA : Pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
(PDBK) diserahkan kepada guru Pendidikan Agama Islam pada satuan
pendidikan khusus dengan menyesuaikan ragam disabilitasnya;
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 12 Januari 2024

DIREKTUR JENDERAL,

TTD

MUHAMMAD ALI RAMDHANI

vi
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 242 Tahun 2024
TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ASESMEN SUMATIF


AKHIR JENJANG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA PAUD/TK, SD/SDLB,
SMP/SMPLB, DAN SMA/SMALB/SMK

A. Rasionalisasi

Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar
peserta didik. Hasil asesmen digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran
dan juga untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau capaian
pembelajaran peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau
kelulusan dari satuan pendidikan. Kelulusan peserta didik ditentukan melalui
mekanisme rapat dewan guru di satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
hasil asesmen dan capaian Standar Kompetensi Lulusan.

Rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang tercantum dalam Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan, mengisyaratkan
bahwa tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan
BP) diarahkan tidak sekadar untuk menjadikan peserta didik memahami ajaran
agama Islam. yang lebih penting adalah menjadikan peserta didik memiliki sikap
dan praktik beragama yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dalam
konteks kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kurikulum PAI dan BP diarahkan untuk pembentukan sikap beragama moderat,


yang mencerminkan empat indikator utama, yaitu memiliki komitmen
kebangsaan, toleran, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.
Oleh karenanya, guru perlu memastikan pemahaman, sikap dan praktik
beragama peserta didik yang moderat dan tercermin dalam kehidupan sehari-
hari.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sesuai tugas dan fungsinya dapat
melaksanakan asesmen sumatif akhir jenjang kepada peserta didik untuk
menilai pencapaian hasil belajar dan Standar Kompetensi Lulusan. Hasil
asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran PAI dan BP menjadi salah satu
pertimbangan untuk kelulusan peserta didik. Adapun pelaksanaannya
diserahkan kepada satuan pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Agama perlu memberikan
petunjuk teknis untuk melaksanakan asesmen sumatif akhir jenjang mata
pelajaran PAI dan BP.
1
B. Tujuan
Petunjuk teknis pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang ini bertujuan untuk
memberikan panduan kepada para guru PAI serta pemangku kepentingan dalam
melaksanakan proses asesmen sumatif akhir jenjang.

C. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini mencakup rasionalisasi, tujuan, ruang lingkup, pelaksanaan
prinsip asesmen sumatif akhir jenjang, teknik dan bobot instrumen asesmen,
ketentuan umum penyusunan instrumen asesmen, prosedur penyusunan
instrumen asesmen, pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen, serta monitoring
dan evaluasi.

D. Pelaksanaan Prinsip Asesmen Sumatif Akhir Jenjang


1. Asesmen sumatif akhir jenjang dilakukan oleh guru PAI pada jenjang
Pendidikan Dasar (SD/SDLB dan SMP/SMPLB) dan jenjang Pendidikan
Menengah (SMA/SMALB/SMK) untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai salah satu dasar penentuan kelulusan dari satuan
pendidikan. Dengan demikian mutu lulusan terjamin dan subjektivitas
penentuan kelulusan dapat dihindari atau diminimalisasi.

2. Mekanisme asesmen sumatif akhir jenjang peserta didik diserahkan kepada


guru PAI serta satuan pendidikan dengan mempertimbangkan:
a. Petunjuk teknis pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang yang
dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
b. Karakteristik jalur, jenjang dan jenis satuan pendidikan.
c. Situasi dan kondisi satuan pendidikan.
Dengan demikian, guru memiliki keleluasaan/fleksibilitas dalam teknis
pelaksanaan dengan tetap menjaga prinsip-prinsip asesmen.

3. Teknik dan kisi-kisi instrumen asesmen dipilih dan dikembangkan oleh guru
PAI disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan peserta didik dan
karakteristik mata pelajaran PAI dan BP. Terkait hal tersebut, guru perlu
lebih mengutamakan sikap dan praktik beragama daripada sekadar
pemahaman materi PAI dan BP.

4. Adapun karakteristik mata pelajaran PAI dan BP terdiri atas sikap dan
praktik beragama serta pemahaman ajaran agama Islam.
a. Asesmen sikap beragama mengukur sejauh mana ajaran agama
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Asesmen praktik beragama merupakan praktik ibadah yang menjadi
prasyarat menjalankan kewajiban agama sehari-hari secara individual
(fardu ain), misalnya praktik membaca, menulis, dan menghafal Al-
Qur’an, bersuci, salat, serta praktik lainnya sesuai dengan jenjang
pendidikan.
c. Asesmen pemahaman ajaran agama Islam mencakup penguasaan
pemahaman terhadap materi PAI dan BP sesuai kurikulum yang berlaku
di satuan pendidikan.

2
Penilaian sikap dan praktik beragama serta pemahaman ajaran agama Islam
mencerminkan cara beragama yang moderat sesuai kebijakan Kementerian
Agama RI tentang moderasi beragama. Indikator utama moderasi beragama
yaitu memiliki komitmen kebangsaan, toleran, anti kekerasan, dan
akomodatif terhadap budaya lokal. Indikator komitmen kebangsaan terdiri
atas nilai al-Muwāṭanah - ‫( المواطنة‬Cinta Tanah Air). Indikator toleran terdiri
atas nilai-nilai al-Tawassuṭ - ‫( التوسط‬Tengah-tengah); al-I’tidāl - ‫( اإلعتدال‬Tegak
Lurus dan Bersikap Proporsional); al-Tasāmuḥ – ‫( التسامح‬Toleransi); al-Syūrā -
‫( الشورى‬Musyawarah); al-Iṣlāḥ - ‫( االصالح‬Perbaikan); al-Qudwah - ‫القدوة‬
(Kepeloporan). Indikator anti kekerasan terdiri atas nilai al-Lā ‘Unf – ‫االعنف‬
(Anti Kekerasan). Indikator akomodatif terhadap budaya lokal terdiri atas
nilai I’tirāf al-’Urf –‫( اعتراف العرف‬Ramah Budaya).

5. Cakupan penilaian kelulusan peserta didik pada mata pelajaran PAI dan BP
merujuk kepada pembiasaan akhlak yang menjadi kekhasan sekolah dan
kurikulum yang diberlakukan di satuan pendidikan, yaitu SKL dan KI-KD
mata pelajaran PAI dan BP bagi sekolah yang menerapkan kurikulum 2013,
atau SKL dan Capaian Pembelajaran PAI dan BP bagi yang menerapkan
Kurikulum Merdeka.

6. Asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran PAI dan BP dilakukan secara
fleksibel dari aspek waktu dan cara pelaksanaan sesuai asas, prinsip dan
kaidah asesmen.

7. Asesmen sumatif akhir jenjang dibuat sesuai dengan tujuan asesmen yang
berkeadilan, objektif, dan edukatif.
a. Asesmen yang berkeadilan merupakan asesmen yang tidak bias oleh
latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta didik.
b. Asesmen yang objektif merupakan asesmen yang didasarkan pada
informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar
peserta didik.
c. Asesmen yang edukatif merupakan asesmen yang hasilnya digunakan
sebagai umpan balik dan perbaikan bagi pendidik, peserta didik, dan
orang tua.
8. Teknik asesmen pada jenjang PAUD/TK tidak menggunakan tes tertulis,
melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi satuan
PAUD/TK, dengan menekankan pengamatan pada anak secara autentik
sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang dapat
dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio,
dokumentasi, dan lain-lain.
9. Pada jenjang PAUD/TK tidak memiliki asesmen sumatif akhir jenjang, tetapi
diharapkan anak yang telah menyelesaikan fase pondasi (PAUD) dapat
mencapai profil peserta didik yang tergambar dalam Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

10. Pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran PAI dan BP bagi
Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) menyesuaikan ragam
disabilitasnya.

3
a. Bagi PDBK dengan hambatan intelektual dilakukan penyesuaian capaian
pembelajaran/kompetensi/materi, cara, alat, waktu dan tempat sesuai
dengan kemampuan dan kondisi PDBK.

b. Bagi PDBK tanpa hambatan intelektual dilakukan penyesuaian pada cara,


alat, waktu dan tempat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi PDBK dengan
tetap memperhatikan prinsip fleksibilitas.

E. Teknik dan Bobot Asesmen


Asesmen sumatif akhir jenjang mata pelajaran PAI dan BP bagi peserta didik
menggunakan beberapa teknik sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan
diukur. Adapun contoh teknik asesmen dan bobot yang digunakan sebagai
berikut.

Elemen
Pendidikan Kompetensi Yang
No. Teknik Bobot
Agama Islam Dinilai
Asesmen
dan Budi
Pekerti
1 Al-Qur’an Hadis Pemahaman Tes Tulis 30%
dan Fikih
Praktik Beragama Tes Praktik 70%
(Performance)
2 Akidah Akhlak Pemahaman Tes Tulis 30%

Sikap Beragama Pengamatan 70%

3 Sejarah Pemahaman Tes Tulis 50%


Peradaban Islam
Praktik Beragama Tes 50%
Praktik/Unjuk
Kerja/Portofolio

Guru dapat mengembangkan teknik asesmen lain dan menentukan komposisi


bobot sepanjang dapat mengukur ketercapaian tujuan asesmen.
F. Ketentuan Umum Penyusunan Instrumen Asesmen
Asesmen sumatif akhir jenjang peserta didik harus memperhatikan keselarasan
dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran PAI dan BP yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, dalam menyusun instrumen asesmen harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1. Instrumen asesmen harus jelas mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, guru sesuai kewenangannya perlu
menyusun kisi-kisi instrumen asesmen.
2. Kisi-kisi instrumen asesmen mengacu kepada pembiasaan akhlak dan
kurikulum PAI dan BP yang berlaku di satuan pendidikan, sehingga
memungkinkan antar sekolah berbeda cakupan kompetensi, materi, teknik,
dan bentuk instrumen asesmennya.
4
3. Guru memetakan kompetensi mata pelajaran PAI dan BP secara proporsional
dengan mempertimbangkan urgensi, kontinuitas, relevansi, dan
keterpakaian kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.
a. Urgensi kompetensi/materi adalah kompetensi terkait hal yang sangat
penting untuk dikuasai peserta didik, jika tidak dikuasai akan
mengganggu implementasi kewajiban beragamanya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Kontinuitas kompetensi adalah ketercapaian kompetensi PAI dan BP yang
menjadi prasyarat untuk mencapai kompetensi berikutnya.
c. Relevansi adalah materi PAI dan BP yang terkait langsung dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik.
d. Keterpakaian kompetensi adalah kompetensi materi yang setiap hari
digunakan/dilakukan peserta didik untuk menjalankan kewajiban
agamanya sehari-hari.
4. Instrumen asesmen tidak boleh berpotensi menimbulkan masalah di
masyarakat. Oleh karena itu instrumen asesmen tidak boleh mengandung
antara lain,
a. Bias gender, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan
beban ganda;
b. Bias bisnis atau mencantumkan merek dagang tertentu;
c. Perbedaan/khilafiah yang sensitif di kalangan masyarakat yang
sekiranya menimbulkan kegaduhan;
d. Kontra terhadap komitmen kebangsaan, bertentangan dengan Pancasila,
NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika; dan
e. Unsur SARAPEK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Politik, Erotis dan
Kekerasan) serta konten lain yang berpotensi menimbulkan masalah di
masyarakat.
5. Kisi-kisi dan instrumen asesmen sumatif akhir jenjang dikembangkan
sendiri oleh guru PAI pada sekolah yang bersangkutan. Namun dalam kondisi
tertentu (misalnya keterbatasan SDM) instrumen dapat dikembangkan
kolaboratif bersama komunitas KKG PAI atau MGMP PAI dengan
pendampingan pengawas PAI sepanjang tetap menjaga ketentuan umum
asesmen ini.
6. Guru dalam menyusun instrumen asesmen harus memperhatikan prinsip,
prosedur, kaidah dan tata aturan penyusunan instrumen asesmen yang
digunakan.

G. Prosedur Penyusunan Instrumen Asesmen


Penyusunan instrumen asesmen berdasarkan prosedur yang sesuai dengan
teknik asesmen dalam mengukur proses dan hasil belajar meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam konteks PAI dan BP, asesmen dilakukan
untuk mengukur sikap beragama dan berakhlak mulia, pemahaman materi PAI
dan BP, dan praktik beragama.
Adapun prosedur yang dimaksud sebagai berikut.

5
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap dilakukan dengan pengamatan (observasi), jurnal, penilaian
diri, dan penilaian antar teman. Adapun langkah-langkah perencanaan
asesmen sikap, antara lain,
a. Menentukan sikap yang akan diamati di sekolah mengacu pada
kompetensi yang harus dikuasai.
b. Menentukan indikator sikap yang akan diamati.
c. Menyusun format asesmen sikap.
Instrumen penilaian diri dan penilaian antar teman dapat menggunakan angket
ataupun skala sikap. Sedangkan penilaian jurnal menggunakan lembar catatan
anekdot.

Contoh format observasi:


Nama : .......................................................
Kelas : .......................................................
Semester : .......................................................

Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom berikut yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya.

No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak


Kadang pernah
1. Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
2. Melaksanakan ibadah salat
3. Memberi salam pada saat awal
dan akhir pembelajaran
4. Mengikuti pembiasaan program
baca Al-Qur’an
5. Tidak menyontek saat asesmen
6. Berani mengakui kesalahan dan
berusaha memperbaiki
kesalahannya
7. Datang dan pulang sekolah tepat
waktu
8. Menyelesaikan tugas tepat waktu
9. Membantu orang lain dalam hal
kebaikan
10. Bersikap toleran terhadap orang
lain
11. Meminta maaf jika melakukan
kesalahan
12. Berterima kasih atas kebaikan
orang lain

6
Keterangan:
⮚ Guru dapat mengembangkan format yang berbeda sesuai kondisi dan
kebutuhan satuan pendidikan.

Contoh format jurnal:

Nama Sekolah : ……………………


Kelas/Semester : ……../…………...
Tahun Ajaran : ……………………

Peserta Butir Sikap Tindak Tanda


No. Tanggal Catatan
Didik Lanjut Tangan
Perilaku
1. 12/1/2023 Bahtiar Tidak Ketakwaan Perlu
mengikuti pembin
ibadah yang a-an
diselenggara
kan di
sekolah
2. 14/3/2023 Dinda Ikut Toleransi Apresia
membantu beragama si dan
temannya motivas
untuk i
mempersiap peningk
kan atan
perayaan diri
keagamaan
yang
berbeda di
sekolah
Dst.
Keterangan:
➢ Guru dapat mengembangkan format yang berbeda sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan satuan pendidikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen sikap dengan
teknik jurnal sebagai berikut.
1) Jurnal asesmen sikap ditulis oleh guru selama periode tertentu.
2) Perkembangan sikap peserta didik dapat dicatat dalam 1 (satu) jurnal atau
dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
3) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal adalah mereka yang menunjukkan sikap
yang sangat baik atau kurang baik.
4) Peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal.
5) Apabila peserta didik tertentu pernah menunjukkan sikap kurang baik, ketika
yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik, sikap yang
mulai baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
6) Pada akhir semester guru meringkas perkembangan sikap setiap peserta didik
dan menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih
lanjut.
7
2. Asesmen Pengetahuan
Asesmen pengetahuan peserta didik dilakukan melalui tes, baik tes tulis
maupun lisan. Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan
dalam bentuk tulisan. Bentuk soal tes tertulis meliputi soal pilihan ganda, soal
pilihan ganda kompleks, soal isian jawaban singkat, soal benar-salah, soal
menjodohkan, dan soal uraian. Sebagian soal disusun untuk mengukur
kemampuan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS)
berbasis literasi. Soal HOTS berbasis literasi ditandai dengan adanya stimulus
(berupa teks, wacana, atau infografis) sebelum disajikan soal. Adanya
stimulus yang mengawali setiap soal, merupakan penciri dari soal-soal
asesmen nasional sehingga diharapkan dapat memicu tumbuhnya budaya
membaca atau literat di kalangan siswa.
Dalam konteks PAI dan BP, asesmen pengetahuan lebih diarahkan untuk
pengukuran terhadap pemahaman materi PAI dan BP.
Penyusunan instrumen tes, secara ideal mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Penentuan tujuan;
b. Penyusunan kisi-kisi;
c. Penulisan soal;
d. Telaah soal; dan
e. Revisi.

Langkah-langkah ini akan menjamin instrumen benar-benar mengukur


kompetensi secara valid.
Berikut penjelasan bentuk soal tertulis.
1) Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap soal
pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Kunci jawaban adalah jawaban yang benar sedangkan pengecoh
merupakan jawaban yang tidak benar.

2) Soal Pilihan Ganda Kompleks


Soal pilihan ganda kompleks adalah salah satu jenis pilihan ganda yang
dalam menjawabnya memungkinkan sebuah pertanyaan atau soal
memiliki lebih dari satu jawaban benar. Jenis soal ini memerlukan
instruksi yang jelas.

3) Soal Isian dan Jawaban Singkat


Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes
untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka,
atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk
kalimat pernyataan, sedangkan soal jawaban singkat disusun dalam
bentuk pertanyaan.

8
4) Soal Benar Salah
Soal benar salah adalah salah satu bentuk soal obyektif yang setiap
soalnya terdapat dua macam kemungkinan jawaban yang berlawanan.
Penyusun soal harus mengetahui konsep dasar bentuk benar-salah.

5) Soal Menjodohkan
Soal menjodohkan adalah soal yang mengukur kemampuan peserta didik
dalam mencocokkan, menyesuaikan, dan menghubungkan antardua
pernyataan yang disediakan. Soal ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama
berupa pokok soal dan lajur kedua berupa respons atau jawaban.

6) Soal Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk
mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang
telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Bentuk soal uraian harus
memiliki pedoman penskoran yang jelas dan rinci.
3. Asesmen Keterampilan
Asesmen keterampilan dilakukan dengan praktik (performance) yang
bertujuan mengukur kemampuan Al-Qur’an peserta didik dan praktik ibadah.

a. Prosedur Penilaian Kemampuan Al-Qur’an


1) Mengidentifikasi kompetensi kemampuan membaca, menulis, dan
menghafal Al-Qur’an sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan
keterampilan yang menjadi kekhasan sekolah yang bersangkutan.
2) Menentukan aspek-aspek yang akan dinilai.
Contoh aspek yang dinilai sebagai berikut.
a) Kemampuan membaca, meliputi aspek kelancaran, faṣāḥah
(makhraj dan sifat huruf), dan tajwid.
b) Kemampuan menulis Al-Qur’an, meliputi aspek kebenaran kaidah
penulisan arab, kerapian, dan keindahan.
c) Kemampuan hafalan surah-surah pendek atau ayat-ayat pilihan Al-
Qur’an, meliputi aspek kelancaran, faṣāḥah (makhraj dan sifat
huruf), dan tajwid.
3) Membuat rubrik asesmen dan pedoman penskoran yang jelas.
4) Melaksanakan proses asesmen.
5) Mengolah hasil asesmen.
6) Menentukan pencapaian standar kompetensi yang ditentukan
sebelumnya.
7) Menyusun pelaporan hasil asesmen.
Peserta didik yang tidak mencapai standar kelulusan dalam kemampuan
Al-Qur’an, sebaiknya diberi kesempatan untuk mengulang dan difasilitasi
agar semua peserta didik dapat mencapai batas kompetensi kelulusan. Hal
ini sebagai pertanggungjawaban moral guru untuk mencapai tujuan PAI
dan BP bahwa semua peserta didik yang dinyatakan lulus harus menguasai
secara Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an (TBTQ).
9
Contoh format penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an:
Jenjang : SD/SMP/SMA/SMK
Nama Sekolah : ………………………………
Asesmen : Al-Qur`an
Tanggal Asesmen : ………………………………
Surah/Ayat : ………………………………

NO KELANCARAN FAṢĀHAH TAJWID JUMLAH


. NAMA PESERTA DIDIK
(A) (B) (C) NILAI
1
2
3
D
st

Keterangan:
1. Nilai maksimum tiap item (A/B/C) maksimum 10
A+B+C
2. Nilai (N) = 𝑥10
3

3. Guru dapat mengembangkan dengan format yang berbeda.

b. Prosedur Penilaian Praktik Ibadah


Prosedur asesmen pada kemampuan Al-Qur’an poin 1 s.d. 7 tersebut dapat
dilakukan pada asesmen penilaian praktik ibadah, namun dalam penentuan
aspek yang akan dinilai perlu memperhatikan hal yang berkaitan dengan
jenis praktik ibadah yang ditentukan.

Contoh pemetaan penilaian praktik ibadah yang harus dikuasai peserta


didik sesuai jenjang sebagai syarat kelulusan, sebagai berikut.

SMP/ SMA/
SD/
No. Praktik Ibadah SMPL SMALB/
SDLB
B SMK
1. Berwudu √ √ √
2. Tayamum √ √ √
3. Simulasi membersihkan najis √ √ √
4. Praktik salat √ √ √
5. Zikir dan doa setelah salat √ √ √
6. Simulasi mandi wajib/janabah √ √ √
7. Hafalan niat salat jamak dan
√ √
qasar

10
8. Praktik salat jenazah √
9. Simulasi memandikan jenazah √
10. Simulasi mengkafani jenazah √
11. Hafalan doa salat jenazah √
12. Hafalan lafal niat zakat √
13. Hafalan lafal niat puasa √ √ √
14. Praktik ibadah lainnya √ √ √

Contoh beberapa aspek asesmen praktik ibadah, antara lain:


⮚ Berwudu, meliputi aspek kelengkapan rukun wudu, tertib, dan ketepatan
dalam melaksanakan setiap rukun.
⮚ Praktik salat jenazah, meliputi aspek kelengkapan rukun salat jenazah, tertib,
dan ketepatan dalam melaksanakan setiap rukun.

Asesmen sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada mata pelajaran PAI dan BP
juga dapat menggunakan portofolio. Jika peserta didik dapat menunjukkan bukti
sertifikat atau penghargaan yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki, maka
dapat dianggap berkompeten baik dalam sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan.
Dokumen portofolio dapat berupa penghargaan, sertifikat, atau bukti lain dari
prestasi dan keikutsertaan peserta didik dalam perlombaan atau kegiatan
bermakna lain.
Pada akhir periode portofolio tersebut dinilai oleh pendidik bersama-sama dengan
peserta didik dan selanjutnya diserahkan kepada pendidik pada kelas berikutnya
dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti autentik perkembangan peserta
didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan asesmen
portofolio di sekolah adalah sebagai berikut.
a. Karya asli peserta didik.
b. Saling percaya antara pendidik dan peserta didik.
c. Kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik.
d. Milik bersama antara peserta didik dan pendidik.
e. Kepuasan pada diri peserta didik.
f. Kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum.
g. Asesmen proses dan hasil.
h. Asesmen yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.

11
i. Bentuk portofolio
1) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya
terkait dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan
sebagainya).
2) Album berisi foto, video, dan audio.
3) Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan, catatan)
dan sebagainya.
Asesmen dengan portofolio ini hanya sebagai contoh, dan guru dapat
mengembangkan teknik asesmen lain yang relevan dengan kompetensi yang
ingin dinilai.

H. Pengolahan Hasil Asesmen


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif
dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan asesmen yang berupa angka
dan/atau deskripsi. Hasil asesmen peserta didik dibandingkan kriteria atau
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dengan demikian, guru dapat
mengidentifikasi tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik yang pada
gilirannya akan menjadi pertimbangan dalam kelulusan peserta didik pada
jenjang tertentu. Guru PAI diharapkan dapat mengolah data yang menghasilkan
gambaran performa peserta didik secara autentik sebagai bahan laporan yang
bermakna.
I. Pelaporan Hasil Asesmen
Sebagai wujud profesionalitas sebagai seorang guru, guru PAI harus membuat
laporan hasil asesmen peserta didik terhadap pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan. Pelaporan hasil asesmen dituangkan dalam bentuk laporan
tingkat pencapaian hasil belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil
asesmen. Laporan hasil belajar paling sedikit memuat informasi mengenai
pencapaian hasil belajar peserta didik terhadap kompetensi yang harus dikuasai
pada mata pelajaran PAI dan BP, baik sikap keberagamaan peserta didik,
keterampilan, maupun penguasaan pengetahuan agama Islamnya.

J. Monitoring dan Evaluasi


Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid terkait pencapaian hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI dan BP, pelaksanaan proses
asesmen sumatif akhir jenjang harus dilakukan sesuai asas, prinsip, dan
prosedur yang ditentukan. Oleh sebab itu, pelaksanaan asesmen sumatif akhir
jenjang di satuan pendidikan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.

1. Tujuan
Monitoring dilakukan untuk memastikan implementasi asesmen sumatif
akhir jenjang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk mendeteksi kekurangan,
kelemahan, tantangan dan hambatan implementasinya sebagai petimbangan
perbaikan dari semua aspeknya

12
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen sumatif akhir
jenjang mata pelajaran PAI dan BP antara lain untuk memotret:
a. intensitas persiapan pelaksanaan;
b. kualitas instrumen; dan
c. kualitas penyelenggaraan.

2. Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang di satuan
pendidikan dilakukan sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu yang
melekat pada tugas dan fungsi kepala sekolah, pengawas PAI, Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Kantor Kementerian Agama Provinsi
dan Kementerian Agama Pusat melalui Direktorat PAI pada Ditjen Pendidikan
Islam.

3. Instrumen
Direktorat Pendidikan Agama Isalam pada Ditjen Pendidikan Islam
mengembangkan instrumen monitoring dan evaluasi yang mengacu pada
tujuan monitoring dan evaluasi.

K. Penutup
Petunjuk teknis pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang bagi peserta didik
mata pelajaran PAI dan BP ini disusun sebagai panduan bagi guru PAI untuk
melakukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya dalam mengelola
pelaksanaan asesmen sumatif akhir jenjang yang lebih baik lagi. Petunjuk teknis
ini diharapkan dapat memandu guru melakukan asesmen yang berdampak pada
perubahan sikap dan perilaku beragama peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari sebagai tujuan utama mata pelajaran PAI dan BP di sekolah. Guru sesuai
kewenangannya tetap diberi keleluasaan melakukan kreativitas dan inovasi
dalam teknis asesmen dengan tetap memperhatihan prinsip, asas dan kaidah
asesmen sesuai situasi dan kondisi.

Semoga Allah Swt. meridhoi dan memudahkan semua upaya menyiapkan lulusan
yang taat beragama, bahagia di dunia dan di akhirat. Amin.

Direktur Jenderal,
TTD

Muhammad Ali Ramdhani

13

Anda mungkin juga menyukai