Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar
Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Banjar
TENTANG
BUPATI BANJAR,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Banjar.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Banjar sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Banjar.
4. Sekretaris Daerah adalah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
6. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banjar atau
perolehan lainnya yang sah.
7. Tim adalah Panitia Penyewaan Barang Milik Daerah Kabupaten Banjar.
8. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang
Milik Daerah.
9. Pembantu Pengelola Barang adalah pejabat yang bertanggung jawab
mengoordinir penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah yang ada
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah.
10. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang
Milik Daerah.
11. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya di singkat
BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Banjar.
12. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Banjar selaku pengguna barang.
13. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam
mengelola dan menatausahakan barang milik daerah yang sesuai dengan
tugas dan fungsi Perangkat Daerahyang bersangkutan.
14. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah yang tidak
digunakan untuk penyelenggaraaan tugas dan fungsi Perangkat
Daerahdan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak mengubah
status kepemilikan.
15. Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai sesuai kesepakatan
antara pihak penyewa dengan Pemerintah Daerah.
16. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dalam jangka
waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut
berakhir diserahkan kembali kepada Bupati.
17. Kerja Sama Pemanfaatan yang selanjutnya disingkat KSP adalah
pendagunaan barang milik daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka peningkatan pendapatan daerah atau sumber
pembiayaan lainya.
18. Bangun Guna Serah yang selanjutnya disingkat BGS adalah pemanfaatan
barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya , kemudian didayagubakan
oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati ,
untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
19. Bangun Serah Guna yang selanjutnya disingkat BSG adalah pemanfaatan
barang milik daerah berupa tanah oleh pihak laini dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunannya tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
20. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar
barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang
untuk membebaskan pengguna dan atau kuasa pengguna dan/atau
pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaanya.
21. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah
sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan,
dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah daerah.
22. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada pihak
lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan adalah untuk mewujudkan tertib
administrasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah dan Pendapatan Asli Daerah
dari Pemanfaatan Barang Milik Daerah.
(2) Tujuan Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman bagi Pengelola Barang
dan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dalam Pemanfaatan Barang
Milik Daerah.
BAB III
PEJABAT PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Bagian Kesatu
Pengelola Barang
Pasal 3
(1) Bupati adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah.
(2) Pemegang kekuasaan pengelola barang milik daerah mempunyai wewenang:
a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindah- tanganan barang
milik daerah;
c. menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik
daerah;
d. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;
e. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan DPRD;
f. menyetujui usul pemindahan tanganan,pemusnahan, dan penghapusan
barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;
g. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/ atau
bangunan; dan
BAB IV
PELAKSANAAN PEMANFAATAN BMD DAN BENTUK PEMANFAATAN BMD
Bagian Kesatu
Kriteria Pemanfaatan Barang Milik Daerah
Pasal 7
(1) Pemanfaatan barang milik daerah dilakukan terhadap barang milik daerah
yang tidak digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.
(2) Pemanfaatan barang milik daerah dapat dilakukan terhadap sebagian barang
milik daerah yang tidak digunakan oleh Pengguna Barang menunjang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah.
(3) Pemanfaatan sebagian dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak mengubah
status barang milik daerah.
Bagian Kedua
Bentuk Pemanfaatan Barang Milik Daerah
Pasal 8
Pemanfaatan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dilakukan dalam
bentuk :
a. Sewa.
b. Pinjam pakai.
c. Kerjasama Pemanfaatan (KSP).
d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna.
Paragraf Kesatu
Sewa
Pasal 9
(1) Penyewaan barang milik daerah dilakukan dengan tujuan:
a. mengoptimalkan pendayagunaan barang milik daerah yang belum/tidak
dilakukan penggunaan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. memperoleh fasilitas yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi Pengguna Barang; dan/atau
c. mencegah penggunaan barang milik daerah oleh pihak lain secara tidak
sah.
(2) Penyewaan barang milik daerah dilakukan sepanjang tidak merugikan
pemerintah daerah dan tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(3) Barang milik daerah yang dapat disewa berupa:
a. Tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh Pengguna Barang
kepada Bupati;
b. sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna
Barang; dan/atau
c. selain tanah dan/atau bangunan.
(4) Jangka waktu sewa barang milik daerah paling lama 5 (lima) tahun sejak
ditandatangani perjanjian dan dapat diperpanjang.
(5) Formula tarif/besaran sewa barang milik daerah ditetapkan oleh Bupati:
a. untuk barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan; dan
b. untuk barang milik daerah (BMD) selain tanah dan/atau bangunan dengan
berpedoman pada kebijakan pengelolaan barang milik daerah.
(6) Penyewaan barang milik daerah dituangkan dalam perjanjian sewa yang
ditandatangani oleh penyewa :
a. Bupati, untuk barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang;
dan
b. Pengelola Barang, untuk barang milik daerah yang berada pada Pengguna
Barang.
(7) Jangka waktu sewa barang milik daerah dapat diperpanjang dengan
persetujuan :
a. Bupati, untuk barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang;
dan
b. Pengelola Barang, untuk barang milik daerah yang berada pada Pengguna
Barang.
Paragraf Kedua
Pinjam Pakai
Pasal 10
(1) Pinjam pakai dilaksanakan dengan pertimbangan :
a. mengoptimalkan barang milik daerah yang belum atau tidak dilakukan
penggunaan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang;
dan
b. menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
(2) Peminjam pakai dilarang untuk melakukan pemanfaatan atas objek pinjam
pakai di luar peruntukannya.
(3) Pinjam pakai barang milik daerah dilaksanakan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan.
(4) Objek pinjam pakai meliputi barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola
Barang/ Pengguna Barang.
(5) Jangka waktu pinjam pakai barang milik daerah paling lama 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.
(6) Selama jangka waktu pinjam pakai, peminjam pakai dapat mengubah bentuk
barang milik daerah, sepanjang tidak mengakibatkan perubahan fungsi
dan/atau penurunan nilai barang milik daerah.
(7) Pelaksanaan Pinjam Pakai dituangkan dalam perjanjian serta ditandatangani
oleh :
a. peminjam pakai dan Bupati, untuk barang milik daerah yang berada pada
Pengelola Barang; dan
b. peminjam pakai dan Pengelola Barang, untuk barang milik daerah yang
berada pada Pengguna Barang.
Paragraf Ketiga
Kerja Sama Pemanfaatan (KSP)
Pasal 11
(1) KSP barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka :
a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; dan/atau
b. meningkatkan penerimaan pendapatan daerah.
(2) KSP atas barang milik daerah dilaksanakan apabila tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasional,
pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik
daerah yang dikerjasamakan.
(3) Pihak yang dapat melaksanakan KSP adalah :
a. pengelola Barang dengan persetujuan Bupati, untuk barang milik daerah
yang berada pada Pengelola Barang; atau
b. pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk barang
milik daerah yang berada pada Pengguna Barang.
(4) Objek KSP meliputi barang milik daerah berupa :
a. tanah dan/atau bangunan; dan
b. selain tanah dan/atau bangunan, yang berada pada Pengelola Barang
/Pengguna Barang.
Paragraf Keempat
Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna
Pasal 12
Pasal 13
Tata cara pelaksanaan pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa Sewa, Pinjam
Pakai, Kerjasama Pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah dan Bangun Serah
Guna Barang Milik Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 14
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Ditetapkan di Martapura
pada tanggal 1 Agustus 2017
BUPATI BANJAR,
Ttd
H. KHALILURRAHMAN
Diundangkan di Martapura
pada tanggal 1 Agustus 2017
Ttd
H. NASRUN SYAH
I. Definisi :
Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
II. Pertimbangan untuk menyewakan Barang Milik Daerah :
Penyewaan barang milik daerah dilakukan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan barang milik daerah yang belum /tidak dipergunakan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahann daerah,
memperoleh fasilitas yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi Pengguna Barang serta mencegah penggunaan barang milik daerah
oleh pihak lain secara tidak sah.
III. Barang Milik Daerah yang dapat disewakan :
Barang milik daerah yang dapat disewakan adalah tanah dan /atau
bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang status
penggunaanya ada pada Pengguna Barang PD, dan barang milik daerah
selain tanah dan / atau bangunan
IV. Subyek Pelaksanaan Sewa :
1. Pihak yang dapat menyewakan barang milik daerah :
a. Pengelola Barang untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengelola Barang dengan persetujuan Bupati.
b. Pengguna Barang dengan persetujuan barang untuk :
1) Sebagian tanah dan/atau bangunan yang status penggunaanya
ada pada Pengguna Barang; atau
2) Barang milik daerah selain tanah dan /atau bangunan
2. Pihak yang dapat menyewa barang milik daerah meliputi :
a. Badan Usaha Milik Negara;
b. Badan Usaha Milik Daerah;
c. Swasta; atau
d. Badan hukum lainya.
V. Ketentuan dalam Penyewaan Barang Milik Daerah :
1. Barang milik daerah dapat disewakan kepada pihak lain, sepanjang
menguntung daerah;
2. Jangka waktu sewa barang milik daerah paling lama 5 (lima ) tahun
sejak ditandatangani perjanjian sewa menyewa dan dapat diperpanjang;
3. Barang milik daerah yang disewakan, tidak merubah status kepemilikan
barang milik daerah;
23. Dalam hal penyerahan ,perbaikan , dan atau penggantian barang milik
daerah belum dilakukan terhitung 1 (bulan) sejak diterbitkannya surat
peringatan sebagaimana dimaksud point 19, penyewa dikenakan sanksi
administrative berupa denda, sebagaimana ketentuan peraturan perundang
– undangan.
VI. Tata Cara Pelaksanaan Bangun Guna Serah /Bangun Serah Guna
Sesuai dengan kewenangan pelaksanaan BGS/BSG dibagi 2 ( dua) yaitu :
a. barang milik daerah berupa tanah yang berada pada Pengelola Barang;
dan
b. barang milik daerah berupa tanah yang berada pada Pengguna Barang.
Pelaksanaan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pengelola Barang atas persetujuan Bupati, menetapkan tanah yang
akan dijadikan obyek BGS/BSG berdasarkan hasil penelitian kelayakan
tersebut.
Ttd
H. KHALILURRAHMAN