Makalah Kodifikasi Al-Quran Kelompok 8
Makalah Kodifikasi Al-Quran Kelompok 8
“KODIFIKASI AL-QUR’AN”
Disusun Oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan berjalanan dengan lancar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ust. Heriansyah. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Ulumul Quran, kepada kedua orang tua, dan kepada rekan-
rekan yang sudah membantu kami menyelesaikan laporan akhir ini
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk membahas terkait
Kodifikasi Al-Quran. Dengan makalah ini diharapkan kami dan para pembaca
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan masukan yang bersifat
membangun demi perkembangan yang lebih baik kedepannya. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan kami sendiri khususnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II Pembahasan.........................................................................................................3
2.1 Pengertian Kodifikasi Al-Qur’an..........................................................................3
2.2 Sejarah Kodifikasi Al-Quran................................................................................3
2.2.1 Pada Masa Nabi Muhammad.........................................................................3
2.2.2 Pada Masa Abu Bakar....................................................................................5
2.2.3 Pada Masa Umar bin Khattab........................................................................7
2.2.4 Pada Masa Utsman..........................................................................................7
2.3 Perbedaan Antara Proses Kodifikasi Pada Masa ‘Utsman dan Abu Bakar......8
2.4 Mushaf Utsmani.....................................................................................................9
BAB III Penutup............................................................................................................11
Kesimpulan.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I
Pendahuluan
1
2
dicantumkan dalam mushaf Utsmani, hal ini dikarenakan perbedaan pendapat para
penghapal Al-Qur’an dan karena turunnya Al-Qur’an memang tidak berurutan
seperti yang terdapat dalam mushaf Utsmani.
Makalah ini akan menguraikan tentang sejarah kodifikasi Al-Qur’an dari
masa Rasulullah, masa Abu Bakar, masa Utsman bin Affan dan perbedaan
kodifikasi antara masa Abu Bakar dan masa Utsman bin Affan.
1.3 Tujuan
Pembahasan
3
4
kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al-
Qur’an tersebut jatuh ke tangan mereka”.
Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab r.a. yang disebutkan
dalam buku-bukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara
perempuannya yang bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari
sebuah catatan (manuskrip) Al-Qur’an kemudian `Umar mendengar, meraihnya
kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari
Allah sehingga ia masuk islam. Sepanjang hidup Nabi Muhammad SAW Al-
Qur’an selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al-Qur’an
diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.
kali, salah satunya adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 " Yaitu seorang
Rasul utusan Allah yang membacakan beberapa lembaran suci. (Al-Qur’an)".
Pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan terjadi perluasan wilayah islam
di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari
bangsa arab saja ('Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan
negatif. Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al-Qur’an, karena
bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi
secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang
pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu
memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi
untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq
menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi
dimana terdapat perbedaan bacaan Al-Qur’an yang mengarah kepada perselisihan.
Ia berkata : "wahai usman, cobalah lihat rakyatmu, mereka berselisih gara-gara
bacaan Al-Qur’an, jangan sampai mereka terus menerus berselisih sehingga
menyerupai kaum yahudi dan nasrani ".
Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya
8
untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya
terdiri dari para sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id
bin al'Ash, Abdurrahman bin al-Haris dan lain-lain.[3] Kodifikasi dan penyalinan
kembali Mushaf Al-Qur’an ini terjadi pada tahun 25 H, Usman berpesan apabila
terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku Quraisy
karena Al-Qur’an diturunkan dengan gaya bahasa mereka.[4] Setelah panitia
selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah.
Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan
manuskrip Al-Qur’an selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf
Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah,
Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia
simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam. Tindakan
Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam perselisihan
dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari dulu
sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah
berjasa mengumpulkan Al-Qur’an. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia
yang dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm
alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda
huruf).
2.3 Perbedaan Antara Proses Kodifikasi Pada Masa ‘Utsman dan Abu Bakar
Perbedaan antara proses kodifikasi pada masa ‘Utsman dan Abu Bakar,
bahwa tujuan pengkodifikasian al-Qur’an pada masa Abu Bakar radliyallâhu
‘anhu adalah menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu Mushhaf
sehingga tidak ada satupun yang tercecer tanpa mendorong orang-orang agar
bersatu dalam satu Mushhaf saja, dan hal ini dikarenakan belum tampak implikasi
yang signifikan dari adanya perbedaan seputar Qirâ`at sehingga mengharuskan
tindakan ke arah itu. Sementara tujuan kodifikasi pada masa ‘Utsman adalah
menghimpun al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu Mushhaf namun
mendorong orang-orang agar bersatu dalam satu Mushhaf saja. Hal ini, karena
9
kira-kira ejaan yang manakah yang akan dijadikan sebagai satu-satunya bacaan
yang dipakai di dalam Al Qur'an. Saat itulah Ustman mengatakan , "Allah telah
meridhai kaum muhajirin dan Anshar, dan mereka juga telah ridha kepada Allah,
maka kita memakai cara bacanya kaum muhajirin dan Anshar".
Maka setelah itu dibukukanlah Al Qur'an dengan cara bacaan kaum
muhajirin dan Anshar seperti yang kita terima sampai sekarang. Dan mushaf yang
disusun oleh Ustman itu dikenal sebagai Mushaf ustmani. Sebelumnya mushaf itu
tidak ada harakat, fathah, dhomah, atau kasrah, baru ada tanda baca itu pada
zaman Ali bin Abi Thalib. Tidak aneh kalau mushaf ustmani adalah satu-satunya
yang disyahkan. setelah dibukukannya Al Qur'an dan dituliskan mushaf ustmani
itu para shahabat tak ada perselisihan lagi. Dan Mushaf-mushaf itu dikirim ke
beberapa negara. 3 dikirim keluar negeri satu tinggal di Makkah.
11
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Perbedaan kodifikasi Al-quran pada masa Abu Bakar dan Utsman adalah
12
DAFTAR PUSTAKA
13