Anda di halaman 1dari 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Kanker telah menjadi salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Secara global, angka kejadian kanker semakin meningkat dan kematian akibat kanker melebihi jumlah penderita AIDS, malaria, dan tuberculosis. Di Negara maju seperti Amerika Serikat kanker menduduki peringkat ke-2 penyebab kematian di bawah penyakit jantung. Sedangkan di Indonesia sendiri kanker telah menjadi penyebab kematian ke-7 tersering menurut data Departemen Kesehatan. Bahkan World Cancer Report telah mengatakan kanker akan menjadi penyebab kematian utama di dunia. Salah satu metode untuk mendiagnosa kanker paru adalah dengan pemeriksaan radiologis. Dengan gejala, posisi, dan imejing yang cukup khas maka kita dapat mengenali lebih baik tumor tersebut melalui pembahasan yang akan dilakukan berikutnya.

Tumor Primer Maligna Tumor primer adalah tumor yang tumbuh pada suatu daerah anatomis tubuh dimana tempat tersebut merupakan awal mula pertumbuhan tumor itu dan mulai menghasilkan masa kanker. Pembagian-pembagian tumor paru secara garis besar dibagi atas: 1. Tumor maligna Antara lain Karsinoma (small cell carcinoma, karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan large cell carcinoma), tumor karsinoid, karsinoma kistik adenoid, tumor mukoepidermoid, dan lain-lain 2. Tumor jinak Antara lain hamartoma, kista paru, angioma, dan lain-lain 3. Tumor metastasis Keganasan di tempat lain dapat bermetastasis ke paru-paru, baik secara hematogen, ataupun limfogen Karsinoma adalah jenis terbanyak dalam tumor paru primer maligna. Angka kematian dari penyakit ini adalah 35000 per tahunnya di Inggris dan Wales. Paling sering menyerang pria. Pada wanita karsinoma paru ini menempati urutan ke-4 setelah kanker payudara, kolon dan kulit, tetapi insidennya terus meningkat.
5

Pembagian karsinoma paru berdasarkan patologinya dengan persentasenya masingmasing: Tipe Karsinoma sel skuamosa Adenokarsinoma (termasuk bronkioalveolar) Small cell (oat cell) Large cell % 50 20 20 10

Semua tipe di atas lebih sering didapatkan pada perokok, terutama karsinoma sel skuamosa dan small cell. Mayoritas karsinoma muncul di perifer paru, distal dari pembagian bronkus segmental, dan menyebar secara sentripetal. Lesi-lesi yang tetap berada di perifer mempunyai prognosis yang lebih baik. Diagnosis karsinoma paru biasanya dimulai dari gambaran radiologi dada yang abnormal meskipun pada sebagian kecil kasus gambaran foto thorax masih normal setelah diagnosis ditegakkan dengan bronkoskopi atau pemeriksaan lain. Tomografi tidak dapat membedakan jinak atau ganasnya lesi. Pemeriksaan ini berguna untuk membedakan kavitas atau kalsifikasi, dan yang terutama adalah memastikan keterlibatan kelenjar-kelenjar di hilus dan mediastinum. CT scan lebih akurat dalam menentukan keterlibatan mediastinum. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan mediastinum yang tidak normal, belum tentu inoperable, karena pembesaran kelenjar bisa diakibatkan oleh berbagai perubahan. Dalam hal ini perlu dilakukan mediastinoskopi, tetapi pemeriksaan ini hanya menjangkau daerah-daerah tertentu. Jika dilakukan pemeriksaan CT scan, adrenal biasanya juga diperiksa karena merupakan tempat metastasis tersering. Dalam sekian banyak jenis kanker paru, terdapat satu jenis tumor yang memiliki spesifitas yang cukup, yakni Tumor Pancoast. Dengan posisi yang spesifik pada apex paru, tumor Pancoast memiliki tanda-tanda khas berupa destruksi iga, juga dapat menimbulkan gejala-gejala lain seperti TOS (Thorakal Outlet Syndrome) misalnya pada Sindrom Horner. Gejala-gejala yang umumnya terdapat pada penderita kanker paru seperti batuk kronis dan nyeri, jarang sekali terdapat pada penderita tumor Pancoast sehingga diagnosa klinis tumor Pancoast sering kali menuju ke arah kelainan neurologis atau muskuloskeletal sebelum melihat gambaran radiologis. Oleh karena itu gambaran radiologis memegang peranan penting pada konfirmasi diagnosa penyakit ini.
6

DEFINISI Tumor pancoast adalah tumor ganas primer pada paru berupa suatu perselubungan atau massa yang terletak di apex pada salah satu paru kiri atau kanan. Disebut juga sebagai tumor paru sulcus superior. Tumor ini ditemukan oleh Henry Pancoast seorang radiolog pada tahun 1932. Tumor Pancoast berasal dari batas atas paru. Tumor tersebut akan membentuk jaringan abnormal di apex paru yang akan lebih nyata menginvasi dinding dada serta struktur di sekitarnya, dibandingkan dengan struktur paru itu sendiri. Karsinoma di sulcus superior paru akan menyebabkan Pancoast Syndrome yang ditandai dengan nyeri pada daerah bahu dan menjalar sepanjang persarafan saraf Ulna pada lengan, atrofi lengan, sindroma Horner, serta kompresi pada pembuluh darah yang dapat disertai dengan edem. Tumor Pancoast akan menginvasi struktur di sekitarnya seperti : jaringan limfe, plexus brachialis, nervus intercostalis serta iga itu sendiri, serta saraf simpatis yang keluar di daerah sekita tumor. Pancoast Tumor sebagian sebagian besar oleh NSLC dengan variasi oleh squamous cell carcinoma dan adenocarcinoma. SLC hanya sedikit sekali dijumpai pada tumor ini (35%).

ETIOLOGI Faktor resiko tumor pancoast sama dengan penyebab kanker paru pada umumnya seperti merokok, paparan asap (perokok pasif), asbes serta bahan-bahan kimia ataupun industri lainnya.

EPIDEMIOLGI Tumor Pancoast lebih jarang dijumpai dibandingkan kanker paru lainnya. Pada kasuskasus terakhir, kemunculan tumor Pancoast bervariasi dari 1 3% dari seluruh kanker paru. Pancoast tumor lebih sering mengenai orang kulit hitam daripada orang berkulit putih. Biasanya terdapat pada pria dibandingkan wanita dengan perbandingan 2:1, karena kaitannya dengan rokok. Tumor ganas paru ini biasanya mengenai individu usia 40-70 tahun, puncaknya pada usia 50-70 tahun. Hanya 2% kasus terdapat pada individu dibawah 40 tahun. Masalah utama pada tumor Pancoast adalah keterlambatan dalam diagnosis. karena dalam stadium awal tidak dapat terlihat kelainan pada foto toraks serta mempunyai kemiripan
7

gejala dengan penyakit otot dan saraf lainnya, dan apabila pada pasien telah menunjukkan gejala, berarti tumor telah hampir menginvasi struktur sekitarnya.

PATOFISIOLOGI Massa di sulkus superior adalah perluasan dari tumor paru-paru, yang sebagian besar terletak di luar paru-paru dan melibatkan dinding dada, saraf, batang bawah pleksus brakialis, rantai simpatis, ganglion stellata, rusuk, dan tulang. Kebanyakan dari tumor Pancoast adalah squamous cell carcinoma atau adenocarcinoma. Hanya 3 5% yang merupakan small cell carcinoma. Karsinoma sell skuamous terjadi lebih sering, walaupun tipe sel yang besar dan tidak terdiferensiasi juga sering. Adenocarcinoma kadang-kadang ditemukan di lokasi ini dan dapat pula merupakan metastasis. Keterlibatan dari nervus phrenicus atau nervus laringeus rekurens atau obstruksi vena cava superior tidak mewakili gambara tumor Pancoast klasik.

GEJALA Walaupun pancoast tumor adalah tumor paru-paru, namun ia jarang menimbulkan gejala yang berhubungan dengan paru-paru (batuk, batuk berdarah, dan sesak nafas) karena letaknya di daerah perifer paru. Apabila gejala tersebut terjadi pada orang dengan pancoast tumor, maka prognosa orang tersebut sangat buruk. Gejala-gejala yang dapat dihasilkan tumor Pancoast menyerupai penyakit-penyakit neurogenik dan mukuloskeletal. Gejala yang biasa ada pada tumor Pancoast adalah: Gejala awal yang biasa dijumpai adalah nyeri lokal pada daerah bahu atau daerah skapula yang dekat dengan vertebra. Penjalaran sakit kemudian dapat berlanjut sepanjang persarafan nervus Ulnaris meliputi lengan sebelah dalam, siku, sampai ke jari kelingking dan jari manis (C8). Sakit yang dirasakan berlangsung terus menerus dan biasanya memerlukan narkotika untuk meringankan nyeri. Penderita sering harus menopang sikut yang sakit dengan tangan yang sehat untuk mengurangi penekanan pada bahu dan lengan atas. Lengan dapat menjadi lemah dan atrofi serta timbul parasthesia. Dapat dijumpai pula hilangnya refleks triceps.

Jika tumor telah mengenai saraf simpatis dan ganglion stelata maka dapat menyebabkan sindroma Horner yang akan terjadi pada sisi ipsilateral dari wajah dan extremitas atas. Gejala-gejala dari sindroma horner adalah ptosis (kesulitan dalam mengangkat kelopak mata/kelopak mata terkulai), miosis pupil ( pupilnya mengecil
8

oleh karena kontriksi pupil), dan anhidrosis ( kulit yang kering karena kurangnya sekresi kelenjar keringat), orbita tertarikke dalam (enophthalmus). Otot dari tangan menjadi lemah dan atrofi. Iga pertama dan kedua atau tulang belakang bisa dilibatkan oleh penyebaran tumor sehingga menyebabkan rasa nyerinya menjadi semakin hebat. Sindroma vena cava juga dapat terjadi walaupun jarang ditemukan. Sindroma vena cava menyebabkan disfagia, sesak nafas, wajah dan extremitas atas menjadi bengkak.

DIAGNOSIS Diagnosis dengan pemeriksaan sitologi pada sputum pasien sangat jarang membantu. Pada awalnya, tumor Pancoast didiagnosa secara histologis menggunakan hasil dari biopsi transthoracic needle. Diagnosa melalui bronchoscope tidak terlalu membantu karena sebagian besar dari tumor ini terletak perifer. Pemeriksaan hati, tulang, dan otak dilakukan untuk menentukan keberadaan dari ada tidaknya metastasis. Lebih dari 90% pasien dapat didiagnosa dengan tepat berdasarkan klinis, penemuan radiologis dan Biopsy dari tumor. Hasil dari biopsy jarum melalui supraclavicula atau segitiga posterior berhasil memastikan diagnosa dan menggambarkan tipe sel sebelum pengobatan. Walaupun diagnose klinis relatif sederhana, biopsy jaringan masih perlu dilakukan.

STAGING Stadium/staging digunakan untuk menentukan lokasi dari tumor dan metastasenya. Stadium pancoast tumor diketahui dengan menggunakan klasifikasi Tumor, Nodule, dan Metastase (klasifikasi TNM). CT dan MRI jaringan otak disarankan untuk dilakukan karena tidak jarang terjadi metastasis ke otak. Staging tumor juga bisa didapatkan dari biopsi nodus limfatikus di leher yang teraba, atau dapat juga dilakukan mediastinoskopi. Pemeriksaan tulang dan hati juga dilakukan untuk menentukan penyebaran tumor. PET (Positron Emission Tomography) juga dapat dilakukan dalam membantu indentifikasi nodus limfatikus yang terkena dan seberapa jauh penyebaran dari kanker. Tumor (T) menunjukkan lokasi dan ukuran dari tumor primer (Pancoast tumor), sebenarnya stadium minimal untuk pancoast tumor adalah T3N0M0, dimana dalam hal ini T3 memperlihatkan tumor dalam berbagai ukuran yang menyerang pleura visceral sampai pleura parietal dan dinding dada. Pancoast tumor diidentifikasikan sebagai T4 ketika tumor dengan
9

berbagai ukuran menyerang mediastium, cervical, struktur pembuluh darah, saraf, esophagus, dan trachea. Metastasiss perifer merupakan sinyal prognosis buruk, dan operasi merupakan kontraindikasi dalam kasus tersebut. Nodule (N) menunjukkan keterlibatan kelenjar limfe regional. N0 menunjukkan kelenjar limfe regional tidak ikut terlibat. N1 menunjukkan bahwa tumor mencapai nodus daerah ipsilateral dari peribronchial atau hilus. N2 menunjukkan penyebaran tumor ke nodus ipsilateral dari mediastinum dan atau subcarina. N3 menunjukkan penyebaran tumor kearah nodus kontralateral dari hilus di mediastinum dan supraclavicular baik ipsilateral maupun kontralateral. Metastase (M) menunjukkan ada atau tidak adanya metastase dari tumor primernya. M0 menunjukkan tidak adanya metastase dari tumor. M1 menunjukkan adanya metastase ke organ otak, tulang dan hati. Semua M1 menunjukkan stadium 4 dari tumor. Metastase perifer menunjukkan prognosa yang buruk dan merupakan kontraindikasi untuk dilakukannya pembedahan. Secara keseluruhan stadium tumor (stadium 1-4) tergantung dari kombinasi klasifikasi T,N,M. Apabila ada perluasan dari tumor yang tidak dapat disebutkan ciri-cirinya maka disebutkan sebagai TxNxMx. 5 year survival rate (%) Stage IA IB IIA IIB IIB IIIA TNM T1N0M0 T2N0M0 T1N1M0 T2N1M0 T3N0M0 T3N1M0 T1-2-3N2M0 IIIB T4N0-1-2M0 T1-2-3-4N3M0 IV TN-M1 Clinical Stage 61 38 34 24 22 9 13 7 3 1 Surgical-PA Stage 67 57 55 39 38 25 23 <5 <3 <1

Mediastinoskopi digunakan dalam staging untuk melukiskan metastase ke kelenjar getah bening mediastinum. Mediastinoskopi cervical diindikasikan untuk lesi pada paru kanan; suatu prosedur Chamberlain (mediastinoskopi kiri interpasial) diindikasikan untuk lesi pada paru kiri. Umumnya, mediastinoskopi dilakukan jika kelenjar getah bening terlihat lebih
10

besar dari 1 cm pada CT scan, karena keakuratan hasil CT scan untuk memprediksi keterlibatan metastasis pada kelenjar getah bening yang membesar hanya 70%. Sebaliknya, jika CT scan tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening, pasien dianggap dapat dioperasi. Jika nodul dalam mediastinum terbukti positif, maka prognosisnya buruk. Pengecualian terhadap aturan ini adalah lesi lobus atas dengan nodul positif pada sisi kanan trakea saja. Jika terdapat pada ruas ini, penyebaran dianggap lokal, dan tumor tersebut masih dapat dioperasi.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI Xray / Foto Rontgen / konvensional Pada stadium awal, tumor Pancoast sulit dikenali pada foto polos thorax karena apex paru merupakan tempat yang sulit untuk dihasilkan gambar yang jelas pada foto polos thorax. Banyaknya bayangan yang dihasilkan struktur sekitar membuat gambar yang dihasilkan saling bertumpukan/superposisi. Banyak pasien pada awalnya berkonsultasi dengan ahli bedah ortopedik maupun ahli saraf. Hal ini dapat ditanggulangi dengan menggunakan posisi pemeriksaan top lordotik dengan arah sinar AP. Teknik foto dengan posisi top lordotik AP akan membuka superposisi alat2 yang ada di apex sehingga paru di daerah tersebut lebih mudah untuk dinilai. Kesuraman paru yang terlihat pada foto dapat di sebabkan oleh bermacam-macam hal. Penebalan pleura pada apex paru merupakan salah satu gambaran yang menyerupai pancoast tumor. Sebuah Apical caps jangan disalah tafsirkan sebagai tumor Pancoast. Apical Caps adalah lesi yang menyerupai topi pada apex paru, mempunyai bentuk seperti bulan sabit, biasanya irregular, dan bilateral serta asimetrik. Kepentingan dari temuan ini tidak signifikan tapi dapat menggambarkan sebagai fibrosis intrapulmoner dan pleura yang menarik lemak ekstrapleura atau dapat juga disebabkan oleh iskhemi kronik yang menghasilkan pembentukan plak hialin pada pleura pars visceralis. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini juga dapat terlihat pada hematom hasil dari rupture aorta atau pada penumpukan cairan lain yang berkaitan dengan infeksi atau tumor, diluar pleura pars parietalis maupun diantara kedua pleura. Jika asimetris, kesuraman pada pleura apex dapat menandakan tumor Pancoast, dan penting untuk melihat tulang belakang serta iga yang berdekatan. TBC merupakan salah satu penyakit yang sering terlihat pada apex paru. Lesi TBC dapat berupa konsolidasi, dengan kavitas multiple, dan bercak infiltrat.
11

Pancoast Tumor sendiri merupakan karsinoma pada apex paru apapun histologinya. Tumor tersebut mempunyai kecenderungan untuk menginvasi pleura pars parietal dan jaringan lunak pada dasar dari leher. Istilah Pancoast Tumor mengacu pada sindrom dari gejala-gejala dan tanda-tanda yang dihasilkan termasuk nyeri pada lengan, paresis dari saraf simpatis pada sisi yang sama. Tumor ini biasanya tidak jelas pada stadium awal, mengikuti bentuk dari pleura di apex dan disalahartikan sebagai penebalan pleura postinflamasi yang umum terjadi di daerah ini. Hasil foto dapat memperlihatkan lesi : Gambaran radioopak asimetris/unilateral di puncak paru dalam bentuk bercak homogen dari jaringan atau penebalan pleura di apex salah satu paru plak tipis pada apex paru di area sulcus superior masa yang berukuran besar, tergantung pada stadium saat pertama kali terdiagnosa Saran untuk melakukan foto top lordotik sangat dianjurkan untuk menunjang dokter yang akan mendiagnosis. Hasil foto polos thorax juga dapat memperlihatkan bahwa tumor telah menginvasi satu atau lebih iga atau sebagian dari vertebra. Destruksi tulang dari 1-3 iga kadang terlihat pada hasil rontgen. Infiltrasi terhadap iga dan vertebra dapat menjadi bukti terlihatnya tumor Pancoast pada foto polos thorax. Maka gambaran yang terlihat berupa : Invasi ke dinding dada. Destruksi iga yang berdekatan dengan nodul di paru menandakan invasi ke dinding dada. Metastasis ke iga. Menyebabkan destruksi tulang yang tampak litik. Pembesaran mediastinum mungkin dapat terlihat jelas.

12

Gambar 1: Pada foto torak posisi PA diatas terlihat massa tumor di daerah apex paru kiri berupa suatu perselubungan radioopak, dan terlihat destruksi iga 2 dan 3. Kombinasi dari terdapatnya massa di daerah apex paru dan adanya destruksi iga adalah karakteristik pancoast tumor.

Computed Tomography (CT Scan) CT Scan dilakukan pada daerah leher, dada, dan abdomen atas. Pada CT Scan dapat terlihat : Destruksi iga. Invasi tumor pada pleksus brakialis, mediastinum (berupa mediastinal adenopati), dan pada dinding dada. struktur dari vena cava, trakea, dan esofagus. Pemeriksaan dengan CT Scan ini paling baik untuk melihat destruksi iga. Kontras yang digunakan dalam pemeriksaan dengan CT Scan ini dapat

memperlihatkan keterlibatan pembuluh darah subclavia. Kelebihan CT Scan daripada MRI adalah dalam hal evaluasi kelenjar getah bening di daerah mediastinum yang terlibat akibat adanya tumor, harganya yang lebih murah dan pemeriksaannya yang lebih mudah didapatkan.

Gambar 2: Pancoast tumor pada CT Scan potongan axial terlihat massa tumor menyerang pleksus brakialis di apex paru kiri.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI sangat akurat dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya dalam menilai invasi Pancoast tumor pada dinding dada dan pleksus brakialis, memeriksa struktur

pembuluh darah, bahkan anatomi apeks paru dapat terlihat lebih bagus dengan MRI karena saraf dari pleksus brachialis dan pembuluh darah bertemu pada apeks paru.

13

Keuntungan dari MRI adalah tidak menimbulkan artefak dan mengidentifikasi pembuluh darah secara akurat. MRI juga menggunakan kontras yang bagus dan lebih akurat daripada metode lainnya dalam membuktikan sesuatu. Dibandingkan dengan CT Scan , MRI lebih akurat dalam melihat perluasan pancoast tumor pada tulang belakang, pleksus brakialis, dan arteri subclavia. Keuntungan ini penting karena perluasan pada tulang belakang dan pleksus brakialis adalah kontraindikasi untuk dilakukannya tindakan pembedahan.

Gambar 3: Pancoast tumor pada potongan axial T1-weighted menunjukkan kompresi tulang belakang karena luasnya massa tumor

Gambar 4: Pancoast tumor pada MRI potongan sagital spinecho T2-weighted menunjukkan kolaps tulang belakang dan kompresi dari C7, T1, dan T2 karena massa tumor.

14

Gambar 5 : Pancoast tumor pada MRI potongan sagital gradien-echo T2-weighted menunjukkan adanya massa tumor yang mengenai C7, T1 dan T2 dengan kolaps dan kompresi tulang belakang yang cukup berat.

Gambar 6: Pancoast tumor pada MRI potongan coronal T1weighted menunjukkan destruksi tulang belakang.

Ultrasonografi(USG) Beberapa menganjurkan bahwa semua pasien dengan pancoast tumor seharusnya menjalani pemeriksaan USG. Tujuan dilakukannya USG ini adalah untuk menentukan stadium dari pancoast tumor. Penggunaan USG mendekati daerah supraclavicular berguna untuk menuntun aspirasi jarum.

Radionuklir (PET Scanning) Pet scanning dapat mendeteksi luasnya metastase, menentukan stadium dan keterlibatan kelenjar getah bening dan mediastinum. Pemeriksaan dengan radionuklir ini harus ditunjang dengan pemeriksaan lainnya seperti CT Scan dan MRI.
15

Arteriogram Arteriogram atau venogram adalah pemeriksaan menggunakan sinar x yang diambil setelah injeksi kontras ke dalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan tumor Pancoast, jarang didapatkan gambaran dari keterlibatan arteri atau vena di bawah klavikula. Oleh karena itu arteriogram atao venogram bisa turut membantu pemeriksaan.

PEMERIKSAAN LAINNYA Biopsi Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan pada hampir seluruh kelainan. Dokter dapat membuat diagnosis pada 95% pasiennya berdasarkan biopsi jarum perkutan, baik dengan bantuan fluoroskopi maupunya yang dipandu oleh CT. Walaupun lebih dari 90% pasien dapat didiagnosa dengan benar berdasarkan klinis dan penemuan radiologis, open biopsi dari tumor untuk konfirmasi dapat dilakukan melalui insisi supraklavikula. Diagnosa pasti sangat penting sebelum melanjutkan terapi dari tumor Pancoast. Hasil dari biopsi jarum juga berguna dalam menentukan tipe cell sebelum pengobatan. Walaupun diagnosa klinis relatif simpel, pelaksanaan biopsi jaringan selalu dibutuhkan.

Bronkoskopi Bronchoskopi dapat membantu mengevaluasi trakea dan kavitas bronkial. Tetapi, karena kebanyakan dari tumor Pancoast terbentuk di daerah perifer dari paru, bronkoskopi biasanya tidak membantu dokter dalam menentukan diagnosa. Diantara yang lainnya, CT Scan dan MRI otak direkomendasikan untuk penilaian awal

pada Pancoast tumor ini karena metastase jauhnya sampai ke otak adalah sering terjadi dan diagnosa dengan kedua alat ini dapat menentukan stadiumnya.

DIAGNOSA BANDING Tuberculosis Sindrom cervical Metastase keganasan Limfoma Infeksi oleh jamur
16

TERAPI Terapi dengan obat-obatan adalah terapi tambahan pada pancoast tumor. Pada pasien dengan penyebaran Pancoast tumor, terapi dengan obat-obatan (antineoplastik agent) wajib diberikan untuk mengurangi rasa sakit, menghambat pertumbuhan dan proliferasi dari sel, mengurangi remisi, dan mencegah komplikasi. Semua pasien dengan pancoast tumor yang menyerang pleura parietal dan dinding dada seharusnya menjalani pembedahan. Pengobatan dengan pembedahan adalah pilihan untuk membuang keseluruhan tumor, caranya yaitu dengan reseksi dinding dada dikombinasikan dengan lobektomi. Syarat dilakukannya pembedahan adalah tidak adanya metastase, status cardiopulmonary mengijinkan untuk dilakukannya pembedahan, dan tidak adanya perluasan tumor ke daerah mediastinum. Radiasi dan kemoterapi memberikan manfaat dan mengontrol system simpatis. Induksi kemoradioterapi atau neoadjuvant dianjurkan pada pasien dengan tumor yang tidak dapat direseksi. Pembedahan dilakukan 2-6 minggu setelah terapi radiasinya selesai. Untuk tumor yang menyerang pleksus brakialis, tulang belakang, atau keduanya, pilihan terapinya adalah kombinasi thoracic-neurosurgical.

17

BAB III PENUTUP

Tumor pancoast adalah tumor yang spesifik berada di apex paru. Dengan tempat yang spesifik dan gejala-gejala yang timbul kita dapat mendiagnosa tumor Pancoast dengan baik. Pemeriksaan CT dan MRI serta rontgen dapat dilakukan dalam membantu diagnosa. Dengan kemajuan teknolig alat-alat kedokteran, kita dapat mendiagnosa tumor Pancoast lebih awal ataupun saat telah menginvasi dinding dada. Diagnosa dini penting dalam tumor Pancoast yang bersifat invasif. Kemiripan gejala dengan kelainan neurologis ataupun muskuloskeletal menjadi alasan pentingnya memahami gambaran tumor Pancoast. Destruksi iga menjadi salah satu bukti penting dalam membuat diagnosa. Destruksi iga lebih sering digambarkan dengan baik oleh CT tetapi MRI juga memiliki kelebihan lain dalam hal memperlihatkan adanya hubungan tumor dengan saraf sekitar. Jadi tumor Pancoast dapat didiagnosa dengan tepat bila kita dapat memanfaatkan fasilitas kedokteran yang tersedia saat ini dan mengerti dengan benar gejala-gejala yang timbul.

18

DAFTAR PUSTAKA

1.

Palmer, P.E.S et al. Petunjuk Membaca Foto untuk Dokter Umum. Alih bahasa : L. Hartono. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 1995.

2.

P. Naidich, David, et al. Computed Tomography and Magnetic Resonance of the Thorax. Lippinscott Williams & Wilkins. Philadelphia : 2007.

3.

Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta : 2009. S. Fauci, Anthony, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine 17th ed. McGrawHill. USA : 2008. Sutton, David. Textbook of Radiology and Medical Imaging volume 1 7th ed. Churchill Livingstone. New York : 2003

4.

5.

6. 7.

Patel Pradip R. Lecture Notes Radiologi. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta: 2006. Pancoast Tumor-Radiology. (online) Diakses 18 Nov 2011. Diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/359881-overview 8. Pancoast Tumor article. (online) Diakses 18 nov 2011. Diunduh dari

:http://www.emedicinehealth.com/pancoast_tumor/article_em.htm

19

LAMPIRAN

Gambar 1. Foto Pa Thorax normal

Gambar 2. Foto Lateral Thorax normal

Gambar 3. Radiasi fibrosis Rontgen dada menunjukkan penebalan pleura Posteroanterior asimetris kanan apikal

Gambar 4. Apical Caps

20

Gambar 5. Foto AP thorax dengan diagnose TBC pulmonal lanjut Tampak infiltrate tersebar di kedua paru dengan kavitas pada apex paru kanan.

Tumor Pancoast dapat mengenai strukturstruktur tersebut. nyeri bahu sejati biasanya sepanjang distribusi C5, sedang ngeri acromioclavicular biasanya seepanjang C4.

Tampak gambaran pasien memegan siku lengan yang sakit. Gambaran struktur sekitar apex paru.

21

ptosis pada penderita sindrom Horner

Gambaran foto polos tumor Pancoast

22

23

Gambaran CT scan tumor Pancoast

24

Gambaran MRI tumor Pancoast

25

Operable Pancoast tumor. Sagittal contrast-enhanced T1-weighted image. Invasi pada akar saraf T1, plexu brachialis belum terkena

Inoperable Pancoast tumor. Sagittal contrast-enhanced T1-weighted image. Plexus brachialis sudah terkena

26

Anda mungkin juga menyukai