Bismillahirohmanirrahim
Gegarane wong akrami dudu bondo ,dudu rupo anamung ati pawitane ,luput pisan ,yen kena
pisan yen angel, angel k alangkung tan kena tinombo arto
“pada hakekatnya pernikahan itu bukan karena harta benda .juga bukan karena ketampanan
atau kecantikan.sesekali terlepas sesekali mendapat.jika mudah teramat mudah jika sulit
teramat sulit dan tidak bisa si gantikan dengan harta”
ALLAH maha luhur berfirman dalam kitabNYA “Istri-istrimu merupakan lahan tempat
bercocok tanam,maka datangilah lahan tempat bercocok tanamu sesuai seleramu.Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu ,dan bertaqwalah kepada ALLAH serta
ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNYA .wahai Muhammad,berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman itu”
berkenaan dengan firman ALLAH ini ,saya bermaksud membuat tulisan dari sebagian yang
saya ambil dari kitab yang termasuk dalam kekayaan khazanah kitab kuning yaitu :“Qurotul
uyun” dalam kitab ini tidak hanya mengajari pasangan suami istri bergaul …hingga
pergaulan yang paling intim…bahkan juga memuat petunjuk -petunjuk tentang hari-hari baik
untuk melaksanakan perkawinan(hal-hal baik lainnya).namun berbeda dengan aturan “Nogo
Dino” karena dalam kitab ini di sebutkan agak rinci alasan-alasannya.
semoga ALLAH melimpahi Rahmat serta berlipat ganda pula pahala dan di ampuni dosa2
kelak di akhirat kepada Syaih Muhammad al-Tahami bin Madani yang mempunyai karya
yaitu kitab “Qurratul ‘Uyun” yang kemudian di tulis sebagai syarah( uraian penjelasan) bagi
buah karya Syaih Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun ,yang di tulis dalam bentuk
Nadham(Syair).
semoga barokah pula kepada ustad saya Beliau Kyai Basuni yang telah menjadi guru terbaik
saya sehingga 2 tahun yang lalu (tepatnya ketika kelas 3 MAN) saya bisa menghatamkan
kitab “Qurrotul ‘Uyun” ini dengan baik alhamdulillah meskipun jadi santri yang mokong
(bandel)
dalam kitab ini memuat 20 pasal (mungkin hanya akan saya tuliskan hanya beberapa pasal
saja) di dalam kitab ini memuat tentang beberapa hadist dan nasehat dalam mebina Rumah
Tangga.yaitu mulai dari keutamaan menikah,memilih seorang calon istri,masalah tata krama
dalam berhubungan intim(sex)
dengan seorang istri dan beberapa masalah yang berkaitan dengan tangung jawab seorang
suami untuk membina rumah tangga yang Islami.nasehat-nasehat tentang tata krama
mengadakan pesata perkawinan dan beberapa hal negatif yang muncul dalam pesta dan
perkawinan itu sendiri,sehingga hal itu perlu di waspadai agar tujuan kita dalam membina
berumah tangga tidak menyimpang dari niat ibadah mengikuti sunnah Rosulullah
SAW.sehingga perkawinan yang mestinya sarat dengan nilai-nilai ibadah dan termasuk
perbuatan muliau itu tidak kehilangan jati dirinya dan tidak menjadi pemicu terkikisnya
keteguhan iman dalam mensikapi kehidupan ini
OK deh klo mau tahu serta mempelajari kitab ini secara mendalam tafadhol membeli
kitabnya atau membeli buku terjemahannya (banyak di toko-toko buku) semoga kita semua
menjadi hamba-hambaNYA yang beriman serta banyak bersyukur ,,, tak lepas pula semoga
saya dan kita semua mendapat pasangan dan teman hidup yang kekal ila akhiru zaman
……..aminnn ya ROBB
PASAL PASAL
pasal 17 tentang tata kerama orang yang hendak bersetubuh dua kali dan hal-hal yang perlu
di
perhatikan dalam bersetubuh
pasal 18 sumai istri harus saling memuliakan dan saling menghormati
pasal 19 kewajiban suami terhadap istri dan seluruh anggota keluarganya dalam membina
rumah tangga.
pasal 20 suami dan istri wajib mendidik anaknya agar menjadi anak yang berbudi luhur
Demikian yang tertulis di atas adalah pasal-pasal yang ada di dalam kitab Qurratul ‘uyun
semoga tulisan ini dapat memicu semangat kita dalam menyempurnakan setengah dien yaitu
memuwudkan perkawinan yang sakinah,mawadah,warahmah namun secara ISLAMI
tentunya
di sini saya tidak akan menuliskan semua pasal-pasal secara terperinci maklum saya
kan masih kecil(pemikiran gede) jadi agak malu-malu untuk menuliskan hal-hal yang
di anggap sangat intim sekali heheheh terlepas dari itu semua semoga karya tulisan saya ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya ,,,aminnn
NIKAH DAN HUKUMNYA
hukum menikah itu sangat tergantung pada keadaan orang yang hendak melakukan tadi,jadi
hukum nikah itu dapat di klasifikasikan sebagai berikut
1.wajib.yaitu apabila orang yang hendak menikah telah mampu sedang ia tidak segera
menikah amat di
khawatirkan akan berbuat zina
2.sunnah ,yaitu mana kala orang yang hendak menikah menginginkan sekali punya
anak,tetapi ia
mampu mengendalikan diri.dari perbuatan zina,baik ia sudah berminat menikah atau
belum.walaupun
jika menikah nanti ibadah sunnah yang sudah biasa ia lakukan akan terlantar
3.makruh,yaitu apabila orang yang hendak menikah belum berminat punya anak,juga belum
pernah
menikah sedangkan ia mampu menahan diri dari berbuat zina.padahal ia menikah sunnahnya
terlantar.
4.mubah,yaitu apabila orang yang hendak menikah mampu menahan gejolak nafsunya dari
berbuat
zina.,sementara ia belum berminat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah
sunnahnya
tidak sampai terlantar
5.haram,yaitu bagi orang yang apabila ia kawin,justru akan merugikan istrinya karena ia
tidak mampu
memberi nafkah lahir dan nafkah bathin.atau jika menikah ia akan cari mata pencaharian
yang di
haramkan ALLAH walaupun orang tersebut sudah berminat menikah dan ia mampu menahan
gejolak
nafsunya dari berbagai zina.padahal.
bahwa hukum menikah tersebut juga berlaku bagi kaum wanita. Ibnu Arafah
menambahkan,bahwa bagi wanita hukum menikah itu wajib,apabila ia tidak mampu mencari
nafkah bagi dirinya sendiri sedangkan jalan satu-satunya untuk menanggulangi adalah
menikah .
“Ada serorang laki-laki,ia bernama ukaf,datang menghadap Nabi SAW maka nabi SAW
bertanya kepadanya:
“Wahai ukaf apakah engkau sudah beristri?”
ukaf menjawab “belum”nabi bertanya lagi:
“apakah kau punya seorang budaj perempuan”?
ukaf menjawab “tidak” lantas nabi bertanya lagi:
“adakah kau orang yang pintar mencari rizky’?
ukaf menjawab “iya” nabi bersabda:
“kau adalah termasuk kawan-kawannya syaitan.Seandainya kau itu orang beragama
Nasrani ,tentulah menjadi pendeta (rahib) mereka.sesungguhnya orang yang termasuk
mengikuti sunahan itu adalah orang yang menikah.seburuk-buruk kalian adalah orang-orang
yang sedang membujang.dan orang yang mati di antara kalian yang paling hina.adalah
orang yang mati membujang “
nabi SAW bersabda dalam sabda yang sudah termashur
“Wahai kaum muda,barang siapa telah mampu membiayai biaya perkawinan maka
hendaklah ia kawin saja.karena sesungguhnya kawin itu lebih bisa memejamkan (menjaga
dari maksiat) mata ,dan lebih bisa menjaga(maksiat)kemaluan.da barang siapa belum
mampu kawin maka sebaiknya berpuasa.sebab puasa itu mampu menjadi perisai(gejolak
nafsu) dirinya”
“Siapa saja yang menikah, ia telah menguasai separuh agamanya. Hendaklah ia bertakwa
(kepada Allah) atas separuh yang lain”
“Barang siapa yang menikah karena ALLAH ,dan menikahkan (putra putrinya) karena
ALLAH maka ia berhak menjadi kekasih ALLAH.”
“Menikah adalah sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia bukan termasuk
ummatku. Menikahlah karena aku akan senang atas jumlah besar kalian di hadapan umat-
umat lain. Siapa yang telah memiliki kesanggupan, menikahlah. Jika tidak, berpuasalah
karena puasa itu bisa menjadi kendali” (Riwayat Ibn Majah, lihat: Kasyf al-Khafa, II/324,
no. hadis: 2833).
dan masih banyak lagi hadist2 lain yang berkaitan dengan menikah
“Dunia ini medan untuk bersenang-senang .dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah
wanita yang berakhlaq mulia”
“Siapa yang dianugerahi istri shalihah, sungguh ia telah dibantu dalam separuh urusan
agama, maka bertakwalah (kepada Allah) atas separuh yang lain”. (Riwayat Ibn al-Jawzi,
lihat: Kasyf al-Khafa, II/239, no. hadis: 2432).
“sebaik-baik istri umatku adalah yang paling berseri-seri wajahnya dan paling
sedikit(sederhana)maskawinnya”
bahwa tujuan menikah adalah untuk kesinambungan generasi dan agar ummat manusia tetap
exis di muka bumi.islam menganjurkan menikahi wanita yang masih produktif dan tidak
mandul
“menikahlah kalian dengan wanita yang banyak cinta kasih sayangnya terhadap suami lagi
masih produktif(tidak mandul).karena sesungguhnya aku akan berlomba dengan para nabi
yang lain dalam memperbanyak umat kelak pada hari kiyamat”
Nabi SAW pernah bertanya kepada Zaid bin Tsabit:”Apakah kamu sudah menikah wahai
Zaid”?
Zaid menjawab”belum” maka nabi SAW bersabda menikahlah kamu niscaya kamu akan
terpelihara(dr maksiat)di samping pengupayaanmu dalam menjaga diri/dan kamu jangan
sampai beristri lima orang wanita berciri-ciri berikut ,Zaid bertanya lagi :siapakah mereka
itu wahai Rosul? Rasulallah SAW menjawab :wanita yang kebiri-biruan matanya,wanita
yang tinggi kurus,wanita yang membelakangimu dan wanita beranak”
maka Zaid bertanya lagi:saya belum faham sedikitpun dengan apa ang engkau sabdakan ya
Rasulallah?”
“maksudnya perempuan yang kebiru-biruan matanya itu adalah perempuan yang jorok
ucapannya,dan perempuan yang tinggi badannya tetapi kurus(tidak seimbang).dan
perempuan tua yang monyong pantatnya dan perempuan pendek yang menjadi sasaran
cercaan (,karena tidak serasi).dan juga wanita yang membawa anak dari suaminya yang
selain kamu.
demikianlah sungguh penjelasan Rasulallah dalam mendidik umatnya untu selalu berhati-hati
bahkan ketika memilih calon istri yang produktif
Mu’adz bin Jabal r.a pernah berkata “Sholat (sekali) di kerjakan oleh orang yang sudah
menikah itu lebih umata dari pada empat puluh kali sholat yang di kerjkan orang yang tidak
berumah tangga”
Abdullah bin Abbas r.a pernah pula berkata“kawinlah kalian karena sesungguhnya(ibadah)
sehari saja di kerjakan oleh orang yang berumah tangga adalah lebih baik(banyak
pahalanya) dari pada (ibadah) seribu tahun(sebelum berumah tangga)”
sungguh begitu utamanya menikah sehingga Rasulallah sangat menganjurkan serta begitu
mulianya pula ibadah orang yang menikah di hapadan ALLAH SWT.
a.kesinambungan generasi
menikah itu mempunyai beberapa faidah di antaranya mendapatkan keturunan dalam hidup.
“Adakanlah temu penganten kalian ,pada malam hari .Dan adakanlah jamuan makan
(syukuran resepsi pernikahan)pada waktu dhuha”
bagi suami yang hendak bersetubuh hendaklah menghindari hari-hari berikut ini :
Di samping hari tersebut ada pula hari-hari yang sebaiknya di hindari untuk mengerjakan
sesuatu yang di anggap penting yaitu hati sabtu dan hari selasa.
tentang hari sabtu itu Nabi pernah di tanya oleh salah satu sahabat naka Nabi bersabda:
mengapa hari tersebut di katakan penipuan sebab pada hari itu orang2 berkumpul di gedung
“al-nadwah” untuk merembuk memusnahkan dakwah Nabi SAW .wallahu`alam
“Hari selasa itu adalah hari di mana darah pernah mengalir.sebab pada hari itu ibu Hawa
pernah haid,putera nabi Adam as pernah membunuh saudara kandungnya
sendiri,terbunuhnya Jirjis,Zakaria dan yahya as.kekalahan tukang sihir Fir’aun.di vonisnya
Asiyah binti Muzaim permaisuri fir’aun.dan terbunuhnya sapinya bani israil”
adapun imam Malik berpendapat “jaganlah anda menjauhi sebagian hari-hari di dunia ini
,tatkala anda hendak melakukan sebagian tugas pekerjaanmu.kerjakanlah tugas-tugas itu
pada hari sesukamu.sebab sebenarnya hari-hari itu semua adalah milik ALLAH.tidak akan
menimbulkan malapetaka dan tidak pula bisa membawa manfaat apa-apa”
adalah lebih afdhol pula jika melakukan hubungan sex pada hari ahad dan jum`at .nabi
SAW.bersabda:
“hari ahad itu adalah hari yang tepat untuk menanam,dah hari untuk memulai
membangun.karena ALLAH memulai menciptakan dunia ini juga memulai meramaikannya
jatuh paa hari ahad”"hari jum’at itu adalah hari perkawinan dan juga hari peminangan di
hari jum’at itu nabi Adam as menikah ibu Hawa,nabi Yusuf as menikah siti Zulaika.nabi
Musa as menikah dengan puteri nabi syuaib as,nabi sulaiman menikah ratu bilqis”
wallahu`alam bishowab
tersebut di dalam hadits shahih bahwa Nabi SAW. dalam melaksanakan pernikahannya
dengan Sayyidah khodijah dan Sayyhidah Aisyah juga jatuh pada hari jum’at.
D, hari-hari yang seyogayanya di hindari
Tersebutlah dalam Riwayat Alqamah bin Shafwan,dari Ahmad bin Yahya sebuah hadist
marfu’ sebagai berikut;
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan
jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR.
Bukhari)
Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami berdua (suami isteri) dari gangguan
syaithan serta jauhkan pula syaithan itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.
Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam
persetubuhan itu, tidak akan dirosak oleh syaithan selama-lamanya.
Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.
Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan
kedua bibirmu kalimat ini:
Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air.
Apabila seseorang menyetubuhi isterinya pada kemaluannya Melalui Belakang maka mata
anaknya (yang lahir) akan menjadi juling.
“Isteri-isteri kamu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu dari arah mana
saja yang kamu sukai”.
Suami diperbolehkan menyetubuhi isteri dengan apa cara sekalipun (dari belakang, dari
kanan, dari kiri dsb asalkan dilubang faraj).
Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan
syahwat?
Nabi menjawab:
Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat
pahala.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “menjauhkan diri” adalah menjauhkan diri dari
vagina istri, yang artinya tidak melakukan senggama. Ini adalah pendapat Hafshah ra. Dan
Imam Mujahid pun sependapat dengan pendapat Hafshah ra. Tersebut.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab Ausath dari Abu Hurairah secara
marfu’:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa bersetubuh dengan istrinya yang sedang
haid, kemudian ditakdirkan mempunyai anak dan terjangkiti penyakit kusta, maka jangan
sekali-kali mencela, kecuali mencela dirinya sendiri”Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali
berkata, “Bersetubuh di waktu haid dan nifas akan mengakibatkan anak terjangkiti penyakit
kusta.”Imam Ahmad dan yang lainnya meriwayatkan sebuah hadits marfu’ dari shahabat
Abu Hurairarah ra.:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa datang kepada dukun peramal,
kemudian dia mempercayai apa yang dikatakannya, dan menyetubuhi istrinya diwaktu haid
atau pada duburnya, maka dia benar-benar telah melepaskan diri dari apa yang telah
diturunkan kepada Nabi Saw.”
Al-Imam Ghazali mengatakan, bahwa bersenggama makruh dilakukan pada tiga malam dari
setiap bulan, yaitu: pada malam awal bulan, malam pertengahan bulan, dan pada malam
terakhir bulan. Sebab setan menghadiri setiap persenggamaan yang dilakukan pada malam-
malam tersebut.Ada yang berpendapat, bahwa bersetubuh pada malam-malam tersebut
dapat mengakibatkan gila atau mudah stres pada anak yang terlahir. Akan tetapi larangan-
larangan tersebut hanya sampai pada batas makruh tidak sampai pada hukum haram,
sebagaimana bersenggama dikala haid, nifas dan sempitnya waktu shalat fardlu.Selanjutnya
Syekh penazham mengungkapkan tentang keadaan orang yang mengakibatkan ia tidak boleh
bersenggama dalam nazham berikut ini:”Hindarilah bersenggama dikala sedang kehausan,
kelaparan, wahai kawan, ambillah keterangan ini secara berurutan.Dikala marah, sangat
gembira, demikian pula,dikala sangat kenyang, begitu pula saat kurang tidur. Dikala
muntah-muntah, murus secara berurutan, demikian pula ketika kamu baru keluar dari
pemandian.Atau sebelumnya, seperti kelelahan dan cantuk (bekam),jagalah dan nyatakanlah
itu semua dan jangan mencela.”
Sebagaimana disampaikan oleh Imam Ar-Rizi, Bersenggama dalam keadaan sangat gembira
akan menyebabkan cedera. Bersenggama dalam keadaan kenyang akan menimbulkan rasa
sakit pada persendian tubuh. Demikian juga senggama yang dilakukan dalam keadaan
kurang tidur atau sedang susah. Semuanya harus dihindari, karena akan menghilangkan
kekuatan dalam bersenggama.Begitu juga gendanya dijauhi senggama yang sebelumnya
sudah didahului dengan muntah-muntah dan murus-murus, kelelahan, keluar darah (cantuk),
keluar keringat, kencing sangat banyak, atau setelah minum obat urus-urus. Sebab menurut
Imam As-Razi, semua itu akan dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh pelakunya. Demikian
juga hendaknya dijauhi senggama setelah keluar dari pemandian air panas atau sebelumnya,
karena ibu itu dapat mengakibatkan terjangkiti sakit kepala atau melemahkan syahwat. Juga
hendaknya mengurangi senggama pada musim kemarau, musim hujan, atau sama sekali
tidak melakukan senggama dikala udara rusak atau wabah penyakit sedang melanda,
sebagaimana dituturkan Syekh penazham berikut ini: “Kurangilah bersenggama pada musim
panas,dikala wabah sedang melanda dan dimusim hujan.”
Imam Ar-Rizi mengatakan, bahwa orang yang mempunyai kondisi tubuh yang kering
sebaiknya menghindari senggama pada musim panas. Sedangkan orang yang mempunyai
kondisi tubuh yang dingin hendaknya mengurangi senggama pada musim panas maupun
dingin dan meninggalkan sama sekali pada saat udara tidak menentu serta pada waktu
wabah penyakit sedang melanda.Kemudian Syekh penazham melanjutkan nazhamnya
sebagai berikut: “Dua kali senggama itu hak wanita, setiap Jumat, waktunya sampai subuh
tiba.Satu kali saja senggama demi menjaga kesehatan,setiap Jumat bagi suami yang sakit-
sakitan.”Syekh Zaruq didalam kita Nashihah Al-Kafiyah berpendapat, bahwa yang dimaksud
dengan hak wanita adalah senggama yang dilakukan suami bersamanya paling sedikit dua
kali dalam setiap Jumat. Atau paling sedikit satu kali pada setiap Jumat bagi suami yang
cukup tingkat kesehatannya.Shahabat Umar bin Khaththab menentukan satu kali senggama
dalam satu kali suci wanita (istri)(satu kali dalam sebulan), karena dengan begitu suami
akan mampu membuat istrinya hamil dan menjaganya. Benar demikian, akan tetapi
sebaiknya suami dapat menambah dan mengurangi menurut kebutuhan istri demi menjaga
kesehatan. Sebab, menjaga kesehatan istri merupakan kewajiban bagi suami.Sebaiknya
suami tidak menjarangkan bersenggama bersama istri, sehingga istri merasa tidak enak
badan. Suami juga tidak boleh memperbanyak bersenggama dengan istri, sehingga istri
merasa bosan,
bersambung…………….
http://aisasholikha.wordpress.com/risalah-pernikahan-dari-kitab-qurratul-uyun/