Anda di halaman 1dari 3

1. Pertanyaan kelompok 1 ( Hadra Ibrahim ) Apa fungsi penotolan menggunakan pipa kapiler ?

Jawaban : Penotolan menggunakan pipa kapiler yang memiliki diameter lubang yang sangat kecil, hal ini bertujuan agar sampel ekstrak biji ketapang yang ditotolkan pada plat KLT semaksimal mungkin memiliki diameter yang kecil, sehingga tidak menimbulkan hasil noda yang dielusi berekor ataupun menyebar pada saat elusinasi.

2. Pertanyaan kelompok 3 ( Shella Pothian) Pada tahap pengeringan biji buah ketapang apakah sinar UV dapat menembus bagian dalam biji buah ketapang ? Jawaban : Sinar Ultraviolet pada gelombang cahaya matahari tidak dapat menembus ke dalam biji ketapang, namun energi berupa kalor yang terdapat pada sinar Ultraviolet tersebut dapat masuk ke dalam biji ketapang. Hal inilah yang menyebabkan penjemuran terhadap sampel tidak dilakukan di bawah paparan sinar matahari langsung, karena kalor atau panas tersebut dapat merusak senyawa-senyawa yang akan dideteksi atau disari.

3. Pertanyaan kelompok 4 ( Nadia Rahma Kusuma Dewi ) Apa kesimpulan yang dapat diambil dari hubungan antara nilai Rf dengan kepolaran senyawa pada hasil pengamatan sampel simplisia biji buah ketapang ? Jawaban : Pada percobaan ini noda didapatkan memiliki Rf sebesar 0,8 dengan jarak noda sebesar 4,8 cm dan jarak tempuh pelarut sebesar 6 cm. noda yang didapatkan berasal dari fraksinasi menggunakan pelarut nheksana. Eluen yang digunakan adalah campuran antara n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 15 : 1. N-heksana merupakan pelarut yang

memiliki kepolaran rendah dan etil asetat memiliki kepolaran lebih besar dibandingkan, namun dengan campuran anatar kedua pelarut tersebut, menjadikan eluen bersifat nonpolar atau memiliki kepolaran yang rendah. Noda memiliki Rf yang cukup besar dan letak noda adalah dekat dengan batas atas jarak tempuh pelarut. Pada dasarnya, pada eluen yang bersifat non polar, apabila noda semakin di atas batas bawah, maka senyawa tersebut bersifat non polar. Prinsip umumnya adalah like dissolve like. Oleh karena itu eluen non polar akan mengelusi senyawa non-polar. 4. Pertanyaan kelompok 5 ( Pindo Hardika Putri ) Mengapa noda tidak tampak pada penyinaran sinar UV 245 nm dan 366 nm, namun tampak pada saat plat disemprot menggunakan H2SO4 ? Jawaban : Mekanisme secara kimia dengan menggunakan asam sulfat yakni berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata. Asam sulfat juga merupakan pendeteksi semua senyawa yang ada di alam. Asam sulfat bersifat membakar terhadap senyawa yang dideteksi. Sehingga saat disemprotkan, senyawa akan berwarna hitam. 5. Pertanyaan kelompok 6 ( Ivan Satria ) Apa hubungan praktikum yang kita lakukan dengan ilmu kefarmasian ? Jawaban : Pada praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat memahami cara mengolah tanaman yang ada, kemudian diproses sedemikian rupa dan diteliti sehingga didapatkan senyawa yang nantinya diharapkan dapat dijadikan bahan obat yang bermanfaat bagi masyarakat.

Hasil Diskusi Praktikum Metode Pemisahan Kelompok II

Anggota Kelompok

1. Farah Fitriana ( 08.110.151.54 ) 2. Fitri Andriani ( 08. 110.151.72 ) 3. M. Akbar ( 08.110. 152.08 ) 4. Vina Anasthasia S. ( 08. 110.15

Asisten Praktikum

: Devy Agustina Arianto

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN 2010

Anda mungkin juga menyukai