Anda di halaman 1dari 2

Kebanyakan spesies bakeri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada pula bakteri yang tidak

dapat bergerak karena tidak mempunyai flagel (Hastuti, 2006). Flagel merupakan filamen protein helix dengan panjang dan diameter yang sama, dimiliki oleh bakteri patogen untuk bergerak bebas dan cepat (pergerakan berenang). Flagel disusun oleh tiga bagian yaitu filamen, hook (sudut), dan basal body (bagian dasar), Bagian dasar menancap pada membran plasma, disusun oleh suatu tangkai sertasatu atau dua rangkaian cincin yang mengelilinginya dan berhubungan denan membran plasma, peptidoglikan dan pada bakteri gram negatif berhubungan dengan membran luar pembungkus sel. Berdasarkan jumlah dan lokasi pelekatan flagela, tipe flagela pada sel bakteri menampakkan bentuk yang khas. Beberapa jenis bakteri seperti pada Pseudomonas memiliki satu flagela pada bagian salah satu ujung sel yang diebut monotrik. Tipe flagela yang meiliki banyak flagela yang letaknya pada satu ujung sel dikenal sebagai tipe lofotrik. Sedangkan apabila letak flagela pada kedua ujung sel dinamakan tipe amfitrik kelompok enterobakteri motil seperti Salmonella atau Bacillus memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukan sel, yang disebut peritrik. Fungsi umum flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan . Flagela bukan merupakan alat untuk bertahan hdup. Flagela dapat dipisahkan dengan guncangan atau dengan putaran dalam alat pengocok seperti sentrifugal. Sel tetap hidup dan motilitas terjadi dengan pertumbuhan kembali flagela. Sel bakteri berflagela dapat menghampiri sumber nutrisi dan menghindari racun dengan menghampiri suatu kemoreaktan atau meninggalkan senyawa yang tidak diinginkan. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar searah sumbu panjangnya seperti baling-baling putaran flagel dikuatkan oleh arus listrik. Fungsi flagela dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu sistem regulasi sensori umpan balik. Flagela ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam. Untuk membentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya kearah nutrisi (kemotaksis positif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak diinginkan, menyebabkan koordinasi menjadi hilang, berkas flagel mengalami kekacauan, dan sel berputar dan cenderung menjauhi senyawa tersebut. Koordinasi fungsi flagel melibatkan kemoreseptor yang disebut protein peningkat periplasmik, yang berinteraksi dalam proses metilasi suatu protein membran plasma secara spesifik. Adanya kemoreaktan proses metilasi protein tersebut meningkat. Sebaliknya dengan adnya racun atau senyawa yang tidak diinginkan, proses metilasi menurun. Flagelum befungsi juga dalam motilitas pada bakteri. Tidak semua bakteri mempunyai flagelum, banyak spesies basilus dan spirilium memilikinya tapi flagelum jarang dijumpai dalam coccus. Flagelum terlampau kecil untuk dapat dilihat dengan mikroskop cahaya tetapi dengan menggunakan pewarnaan mordan (substansi yang mengikat zat warna pada permukaan) diameternya dapat diperbesar dengan cukup sehingga tampak dibawah mikroskop cahaya (Ristiati:55). Hal ini sesuai hasil praktikum kami pada bakteri coccus tidak memiliki flagel, tidak bergerak dan hanya mengalami gerak brown. Pada hasil praktikum bakteri basil tidak bergerak, mungkin hal ini disebabkan karena bakteri inokulum kami ambil dari medium lebih dari 3 hari, sehingga motiltas bakteri terganggu dengan keadaan medium yang mengalami penumpukan racun/sampah sisa sekresi metabolisme, dehidrasi, nutrisi menyusut. Kebanyakan spesies bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada pula bakteri yang tidak dapat bergerak menggunakan flagel karena tidaka mempunyai flagel (Hastuti, 2006). Pada bakteri yang memiliki flagel polar atau lopotrik pergerakannya hanya sat arah (berputar dalam satu arah) gerakan yang dihasilkannya biasanya tergolong cepat, berputar-putar dan berubah arah, sedangkan yang mempunyai flagel peritrikus akan bergerak berputar-putar menuju ke segala arah. Gerakan yang dihasilkannya biasanya lurus dan lambat pergerakan flagela adalah dengan cara memutar flagela berbentuk heliks. Pergerakan ini dapat disamakan dengan pergerakan memutar ketika membuka botol gabus. Proses ini memerlukan energi dari sel. Beberapa organisme prokariot dapat bergerak walaupun tidak memiliki organ pergerakan atau flagel. Gerakan yang dihasilkan terjadi dengan cara meluncur (menggelinding) dan hanya akan bergerak jika ada kontak dengan suatu permukaan padat. Organisme ini tidak akan bergerak jika terdapat dalam bentuk suspensi di dalam cawan (Noviar, 2001:24).

Kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (Volk&Wheeler, 1983).Untuk mengamati pergerakan bakteri dengan baik dapat dilakukan dengan cara /metode tetesan bergantung. Banyak spesies basilus dan spirilium memiliki flagel, tapi flagel jaang dijumpai pada coccus (Pelczar, 1986). Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, menunjukkan bahwa pada koloni 1 dan koloni 2 tidak ditemukan gerakan bakteri, hanya terdapat gerak brown (gerak/bergetar di tempat) karena adanya energi kinetik yang timbul oleh sel itu sendiri. Jika bakteri yang menggantung dalam cairan terus diamati dengan hati-hati supaya tidak bias antara motilitas dan gerak brown, yang terjadi karena benturan-benturan dengan molekul air pada gerakan brown. Semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain. Sedangkan bakteri yang jelas motil terus menerus menuju ke satu aarh tertentu. Motilitas dapat diamai dengan baik pada biakan yang masih baru (18-24 jam atau kurang) karena bersifat moti. Biakan lama dapat menjadi sangat penuh dengan makhluk hidup yang sudah tidak giat lagi dan bakteri yang telah mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil serta poduksi agen dan produk yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motilitas bakteri pada biakan-biakan yang sudah lama (Volk&Wheeler, 1983).

Sumber: http://desainwebsite.net/pendidikan/gerak-bakteri#ixzz1mdLwbjOH

Anda mungkin juga menyukai