Anda di halaman 1dari 18

PROSES TERJADINYA EREKSI dr. Nur Rasyid Sp.

U Departemen Urologi RSCM- FKUI Bidang Kontap Pria PKMI

Mekanisme Ereksi Sistem Persarafan Ereksi Pada dasarnya mekanisme ereksi terjadi melalui proses neurologis dan hemodinamik yang dikontrol oleh faktor psikologis. Sehingga penyebab disfungsi ereksi dibagi menjadi faktor psikologis dan faktor organik yang dapat disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah (vaskulogenik), persarafan (neurogenik) dan hormon (endokrinologik) (Carbone, et al 2004). Rangsangan seksual akan diolah pada susunan saraf pusat di beberapa tempat terutama di jaras supra spinal yaitu area preoptik medial (MPOA) dan nukleus paraventrikularis (PVN) dihipotalamus dan hippokampus yang merupakan pusat integrasi fungsi seksual dan ereksi. Penelitian pada binatang dengan melakukan elektro stimulasi pada area tersebut akan menimbulkan terjadinya ereksi, sebaliknya lesi pada daerah itu seperti stroke, ensefalitis, epilepsi lobus temporal dan Parkinson akan menurunkan frekuensi kopulasi dan disfungsi ereksi.(Sachs & Meisel, 1988; Marson, et al, 1993). Berbagai macam neurotransmiter seperti dopamin dan norepinefrin ditemukan pada hipotalamus diduga aktivasi reseptor kedua neurotransmiter akan menyebabkan terjadinya ereksi, sedangkan aktivasi reseptor serotonin ( 5hydroxytryptamine) akan menghambat terjadinya ereksi (Foreman & Wernicke, 1990). Penyuntikan apomorfin dengan dosis 5ng pada PVN pada tikus jantan akan menyebabkan ereksi tanpa adanya tikus betina(Melis, et al 1987). Efek pemberian apomorfin akan meningkatkan produksi Oksida Nitrat (NO) sebagai neurotranmiter penting terjadinya ereksi terutama pada PVN(Melis, et al 1996). Sebaliknya lesi pada PVN sangat menurunkan kemampuan ereksi pada pemberian apomorfin. (Argiolas, et al 1987) Dari penelitian tersebut diduga kuat bahwa aktivasi reseptor dopaminergik di PVN berperanan pada terjadinya ereksi yang di induksi dengan apomorfin. (Allard & Giuliano, 2004) Rangsangan dari susunan saraf pusat akan dilanjutkan pada tingkat medula spinalis yang mempunyai dua pusat persarafan ereksi, sistem persarafan parasimpatis yang merupakan pusat rangsangan terjadinya ereksi (erektogenik) terletak pada segmen sakrum (S2 - S4) pada manusia nukleus parasimpatis terutama terdapat di saraf preganglion parasimpatis pada columna intermedio lateral medula spinalis sakrum S3. Akson parasimpatis akan melalui nervus pelvikus menuju pleksus pelvis dan bersinap dengan persarafan post ganglion dimana akson menujun ke nervus cavernosus.(Nadelhaft, et al 1983; Allard & Giuliano, 2004) Sistem persarafan simpatis yang terutama menghambat ereksi (erektolitik) pusatnya terletak pada kolumna intermedio lateral dan komisura dorsal abu abu pada segmen torakolumbal (T11 L2) medula spinalis. (Nadelhaft, et al 1987, Allard & Giuliano, 2004) Penis di persarafi oleh sistem persarafan otonom (simpatis dan parasimpatis) pada daerah pelvis kedua saraf bersatu membentuk nervus kavernosus yang masuk ke dalam korpus kavernosus, korpus spongiosum dan gland penis untuk pengaturan aliran darah selama ereksi dan detumesen. Sistem persarafan somatis yaitu nervus pundendus berperan sebagai sensorik penis dan kontraksi dan relaksasi otot otot lurik bulbokavernosus dan isciokavernosus (Lue, 2000). Sistem persarafan tersebut bertanggung jawab terhadap terjadinya tiga macan tipe ereksi : psikogenik, refleksogenik dan nokturna. Ereksi psikogenik yang terjadi karena rangsangan pendengaran, penciuman dan fantasi yang diolah pada susunan saraf pusat akan dilanjutkan pada pusat ereksi di medula spinalis (T11-L2 dan S2-S4) sehingga terjadi ereksi. Ereksi refleksogenik yang terjadi karena rangsangan perabaan pada organ genital dan sekitarnya, akan menuju pusat ereksi di medula spinalis yang akan menimbulkan persepsi sensoris yang akan mengaktifkan sistem saraf otonom untuk menyampaikan rangsangan pada nervus kavernosus sehingga terjadi ereksi. Tipe ereksi ini akan tetap terjadi pada pasien dengan cedera medula spinalis diatas segmen sakrum 2. Ereksi nokturna umumnya terjadi selama tidur rapid eye movement (REM). Selama tidur REM akan mengaktifkan sistem saraf kolinergik yang terletak pada tegmentum pontin lateral, sehingga terjadi peningkatan ketegangan penis.(Lue, 2002)

Anatomi dan Fisiologi Ereksi pada Penis Fisiologi dan anatomi ereksi telah disimpulkan d ari berbagai penelitan dengan baik oleh Krane dkk 1989. Penis mempunyai sepasang korpus kavernosus dan sebuah korpus spongiosum. Korpus spongiosum, merupakan jaringan yang mengelilingi uretra dan pada bagian distal membentuk bagian kepala (gland) penis. Sedangkan korpus kavernosus berbentuk sepasang tabung yang mengecil dibagian ujung proksimalnya. Tunika albugenia, pembungkus tabung ini melekat pada jaringan kavernos yang berongga-rongga (spongelike) sehingga terbentuklah ruang-ruang (lakuna) yang saling berhubugan dan dibatasi oleh selsel endotel pembuluh darah. Dinding trabekulum ini terdiri dari seberkas otot polos yang tebal dalam bingkai serat fibroelastik yang mengandung sel-sel fibrolast, jaringan kolagen dan elastin.(Taher, 1993) Sumber pendarahan adalah arteri dorsalis penis dan arteri kavernosus kanan dan kiri yang lebih berperanan pada prorses ereksi merupakan cabang akhir dari jalinan arteri hipogastrik kavernosus. Arteri kavernosus bercabang membentuk arteri helisine, cabang dari setiap arteri helisine langsung berakhir di ruangan lakuna tersebut. Sedangkan aliran pembuluh balik dari korpus kavernosus keluar melalui venula subtunika yang terletak diantara bagian perifer jaringan penegang (erectile) dengan tunika albugenia. Aliran vena dari ujung penis mengalir terutama melalui vena dorsalis profunda, sedangkan aliran bagian pangkal krura biasanya melalui vena kavernosus dan vena kruralis (Lue, 1988). Ereksi akan terjadi diawali relaksasi otot polos korpus kavernosus penis (Taher, 1993). Dilatasi dinding kavernosa dan arteri helisine menyebabkan darah mengalir memasuki ruangan-ruangan lakuna. Selanjutnya, relaksasi otot polos trabekulum akan memperluas ruangan lakuna sehingga penis menjadi membesar. Tekanan darah sistemik yang disalurkan melewati arteri helisine akan lebih mendorong dinding trabekulum ke arah tunika albugenia. Sebaliknya mekanan pleksus venula subtunika sehingga menghambat pengembalian darah dari ruangan lakuna dan meningkatkan tekanan dalam lakuna sehingga penis menjadi tegang (Taher, 1993). Adanya tekanan dalam lakuna selama periode ereksi dihasilkan oleh keseimbangan antara tekanan perfusi arteri kavernosa dengan tahanan terhadap pengeluaran aliran darah oleh kompresi venula subtunika. Pengurangan aliran darah balik subtunika oleh penekanan mekanik ini, dikenal sebgai mekanisme oklusi vena korporal.

Flasid (detumesen)

Ereksi (tumesen)

ANATOMI PENIS DAN TERJADINYA EREKSI PENIS

Penis adalah organ seks utama yang letaknya di antara kedua pangkal paha. Penis mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang. Dari pangkal ke ujung berbentuk cendawan dengan kepala penis seperti kepala cendawan tetapi bagian ujungnya agak meruncing ke depan. Kadang-kadang orang menyebut penis berbentuk ular di mana kepala penis menjadi kepala ular atau mirip kepala ikan belut. Pada saat istirahat, foto penis mengecil dan lembek sehingga kelihatan tergantung tidak berdaya. Tetapi pada saat terangsang, penis akan menegang dan keras dan disebut ereksi. Ereksi yang penuh menyebabkan penis berdiri tegak ke depan atau ke atas dengan seluruh permukaan menjadi keras seperti tongkat atau batang yang tidak bisa dibengkokkan. Kondisi ini disebut ereksi penis yang normal dimana ukuran penis yang mengalami ereksi penuh berarti penis tidak bisa dibengkokkan atau ditekuk. Panjang penis orang Indonesia waktu lembek dengan mengukur dari pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar 9 sampai 12 cm. Sebagian ada yang lebih pendek dan sebagian lagi ada yang lebih panjang. Pada saat ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi sekitar 10 c m sampai 14 cm. Pada orang barat (caucasian) atau orang Timur Tengah lebih panjang dan lebih besar yakni sekitar 12,2 cm sampai 15,4 cm. Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang bisa mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat dari penampang horizontal, penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia buck. Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel. Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh. Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris). Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang) pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen Th 11 sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot polos

Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa impuls (rangsang) dari penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu rabaan pada badan penis dan kepala penis (glans), membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang membentuk nervus pudendus.
Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui kolumna vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui syaraf-syaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis. Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu menjadi arteria penis communis yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke masing-masing yakni ke korpus kavernosa kiri dan kanan yang kemudian menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum. Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabangcabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi. Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke jantung. Meskipun ereksi penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal itu merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini.

Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek.. Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang. Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf). Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran. Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah

terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.

Detumescensi (Menurunkan Ereksi)


Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang. Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi. Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia. (NL Tobing)

ANATOMI MAKROSKOPIS SALURAN REPRODUKSI PRIA TESTIS dan EPIDIDIMIS Testis adalah sepasang struktur oval , agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Bersama dengan epididimis, testis berada dalam kantung skrotum. Dinding yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunica vaginalis. Tunica vaginalis dibentuk dari peritoneum abdominalis yang mengadakan migrasi kedalam skrotum saat berkembangnya genitalia interna pria. Epididimis adalah struktur berbentuh koma yang berada di batas posterolateral testis. Merupakan saluran berkelok kelok tidak teratur dengan panjang sekitar 600 cm. Duktus berawal dari puncak testis (kaput epididimis) dan setelah melewati jalan berliku-liku duktus ini berakhir sebagai ekor epididimis dan kemudian menjadi vas (duktus) deferen. Epdidimis adalah lokasi maturasi sperma Testis merupakan tempat terjadinya spermatogenesis dan produksi steroid seks pada pria.

VAS DEFEREN & VESICULA SEMINALIS


Vas deferen adalah kelanjutan dari epididimis dengan panjang sekitar 45 cm dan dimulai dari ujung bawah epididimis kemudian naik sepanjang aspek posterior testis. Setelah meninggalkan bagian belakang testis, vas deferen melewati chorda spermatica menuju kedalam abdomen. Setelah menyilang ureter , vas deferen menuju ke duktus vesikula seminalis. Vas deferen dan duktus vesikula seminalis bersama sama membentuk ductus ejaculatorius yang bermuara pada urethra pars prostatica. Ductus ejaculatorius berukuran sekitar 2.5 cm dan sangat dekat dengan duktus kontralateralnya saat menuju

kearah depan melalui prostate. Vesicula Seminalis sepasang struktur berongga dan berkantung pada dasar vesika urinaria didepan rektum. Masing-masing vesikula seminalis memiliki panjang 5 cm dan menempel erat pada vesika urinaria Vas deferen berperan dalam mengalirkan sperma. Vesicla seminalis memproduksi sekitar 50 60% total cairan semen. Komponen penting semen yang berasal dari vesikula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin .

KELENJAR PROSTAT
Kelenjar Prostat sebagian struktur berupa kelenjar dan sebagian lainnya otot. Struktur ini mengelilingi urethra pria. Organ berukuran 2.5x3.5x4.5 cm. Lobus media prostat secara histologis merupakan zona transisional berbentuk baji yang secara langsung mengelilingi urethra dan memisahkannya dengan ductus ejaculatorius. Saat terjadi hipertrofi, lobus media dapat menyumbat aliran urine. Prostat bagian anterior sebagian besar terdiri dari jaringan fibromuskular. Semua jaringan otot pada vas deferen , prostat , prostat disebitar urethra dan vesicula seminalis terlibat dalam proses ejakulasi. Sekresi prostat menyumbang 15% volume total cairan semen. Komponen penting yang dihasilkan kelenjar prostat adalah : asam fosfatase, zinc, sitrat dam protease yang membuat semen menjadi lebih encer.

PENIS

Penis terdiri dari jaringan cavernosa (erektil) dan dilalui urethra. Permukaan posterior yang lunak adalah yang paling dekat dengan urethra. Sebagian besar jaringan erektil penis tersusun dalam 3 kolom longitudinal yaitu sepasang corpus

cavernosum dan sebuah corpus spongiosum dibagian tengah. Ujung penis disebut glans penis yang dilapisi dengan preputium . Arteri Pudenda memasok penis dari permukaan dorsal dan memasuki corpus cavernosum. Ereksi penis terjadi ketika ruang cavernosa dan corpus spongiosum terisi dengan darah. Pasokan saraf penis berasal dari nervus pudendus ( S2,3 dan 4 ) dan pleksus otonom pelvis. Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 13:25 Label: Anatomi dan Fisiologi Saluran Reproduksi Pria, Sistem Reproduksi

Penis manusia adalah bagian dari sistem reproduksi laki-laki (jantan) sekaligus bagian dari sistem ekskresi. Selain penis, organ reproduksi laki-laki mencakup pula epididimis (pelir) yang terlindung dalam scrotum (kantung pelir atau buah zakar) ditambah beberapa kelenjar dan saluran. Walaupun penis manusia memiliki fungsi dan asal-usul (ontogeni) yang sama dengan mamalia lainnya, ia memiliki kekhasan. Secara perbandingan, proporsi penis manusia lebih besar daripada

mamalia lainnya. Penis manusia tidak memiliki kulit pelindung yang menyembunyikannya di saat "istirahat". Selain itu, penis manusia sama sekali tidak memiliki baculum atau tulang penis, sehingga untuk penetrasi ke dalam vagina, dalam ereksi penis mengandalkan sepenuhnya pada pasokan darah ke dalam kantung-kantung (corpora) yang ada di dalam batang penis.
[sunting] Bagian dan struktur

Anatomi penis manusia

Penis manusia tersusun dari dua bagian utama, yaitu pangkal/akar (radix) dan tubuh (corpus). Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari gelembung penis (bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kemaluan. Tubuh penis memiliki dua sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari depan jika penis "istirahat") dan ventral atau uretral (mengarah ke dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh tiga kantung: sepasang corpora cavernosus dan corpus spongiosus di antara keduanya, terletak di sisi ventral dan melindungi saluran kemih (uretra). Di bagian ujung batang terdapat glans penis yang berbentuk agak meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi di saat hubungan seksual. Uretra adalah saluran bagi semen (cairan sperma atau mani) sekaligus urin (air seni atau kencing). Bagian ujung dari uretra, yang tampak pada glans penis disebut meatus. Urin melewati uretra apabila katup di bagian bawah kandung kemih dibuka. Mani melewati uretra pada saat ejakulasi. Semprotan pada ejakulasi tidak dikendalikan oleh uretra tetapi oleh otot yang berada di sekeliling pangkal penis. Pada bagian ventral dari batang penis terlihat raphe, segaris guratan dari belakang glans penis menuju anus melewati scrotum. Raphe pada perempuan berkembang menjadi lubang vagina.
[sunting] Perkembangan, pertumbuhan dan ukuran

Penis berkembang pada saat penentuan kelamin di dalam rahim. Seperti ovarium (kandung telur), keduanya berkembang dari gonad, yang berkembang sebagai penebalan lapisan mesotel pada peritoneum. Peritoneum sendiri berkembang dari mesoderm. Perbedaan kelamin mulai tampak setelah embrio berusia tujuh minggu. Pada saat bayi lahir, penis telah berkembang baik. Pada beberapa gangguan perkembangan dapat terjadi penis yang tersembunyi atau terjadi hermafroditisme, yaitu kedua organ kelamin terbentuk semua. Pada pertumbuhan normal, penis dan kantung pelir mulai mengalami perkembangan pada saat pubertas (akil baligh dalam istilah keagamaan Islam). Hormon testosteron berperan dalam perkembangan ini. Proses inilah yang akan menentukan ukuran penis. Berdasarkan pengamatan terhadap ribuan contoh laki-laki berusia 17-18 tahun tidak ditemukan perbedaan rata-rata panjang penis antara usia 17 dan 19 tahun, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan penis berhenti pada sekitar usia 17 tahun atau bahkan lebih awal.[3]

Penis covered by sup/deep fascia of penis


b/w the 2 fascia = dorsal cutaneous v below = dorsal v in midline, L & R dorsal a lat to it, and most lat is dorsal n

General Info:

held in back to perineal body (w/ bulbospongiosus m) goes through perineal membrane lat = fibromuscular tissue = triangular shape Function: sexual intercourse, urination

Fascia and Ligaments of Penis:


Fundiform lig from linea alba & membranous layer of sup fascia of abdomen > splits into L& R parts > encircles body of penis > blends w/ superficial penile fascia > scrotum septum Suspensory lig of penis pubis symphysis and arcuate pubic lig > deep fascia of penis or body of clitoris o lies deep to fundiform lig Deep fascia of penis (Bucks fascia) continuation of deep perineal fascia, cont w/ fascia covering ext oblique m & rectus sheath Tunica albuginea dense fibrous layer that envelopes both corpora cavernosa & corpus spongiosum o very dense around corpus cavernosa > impede venous return & result in extreme rigidity of structures when erectile tissue become engorged w. blood o more elastic around spongiosum, therefore not turgid during erection, permist passage of ejaculate Tunica vaginalis double serous membrane, peritoneal sac @ end of process vaginalis o covers front and sides of testis and epididymis o closed sac derived from ab peritoneum, forming innermost layer of scrotum o parietal layer = adjacent to int spermatic fascia o visceral layer = adherent to testis & epididymis

Parts: 1. Root inf ramus of pubis (crus) > midline of UG diaphragm (bulb) > penile urethra located in superficial perineal pouch, b/w perineal membrane sup, and deep perineal fascia inf

Crus of penis = covered by ischiocavernosus m Bulb of penis = covered by bulbospongiosus m * More info on these musc/structures will be covered in male perineum 2. Body (shaft) 3 cavernosus bodies: 2 corpus cavernosa 1 corpus spongiosum has very little muscular fibers in this part has thin skin, CT, blood & lymph vessles, fascia and the corpora fill w/ blood during sexual excitement > erection Each cavernous body has strong fibrous CT capsule = tunic albuginea

Corpus cavernosum:

long rod like structures from bulk of penis body fibromuscular tissue Crus of penis lead to corpus cavernosum fuse @ midline contains the deep a of penis tunica albuginea of corpus cavernosa fuse @ midling = form septum penis

Corpus spongiosum:

b/w & below carvernosa tunica albuginea thinner & weaker & blends w. tunic of cavernosum carries the urethra bulb leads to corpus spongiosum NEVER hardens! (otherwise, would depress urethra, no ejaculation)

3. Glans:

is the head of the penis continous w/ foreskin @ coronal sulcus, and via frenulum sep from body via corona glandis (sulcus) and location of glands that release the pre-ejaculate exit of urethra is on ant tip of glans = vert slit extention of corpus spongiosum, and is therefore also soft in erection covered by foreskin

Blood supply:

br of int pudendal a

dorsal a run in space b/w corpora cavernosa, lat to deep dorsal v deep a peirce crura, run w/in corpora cavernosa supply cavernosus spaces in erectile tissue of corpora cavernosa gives branches called the helicine a o a of bulb of penis supply post corpus spongiosum, bulbourethral gland ext pudendal a - supply penile skin vein drainage o dorsal v of penis in deep fascia > prostatic venous plexus o superficially, > superficial dorsal v > superficial ext pudendal v or lat pudendal v

o o

Lymph Drainage: superficial lymph nodes Erection:


1. Deep a of penis > br into helicine a, that run radially & open into cavernae 2. Veins (which drain cavernae) are located in periphery of corpus cavernosum, beside tunica albuginea 3. Helicine a have special smooth m valves = Ebners cushions, usually closed & allows minute amount blood in, drained easily by veins 4. During sexual excitement, Ebners cushions open & blood suddenly flow in and fill up cavernae 5. Blood influx compresses veins, so no blood is drained = ERECTION 6. @ end of erection, Ebners cushions close, blood flow dec & vein compression release > cavernae empty

Begins w/ nervous stimulation > SNS fiber excitation also involves contraction of bladder sphincter > so no urine > urethra and no semen goes into bladder Bulbospongiosus m > propelling force of ejaculation

Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang bisa mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat dari penampang horizontal, penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia buck. Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel.

shutterstock.com Penampang penis Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh. Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris). Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang) pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen Th 11 sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi otot- otot polos Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa impuls (rangsang) dari penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu rabaan pada badan penis dan kepala penis (glans), membentuk nervus dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang membentuk nervus pudendus.

Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang belakang) melalui kolumna vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui syaraf-syaraf di atas akan menghasilkan ereksi penis. Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu menjadi arteria penis communis yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke masing-masing yakni ke korpus kavernosa kiri dan kanan yang kemudian menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum.

shutterstock.com Coropora cavernosa penis Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabang-cabang menjadi arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada saat penis lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah bertambah besar dan cepat kemudian berkumpul di dalam rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga terjadilah ereksi. Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu pleksus yang terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena yang besar dan akhirnya kembali ke jantung.

Alat kelamin pria atau yang sering disebut Penis berasal dari bahasa Latin yang artinya ekor. Penis termasuk dalam golongan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Penis manusia adalah bagian dari sistem reproduksi laki-laki (jantan) sekaligus bagian dari sistem ekskresi (alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan). Selain penis, organ reproduksi laki-laki mencakup pula epididimis (pelir) yang terlindung dalam scrotum (kantung pelir atau buah zakar) ditambah beberapa kelenjar dan saluran. Penis manusia tidak memiliki kulit pelindung yang menyembunyikannya di saat istirahat. Selain itu, penis manusia sama sekali tidak memiliki baculum atau tulang penis, sehingga untuk penetrasi ke dalam vagina, dalam ereksi penis mengandalkan sepenuhnya pada pasokan darah ke dalam kantung-kantung (corpora) yang ada di dalam batang penis.
Anatomi Penis Manusia

Penis manusia tersusun dari 2 bagian utama, yaitu pangkal/akar (radix) dan tubuh (corpus). Pangkal penis terletak di dalam badan, terdiri dari gelembung penis (bulbus penis) dan sepasang crus penis di kedua sisinya. Permukaan kulit yang melindungi pangkal penis biasanya memiliki rambut kemaluan.

Tubuh penis memiliki dua sisi permukaan: dorsal (bagian yang tampak dari depan jika penis istirahat) dan ventral atau uretral (mengarah ke dalam/testis). Struktur tubuh penis disokong oleh 3 kantung: sepasang corpora cavernosus dan corpus spongiosus di antara keduanya, terletak di sisi ventral dan melindungi saluran kemih (uretra). Di bagian ujung batang terdapat glans penis yang berbentuk agak meruncing pada ujungnya, yang memudahkan penetrasi di saat hubungan seksual.

Uretra adalah saluran bagi semen (cairan sperma atau mani) sekaligus urin (air seni atau kencing). Bagian ujung dari uretra, yang tampak pada glans penis disebut meatus. Urin melewati uretra apabila katup di bagian bawah kandung kemih dibuka. Mani melewati uretra pada saat ejakulasi. Semprotan pada ejakulasi tidak dikendalikan oleh uretra tetapi oleh otot yang berada di sekeliling pangkal penis.
Fakta Tentang Penis Yang Mungkin Belum Kamu Ketahui:

1. Kulup (kulit penis yang disunat) dapat digunakan sebagai penumbuh kulit baru pada korban luka bakar. Sel dalam kulup kaya akan fibroblas, yaitu sel pembentuk jaringan ikat yang berperan dalam penyembuhan luka. Selain itu, kulup juga dapat dijadikan bahan kosmetik krim anti kerut, karena kulit ini mengandung banyak kolagen.

2. Kelenjar prostat yang membesar dapat menyebabkan disfungsi ereksi (impotensi) dan ejakulasi dini. 3. Orgasme pria rata-rata berlangsung selama 6 detik, sedangkan wanita lebih lama yakni 23 detik. 4. Spesies tertua yang mempunyai penis adalah makhluk laut bercangkang keras yang disebut Colymbosathon Ecplecticos, dalam bahasa Yunani yang artinya perenang luar biasa dengan penis besar.

5. Kulup yang disunat dapat direkonstruksi kembali. Caranya dengan menarik ke ujung kulit lentur pada penis, memakaikan cincin plastik berbentuk topi dan berat. Dalam beberapa tahun, struktur penis akan kembali utuh semula. 6. Hanya 1 dari 400 pria yang bisa melakukan oral pada kelaminnya sendiri tanpa bantuan pasangannya. 7. Ada dua jenis penis, pertama jenis yang makin panjang dan besar saat mengalami ereksi (disebut grower). Kedua, yang selalu besar (sebelum ereksi) tetapi tidak makin besar saat mengalami ereksi (disebut shower). 8. Survei Mens Health Internasional menunjukkan bahwa 79 persen pria adalah grower dan 21 persen shower. 9. Peneliti Jerman mengatakan bahwa rata-rata hubungan seks berlangsung 2 menit 50 detik, tapi wanita menganggapnya 5 menit 30 detik. 10. Ukuran tidaklah penting karena pembuahan terjadi dari persaingan sperma yang masuk sel telur bukan karena panjang atau lamanya berhubungan. 11. Penis yang paling banyak berhubungan dengan wanita adalah milik King Fatefehi dari Tonga, yang diduga telah berhubungan dengan 37.800 wanita antara tahun 1770 dan 1784. Diketahui bahwa kelamin pria ini telah berhubungan dengan 7 perawan dalam sehari. 12. Berdasarkan penelitian ilmuwan Spanyol, pria dengan penampilan menarik (bukan hanya secara tampang) memiliki sperma yang kuat dan kualitas baik. Kebanyakan wanita tanpa sadar akan menyukai pria dengan sperma kuat. 13. Otak tidak diperlukan untuk ejakulasi, karena perintah untuk ejakulasi berasal dari sumsum tulang belakang. 14. Penyebab paling umum pecahnya penis adalah masturbasi yang terlalu kuat.

15. Berdasarkan studi, merokok dapat memperpendek penis rata-rata sepanjang 1 cm. Ini disebabkan karena kerusakan pembuluh darah, yang membuat aliran darah terhambat. Selain itu, juga disebabkan karena rusaknya elastin, yaitu protein jaringan ikat yang elastis dan memungkinkan jaringan dalam tubuh untuk kembali ke bentuk semula setelah mengalami peregangan atau kontraksi.

Berikut fase-fase pada tahap siklus respons seksual : 1. Fase Keterangsangan Fase ini bisa berlangsung selama berjam-jam, namun juga bisa cuma beberapa menit. Ada beberapa orang yang suka memperlama tahap keterangsangan ini, sebenarnya memang tidak begitu berbahaya, namun semakin lama rangsangan akan terasa tidak nyaman karena pada saat terangsang, otot menegang, kulit merona, puting susu menegang, dan begitu juga dengan penis. Meski kita tidak menyadarinya, akibat rangsangan ini buah zakar kita akan membengkak, kantung zakar mengencang, dan penis mengeluarkan cairan pelumas yang disebut pre-cum yang dihasilkan untuk melicinkan gerakan kulit luar yang ada disekitar glans. Cairan ini dapat menjadi perangsang seksual yang sama merangsangnya dengan pelumas yang dihasilkan wanita dari vaginanya.ketika mereka masuk tahap keterangsangan. Ereksi terjadi ketika otak mengirim pesan ke sel-sel saraf dipenis dan merangsang pelepasan natrium oksida, bahan kimia yang melebarkan pembuluh-pembuluh yang emasok darah ke penis. Akibatnya pusat ruang-ruang jaringan spons dalam penis (corpora covernosae) terisi dengan darah, yang kemudian mengerutkan pembuluh-pembuluh vena yang memungkinkan darah meninggalkan penis. Meningkatnya aliran darah keruang-ruang penis ini tidak akan mampu keluar, yang menyebabkan jaringan spons ditengah penis membengkak lebih besar dan penis mengeras seperti batang kayu. Fase keterangsangan merupakan pengalaman yang menyenangkan karena pada tahap ini otak menghasilkan endorfin, semacam morfin alamiah. Selain itu, ereksi juga menyenangkan ketika ada kontak dengan bagian-bagan peka pada kepala penis. Semakin lama fase keterangsangan ini berlangsung, maka makin kuatlah orgasme yang tercapai. 2. Fase Plateau Setelah penis terisi dengan darah dan ereksi keras dan kaku, maka sudah masuk pada tahap keterangsangan seksual, tahap ini dapat berlangsung lama. Dalam literatur kedokteran, fase ini juga bisa disebut fase plateau dan terjadi selama gairah seksual masih berlanjut namun orgasme belum tercapai. Pada lelaki yang masih muda, bisa saja rangsangan atau ketegangan menjadi sangat kuat sehingga terjadi ejakulasi spontan. 3. Fase Orgasme Fase berikutnya setelah fase plateau yaitu fase orgasme, yang biasanya disertai dengan ejakulasi. Apakah ada perbedaan antara orgasme dengan ejakulasi? Ternyata orgasme dan ejakulasi adalah dua hal yang berbeda dan tidak selalu terkait. Orgasme tidak dapat dihentikan begitu mulai, karena merupakan proses tidak sadar konstraksi otot dan pelepasan ketegangan. Akan tetapi seorang pria dapat mengontrol seberapa cepat ia mencapai orgasme dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan menambah tekanan pada penisnya dengan memperdalam atau memperkeras dorongan pada saat bersenggama. Begitu taraf perangsangan sudah mencapai titik tertentu, yaitu pada akhir fase keterangsangan, maka tubuh sudah bersiap diri untuk menghadapi kimaks. Tekanan darah menaik, detak jantung makin cepat, nafas makin berat dan dalam, dan konstraksi otot-otot tidak sadar di seluruh tubuh dapat terjadi suatu fenomena yang dapat dianggap sebagai tenaga untuk mendorong lebih dalam ke tubuh pasangan, sehingga meningkatkan kemungkinan semen/sperma berhasil digudangkan kedalam diri pasangan.

Persis sebelum terjadi orgasme, cairan seminal terkumpul dalam kantung kelenjar prostat. Ini menjadi momen yang tidak terlupakan bagi pria, karena tubuhnya merasa menahan sesuatu yang luar biasa dan berkeinginan kuat untuk mengeluarkannya. Jika kita mampu memperpanjang fase menahan itu, maka akan terasa lebih nikmat dalam orgasme. Kemudian pada saat orgasme, buah zakar akan tertarik makin dekat ke tubuh, saluran urine menutup, dan terjadi serangkaian konstraksi otot yang merupakan orgasme itu sendiri. Konstraksi-konstraksi ini terjadi pada otototot didasar penis, otot batang penis disekitar anus, otot pubococcygus dan otot-otot di ujung usus besar. Semua otot-otot tersebut berkonstraksi sekitar delapan kali, masing-masing dengan interval dua detik, kemudian cairan semifinal dikeluarkan. Biasanya pada konstraksi pertama berupa semprotan yang sangat kuat, sedangkan pada konstraksi berikutnya cuma tetesan. Namun juga ada yang dari awal cuma menetes cairannya, hal ini tergantung pada kondisi otot, berapa lama sejak ejakulasi terakhir dan volume cairan yang terkumpul selama fase keterangsangan.

Anda mungkin juga menyukai