Anda di halaman 1dari 14

Akne

Oleh William D. James, M.D. Kasus Seorang anak laki-laki usia 17 tahun menderita akne sejak 6 bulan datang untuk terapi yang pertama. Pada permeriksaan fisik ditemukan komedo terbuka dan tertutup, papul eritem dan pustul dalam jumlah yang banyak. Masalah klinis Akne mengenai 85% remaja tetapi sering berlanjut sampai usia dewasa. Meskipun lebih dari 2 juta kunjungan, yang datang ke dokter umum setiap tahun adalah pasien yang berusia 15-19 tahun, rata-rata umur yang mendapatkan terapi adalah usia 24 tahun, dimana 10% kunjungan yang datang adalah usia 35 - 44 tahun. Dampak sosial, psikologis dan emosional yang disebabkan oleh akne telah dilaporkan sebagaimana juga telah terjadinya epilepsi, asma, diabetes dan arthritis. Pasien-pasien yang dievaluasi pada tiga pusat kesehatan cenderung mudah menjadi depresi, menarik diri dari kehidupan sosial, cemas, dan pemarah dan banyak yang menjadi pengangguran daripada orang-orang yang tanpa akne. Jaringan parut dapat menjadi masalah jangka panjang sehingga menyebabkan harga diri turun. Biaya untuk akne ini di Amerika Serikat diperkirakan mencapai $100 juta dihabiskan untuk membeli obat-obatan di klinik akne. Akne adalah penyakit pada folikel rambut, ketidaknormalan yang utama adalah ke kelenjar polisebasea yang terjepit dan menggelembung. Penyebab hiperproliferasi kertatinosit dan ketidaknormalan diferensiasi dan deskuamasi tidak diketahui. Hal ini seperti hiperresponsif terhadap stimulasi sel-sel sebocyt dan sel-sel keratinosit folikular oleh androgen yang berperan menyebabkan hiperplasia glandula sebasea dan daerah sebore yang karakteristik disebut akne. Propionibacterium acne dikolonisasi pada duktus folikularis dan diproliferasikan pada remaja dengan akne. Organisme ini mungkin menyebabkan terjadinya inflamasi. Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, epitel folikular diserbu oleh sel-sel limfosit; sehingga pecah kemudian sebum, mikroorganisme dan keratin akan dilepaskan ke dermis. Sel-sel netrofil, limfosit, dan sel-sel giant yang ada dalam tubuh berakumulasi dan

membentuk papul eritem, pustul, dan nodul-nodul yang bengkak yang kita kenal dengan akne yang sedang mengalami peradangan. Strategi dan Bukti Diagnosis Diagnosis akne biasanya segera ditegakkan. Akne khas dengan adanya komedo terbuka dan tertutup (warna hitam dan putih) yang bisa tunggal atau berkelompok dengan pustul dan papul yang eritem yang terdapat pada wajah dan punggung atas. Beberapa sistem yang menggolongkan tingkat keparahan penyakit telah digunakan. Tingkat keparahan akne umumnya berdasarkan jumlah, tipe, dan distribusi dari lesi. Dari sebuah tahapan terapi, timbulnya skar mungkin dapat merupakan masalah yang lebih hebat. Tabel 1 memberikan gambaran akne, yang diwakili oleh foto yang menggambarkan klasifikasi sederhana tingkat keparahan akne (gambar 1-4).

Tabel 1. Klasifikasi akne Tingkat keparahan Deskripsi Akne ringan Komedo (lesi tidak meradang) adalah lesi yang banyak ditemukan. Tampak papul-papul dan pustul-pustul (gambar1) tetapi dalam Akne sedang jumlah sedikit atau beberapa saja. Terdapat papul dan pustul (10-40) dalam jumlah sedang dan komedo (10-40) Akne cukup berat juga ada (gambar 2). Lesi ini bisa juga terdapat di punggung Terdapat papul dan pustul dalam jumlah yang cukup banyak (40100), biasanya dengan komedo yang cukup banyak (40-100) dan berukuran lebih besar, nodul inflamasi yang lebih dalam (bisa sampai 5). Daerah yang terinfeksi biasanya meliputi wajah, dada Akne Berat dan punggung Akne nodul kistik dan akne konglobata dengan jumlah banyak, nodul atau pustul yang nyeri dikelilingi papul, pustul dan komedo dalam jumlah kecil (gambar 4A)

Gambar 1. Akne ringan. Banyak terdapat komedo terbuka dan tertutupdengan beberapa papul yang meradang

Gambar 2. Akne sedang. Papul-papul eritem dan pustul adalah lesi yang paling banyak, penyakit ini hanya terbatas pada wajah.

Gambar 3. Akne cukup berat. Papu-papul eritem, pustul-pustul dan nodul-nodul tertdapat di wajah.

Gambar 4. Akne berat. Nodul-nodul yang nyeri dalam jumlah banyak tampak pada punggung (gambar A) dalam pengobatan topikal dan oral. (lesi yang sama terdapat pada dada dan wajah pasien). Gambar B menunjukkan respon setelah pemberian terapi isotretionin.

Terapi Obat-obat topikal dan oral untuk terapi akne dicantumkan pada tabel 2. Tabel 2. Obat-obat untuk terapi Akne Obat Dosis Efek samping Topikal Retinoid Tretionin Digunakan sekali Iritasi (kemerahan) pada malam hari ; konsentrasi 0,0250,1% Adapalene Digunakan sekali Iritasi minimal sehari pada Pertimbangan lain Tersedia dalam bentuk generik

Tazarotene*

malam hari atau pada pagi hari. Digunakan sekali Iritasi pada malam hari

Keterbatasan data menyarankan tazarotene lebih efektif daripada alternatif yang lain

Antibiotik Benzoyl peroxida, diberikan tunggal atau dengan zinc, 2,5-10% Clindamycin, eritromycin #

Digunakan kali sehari

Digunakan kali sehari

Kombinasi Digunakan benzoyl peroxida kali sehari dengan klindamycin atau eritromycin

1-2 Dapat memutihkan pakaian Banyak terdapat di dan selimut toko; konsentrasi 2,5-5% sama efektifnya daripada konsentrasi 10% 1-2 Cenderung resisten Paling efektif untuk lesi dengan peradangan (daripada komedo) resisten bila digunakan tunggal 1-2 Kombinasi lebih efektif daripada antibiotik topikal saja; membatasi terjadinya resistensi; menggunakan produk kombinasi lebih murah dan memiliki efek yang sama Pilihan yang baik atau digunakan sebagai alernatif Pertimbangan lain Murah, dosis terbatas untuk perut kosong Dosis 20 mg hanya anti inflamasi, terbatas data tentang khasiatnya

Topikal lain Azelaic acid, sodium sulfacetamidesulfur, asam salisilat # Obat Antibiotik oral Tetrasiklin Doksisiklin

Diberikan sekali Toleransi baik atau dua kali sehari Dosis 250-500 mg 1-2x/hr 50-100 mg 1-2x/hari Efek samping Gangguan saluran cerna Fototoksisitas

Minosiklin

Hiperpigmentasi pada gigi, mukosa mulut dan kulit, lupus-like reactions pada pengobatan jangka panjang Trimethoprim1 dosis (160 mg Necrolisis Epidermal Toksis Trimethoprim sulfamethoxazole trimethoprim, 800 dan Allergic eruptions dapat digunakan mg tunggal pada dosis sulfamethoxazole) 300 mg 2x/hari, 2x/hari data yang tersedia terbatas Eritromisin # 250-500 mg Gangguan saluran cerna Masah resistensi, 2-4x/hari konsensus tentang kemanjurannya terbatas Agen hormonal Spirinolactone 50-200 mg Siklus menstruasi tidak Dosis lebih tinggi dalam dosis teratur, nyeri pada payudara lebih efektif tapi terbagi menyebabkan lebih memiliki efek samping, terbaru diberikan kombinasi dengan kontrasepsi oral EstrogenTiap hari Efek samping potensial mengandung meliputi trombo emboli kontrasepsi oral Oral retinoid Isotretinoin 0,5-1 mg/kg/hr Cacat lahir; kepatuhan pada Angka relaps lebih dalam dosis program pencegahan tinggi pada pasien terbagi kehamilan oleh pembuat berusia kurang dari obat, mencakup dua tes 16 tahun pada kehamilan awal negative, terapi awal, jika hipertrigliseridemia,peningk acne pada atan tes fungsi hati, keparahan yang penglihatan malam yang tinggi dan abnormal, hipertensi mengenai tubuh intracranial ringan, mukosa atau penggunaan bibir, mata hidung, mulut pada orang dewasa dan kulit kering, infeksi sekunder staphilokokus, atralgia mungkin terjadi atau efek samping penting, hasil tes laboratorium profil lipid dan fungsi hati/bulan sampai dosis stabil

50-100 mg 1-2x/hari

*Tazarotene pada kehamilan kategori X : kontraindikasi pada kehamilan #Klindamisin,eritromisin dan azelaic acid pada kehamilan kategori B:tidak ada bukti berisiko pada manusia Oral antibiotik diindikasikan untuk penyakit sedang sampai berat, untuk terapi acne pada dada, punggung, bahu dan pada pasien dengan penyakit inflamasi pada orang dengan terapi kombinasi yang gagal atau tidak ditoleransi Obat ini pada kehamilan kategori D : bukti positf berisiko pada manusia Agen hormonal digunakan hanya pada wanita Isotretinoin pada kehamilan kategori X: kontra indikasi pada kehamilan Hanya digunakan pada pasien dengan acne berat yang tidak bisa disembuhkan dengan kombinasi terapi oral dan topikal.

Terapi topikal Obat-obatan topikal berefek hanya pada dimana dan saat kapan kita berikan; efek utamanya adalah mencegah terbentuknya lesi baru. Meskipun begitu, obat ini sebaiknya digunakan setiap hari pada semua daerah kulit yang terkena akne. Terapi pemeliharaan dibutuhkan untuk mencegah kekambuhan. Efek samping utama obat-obat topikal yang membatasi penggunaannya adalah iritasi ; ini adalah pertimbangan utama pada pasien yang mendapat resep obat multipel dan mereka yang menggunakan produk diluar dari yang diresepkan. Pasien sebaiknya menghindari pemakaian segala sesuatu pada wajahnya selain yang dianjurkan sehingga iritasi dapat dicegah. Banyak dari obat topikal disediakan dalam berbagai macam tingkat kekuatan dan penyerapan. Gel, sabun dan solusio menyebabkan pengeringan sehingga sesuai untuk kulit berminyak sedangkan krem, lotion, ointment lebih disukai pada pasien dengan kulit kering, dan dan kulit yang sangat mudah iritasi. Retinoid topikal Retinoid topikal bekerja untuk memperbaiki ketidaknormalan pada keratinosit folikular. Obat ini efektif untuk mengobati ataupun mencegah lesi primer dari akne, komedo, dan dengan cara demikian dapat membatasi lesi-lesi yang meradang. Beberapa obat juga mengurangi peradangan dengan menjembatani hubungan antara tool-like receptor 2 dan produk eksternal dari P.acnes pada permukaan Antigen Precenting Cells (APC). Sebagai tambahan, retinoid topikal meningkatkan penetrasi obat-obat topikal

lainnya dan dapat memperbaiki hiperpigmentasi yang bisa terjadi pada kulit hitam setelah pengobatan lesi yang meradang. Untuk akne ringan, dimana komedo sebagai bentuk primernya(gambar 1), retinoid topikal dapat digunakan tunggal, sedangkan untuk pasien dengan akne berat, penggunaan produk ini harus dikombinasikan dengan obat antibiotik topikal atau oral. Pada beberapa pusat penelitian pembanding yang acak, double-blind menunjukkan terdapat pengurangan 38-71% jumlah lesi yang tidak mengalami peradangan dan yang mengalami peradangan. Pembanding langsung retinoid topikal telah diindikasikan bahwa tazarotene gel 0,1% lebih efisien daripada tretionin 0,1% atau adapalene 0,1%, meskipun tazarotene juga sangat bersifat iritatif. Respon terapi maksimum retinoid topikal terjadi kira-kira 12 minggu. Antimikroba topikal Obat antimikroba topikal efektif untuk mengobati akne yang meradang. Benzoyl peroxide adalah bakterisid dan merupakan pengobatan lini pertama. Respon pengobatannya cepat, dengan perbaikan yang tercatat dalam 5 hari setelah pengobatan dimulai, tetapi iritasi sering terjadi. Produk yang berbahan dasar air, sebanding dengan produk yang berbahan dasar alkohol, dimana digunakan peroxida dalam konsentrasi rendah (2,5-5%) dapat mengatasi masalah ini dan memiliki efisiensi yang sama dengan produk lain dalam golongan obat yang sama. Klindamycin atau eritromycin topikal mungkin berguna, tetapi beberapa catatan yang acak, percobaan klinis , obat-obat ini efektif digunakan dengan mengkombinasinya dengan benzoyl peroxida atau retinoid topikal. Percobaan acak menunjukkan pengurangan jumlah lesi 50-70% pada kombinasi terapi. Antibiotik topikal klindamycin dan eritromycin secara cepat menginduksi resistensi terhadap bakteri jika digunakan sebagai terapi tunggal, dan resistensi ini berkaitan dengan penurunan efisiensi secara klinis. Benzoyl peroxida tidak menyebabkan terjadinya resistensi ; sehingga digunakan dengan antibiotik topikal atau oral, untuk mengurangi terjadinya resistensi, dan kombinasi ini dianjurkan pada terapi dengan antibiotik yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Pada percobaan terkini, efektivitas benzoyl peroxida tunggal sama dengan kombinasi benzyl peroxida dengan eritromycin. Meskipun, pembanding ini digunakan 2 kali sehari tanpa penggunaan retinoid topikal. Tidak ada aturan untuk penggunaan antibiotik topikal klindamycin atau eritromycin jika antibiotik oral juga digunakan.

Terapi Topikal lain Azelaic acid, produk yang terdiri dari sodium sulfacetamide dan sulfur, dan preparat asam salisilat umumnya ditoleransi baik, tapi pengalaman klinis bahwa kurang efektif dari pada obat yang didiskusikan di atas. Studi yang menyangkut produk ini sedikit dan terbatas kepada metode mereka. Obat ini terbaik digunakan sebagai terapi tambahan atau ketika obat lain tidak ditoleransi. Akhirnya, menghindari bahan yang berpotensi mengiritasi seperti astringent, bahan pembersih yang keras atau sabun antibakterial harus ditekankan. TERAPI ORAL Antibiotik oral Antibiotik oral diindikasikan untuk penyakit sedang-berat, akne pada dada, punggung, bahu dan pada pasien dengan penyakit inflamasi dimana terapi kombinasi topikal gagal atau tidak ditoleransi. Ketika terapi oral diperlukan, tetrasiklin tidak mahal dan seringkali efektif sebelumnya untuk kasus tidak terobati. Hasil percobaan klinik secara acak mengindikasikan 50-60% angka perbaikan pada lesi inflamasi dapat diharapkan. Bagaimanapun, efek samping saluran cerna dan meminum tetrasiklin pada perut kosong tidak menguntungkan. Pengalaman klinik dan data yang terbatas menyarankan bahwa doksisiklin, minosiklin dan trimethoprim-sulfamethoxazole lebih efektif dari pada tetrasiklin. Doksisiklin dan minosiklin dipilih dari trimethoprim-sulfamethoxazole karena profil efek sampingnya. Memulai terapi dengan dosis tinggi direkomendasikan karena respon tidak dapat dinilai dalam sekurangnya enam minggu dan khasiat penuh tidak terlihat dalam tiga bulan. Jika sedikit respon telah terlihat pada enam minggu, disesuaikan rencana pengobatan seperti menambah obat topikal atau mengganti antibiotik oral. Setelah kontrol akne dicapai dan dipertahankan untuk sekurangnya dua bulan, pengurangan dosis dapat dicoba. Terapi antibiotik oral umumnya digunakan sampai 3-6 bulan. Akhirnya penghentian obat merupakan tujuan, diikuti oleh penghentian panjang terapi topikal (dengan retinoid topikal tunggal atau kombinasi dengan benzoyil peroxide). Penggunaan kontrasepsi oral dengan antibiotik oral pada wanita masih merupakan

kontroversi tapi diskusi para ahli telah merekomendasikan pendekatan konservatif contohnya : dua bentuk kontrasepsi- diberikan pada pasien yang memperlihatkan penurunan besar pada level ethinyl estradiol plasma pada penggunaaan antibiotik, seperti tetrasiklin.

Respon Kurang Alasan bahwa akne mempunyai respon yang kurang dengan terapi antibiotik meliputi potensi yang tidak adekuat (contohnya : penggunaaan terapi topikal untuk penyakit berat), tidak adekuatnya durasi terapi (sekurangnya satu bulan dibutuhkan untuk melihat respon), edukasi yang salah pada pasien, kurangnya penggunaan obat, atau perkembangan resistensi antibiotik. Resistensi meningkatkan masalah tersebut karena 60% P.acnes resisten terhadap sekurangnya satu antibiotik, resistensi tersering terjadi pada penggunaan eritromisin (50% kasus), klindamisin (35%) dan tetrasiklin (25%). Resistensi antibiotik harus dicurigai pada pasien yang tidak memiliki respon terhadap terapi atau yang mengalami relaps selama terapi, khususnya orang yang menggunakan multipel terapi antibiotik oral dan topikal. Karena resistensi eritromisin dan klindamisin sering terjadi secara bersamaan. Kejadian meluasnya akne selama pengobatan dengan salah satu antibiotik diatas dianjurkan diganti dengan tetrasiklin ataupun doksisiklin. Resistensi P.acnes terhadap tetrasiklin biasanya terjadi pula resistensi terhadap doksisiklin sehingga penggantian dengan minosiklin direkomendasikan jika hal itu terjadi. Resistensi yang terjadi dihubungkan dengan Staphylococcus aureus pada nares, streptococci di orofaring, dan enterobacteria. Infeksi oleh bakteri gram negatif mungkin juga merupakan komplikasi dari terapi antibiotik yang lama. Telah dilaporkan terjadi pertumbuhan bakteri gram negatif pada nares anterior pada 85 % dari pasien yang telah diterapi dengan antibiotik oral selama 6 bulan ataupun lebih. Pada 4 % dari pasien, pustul bertambah, dan primernya terdapat pada bagian sentral dan bagian bawah muka (gbr.5). kultur dari salah satu pustul akan menghasilkan

bakteri gram negatif yang identik dengan yang terdapat pada nares anterior. Akne superinfeksi paling baik diterapi dengan isotretinoin. Gambar 5. folikulitis gram negatif. Terdapat pustul pada sekitar nares anterior Terapi Hormonal Pada wanita yang mempunyai tanda hiperandrogen ( mens yang tidak teratur, rambut rontok akibat penurunan densitas rambut dari vertex sampai anterior skalp atau hirsutism), yang memiliki akne yang resisten terhadap terapi konvensional, yang mengalami relaps yang cepat setelah terapi dengan isotretinoin, atau yang memiliki onset akne yang berat serta mendadak diakibatkan oleh kelebihan androgen dan hal ini seharusnya dikurangi termasuk kadar serum dehydroepiandrosterone dan freetestosterone. Jika kadar ini meningkat, seperti pada kelainan spesifik ( tumor, hiperplasia adrenal kongenital, atau sindrom polikistik ovarium) dapat termasuk sebagai target terapi, walaupun pada diskusi terapi ini, jauh dari ruang lingkup pembahasan. Terapi dengan oral kontrasepsi yang mengandung estrogen atau dengan spironolactone, antagonis androgen sering berguna pada wanita dengan hiperandrogen dan wanita yang memiliki kadar serum androgen yang normal. Norgestimate-ethinyl estradiol (ortho Tri-cyclen) dan norethindrone asetat-ethinyl estradiol (estrostep) diakui oleh The Food And Drug Administration sebagai terapi akne, dan penilitian menunjukan bahwa drospirenone-ethinyl estradiol (yasmin) dan levonorgestrel-ethinyl estradiol (alesse) juga efektif. Penelitian secara umum menujukan setelah 6 sampai 9 bulan penggunaan, terjadi penurunan lesi inflamasi sebanyak 30-60 %, dengan perbaikan pada 50-90% pasien. Oral kontrasepsi lainnya yang mengandung estrogen juga mempunyai efek positif. Injeksi

progestin belum pernah diteliti, sedangkan kontrasepsi progesteron saja dapat membuat perburukan pada akne. Observasi klinik menunjukan bahwa wanita dengan nodul yang dalam pada bagian bawah wajah dan leher (Gbr.6) merupakan pasien yang secara khusus berhasil diterapi dengan terapi hormonal. Respon dari kegunaan hormon dapat terlihat setelah satu siklus mesntruasi, tapi dibutuhkan 3-6 bulan untuk melihat seluruh efek terapi tersebut. Biasanya, kontrasepsi oral diberikan pertama, dan jika tidak efektif pada beberapa bulan, ditambahkan spironolactone 50-100 mg. Tahapan terapi ini beralasan karena efek kontrasepsi dikuatkan oleh spironolactone. Terapi hormonal secara khusus berguna pada wanita yang memakai kontrasepsi atau yang mempunyai tanda hiperandrogen, seperti mens yang tidak teratur atau hirsutisme. Terapi antibiotik oral dan topikal dapat digunakan sebagai kombinasi dengan terapi hormonal.

Gambar 6. terdapat akne pada wajah bagian bawah Isotretinoin Pasien dengan akne yang berat yang tidak teratasi oleh terapi kombinasi oral dan topikal merupakan indikasi untuk terapi dengan isotretinoin oral. Pada saat penggunaan terapi ini penilaian dari keparahan penyakit seharusnya meliputi efek pada akne pasien, seperti kemungkinan timbulnya skar. Isotrertinoin mengecilkan ukuran dan menekan sekresi dari glandula sebasea, dan menghambat pertumbuhan P.acnes serta proses inflamasi, dan juga mencegah komedogenesis melalui diferensiasi dari folikular keratinosit. Isotretinoin mempunyai efek pada 4 faktor patogen dari akne, dimana ini menjelaskan daya kemampuan terapi yang menyeluruh. Sebagai tambahan, ini merupakan satu-satunya terapi yang mempunyai perbaikan yang dapat secara permanen. Kira-kira 40% dari pasien bebas dari akne setelah menjalani sekali terapi, 40% mengalami rekuren ringan yang merupakan respon terhadap obat dimana itu menandakan

akne sudah mengalami resisten,dan 20% membutuhkan terapi ulangan dengan isotretinoin nantinya. Pasien umur 16 tahun kebawah dengan akne yang berat pada badan dan wanita dewasa lebih beresiko terjadinya relaps. Pada 2 grup pertama membutuhkan terapi isotretinoin yang lama, sedangkan pada grup yang ketiga terapi terbaik adalah dengan terapi hormonal. Remisi yang lama dan terbaik terjadi pada dosis total 120-150 mg per kilogram berat badan. Kebanyakan pasien dapat dimulai dengan dosis 20-40 mg perhari, dan dengan meningkatkan menjadi 40-80mg perhari setelah beberapa bulan. Efek samping dari terapi tergantung dosis dan dapat dihindari dengan menurunkan dosis setelah masa periode pengobatan. Isotretinoin adalah teratogenik; embriopati (seperti defek pada telinga,SSP, jantung) telah dilaporkan dapat terjadi setelah dosis tunggal. Wanita dalam usia produktif harus mengikuti program pencegahan kehamilan oleh perusahaan obat tersebut. Status Psikologis dari pasien harus juga dimonitor dengan baik. Walaupun populasi yang diteliti tidak ditegaskan oleh peneliti mengenai hubungan kegunaan isotretinoin dan resiko kerusakan tubuh ataupun depresi. Telah dilaporkan kasus dari depresi yang terjadi pada 2 bulan pertama setelah memulai terapi, dan hilang setelah penghentian terapi dan timbul kembali saat terapi dimulai kembali. Akne diketahui berhubungan dengan kecemasan, depresi dan presepsi negatif terhadap diri dan keberhasilan terapi dengan isotretinoin meningkatkan faktor-faktor tersebut. Maka, yang terbaik dalam hal tersebut adalah dengan menyeimbangkan terapi isotretinoin dengan terapi psikologis. Isotretinoin dapat menyebabkan hipertrigliseridemia dan efek lainnya dapat berpengaruh pada kadar kolesterol. Pengubahan dosis atau diet dapat dilakukan untuk melanjutkan terapi. Kekeringan mukosa nasal dapat terjadi, dimana dapat memacu kolonisasi S.aureu. Komplikasi dapat berupa abses, konjungtivitis, impetigo, selulitis, dan folikulitis. Komplikasi ini dapat dicegah dengan menggunakan bacitracin intranasal. Terapi lainnya Mengeluarkan komedo secara fisik dan injeksi langsung steroid pada lesi merupakan 2 teknik terapi yang telah terbukti secara klinik mengurangi timbul akne. Metode lain seperti peeling kimia, mikrodermabrasi, dan terapi dengan sinar, laser, atau radiofrekuensi membutuhkan investigasi lebih dalam pelaksanaan.

Kesimpulan dan saran Prinsip pengobatan akne tergantung pada tingkat keparahan pada pasien. Pasien dengan akne yang berat saya akan meresepkan terapi topikal dan oral. Pada wajah, saya akan meresepkan tretinoin 0.025% pada penggunaan malam hari, dan dikombinasikan dengan benzoil peroxide 5% dalam vehikulum berupa air pada pagi harinya. Saya juga akan memberikin tetrasiklin 2 kali sehari. Saya akan melihat efek dan iritasi setelah 6-8 minggu.

Anda mungkin juga menyukai