Anda di halaman 1dari 16

RADIASI BENDA HITAM SEMPURNA

Oleh:
Edwin Setiawan Nugraha
RADIASI
• RADIASI ADALAH PERPINDAHAN
KALOR DALAM BENTUK PANCARAN
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
OLEH SUATU BENDA KE LINGKUNGAN
SEKITARNYA.
• BENDA APAPUN DI ALAM SEMESTA INI
SELALU MEMANCARKAN RADIASI
HUKUM STEFAN-BOLTZMAN MERUMUSKAN INTENSITAS
RADIASI BENDA SEBAGAI BERIKUT :

I = eσT 4

Daya radiasi

P=I A P = eσAT 4

Energi radiasi

W=Pt W = eσAT 4t

Keterangan :
I = intensitas radiasi (W/m2)
e = emisivitas benda (0<e <1), untuk benda hitam e=1
σ = 5,67 x 10-8 Wm-2K-4 = tetapan Stefan-Boltzman
T = suhu mutlak benda ( K )
A = luas permukaan benda (m2)
BENDA HITAM
MEMILIKI KEMAMPUAN MENYERAP DAN MEMANCARKAN RADIASI
SANGAT BAIK.
CONTOH BENDA HITAM ?
CONTOH IDEAL BENDA HITAM ADALAH LUBANG KECIL DARI BENDA
BERONGGA.

Sinar

MENYERAP RADIASI

LUBANG KECIL
PADA SAAT DIPANASKAN BENDA HITAM MEMANCARKAN RADIASI
SANGAT BAIK

API
SKETSA PENGUKURAN INTENSITAS
RADIASI BENDA HITAM

Prisma spektrum
Benda hitam Celah
detektor

Lintasan detektor
INTENSITAS RADIASI BENDA HITAM
(HASIL PENGUKURAN)

I (W/m2)

T1

T2

λ (m)
λ1 λ2
Hubungan antara panjang gelombang saat intensitas maksimum dengan
suhu benda dinyatakan oleh hukum pergeseran wien. Hukum pergeseran
wien menyatakan :

λmaks T = 2,898 x 10-3 mK

λmaks = Panjang gelombang radiasi pada saat intensitas maksimum ( m )


T = suhu benda hitam ( K)

APLIKASI RADIASI BENDA HITAM


Mengukur suhu-suhu bintang. Dengan mengukur intensitas radiasi
yang dipancarkan oleh setiap bintang maka suhunya dapat diprediksi
menggunakan Hukum Pergeseran Wien.
HIPOTESIS PLANCK

Intensitas radiasi benda hitam merupakan salah satu feomena misteri


bagi ilmuwan sampai tahun 1900. Saat itu teori fisika dibangun oleh
dua konsep fundamental yaitu Hukum Newton dan Teori Gelombang
Elektromagnetik. Walaupun kedua toeri ini sudah banyak
menjelaskan berbagai fenomena alam tetapi gagal menjelaskan
fenomena radiasi benda hitam.

Pada tahun 1900,untuk menjelaskan radiasi Max Planck seorang


ilmuwan fisika genius dari Jerman membuat hipotesis radikal.
Menurut Planck, energi terkuantisasi (foton), seperti halnya
frekuensi.

E=nhf berarti satu foton memiliki energi sebesar : E = hf


E = energi getaran (J)
N = bilangan kuantisasi = 1,2,3,4,…dst
h = konstanta Planck = 6,63 x 10 -34 Js
f = frekuensi gelombang elektromagnetik (Hz)
EFEK FOTOLISTRIK

Anoda Katoda
Pada awalnya tegangan V = 0.
- Ketika Anoda disinari cahaya pada
e frekuensi tertentu elektron mengalir
pada rangkaian sehingga jarum
amperemeter bergerak. Pada saat
V
diberikan tegangan penghalang V
arus yang mengalir menjadi nol.

Pada saat tidak ada aliran listrik dapat disimpulkan bahwa elektron tidak dapat
melewati potensial. Dengan kata lain :
EK = q V

q = muatan elektron (C) V = Potensial henti (volt)


Penjelasan Einstein Terhadap Fenomena Efek Foto Listrik
Menurut Einstein gelombang elektromagnetik terdiri atas paket-paket energi
yang disebut foton. Satu buah foton memiliki energi sebesar :
E = hf. Elektron dapat terpental dari anoda menuju katoda disebabkan
elektron pada anoda ditumbuk oleh foton dan pada saat bersamaan terjadi
transfer energi dari foton ke elektron. Energi yang diterima elektron
digunakan untuk melepaskan diri dari permukaan anoda dan sisanya
menjadi energi kinetik elektron sehingga bergerak menuju katoda.

Perumusan : Energi Awal = Energi Akhir


Energi Foton = Energi Ikat + Energi Kinetik

h f = W + EK h f = W + qV

h = konstanta Planck = 6,62 x 10 -34 Js


f = frekuensi gelombang cahaya ( Hz)
W = energi ikat ( fungsi kerja ) dimana W = hfo ( J )
fo = frekuensi ambang ( Hz)
EK = energi kinetik ( J )
EFEK COMPTON
• Efek Compton berasal dari penelitan hamburan sinar –x
yang dilakukan oleh Arthur H. Compton.
• Percobaan ini dilakukan dengan menembak elektron
yang sedang diam dengan sinar-x (foton). Ternyata
setelah tumbukan terjadi :

a. Perubahan panjang gelombang foton


b. Foton mengalami penyimpangan arah gerak
c. Elektron terpental membentuk sudut tertentu terhadap
arah gerak foton mula-mula
SKETSA PERCOBAAN COMPTON

Dengan membuat asumsi bahwa


λ’, E’
cahaya terdiri dari foton-foton,
diperoleh perubahan panjang
gelombang :

λ, E h
λ −λ =
'
(1 − cos θ )
θ mo c
-
φ atau
foton Elektron
diam - λ ' − λ = 2,43 x 10 −12 (1 − cos θ )
v

λ = panjang gelombang foton sebelum menumbuk elektron (m)


λ’= panjang gelombang foton setelah menumbuk elektron (m)
θ = sudut simpangan foton setelah tumbukan terhadap arah sebelum tumbukan
PANJANG GELOMBANG DE BROGLIE
Broglie pada tahun 1924 mengajukan hipotesis (dugaan) dalam disertasi
doktornya bahwa partikel berprilaku seperti gelombang sehingga partikel
yang bergerak memiliki besaran panjang gelombang sebesar :

h h
λ= atau λ=
p mv

λ = panjang gelombang partikel ( m )


p = momentum partikel (kgm/s)
h = konstanta Planck
m = massa benda (kg)
v = kelajuan benda (m/s)
PERCOBAAN EFEK FOTO LISTRIK DAN EFEK COMPTON DAPAT
DIJELASKAN DENGAN PANDANGAN BARU BAHWA CAHAYA
TERDIRI DARI PAKET-PAKET ENERGI (FOTON) YANG
BERPRILAKU SEPERTI PARTIKEL.

KESIMPULAN : BAHWA
CAHAYA SELAIN BERSIFAT GELOMBANG JUGA
BERSIFAT PARTIKEL

TEORI KUANTUM CAHAYA

PARTIKEL PUN DAPAT BERPRILAKU SEPERTI GELOMBANG, ARTINYA


PARTIKEL BERGERAK PUNYA PANJANG GELOMBANG
TEORI KETIDAKPASTIAN HEISENBERG
Pada tahun 1927 fisikawan jerman Werner Heisenberg mengajukan
teori yang dinamakan teori ketidakpastian. Teori ini dinyatakan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut :

∆p ∆x ≥ h

∆p = ketidakpastian momentum partikel (kgm/s)


∆x = ketidakpastian posisi partikel (m)

Persamaan ini menunjukkan bahwa ketika dilakukan pengukuran


posisi terhadap partikel-partikel dengan ketelitian tinggi maka
momentumnya menjadi lebih tidak pasti. Begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai