Gaya wawancara
Gaya psikodinamik / gaya berorientasi tilikan (Insight-oriented Interviewing) Gaya deskriptif / gaya berorientasi gejala (Symptom-oriented Interviewing)
Gaya wawancara
Insight-oriented (psikodinamik) menjelaskan gejala dan perilaku Symptom-oriented (deskriptif) mengklasifikasikan gejala untuk membuat diagnosis Dapat digunakan bersama / saling mengisi
4 komponen wawancara
Rapport (hubungan dokter-pasien) Tehnik khusus Menilai Status Mental Menegakkan Diagnosis
Rapport (cont..)
Temukan penderitaan pasien, tunjukkan empati dan perhatian 3. Menilai tilikan pasien, jadilah temannya. 4. Tunjukkan bahwa anda ahli menghadapi masalah seperti yang dialaminya 5. Tunjukkan kemampuan memotivasi dan memandu 6. Seimbangkan peran anda sesuai keadaan:
2.
Teknik wawancara
Teknik umum untuk berbagai situasi Teknik khusus/spesifik untuk wawancara tertentu
Bina rapport seawal mungkin Tentukan keluhan utama Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan DD sementara Singkirkan atau masukkan berbagai kemungkinan diagnostik dg menggunakan pertanyaan yg terfokus dan rinci Ikuti jawaban yg samar atau tak jelas dg gigih
10
Tunjukkan empati kepada pasien melalui katakata dan ekspresi wajah/bahasa tubuh Pertahankan kontak mata pada tingkat yang membuat pasien nyaman Perhatikan ekspresi emosi dan pernyataan2 yang tidak selesai (half-expressed statements) Jangan terlalu sibuk dengan catatan anda Gunakan banyak pertanyaan terbuka, terutama bila ingin pasien menjelaskan perasaannya:
Apa? Kapan? Di mana? Bagaimana? Hindari Mengapa?
12
Gunakan pertanyaan2 yang direktif, tapi tidak tertutup, untuk mendapatkan kriteria diagnostik utama Jangan bicara terlalu banyak Klarifikasi, bila diperlukan Biarkan pasien mengekspresikan penderitaannya, kalau perlu biarkan ia menangis Mendengar aktif
13
Teknik khusus:
Kalimat pembuka:
Apa yang bisa saya bantu?
14
Konfrontasi:
Tunjukkan kepada pasien hal-hal yang kurang
diperhatikan pasien, hilang, atau disangkal Tujuannya membantu pasien menghadapi apa yang mesti dihadapinya dengan cara langsung namun halus Contoh : Apa yang telah anda lakukan memang tidak membuat anda mati, tapi hal itu menunjukkan bahwa anda memiliki masalah serius dan bahwa anda butuh pertolongan agar anda tidak mencoba bunuh diri lagi
15
Klarifikasi
Mendapatkan rincian dari apa yang dikatakan
pasien Contoh : Anda merasa tertekan. Kapan anda merasa paling tertekan?
16
17
Menjelaskan:
Dokter menjelaskan rencana terapi dengan
bahasa yang dapat dimengerti pasien, serta mempersilahkan pasien untuk bertanya serta memberikan respons
Transisi:
Dilakukan bila dokter ingin memberitahu
pasien bahwa info tentang suatu topik sudah cukup dan ingin pindah ke topik lain.
18
19
20
21
Menutup Wawancara
Merangkum keluhan2 pasien menjadi satu kesimpulan, diagnosis/diagnosis banding Memberitahu rencana penatalaksanaan Memberi kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengertinya Jangan lupa ! Bilang terima kasih pada pasien ! Menutup wawancara dengan membuat janji pertemuan berikutnya (jika perlu)
22
Penampilan Umum
Yang perlu diperhatikan: postur, sikap, cara berpakaian, perawatan diri Jika terlihat aneh, dapat ditanyakan:
tentang penampilan Anda? Menurut Anda, Anda terlihat seperti apa? Jelaskan mengapa Anda memilih berpenampilan seperti ini?
Kooperatif, bersahabat, penuh perhatian, membenci, bingung, acuh, bercanda, mengelak, kurang terbuka, defensif
tangan Terbatas : ekspresi dan gerak terbatas Tumpul : ekspresi & emosi sangat berkurang Datar : tidak ada ekspresi, suara monoton
Pembicaraan
ragu, lancar, emosional, dramatik, monoton, bergumam, gagap, irama, hambatan berbicara.
Persepsi
Gangguan persepsi dapat berupa halusinasi&ilusi, yg bisa dilihat dari dalam diri sendiri maupun lingkungan Biasanya melibatkan panca indera (auditorik, visual, pengecapan, penghiduan, perabaan) Isi dari halusinasi harus dijelaskan Waktu terjadinya halusinasi penting utk diketahui, contoh:
Persepsi
Contoh lain: Depersonalisasi (merasa orang2 sekitar menjadi aneh & asing), derealisasi (merasa lingkungan menjadi aneh & asing) Formikasi: perasaan seolah2 ada serangga yg merambat di tangan (terlihat pada kokainisme) Pertanyaan yang dapat diberikan:
dapat didengar orang lain? Apakah Anda pernah merasakan sensasi aneh pada tubuh Anda yg tidak dpt dilihat orang lain?
Pikiran
Gangguan Bentuk Pikir : Ketidak mampuan mengorganisasikan proses pikir membentuk ide bertujuan. Jenis-2 Gangguan Bentuk /Arus Pikir : 1. Inkoherensi: gagasan satu dengan lain tidak berhubungan, tidak logis, secara keseluruhan tidak dapat dimengerti. 2. Asosiasi longgar: bentuk lebih ringan dari inkoherensi. 3. Asosiasi bunyi : gagasan satu dengan yang lain dirangkaikan oleh kesamaan bunyi
4. 5. 6.
7. 8. 9.
Neologisme: membentuk logika baru yang hanya dimengerti oleh pasien Sirkumstansial: penyampaian gagasan secara berbelit dan cenderung terpaku pada detail Tangensial: ketidakmampuan untuk mempertahankan gagasan bertujuan (cth pada pasien demensia) Flight of Ideas: gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke topik lain Verbigerasi: pengulangan kata tanpa tujuan Preserverasi: pengulangan gagasan secara persisten/tidak responsif terhadap stimulus baru
Gangguan isi pikir : buah pikiran/keyakinannya terganggu, bukan cara penyampaiannya. Bisa berupa waham, obsesi kompulsi, fobia, preokupasi, ide bunuh diri, dll Waham : Keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, tidak sesuai dengan realitas dan budaya yang berlaku di lingkungan
Fungsi Kognitif
Orientasi (orang, tempat, waktu) Konsentrasi dan atensi Memori (immediate, recent, long term) Membaca dan menulis Kemampuan visuospasial Kemampuan berpikir abstrak Informasi dan intelejensi
Pengendalian impuls
Pengendalian impuls seksual, agresif dan impuls lainnya Bisa diketahui dari riwayat pasien dan perilaku pasien saat wawancara
TILIKAN (INSIGHT)
1. 2. 3. 4. 5.
6.
pemahaman pasien terhadap penyakitnya Derajat gangguan tilikan: Penyangkalan total penyakit Ambivalensi terhadap penyakitnya Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab sakitnya Menyadari penyakitnya dan faktor faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya Tilikan sehat
Referensi
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and sadocks synopsis of psychiatry. Hong Kong: Williams & Wilkins, 1994. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadocks synopsis of psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003. Noorhana SW. Slide kuliah Wawancara Psikiatrik, Pemeriksaan Status mental dan Psikopatologi. Modul Saraf dan Jiwa. 26 Desember 2007
46
TERIMA KASIH
47