Identifikasi
Nama Jenis kelamin Umur Alamat Kebangsaan Agama MRS : By. R : Perempuan : 3 hari : Dalam kota : Indonesia : Islam : 31 Oktober 2007
Anamnesa
Keluhan Utama (alloanamnesis) Tidak memiliki anus
Anamnesa
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak lahir, os tidak BAB. Umur 2 hari, os muntah, warna kehijauan, frekuensi 2-3 x/hari, 10-15 menit setelah minum susu. BAK biasa, BAB (-). 1 hari SMRS, os diketahui tidak mempunyai anus, muntah (+), kembung (+), kuning (+), sesak nafas (+). Os kemudian dirujuk ke RSMH.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan umum Berat badan Suhu Nadi Pernapasan Pupil Mata Kulit KGB Leher Paru-paru Jantung Abdomen Genitalia Eksterna Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior Anal : sedang : 2500 gr : 37,2 C : 156 x/menit : 64 x/menit : Isokor : Konjunctiva pucat, sklera ikterik : Tidak ada kelainan : Tidak ada pembesaran : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Lihat status lokalis : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Tidak ada kelainan : Lihat status lokalis
Pemeriksaan Fisik
-B. Status Lokalis Regio Abdomen I : cembung P : lemas P : tympani A : Bising usus (+) normal Regio Anal I : Anus (-) Anal dimple (+) Fistula (-)
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan laboratorium Hematologi: Hb : 19,3 g/dl Ht : 58 vol% Leukosit : 10.600 /mm Trombosit : 337000 /mm LED : 3 mm/jam Hitung jenis : 0/0/0/85/15/0
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologis Jarak antara marker dengan punctum distal rectum 1,2 cm
Diagnosa
Atresia ani Penatalaksanaan
-puasa -IVFD D10% + NaCl 15% 6 cc gtt 15x/menit -NGT terbuka -kateter uretra -AB -colostomy cito -rencana PSARP
Prognosis
Quo ad vitam Quo ad functionam : bonam : dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Seorang bayi perempuan, berusia 3 hari, bertempat tinggal di dalam kota Palembang berkebangsaan Indonesia, agama Islam, menjalani rawat inap di Departemen Bedah Rumah Sakit Dr. Moh. Hoesin Palembang sejak 31 Oktober 2007. Penderita dibawa berobat ke RSMH dengan keluhan tidak memiliki anus. Sejak lahir, os tidak BAB. Umur 2 hari, os muntah, warna kehijauan, frekuensi 2-3 x/hari, 10-15 menit setelah minum susu. BAK biasa, BAB (-). Sehari SMRS, os diketahui tidak mempunyai anus, muntah (+), kembung (+), kuning (+), sesak nafas (+). Dari anamnesis, kita dapat berpikir akan adanya atresia ani.
Pada pemeriksaan fisik status generalis dalam batas normal. Pada status lokalis di regio abdomen pada inspeksi tampak cembung, pada palpasi abdomen lemas, perkusi abdomen tympani, dan pada auskultasi terdengar bising usus (+) normal. Pada regio anus, inspeksi tidak terdapat anus, anal dimple (+), fistula (-). Hasil pemeriksaan fisik semakin menguatkan diagnosis atresia ani tanpa fistula.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kemungkinan adanya infeksi ditandai dengan peningkatan leukosit, bilirubin, dan CRP
Pada pemeriksaan radiologi invertogram dengan knee chest position, didapat jarak antara marker dengan punctum distal rectum 1,2 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa kelainan ini merupakan kelainan letak tinggi, dimana jarak antara ujung buntu rektum dengan kulit lebih dari 1 cm.
Penatalaksanaan pada penderita yaitu puasa, dan diberikan terapi IVFD. Dilakukan juga dekompresi abdomen dengan memasang NGT dan kateter untuk mengurangi distensi abdomen. Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada saluran cerna berupa enterokolitis. Direncanakan terapi berupa kolostomi cito untuk menghilangkan obstruksi usus dan mencegah infeksi lebih lanjut. Serta direncanakan untuk dilakukan PSARP pada umur yang lebih tua (1-12 bulan).
Prognosis pasien ini quo ad vitam dan quo ad functionam adalah bonam.