Kelompok 5 1. Agung Dwi Saputro 2. Andi Silpia 3. Azka Faza Fadhila 4. Dyah Raras Puruhita 5. Fitriya Sujatmaka 6. Kusuma Intan 7. M. Alif Zainal 8. Novita Putri Wardani 9. Setiani Imaningtias 10. Tohari
(2011730118) (2011730122) (2011730126) (2011730130) (2011730134) (2011730145) (2011730149) (2011730157) (2011730162) (2011730165)
Skenario
Seorang perempuan berusia 42 tahun, datang ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan rutin. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien sering merasa pusing sejak 2 bulan terakhir terutama di bagian belakang kepala yang tidak ada perubahan meskipun sudah minum obat. Ibu dari pasien tersebut masih hidup, saat ini berusia 67 tahun tapi menderita diabetes. Ayah sudah meninggal 8 tahun yang lalu karena serangan jantung. Pasien mengaku tidak merokok dan jarang berolahraga. Pada pemriksaan fisis didapatkan TB 150 cm, BB 70 kg. TD 150/95 mmHg. Pemeriksaan fisis lain dalam batas normal.
3. Pemeriksaan Fisik :
TB 150 cm, BB 70 kg TD 150/95 mmHg IMT = 70/(1,5)2 = 31,1
Data Tambahan
GDS LP Kolesterol total LDL HDL Trigliserida Asam urat Riwayat persalinan Glukosa urin : 180 mg/dl : 90 cm : 280 mg/dl : 150 mg/dl : 35 mg/dl : 300 mg/dl : 5 mg/dl : 2 anak, anak pertama 1300 gr; anak kedua 1350 gr :+
Pertanyaan
1. Mengapa pasien merasa pusing sejak 2 bulan terakhir dan tidak ada perubahan setelah minum obat? 2. Adakah hubungan tidak merokok dan jarang berolahraga dengan keluhan pasien? 3. Apa pengaruh obes dan hipertensi pada gejala yang dialami pasien? 4. Apakah gender dan usia mempengaruhi gejala yang dialami pasien? Adakah hubungan penyakit keluarga dengan gejala yang dialami pasien? 5. Jelaskan peranan organ-organ tubuh dalam regulasi berat badan! 6. Jelaskan peranan hormon-hormon yang berperan dalam regulasi berat badan! 7. Jelaskan tata cara pemeriksaan untuk mendiagnosis obesitas? 8. Sebutkan penyakit-penyakit yang menyebabkan obesitas! 9. Differential Diagnosist 1. Sindroma metabolic 2. Diabetes Mellitus tipe 2 3. Cushing Syndrome 4. Defisiensi Leptin 10. Jelaskan fisiologi leptin pada keadaan normal dan obes!
3. Adiponectin Adiponectin juga salah satu hormon yang dilepaskan dari sel lemak. Hormon ini meningkatkan kemampuan otot untuk menggunakan karbohidrat sebagai energi, meningkatkan metabolisme tubuh dan menekan nafsu makan. 4. Insulin Hormon ini diperlukan untuk proses pemulihan pasca olahraga, pembentukan otot dan menjaga kadar gula dalam darah secara optimal.
5. Glucagon Glucagon merupakan hormon yang cara kerjanya kebalikan dari insulin. Jika insulin menyimpan karbohidrat dan membentuk lemak, glucagon bertanggung jawab menghancurkan timbunan karbohidrat dan lemak; melepaskan KH dan Lemak sehingga tubuh bisa menggunakannya untuk energi. 6. CCK (Cholecystokinin) hormon ini dilepaskan dari sel ke usus kapanpun kita makan protein atau lemak. Tapi CCK tidak hanya menetap di usus. Sebaliknya, CCK akan bekerja sama dengan sistem syaraf dan perut untuk memperlambat proses pencernaan.
7. Epinephrine Epinephrine memicu pembakaran lemak yang nantinya dikeluarkan sebagai energi untuk tubuh. Hormon ini juga bisa menahan hasrat makan. 8. Hormon Pertumbuhan Hormon ini berinteraksi dengan sel-sel lemak dan memerintahkan mereka untuk hancur serta membakar cadangan lemak untuk energi. Hormon pertumbuhan bisa ditingkatkan jumlahnya dengan olahraga intensitas tinggi, circuit training (semi-kardio) dan tidur yang berkualitas.
Antropometri berdasarkan Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI)
BMI WHO BMI (kg/m2) Risk of Cotradisional Asia Pasifik morbidities (kg/m2) < 18.5 Rendah (tetapi resiko terhadap masalahmasalah klinis lain meningkat)
18.5 22.9 Rata rata 23.0 24.9 Meningkat 25.0 29.9 Sedang > 30.0 Berbahaya
Lingkar pinggang
>94 cm
>102 cm
>80 cm
>88 cm
2. Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada wanita usia subur (20-45 th)
LLA (cm) 25.7-28.5 28.5-34.2 Kriteria Normal Obesitas
34.2-39.7
>39.7
Obesitas berat
Obesitas sangat berat
Ciri dari tipe ini adalah besar di seluruh bagian badan. Tipe Ovid umumnya Ovid (Bentuk Kotak Buah) terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik
Sindrom Cushing
Terjadi akibat aktivitas korteks adrenal yang berlebihan. Sindrom tersebut dapat terjadi akibat pemberian kortikosteroid atau ACTH yang berlebih atau akibat hyperplasia korteks adrenal.
Prader-Willi Sindrom
Gangguan genetik yang sangat langka, di mana tujuh gen (atau beberapa subset darinya) pada kromosom 15 yang hilang atau terpendam (kromosom 15q penghapusan parsial) pada kromosom ayah. Hal ini ditandai dengan hypotonia, perawakan pendek, polifagia, obesitas, tangan kecil dan kaki, hipogonadisme, dan keterbelakangan mental ringan.
Hormonal
Penanda Diagnostik
Hipotiroid
Hiperkortisolisme
Laurence-Moon-Bield
Alstrom Beckwith-Wiedeman
Soto
Karakteristik yang terkait Obesitas, MR, nafsu makan meningkat, hipogonad, strabismus Obesitas, MR, retinopatipigmentosa, hipogonad, paraplegia spastic Obesitas, retinitis pigmentosa, tuli, DM Gigantisme, exomphalos, makroglosia, visceromegali Cerebral gigantisme, hipotonia, perkembangan motoric & kognitif terhambat Infant overgrowth, Bone age advance, muka khas Pendek, webbed neck, obesitas, 45X , Keluhan jantung Obesitas, MR, hipotonia, hipogonad MR, mikrosefal, hipogonad, brachy , metapody, skeletal abnormal Hipertrofi otot, acromegaly, hepatomegaly, acanthosis nigricans MR, hipertrigliserid, insulin resistance
leptin insulin
Ghrelin
Secara UMUM
KHUSUS
1. Asupan makanan hipotalamus(nukleus arkuatus) : - NPY melanokortin 2. Adiposit adipokinleptin 3. Saluran cerna : 1. lambung Ghrelin 2. usus halus (PYY 3-36)
4. LHA(lateral hipotalamus area)oreksin 5. PVN (paraventrikular hipotalamic nucleus) CRH 6. Batang otak (NTS)
Differential Diagnosist
Data
Tekanan Darah Obesitas GDS GDP Glukosa Urine Riwayat keluarga dengan penyakit Jantung
Syndrom Metabolic
140/90 mm Hg + > 100 mg/dl + +
DM II
120/80 mm Hg + >200 mg/dl >126 mg/dl + +
Sindrom Cushing
120/80 mm Hg + > 100 mg/dl -
Sindrom Metabolic
>200 md/dl
DM II
>200 md/dl
Syndrom Cushing
-
Pria : <35 mg/dl Wanita : <39 mg/dl 100 mg/dl >150 mg/dl
Pria : <35 mg/dl Wanita : <39 mg/dl 100 mg/dl >150 mg/dl
LDL
Trigliserid
Lingkar Pinggang
ACTH
Alkolisis Metabolik
Sindrom Metabolic
-
DM II
+/+/-
Syndrom Cushing
+ -
Sindroma Metabolik
Disebut juga sindroma resistensi insulin adalah kumpulan gejala yang menunjukkan risiko kejadian kardiovaskular lebih tinggi pada individu tersebut. Resistensi insulin juga berhubungan dengan beberapa keadaan seperti hiperurisemia, sindrom ovarium polikistik, dan perlemakan hati non-alkoholik.
Faktor Risiko
Obesitas, terutama dengan lingkar pinggang > 90 cm () dan > 80 cm () Riwayat DM pada keluarga dan individu dengan prediabetes
Profil lemak darah abnormal : Trigliserida yang tinggi dan HDL yang rendah
Wanita yang didiagnosis polycystic ovarian syndrome oleh dokter kebidanan
Patofisiologi (1)
Dislipidemia sindroma metabolic ditandai dengan peningkatan trigliserida dan penurunan kolesterol HDL Penurunan kolesterol HDL disebabkan peningkatan trigliserida sehingga terjadi transfer trigliserida ke HDL Imunitas Inflamasi subklinis kronik juga merupakan bagian dari sindroma metabolic Marker inflamasi berperan pada progresivitas DM dan komplikasi kardiovaskular CRP Hipertensi Insulin merangsang sistem saraf simpatis, meningkatkan reabsorpsi natrium ginjal, memengaruhi transport kation dan mengakibatkan hipertrofi sel otot polos pembuluh darah.
Patofisologi
Obesitas Sentral Jaringan adipose merupakan sebuah organ endokrin yang aktif mensekresi berbagai faktro pro dan antiinflamasi seperti leptin, adiponektin, TNF-, IL6, dan resistin. Konsentrasi adiponektin plasma menurun pada kondisi DM tipe II dan obesitas. Senyawa ini dipercaya memiliki efek antiaterogenik pada hewan coba dan manusia. Sebaliknya, konsentrasi leptin meningkat pada kondisi resistensi insulin dan obesitas dan berhubungan dengan risiko kejadian kardiovaskular tidak tergantung dari faktor risiko kardiovaskular, IMT, dan konsentrasi CRP. Resistensi Insulin Resistensi Insulin menjadi faktor risiko utama terjadinya DM Merupakan keadaan di mana keadaan insulin tidak mampu atau jumlahnya tidak mencukupi untuk melakukan aktivitasnya sebagai hormon
Alur Diagnostik
Anamnesis
Pola Makan Gaya Hidup Olah Raga Riwayat Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah Pemeriksaan Antropometri Lingkar Pinggang Panggul Tebal lipatan kulit
Pemeriksaan Penunjang
Skrining / Penapisan dengan glukosa meter Glukosa Darah Puasa Glukosa Darah Sewaktu Glukosa Darah Postprandial Profil lipid darah Trigliserida
Terapi
Faktor Risiko Gaya Hidup Faktor Risiko Metabolik
Menurunkan Obesitas
Menurunkan Tekanan Darah menurunkan kadar glukosa darah Mengurangi faktor risiko trombotik dan fibrinolitik mengurangi dyslipidemia aterogenik
Diet Aterogenik
Pencegahan
Pola hidup sehat dengan diet, olahraga teratur, dan melakukan medical check-up secara berkala. Pencegahan Melakukan screening
Primer
Mencegah sindroma metabolik berkembang menjadi penyakit diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskuler dengan melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan, dan Pencegahan menggunakan obat ACE Inhibitor sesuai saran dokter Sekunder
Mencegah agar tidak terjadi komplikasi yang lebih berat dan meningkatkan kualitas hidup Pencegahan
Tersier
Komplikasi
Diabetes Mellitus Penyakit Kardiovaskuler Stroke
Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi dan hasil laboratorium dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita sindroma metabolic.
Referensi
Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Patofisiologi, Sylvia A.Price. Edisi 6, Volume 2, Hal.1263 Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Harrison Principles of Internal Medicine 18 th Edition Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed. 6, Vol.2 At A Glance : Sistem Endokrin Mikrobiologi Kedokteran/Geo F. Brooks, Janet S. Butel, dan Stephen A. Morse http://yunita3504.wordpress.com/obesitas/ Batubara, JRL, Tridjaja, B, Pulungan, AB 2010, Buku Ajar Endokrinologi Anak, ed.1, Badan Penerbit IDAI, Jakarta.