KELOMPOK 1
Laporan Kasus
Saudara sedang bertugas malam di UGD : Jam 4 pagi datang Tn. A, 70 tahun dengan kursi roda dihantar keluarganya dengan keluhan sesak napas. Sesak napas dirasakan 7 hari yang makin berat, tidur merasa lebih enak dengan 2-3 bantal, sehari-hari lebih banyak beristirahat, malam ini mendadak bangun karena sesak. Tn. A ada riwayat hipertensi dan sakit jantung, makan obat kurang teratur. Pemeriksaan fisik ditemukan hal sebagai berikut : Posisi setengah duduk/tidak dapat tidur telentang, pucat, berkeringat, sesak napas, compos mentis; tekanan darah 160/80 mmHg, heart rate 75x/menit, suhu 37C, respiration rate 32x/menit, JVP 5+4 cm; toraks simetris, ictus cordis pada ICS VI 2 jari lateral dari MCL sinistra, pan sistolik murmur grade III/6 punctum maximum di apex, menjalar ke axilla; ronchi basah pada kedua pulmo; hepatomegali 3 jari di bawah arcus costae, nyeri tekan, tepi tumpul, permukaan licin, hepatojugular reflux (+), oedema tungkai bilateral.
Laboratorium klinik:
Hb Leukosit Hematokrit Ureum Kolesterol HDL Kolesterol LDL : 12g/dl : 10000/ul : 40 % : 40 mg% : 55 mg/dl : 130 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang: Foto Thorax EKG : Kardiomegali dan Apex Lateral Kaudal : Old MCI
IDENTITAS Nama Usia ANAMNESIS Keluhan Utama : Mendadak terbangun dari tidur karena sesak nafas : Tn. A : 70 tahun Jenis Kelamin: Laki-Laki
Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak sudah dirasakan sejak 7 hari lalu, tidur merasa lebih enak dengan 2-3 bantal, malam mendadak bangun karena sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu : Terdapat riwayat hipertensi dan sakit jantung Riwayat Pengobatan Riwayat Kebiasaan Riwayat Keluarga : Makan obat tidak teratur ::-
Anamnesis tambahan
Apakah sesaknya diikuti nyeri pada daerah dada? Apakah sesaknya disertai batuk? Apakah terdapat mengi saat sesak napas? Apakah ada keluhan berdebar debar?
Masalah
Usia 70 tahun
Dasar Masalah
Anamnesis
Interpretasi Masalah
Merupakan suatu faktor resiko. Makin lanjut usia maka kemungkinan terjadinya perubahan anatomik dan penurunan fungsional atas organnya makin besar, hal ini dapat menyebabkan pasien lebih mudah terkena penyakit.
Sesak Napas
Sesak napas pada pasien ini bisa disebabkan oleh gangguan pada fungsi jantung ataupun paru
Sesak dirasakan 7 hari Anamnesis yang makin berat, Tidur enak Malam merasa dengan lebih 2-3
Karakteristik sesak nafas seperti ini cenderung terjadi pada pasien dengan gagal jantung
bantal (Orthopnoe)
o mendadak bangun karena sesak (Paroxysmal Nocturnal Dyspnea /PND)
Berkeringat
Pemeriksaan fisik
Hal ini dicurigai akibat perangsangan saraf simpatis berlebih (untuk meningkatkan kerja jantung) yang juga mengakibatkan perangsang kelenjar keringat untuk mengeluarkan banyak keringat
Tekanan Darah :160/90 mmHg Makan obat tidak teratur untuk hipertensi (anamnesis)
Pemeriksaan fisik
Isolated Systolic Hypertension (TD Sistol 140 mmHg; TD Diastol 90 mmHg), hal ini biasa terjadi pada lansia dikarenakan berkurangnya arterial compliance seiring bertambahnya usia. Makan obat hipertensi yang tidak teratur. Ini
juga
menjadi
faktor
resiko
pasien
karena
hipertensi yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerja jantung semakin berat, dan dengan pengobatan yang tidak adekuat maka risiko untuk terjadinya gagal
Pemeriksaan Fisik
Suhu : 37C
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Tachypnoe
(pasien frekuensi
sesak nafas
peningkatan kompensasi
dari
kurangnya
perfusi O2 perifer) JVP : 5+4 cm H2O Pemeriksaan Fisik Mengalami menandakan peningkatan adanya dimana
ICS
VI
jari
lateral
Normalnya ictus cordis terletak pada ICS V sebelah medial dari midclavicular sinistra. Adanya pergeseran Ictus cordis yang terletak lebih lateral dari normal menunjukkan adanya kardiomegali.
midclavicular sinistra
Pan
sistolik
murmur
grade
Pan systolic murmur dengan derajat bising agak keras (dapat didengar dengan stetoskop dengan jelas) dengan punctum maximum menunjukkan adanya mitral regurgitation di apex
Pemeriksaan fisik
Ronchi basah menandakan adanya efusi pleura (diduga merupakan akibat bendungan karena backward failure yang terjadi akibat jantung gagal bekerja sebagaimana mestinya)
Hepatomegali
menandakan
adanya
Pemeriksaan fisik
Hepatojugular reflux (+) menunjukkan adanya overload cairan, yang merupakan efek bendungan dari gagal jantung kanan.
Pemeriksaan fisik
Hipotesis
Gagal jantung kongesti Mitral Regurgitasi Efusi Pleura Atrial Fibrilation
Pemeriksaan lab
Pemeriksaan Hb Hasil 12 g/dl Nilai normal 13,0-16,0 g% Interpretasi Anemia dikarenakan saturasi pucat. O2 bermanifestasi ringan , yang menjadi penurunan
5.000-10.000/L 40-48% 20-40 mg% <200 mg/dl 40-60 mg/dl <100 mg/dl
Normal. Normal. Normal. Normal. Normal. Batas tinggi, masih dihitung normal.
Pemeriksaan penungjang
Foto Toraks: menunjukkan adanya kardiomegali dan apex lateral kaudal
EKG:
Pemeriksaan yang masih perlu dilakukan adalah tes fungsi ginjal untuk melihat apakah sudah ada komplikasi pada ginjal, sebab ditakutkan sudah terdapat target organ damage akibat hipertensi yang diderita pasien.
Diagnosis
Diagnosis Etiologi Diagnosis Anatomi Diagnosis Fisiologis : Isolated systolic hypertension. : Dilatasi ventrikel kiri dan Mitral regurgitasi : Gagal jantung kongestif
Diagnosis Fungsional : NYHA Klas IV yaitu pasien dengan kelainan jantung dengan akibat tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun. Klinis pada pasien ini antara lain yaitu orthopnoe, paroxysmal nocturnal dyspnea, sesak napas, hipertensi, edema tungkai, pucat, berkeringat.
Penatalaksanaan
Tatalaksana awal di UGD : Bed rest, posisi duduk/setengah duduk (posisi semi fowler) Untuk menurunkan venous return dan menurunkan sesak napas akibat efek bendungan yang terjadi pada paru pasien dibantu dengan gaya gravitasi. Oksigen nasal 2-3 L/menit
Furosemid IV 60 mg (loop diuretic) untuk unload cairan dan mengatasi oedem, dengan pemasangan kateter urin untuk monitor produksi urin dan mengetahui respon pengobatan secara cepat. Digoksin IV 0,5 mg Meningkatkan kontraksi miokard yang menghasilkan inotropik positif. ACE Inhibitor: captopril, sublingual Untuk menurunkan tekanan darah pasien. ACEI juga memiliki sifat antihipertrofi dan anti remodeling pada miokard dan menurunkan aktivitas simpatis dan produksi noradrenalin. Aspilet 160 mg, selanjutnya dosis dapat disesuaikan. Untuk mencegah kemungkinan adanya thrombus pada pasien yang dapat memperburuk kondisi pasien. Penjelasan penyakit dan rencana terapi pada keluarga pasien.
Tatalaksana selanjutnya:
Komplikasi
Syok Kardiogenik Tromboembolisme Aritmia Ventricular Efusi pleura Gagal Ginjal
Prognosis
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanationam : Dubia ad malam : Dubia ad malam : Dubia ad malam
Patofisiologi
Isolated hypertension karena kekakuan aorta Ventrikel kiri bekerja lebih keras Hipertrofi ventrikel kiri Kemampuan ventrikel kiri menerima darah berkurang
Oedem paru
Backward failure
Klasifikasi NYHA
Berdasarkan keluhan terdapat klasifikasi fungsional dari New York Heart Association (NYHA) : NYHA KLAS I Penderita dengan kelainan jantung tanpa batasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik sehari-hari tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau angina. NYHA KLAS II Penderita dengan kelainan jantung yang berakibat pembatasan ringan aktivitas fisik. Merasa enak pada istirahat. Aktivitas fisik sehari-hari (ordinary physical activity) menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau angina. NYHA KLAS III Penderita dengan kelainan jantung yang berakibat pembatasan berat aktivitas fisik. Merasa enak pada isitrahat. Aktivitas yang kurang dari aktivitas sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau angina. NYHA KELAS IV Penderita dengan kelainan jantung yang berakibat tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun. Keluhan timbul meskipun dalam keadaan istirahat.