1. Pendahuluan Limbah cair : keluaran kegiatan produksi bukan hasil . Sebelum dibuang, bbrp bahan polutan harus dikurangi kadarnya sampai memenuhi ambang batas (baku mutu). Polutan dlm limbah cair dpt berupa : senyawa2 organik terlarut, padatan tersuspensi, logam berat, sianida, bahan organik beracun, senyawa nitrogen dan fosfor, senyawa2 yg sangat sulit terbeodegradasi, minyak dan bahan terapung lain dll. Beban limbah industri dpt diketahui dng cara melihat jenis kegiatan (sumber) dan bahan yg terlibat di dlmnya. Secara umum kegiatan industri merupakan proses pengolahan suatu bahan baku dng bantuan bahan bantu, air dan energi untuk memperoleh hasil.
Bahan baku
Bahan pembantu Energi
Proses Produksi :
Fisis Kimia Biologi
Produk
Limbah
2. Pengelolaan limbah
Pembuangan
Pengatur Kondisi
Ekualisasi
Limbah
Sistem Pengangkutan
Tujuan perlakuan awal limbah untuk memperoleh limbah dengan sifat yg menguntungkan pd proses pengolahannya Perlakuan awal terhadap limbah industri meliputi : pengangkutan, ekualisasi, dan pengkondisian.
Secara Umum :
Limbah semakin mudah diolah, jika jenis komponen penyusunnya semakin sedikit. Sistem pengolah akan bekerja lebih baik (ajeg), jika beban yg diterimanya juga lebih seragam. Untuk maksud penyeragaman beban limbah digunakan proses ekualisasi Sistem pengolahan limbah kadang2 bekerja pada suatu kondisi tertentu, oleh karena itu umpannya mungkin memerlukan pengkondisian.
Sistem Pengolahan Limbah jenis (fisik, kimia, biologi) sifat operasi kondisi operasi kapasitas umur pakai
Disamping itu, untuk kasus kawasan industri, pengadaan fasilitas pengolah limbah bersama perlu dipertimbangkan, terutama untuk limbah sejenis. Hal ini dipertimbangkan karena makin besar kapasitas unit pengolah limbah, makin kecil biaya pengolahan untuk jumlah limbah yg sama.
Koagulasi
flokulasi sedimentasi (flotasi) atau filtrasi
a. Kimia koagulasi
Koagulasi biasanya diikuti dng flokulasi, keduanya dimaksudkan untuk memperbesar ukuran partikel padatan agar pengendapan (sedimentasi) dpt berlangsung dng baik. Pembesaran partikel oleh koagulan akibat dari proses instabilisasi suspensi, yaitu dng cara memperkecil gaya tolakmenolak antar partikel (potensial zeta), shg memungkinkan bergabungnya partikel2 suspensi oleh gaya van der Waals. Flokulan berfungsi untuk membentuk gumpalan dari gabungan partikel. Banyak faktor yang mempengaruhi koagulasi, seperti : kekeruhan, jenis suspensi, suhu, pH, komposisi &konsentrasi kation-anion, waktu & tingkat pengadukan, dosis & sifat koagulan, serta koagulan pembantu.
Keuntungan
mudah, umum dipakai, lumpur sedikit, pH 6,8-7,5 Efektif pada pH 4-11, lumpur mudah dikurangi airnya. Efektif pada pH 4-6 dan 8,8-9,2 Tidak peka terhadap pH umum dipakai, sangat efektif, tidak menaikkan TDS, pengurangan air dlm lumpur mudah Dosis kecil, mudah perlakuan dan pengumpanannya
Kerugian
tambah padatan (garam) terlarut pH kerja efektif terbatas Menambah padatan (garam) terlarut tambah padatan (garam) terlarut tambah padatan terlarut (garam) Sangat tgt pada pH, lumpur banyak, kualitas kurang baik pada kelebihan dosis dosis yg tak sesuai menghsilkan hasil yg jelek
Polymer
c. Netralisasi
Prinsip : pencampuran asam dan basa 1. Pencampuran Limbah (asam dan basa) 2. Melewatkan limbah asam melalui tumpukan batu kapur 3. Pencampuranlimbah asam dng slurry kapur 4. Penambahan NaOH atau Na2CO3 ke limbah asam 5. Penggelembungan gas buang ke limbah basa 6. Penambahan CO2 bertekanan ke limbah basa 7. Pembangkitan CO2 dlm limbah basa (pembakaran insitu) 8. Penambahan H2SO4 dlm limbah basa
d. Adsorbsi (Penjerapan)
Proses pengambilan bahan terlarut (nonpolar) dari dlm larutan oleh permukaan bahan penjerap (adsorben). Jenis penjerapan : penjerapan fisis : mudah diregenerasi, multilayer, tak terjadi reaksi kimia. penjerapan kimia : sulit diregenerasi, satu lapis, terjadi reaksi kimia. Sifat penjerap : bentuk, ukuran, porositas, rapat massa curah, diameter pori-pori, luas permukaan/massa, dan kapasitas adsorbsi
a. Kondisi lingkungan
Suhu : mempengaruhi pertumbuhan mikroba, misalnya mikroba psychrophiles (4-10oC), mesophiles (2040oC), dan thermophiles (50-55oC). pH : mikroba pendegradasi biasanya pada pH : 6-8. Oksigen : aerob dan anaerob Nutrien : mikroba memerlukan makanan, terutama unsur C, H, O, N dan P dlm bentuk yg sederhana dan mudah dikonsumsi. Padatan penyangga (solid support) : mikroba mempunyai kecenderuangan untuk tumbuh melekat pada sustu media padat dlm bentuk biofilm.
b. Sifat pencemar
Konsentarsi : pada konsentrasi tinggi mikroba dpt teracuni Struktur kimia : biodegradability umumnya berbanding terbalik dng kompleksitas struktur kimia pencemar. Untuk senyawa alifatik : makin panjang rantainya makin susah terdegradasi. Untuk senyawa aromatik : makin banyak cincin makin sulit terdegradasi.
2 3 5 6
Konsentrasi pencemar(bahan organik) dlm air limbah dpt dinyatakan sbg BOD dan COD
BOD (Biological Oxygen Demand) : jumlah oksigen yg diperlukan oleh bakteri selama mengoksidasi bahan organik yg tdp dlm cuplikan air limbah (Standart pada suhu 20oC dan selama 5 hari) Dasar pengujian : semua bahan organik biodegradabel akan dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, molekul oksigen sbg aseptor elektron. Shg yg terukur langsung adalah kebutuhan oksigen COD (Chemical Oxygen Demand), merupakan pengujian yg berdasarkan pada prinsip bahwa sebagian besar senyawa organik teroksidasi menjadi CO2 dan H2O oleh pengoksidasi kuat pada keadaan asam. Pengujian ini diharapkan mewakili harga BOD, tetapi COD tdk dpt membedakan bahan organik biodegradabel dng yg tak biodegradabel. Tak semua yg biodegradabel dpt teroksidasi secara kimiawi (benzene, toluene, dan pyridine). Ada bahan biodegradabel dpt teroksidasi sebagian saja (asam amino dan alkohol). Sebaliknya bahan anorganik tertentu dpt teroksidasi (sulfid, thiosulfat, dan nitrit).
c. Jenis mikroba
Mikroba memp kemampuan untuk mendegradasi bahan pencemar yg berbeda. Karena hasil degradasi terhadap pencemar dimungkinkan masih dlm bentuk pencemar yg lain, yg harus didegradasi lebih lanjut, maka penggunaan bermacam-macam mikroba (mixed culture) mungkin lebih menguntungkan. Namun deminikan, untuk maksud ttt (pencemar dan hasilnya) akan lebih baik dng mikroba murni.
Keadaan
Disposisi
Tanaman
evapotranspirasi meresap
diperlukan
meresap
tidak perlu
senyawa organik yg larut (tak selalu terjadi), 2.Acetongenesis : pengubahan organik terlarut menjadi asam lemak volatil (umumnya asam asetat, asam propionat, dan asam butirat), dan 3.Methanogenesis : pengubahan asam lemak menjadi methane (dan karbon dioksid).
Kedalaman, m
0,15-0,45
Pengurangan BOD, %
80-95
17-55
0,9-2,4
30-180
75-95
25-335
1,8-6,1
5-20
80-85
atsmosfer dng prosedur tertentu (tinggi cerobong) 2. hasil berujud air dpt langsung dibuang ke perairan bebas sesuai peruntukannya. 3. hasil berujud padat dpt dipakai sbg tanah urug dan keperluan lain sesuai dng kandungan bahan kimia penyusunnya.