O2 Saturation monitor Suctioning equipment IV line Intubation equipment Sedation and analgetics. Initial synchronized shock is 100J monophasic (50J for SVT/A-flutter) with increasing ie. 200J, 300J, 360J
Definisi Henti jantung adalah berhentinya denyut jantung pasien yang tidak diharapkan pada saat itu. Sistem Code Blue adalah sistem layanan terpadu untuk menanggulangi kejadian Henti Jantung
Tujuan Agar penanganan kejadian Henti Jantung dapat diatasi dengan cepat, aman dan efektif Yang melaksanakan 1. Dokter Spesialis Anestesiologi 2. Residen Anestesi 3. Penata Anestesi 4. Personil kamar bedah IBS 5. Personil depo farmasi IBS
Cara kerja 1. Bila terjadi Henti Jantung pada salah satu kamar operasi,
- onloop OK segera berlari ke ruang TV - melalui Paging System: ALL CALL, CODE BLUE, CODE BLUE di OK XIII 3x - onloop mengambil Defibrilator dan mendorong ke OK
Cara kerja 1. Bila terjadi Henti Jantung pada salah satu kamar operasi,
- onloop OK segera berlari ke ruang TV - melalui Paging System: ALL CALL, CODE BLUE, CODE BLUE di OK XIII 3x - onloop mengambil Defibrilator dan mendorong ke OK
Cara kerja 1. Bila terjadi Henti Jantung pada salah satu kamar operasi,
- onloop OK segera berlari ke ruang TV - melalui Paging System: ALL CALL, CODE BLUE, CODE BLUE di OK XIII 3x - onloop mengambil Defibrilator dan mendorong ke OK
2. a. Dokter anestesi ke OK b. Penata anestesi di OK terdekat (yg memungkinkan) ke OK. c. Petugas depo farmasi membawa obat resusitasi ke OK.
3. Pembagian Tugas. - Komando : Dokter Spesialis Anestesiologi - Penata I : Ventilasi / Kompresi Jantung - Penata II : Memberikan obat-obat. - Petugas depo : menyuplai obat-obat. - Onloop : menyiapkan defibrilator dan menghubungi IPI
3. Pembagian Tugas. - Komando : Dokter Spesialis Anestesiologi - Penata I : Ventilasi / Kompresi Jantung - Penata II : Memberikan obat-obat. - Petugas depo : menyuplai obat-obat. - Onloop : menyiapkan defibrilator dan menghubungi IPI
3. Pembagian Tugas. - Komando : Dokter Spesialis Anestesiologi - Penata I : Ventilasi / Kompresi Jantung - Penata II : Memberikan obat-obat. - Petugas depo : menyuplai obat-obat. - Onloop : menyiapkan defibrilator dan menghubungi IPI
3. Pembagian Tugas. - Komando : Dokter Spesialis Anestesiologi - Penata I : Ventilasi / Kompresi Jantung - Penata II : Memberikan obat-obat. - Petugas depo : menyuplai obat-obat. - Onloop : menyiapkan defibrilator dan menghubungi IPI
Tujuan : menghilangkan fibrilasi ventrikel / aritmia Hasil yang diharapkan : Fibrilasi terhenti Irama jantung kembali ke normal Persiapan alat : 1. Defibrilator 2. EKG monitor 3. Jelly 4. Oksigen 5. Obat-obat emergensi
Cara kerja 1. Dorong trolly emergency lengkap dengan obat-obatan serta alat CPR ke dekat tempat tidur pasien. 2. Jelaskan tindakan pada keluarga bila sedang mendampingi pasien. 3. Pasang EKG monitor bila memungkinkan lengkap dengan recording. 4. Cek monitor dan rekaman EKG apakah terjadi fibrilasi ventrikel. 5. Beri bantuan pernafasan dengan Ambu bag oleh perawat I dengan konsentrasi oksigen semaksimal mungkin sampai saat diberikan DC shock. 6. Tentukan kapasitas joule yang dibutuhkan pada alat defibrilator oleh perawat II. 7. Letakkan kedua paddle pada sekitar dada setelah diberi jelly oleh perawat II. 8. Paddle I dipegang oleh tangan kiri dan diletakkan pada mid sternum dan paddle II dipegang oleh tangan kanan dan letakkan pada mid aksila (interkosta 5-6 yaitu pada apex) dilakukan oleh dokter. 9. Sambil mengatur letak kedua paddle perawat memberi aba-aba agar semua staf tidak ada yang bersandar / menyentuh pasien dan bilamana semua sudah siap dengan memberi penekanan kira-kira 10kg ke dinding dada, tekan tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik. 10. Amati EKG monitor bila tidak tampak ada perubahan biasanya dilanjutkan lagi dengan memberi Joule yang lebih tinggi. 11. Pasang / hubungkan kembali oksigen bila gambaran EKG sudah menunjukkan adanya irama sinus yaitu gambaran EKG sudah teratur yang mulai terlihat dari adanya gelombang P. 12. Rapikan kembali alat-alat. 13. Catat pemberian DC Shock dan obat yang diberikan.