Anda di halaman 1dari 33

IMPLEMENTASI SISTEM KEUANGAN DAERAH

Oleh

DR. YUSWANDI A. TUMENGGUNG (DIREKTUR JENDERAL KEUANGAN DAERAH)

Jakarta, 22 Maret 2011

Otonomi Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah


Pelaksanaan Kewenangan
Kewenangan Daerah : Urusan Wajib Urusan Pilihan Tujuan Otda dan Desentralisasi Fiskal : Mempercepat terwujudnya kesejahteraan dan keadilan masyarakat Mengurangi kesenjangan

Melalui : Peningkatan Pelayanan (Public Service Obligation/PSO) Pemberdayaan Masyarakat (partisipasi dan demokrasi) Peningkatan daya saing Daerah

Mendorong investasi daerah Sarana : Good Governance Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah: Perencanaan dan penganggaran; Perbendaharaan; Akuntansi dan pertanggungjawaban Pemeriksaan 2

ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


1. 2. 3. Memungut Pajak & Retribusi Memperoleh Dana Perimbangan Melakukan Pinjaman

PP 58/2005 PP 38/2007 PP 41/2007 PMDN 13/2006 PMDN 59/2007

HAK

URUSAN Pemerintahan Daerah


KEWAJIBAN

RKPD

Pendapatan Belanja Pembiayaan

KELOLA &
IMPLEMENTASI

Wajib Pilihan Concurrent

1. Sinkronisasi program pusat & daerah 2. Mengelola anggaran secara efisien dan efektif 3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang akuntabel

Pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasos & fasum, serta jaminan sosial

Esensi Tujuan OTDA Efisiensi & Efektivitas Sumber daya Pelibatan Mayarakan dlm pengambilan keputusan (Demokratisasi) Peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
3

Arsitektur Pengelolaan Keuda Berdasar PP 58/2005 & PERMENDAGRI 13/2006 dan 59/2007
Penetapan Kekuasaan Pengelola Keuda

Pejabat Pengelola Keuda

Pejabat Pengguna Anggaran

Penyusunan Rancangan APBD

Penetapan APBD

Pengendalian defisit & Penggunaan Surplus

Pengelolaan BLUD

Pelaksanaan APBD
Penatausahaan

Pertanggungjawaban
Penyelesaian Kerugian Daerah

Pengelolaan Kekayaan & Kewajiban

Semesteran

Tahunan
4

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN

PRESIDEN selaku PKPKN


(Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003 MENYERAHKAN SEBAGIAN

GUBERNUR

BUPATI/WALI KOTA

Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU 17/2003

MEMILIKI OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


5

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEPALA DAERAH


(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA)

SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPD)

PPKD Selaku BUD (KEPALA BPKAD)

BENDAHARA PPTK

KUASA PA

KUASA BUD
PPK-SKPD
6

PENGANGGARAN

KEUANGAN DAERAH DAN ANGGARAN DAERAH

Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
Keuangan daerah terbagi atas yang dikelola langsung (APBD) dan yang dikelola tidak langsung atau terpisah dari APBD (BUMD) termasuk penyertaan modal Anggaran Daerah adalah rencana keuangan tahunan yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dan DPRD

MEKANISME PENGANGGARAN
(Dalam kontek tugas dan wewenang KDH dan DPRD)

Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH adalah menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang DPRD adalah membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan KDH
9

PERAN KDH & DPRD DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD


Kepala Daerah
RKPD (KUA+PPAS

Visi / Misi

RPJM

Rakyat RAPBD

DPRD

Fungsi Budget

Kontrol thd: Program/Kegiatan = Visi / Misi APBD RPJM


10

PERAN DPRD LAINNYA DALAM KONTEK KEUANGAN DAERAH

Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD, Kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama internasional di daerah Meminta laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

11

HUBUNGAN ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DENGAN RENCANA KERJA KL DAN RENCANA KERJA SKPD
(UU 25/2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL)

RENSTRA KL
pedoman

pedoman

RENJA KL

PUSAT

RPJP Nasional
acuan

pedoman

RPJM Nasional
diperhatikan

dijabarkan

RKP

DAERAH

RPJP Daerah

pedoman

RPJM Daerah
pedoman

dijabarkan

RKP Daerah

acuan

RENSTRA SKPD

pedoman

RENJA SKPD
12

PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008) RPJPD
20 tahun

Diacu

RPJPN
pedoman
20 tahun

pedoman Diperhatikan

pedoman

pedoman

RPJMD
dijabarkan
1 tahun 5 tahun

RPJMN
5 tahun

Renstra SKPD
5 tahun

dijabarkan
Diserasikan dg Musrenbang
1 tahun

Renstra K/L
5 tahun

pedoman diacu
1 tahun

pedoman

Renja SKPD
1 tahun

RKPD

RKP

diacu

Renja K/L
1 tahun

KUA

PPAS

Dibahas bersama DPRD

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

RKA-SKPD

PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD

TAPD
RAPERDA APBD

KUA = Kebijakan umum anggaran PPAS = Prioritas pagu anggaran sementara TAPD = Tim anggaran pemda RKA-SKPD= Rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah
1 tahun

13

Azas Umum APBD

APBD disusun sesuai dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pendapatan daerah

kebutuhan kemampuan

Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
14

PRINSIP PENYUSUNAN APBD

Partisipasi Masyarakat Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Disiplin Anggaran Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Taat Azas
15

FUNGSI APBD
Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi dasar untuk

melaksanakan bersangkutan.

pendapatan

dan

belanja

pada

tahun

yang

Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman

bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa APBD menjadi pedoman

untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. memelihara dan mengupayakan perekonomian daerah.

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD harus diarahkan untuk

Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan APBD harus


Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa APBD menjadi alat untuk

keseimbangan

fundamental
16

KEBIJAKAN BANGNAS & KEUDA

RPJMD

KERANGKA EKONOMI MAKRO PRIORITAS PEMBANGUNAN

JARINGASMARA
MUSRENBANGDA

RKPD
EVALUASI KINERJA MASA LALU

RENSTRA SKPD

PEMDA

KUA & PPAS

DPRD

RKSKPD

SKPD

PER - KDH Pedoman Penyusunan RKA - SKPD , PPA, Standar, Satuan (KUA
Harga, Capaian Kinerja, SPM, Formulir RKA- SKPD )

SOSIALISASI RAPERDA APBD

Pembahasan APBD

RKA-SKPD TAPD Persetujuan Raperda APBD Pengajuan Raperda APBD

RAPBD

BUDGET RELEASE

PERDA APBD

Evaluasi Raperda APBD

17

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah


Perencanaan
RPJMD
RKPD

Pelaksanaan
Rancangan DPA-SKPD
Verifikasi DPA-SKPD

Penatausahaan
Penatausahaan Pendapatan
Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambatlambatnya 1 hari kerja

Pertgjwban
Disusun dan disajikan Sesuai SAP
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LRA Neraca Lap. Arus Kas CaLK

Pemeriksaan

PEDUM APBD o/ MDN KUA PPAS

Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK

Nota Kesepakatan Pedoman Penyusunan RKA-SKPD o/ KDH RKA-SKPD RAPBD

Pelaksanaan APBD
Pendapatan

Penatausahaan Belanja
Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD Penerbitan SP2D oleh PPKD

Raperda PJ Pel APBD


Persetujuan Bersama (KDH + DPRD) setelah 3 hari

Belanja
Pembiayaan Laporan Realisasi Semester Pertama

Penatausahaan Pembiayaan
Dilakukan oleh PPKD

R P-APBD

Kekayaan dan Kewajiban daerah


Kas Umum Piutang Investasi Barang Dana Cadangan Utang

Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/ Mendagri

Evaluasi o/ Gubernur/MDN 15 hari


7 hari penyesuaian o/ Pemda
Perda PJ Pel APBD

Evaluasi R P-APBD Oleh Gbrnr/MDN


Perda P-APBD

Perda APBD

Akuntansi Keuangan Daerah

18

PELAKSANAAN APBD

Azas Umum Pelaksanaan APBD

Tidak diperkenankan melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD
Belanja harus didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektir, efisien, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
20

Pokok-Pokok Administrasi Pelaksanaan APBD


SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari yg ditetapkan dalam Perda. Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum daerah Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan untuk pengeluaran Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap dan syah Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan SPD, atau DPA_SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPM Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.
21

PROSES PENCAIRAN DAN PEMBAYARAN LS


PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KUASA

SPM PPK-SKPD

KUASA BUD SP2D BANK Uang

BENDAHARA PENGELUARAN (SPP-LS)

(menyiapkan dokumen)

PPTK

Tagihan & Laporan Kegiatan

FIHAK III
22

PROSES PENCAIRAN DAN PEMBAYARAN UP/GU/TU


PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN/KUASA

SPM-UP/GU/TU

KUASA BUD
SP2D

PPK-SKPD
SPP-UP/GU/TU
BENDAHARA PENGELUARAN

UANG

BANK

23

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pokok-Pokok Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD


Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya; Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD; Seluruh laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan; Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD;
25

PASAL 96 LAP. KEU BERDASAR SAP

PASAL 296 (AYAT 4) LAP. KEU BERDASAR SAP

UU 34/2004
PP 58/2000

PERMENDAGRI 13/2006

LAPORAN KEUANGAN BERKUALITAS

UU 33/2004

MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH

LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAn

BERDASAR

SAP

LAP KEU: DIPAHAMI RELEVAN ANDAL DAPAT DIBANDINGKAN

TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI KEUANGAN DAERAH

UU 17/2003
PASAL 32 (AYAT 1) LAP. KEU BERDASAR

PP 24/2005

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

(SAP)

Audit Oleh BPK : Meningkatkan Kredibilitas Lap. Keuangan

SAP

UU 15/2004
26

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran
Anggaran Realisasi Pendapatan Anggaran Realisasi Belanja - Anggaran Realisasi Surplus/Defisit Anggaran Realisasi Pembiayaan SILPA

Neraca Daerah
Aset - Aset Lancar - Investasi - Aset Tetap - Dana Cadangan - Aset Lain-lain Kewajiban - Kewajiban Jangka Pendek - Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas Dana - Ekuitas Dana Lancar - Ekuitas Dana Investasi - Ekuitas Dana Cadangan

Laporan Arus Kas


Saldo Awal Penerimaan Operasional Investasi Pembiayaan Non Anggaran

Pengeluaran Saldo Akhir

Catatan Atas Laporan Keuangan:


Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf Atas akun-akun pada: Laporan Realisasi APBD, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

27

Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD


KDH
Surat Pernyataan KDH LK Pemda (LRA, Neraca, LAK, CALK) Lap. Kinerja & Ikhtisar LK BUMD Surat Pernyataan KDH Lap. Hasil Pemeriksaan Ya LK Pemda (LRA, Neraca, LAK, CALK) Lap. Kinerja & Ikhtisar LK BUMD Pembahasan LK Pemda Dengan DPRD Melewati batas waktu Tidak

BPK
Penyampaian LK Paling Lambat 3 Bulan Sete;ah TA Berakhir
LK Pemda (LRA, Neraca, LAK, CALK) Lap. Kinerja & Ikhtisar LK BUMD Pemeriksaan Paling Lama 2 Bulan Setelah LK Diterima

Pemeriksaan Tanggapan & Penyesuaian

Lap. Hasil Pemeriksaan

28

EMPAT KELOMPOK KENDALA


REGULASI

Masih terdapat regulasi yang belum final, contoh Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Masih terdapat inkonsitensi dari peraturan yang sudah ada

KELEMBAGAAN Masih belum maksimalnya pembinaan dan koordinasi pemerintah pusat Masih belum maksimalnya dukungan legislatif daerah Masih belum maksimalnya kerjasama antar instansi lintas sektoral baik Pusat maupun Daerah

SISTEM Reformasi keuangan negara yang radikal (single entry ke double entry) Penerapan performance based-budgeting yang dikaitkan Standar Pelayanan Minimun Integrasi sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah masih lemah.

SUMBER DAYA Terbatasnya jumlah dan ketersediaan SDM yang memahami keuangan daerah Lemahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi Keengganan untuk menjadi pejabat pengelola keuangan

29

SEKIAN dan TERIMA KASIH


30

PERBANDINGAN BELANJA APARATUR, PUBLIK & LAIN-LAIN TERHADAP TOTAL BELANJA PROVINSI SELURUH INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2009 & 2010

15

31

BELANJA ADMINISTRASI MASIH DOMINAN

300 Jumlah Provinsi/Kabupaten/Kota 250 200 150 100 50 0 2006 2007 2008 134 Sebelum Desember Januari dan Pebruari Setelah Maret 194 190 281 252

118 85

29

25

Ketepatan waktu pengesahan APBD dari waktu ke waktu semakin meningkat Namun daya serap masih belum maksimal, terlihat dari besarnya akumulasi dana yang ditanamkan dalam SBI Porsi belanja administrasi masih lebih besar dibanding belanja publik

POLICY QUESTION:
Apakah sudah optimal dalam meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik?

32

PELAPORAN MASIH MEMPRIHATINKAN


Secara keseluruhan opini terhadap laporan keuangan Pemda memburuk; hal ini terlihat Penurunan opini WDP dari 326 menjadi 217 dari tahun 2006-2008, hanya diikuti kenaikan WTP dari 3 ke 8. Hal ini berarti Pemda yang sebelumnya mendapatkan opini WDP justru mendapatkan opini yang lebih buruk (TW dan TMP)

POLICY QUESTION
Apa yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk memperbaiki kondisi ini?

Data diolah dari SIKD Depkeu

33

Anda mungkin juga menyukai