Nama : Ny. H Umur : 54 tahun Pendidikan : SI Pekerjaan :PNS Alamat :Jakarta Tanggal Masuk RS : 16/6/2014 Diagnosis saat masuk : Mioma Uteri
Haid terus-menerus, sudah 5 minggu Pasien mengeluh beberapa bulan belakangan ini terus menerus haid, sudah 5 minggu. Bila menstruasi, pasien merasa nyeri, dan darah menstruasi dirasakan lebih banyak (1 pembalut penuh) dari biasanya. Pasien biasanya berganti-ganti pembalut sampai 6 kali sehari. Haid Pertama : 15 tahun Teratur tidak sakit Lama haid : 7 hari Siklus : 2,8 hari HPHT : 3 bulan yang lalu
Perkawinan pertama Masih kawin Lama kawin 3 tahun
Tekanan darah tinggi (-) Kencing manis (-) Asma (-) penyakit kuning (-)
Makanan (-), Obat-obatan (-)
Minum jamu-jamuan (-), alkohol (-)
Ibu kandung serta kakak kandung pasien tidak mempunyai riwayat keluhan yang sama
KU : BAIK Tanda Vital TD: 110/70mmHg RR: 18x/menit HR: 84x/menit S : 36 0 C
Pemeriksaan Luar Abdomen: -Inspeksi: tidak tampak benjolan pada perut, tidak tampak skar luka operasi
-Palpasi: Tidak teraba massa di perut bagian bawah, tidak terdapat nyeri tekan.
Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
USG -Uterus : anteflexi terlihat mengalami pembesaran tampak massa hiperekoik 16X13 cm Diagnosis : mioma uteri
DIAGNOSIS KERJA : Mioma Uteri
Persiapan operasi (kuretase) Transfusi sampai dengan Hb> 10 Sedia darah 500 cc pre operasi
Pengertian Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya Epidemiologi Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%) Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 % Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat..
1. Mioma submukosa: Mioma yang tumbuh kearah kavum uteri dan menonjol dalam kavum. 2. Mioma intramural: Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus. 3. Mioma subserosa: Mioma yang tumbuh kearah luar dan menonjol pada permukaan uterus 4. Mioma intraligamenter: Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis fibroid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah Esterogen Progesteron Hormon Pertumbuhan
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
Umur Paritas Faktor ras dan genetik Fungsi ovarium Suspek Mioma Uteri Mioma Uteri Anamnesis : Gangguan Haid Merasa ada benjolan di perut bawah Keluhan penekanan Pemeriksaan Bimanual Pemeriksaan Tambahan (bila perlu): Tes Kehamilan, USG, Histeroskopi Tanpa Kehamilan Dengan kehamilan Keluhan (-) Keluhan (+) Pengobatan tergantung komplikasi Bila menghalangi jalan lahir, pada persalinan dilakukan seksio sesarea Uterus 12 mg Uterus > 12 mg Keluhan Penekanan Perdarahan Ingin Punya Anak Ya Tidak Miomektomi bila teknis memungkinkan Observasi Histerektomi Umur agak tua : Dilatasi dan Kuret Pemeriksaan PA Tidak Ganas Ganas Lihat Pengelolaan Ca Endometrium Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri & Ginekologi RSHS, hlmn 92 Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak) Perut terasa penuh dan membesar Nyeri panggul kronik (berkepanjangan) Perdarahan selang di antara dua menstruasi Penekanan pada kandung kemih menyebabkan poliuri pada uretra menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, Pada rectum menyebabkan obstipasi, Pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul. Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba Sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Maka merupakan suatu indikasi dilakukan miomektomi.
Ultrasonografi: Untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Hiteroskopi: Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa disertai infertilitas, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
Foto BNO/IVP: Pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
Pemeriksaan berkala Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah. Apabila pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4 bulan Terapi hormonal Dapat menggunakan preparat progestin atau Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Preparat tersebut memproduksi efek hipoestogen yang memiliki hasil memuaskan untuk terapi mioma
Miomektomi (operasi pengambilan mioma uteri) Miomektomi yaitu operasi untuk mengangkat mioma, ada tiga macam yaitu miomektomi abdominal, miomektomi laparoskopi, dan miomektomi histeroskopi. Kemungkinan untuk pertumbuhan mioma lagi setelah miomektomi berkisar 20-25% pasien Histerektomi Pengangkatan rahim keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak menginginkan anak lagi, pertumbuhan mioma yang berulang setelah miomektomi, dan nyeri hebat yang tidak sembuh dengan terapi konvensional
Penanganan Radioterapi Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient). Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu. Bukan jenis submukosa. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause. Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
Embolisasi arteri uteri Embolisasi arteri uterus, yaitu suntikan untuk menghentikan suplai darah ke jaringan mioma, sehingga mioma mengecil. Sumbatan pada pembuluh darah arteri di rahim untuk menangani komplikasi perdarahan pada operasi kebidanan dan kandungan
F. Gary Cuningham. Obsetri Williams. Edisi : 21. Volume 2. EGC : Jakarta. Tahun : 2005. Prawirohardjo Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan.