Anda di halaman 1dari 33

Drowning

(Tenggelam)

dr. Faisal Muchtar, SpAn-KIC

Obyektif
1. Mengetahui pentingnya BHD pada korban
tenggelam
2. Mengetahui definisi tenggelam
3. Mengetahui patofisiologi henti jantung pada
korban tenggelam
4. Mengetahui bantuan hidup dasar dan lanjutan
pada korban tenggelam
5. Mengetahui permasalahan lanjutan pada
korban tenggelam

Mengapa Bantuan Hidup


Dasar penting untuk korban
tenggelam ?

WHO : kejadian
tenggelam
menyebabkan > 500.000
kematian di seluruh
dunia.
Kematian terbanyak
pada anak-anak.
Morbiditi dan mortaliti
tenggelam dapat
dicegah.

Semua korban tenggelam yang


membutuhkan resusitasi (termasuk
hanya bantuan nafas) harus di
transport ke rumah sakit untuk
evaluasi dan monitoring, meskipun
tampak sadar dan kardiovaskular baik
meskipun saat evaluasi awal.
( Class 1, LOE C)

Resusitasi yang berhasil dengan


perbaikan neurologi yang sempurna
telah terjadi pada tenggelam yang
lama pada air dingin dan beberapa
pada air hangat.

Traditional guiding
No one is dead until warm and dead

Definisi

Tenggelam merupakan proses yang


menyebebkan gangguan respirasi primer
akibat submersion/immersion dalam
cairan

Immersion adalah
obstruksi jalan napas
akibat air maupun
cairan lain

Submersion adalah
obstruksi jalan napas
disertai tenggelammnya
seluruh tubuhn dalam air
maupun cairan lain

- World Health Organization 2002 World Congress on Drowning


- The International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR)

Submersion

In drowning...
air hunger and usually panic
Reflex inspiratory efforts lead to aspiration of
water and laryngospasm
asphyxia and hypoxaemia / acidosis

Asphyxia
Laryngospasm
maintained

Relaxation of the airway


Water enters lungs

Respiratory arrest
Cardiac arrest

Surfactant washout
V / Q mismatch*

Dry drowning

Wet drowning

Penanganan

Aquatic
rescue

Basic
life
support

Advanced
life support

Postresuscitati
on care.

Pertolongan dan resusitasi pada korban tenggelam


harus terdiri dari multidisiplin profesional.

Menyelamatkan korban keluar dari air


(water rescue)

Mengeluarkan korban secepatnya it is crucial

Keselamatan penolong

Gunakan alat bantu


Hindari masuk dalam air
Jika harus masuk ke
dalam air, hindari diving
dgn kepala masuk
pertama.

Stabilisasi cervical
spine tidak
direkomendasikan.

Modifikasi BLS
Drowning
Hypoxia
CPR 2010
CA-B

CPR 2005
AB-C

Korban yang mengalami henti napas saja


biasanya berespon setelah diberikan bantuan
pernapasan

Algoritma BHD

Hypothermia :
menyebabkan
denyut nadi yang
sangat lambat, kecil,
irreguler, dan
tekanan darah yg
tidak terukur

Algoritma BHD

Bantuan Pernapasan

Penanganan pertama dan paling penting


Meningkatkan angka keberhasilan
Rescue breathing :
Mouth to mouth
Mouth to nose (sulit untuk menutup hidung )

Perairan dangkal
Perairan dalam

Abdominal thrust dan Heimlich maneuver


tidak disarankan
Penanganan airway dan breathing sama
pada cardiac arrest

Head tilt in water

Mouth to mouth in water

Bantuan pernapasan
PENANGANAN PERTAMA ADALAH MENGHILANGKAN HIPOKSEMIA

Segera berikan 5 kali bantuan napas sesegera mungkin


Jika korban berada di perairan dalam, gunakan alat pelampung, buka
jalan napas dan jika tidak ada napas spontan, berikan 10-15 bantuan
napas dalam 1 menit
Jika pernapasan normal tidak terjadi secara spontan, dan korban masih
berada < 5 menit dari daratan, lanjutkan bantuan napas sambil
membawa korban ke daratan.
Jika korban berada > 5 menit dari daratan, berikan tambahan bantuan
napas sekitar 1 menit, dan bawa korban sesegera mungkin ke daratan
tanpa pemberian bantuan napas.

Guideline ERC 2010

Kompresi Dada

Korban
ditempatkan
pada
permukaan
keras

CPR
A-B-C

Umumnya henti jantung


pada kasus tenggelam
Hypoxia.
Kompresi tanpa bantuan
napas tidak efektif dan
seharusnya dihindari

Automated External Defibrillation

Regurgitasi saat resusitasi


Miringkan korban, keluarkan
cairan yang di mulut
menggunakan suction jika
tersedia.

Abdominal thrusts
tidak boleh dilakukan

Bantuan Hidup Lanjutan

Airway

Definitive : ETT dengan cuff

Positive pressure ventilation


Prevent aspiration

Intubasi dengan RSI (rapid sequence


induction)
Cricoid pressure
Supraglottic airway : LMA dan
combitube kurang efektif

Bantuan Hidup Lanjutan


Breathing

Pada pasien yg bernapas spontan :


1. Berikan high-flow oksigen (NRM)
2. NIV/CPAP

Intubasi dan ventilasi mekanik


1. Gagal untuk NIV
2. Penurunan kesadaran
3. Target : ARDS NET

Bantuan Hidup Lanjutan

Sirkulasi dan defibrilasi

Membedakan henti napas dan henti jantung


(kompresi dada yg terlambat menurunkan
survival)

Gasping post arrest sulit dibedakan dengan


respirasi awal saat recovery spontan.
Pemeriksaan nadi bukanlah indikator utama
pada cardiac arrest, dibutuhkan ECG, et CO2,
Echocardiography bila tersedia

Menghentikan bantuan

Lanjutkan resusitasi
Kecuali terdapat bukti bahwa tidakan sia-sia,
seperti:

Trauma massif
rigor mortis
Tanda-tanda pembusukan, dll

Waktu evakuasi ke fasilitas medis tidak


memungkinkan.
Keselamatan tanpa kelainan neurologis telah ditemukan pada
beberapa kasus korban tenggelam lebih dari 60 menit,
pada anak-anak yang tenggelam pada perairan yang
bersuhu sangat dingin.

Masalah yang sering terjadi


pasca resusitasi tenggelam

Salt versus fresh water


Lung injury
Pneumonia
Hypothermia after drowning
Other supportive care
Follow up

Post-Resuscitation Care

Air asin vs air tawar


Dahulu, perberdaan kasus tenggelam pada air
tawar dan air asin sangat diperhatikan.

Penyebab dari hipoksia adalah gangguan pada


surfactan, alveolus kollaps, atelektasis dan
shunting intrapulmoner, bukan karena tonisitas
Gangguan elektrolit jarang ditemukan dan
biasanya tidak memerlukan penanganan klinis.

Air dingin vs air hangat


hipotermia juga bisa membantu
Menstimul
asi reflek
diving

Memperla
mbat
denyut
jantung

Mengurangi
kebutuhan
O2 jaringan

Konstriksi
arteri
periver

Mengalihkan darah yg
teroksigenasi dari ekstremitas
dan usus ke jantung dan otak

Refleks diving dan efek protektif secara keseluruhhan


biasanya sangat tinggi pada kasus anak-anak

Korban tenggelam memiliki


resiko tinggi terhadap Acute

Respiratory Distress
Syndrome (ARDS) setelah
submersion.

Pneumonia
sering ditemukan
setelah
tenggelam

Lung
Injury

Hipotermia setelah tenggelam

Korban submersi dapat


mengalami hipotermia
primer maupun sekunder.
Jika submersi terjadi
pada air es (<5 C or
41F), hipotermia terjadi
secara cepat dan dapat
memberikan
perlindungan terhadap
hipoksia

Sampai saat ini, tidak ada


bukti yang cukup untuk
menjadi pedoman pada
kasus ini.

Dapat dipertimbangkan
untuk menghangatkan
korban sampai suhu
sentral mencapai3234
C untuk mencegah
hipotermia saat
perawatan intensif.
(International Life Saving
Federation, 2003).

Bantuan napas

Even if aspirate water No Need to Clear


The Airway

Abdominal thrust dan Heimlich maneuver


tidak disarankan

Anda mungkin juga menyukai