Anda di halaman 1dari 18

TATALAKSANA ANAK

OBESITAS

ENIS RAHMANIK
0961050187

PENDAHULUAN
Obesitas merupakan kondisi patologis yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
Menurut data RISKESDAS tahun 2010, prevalensi anak kegemukan
dan obesitas pada usia 6-12 tahun ialah sebesar 9,2%.
Penyebab obesitas yang multifaktorial sangat menyulitkan usaha
mengatasinya. Sehingga tatalaksana obesitas dititikberatkan pada
usaha pencegahan.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN
ENERGI

Arthur C. Guyton. John E. Hall. Textbook of Medical Physiology, eleventh edition. Philadelphia: Elsevier. 2006. p. 865-870

DEFINISI DAN KRITERIA


OBESITAS
Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas
kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak
berlebihan dalam tubuh.

Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia: Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care),
penyunting Damayanti Rusli Sjarif, Sri S. Nasar, Yoga Devaera, Conny Tanjung. Ikatan Dokter

EPIDEMIOLOGI
Menurut data RISKESDAS tahun 2010 disebutkan prevalensi anak
kegemukan dan obesitas pada usia 6-12 tahun ialah sebesar 9,2%.
Terjadi peningkatan prevalensi kegemukan yaitu dari 12,2 persen
tahun 2007 menjadi 14,0 persen tahun 2010.
Berkurangnya aktivitas fisik diikuti asupan kalori tinggi, membuat
status keseimbangan anak mengarah positif.

ETIOLOGI DAN FAKTOR


RESIKO OBESITAS
Gangguan homeostatis energi yang menjadi penyebab obesitas 90%
kasusnya disebabkan oleh obesitas primer atau nutritional, sementara
10% kasus disebabkan oleh obesitas sekunder atau non nutrisional seperti
kelainan hormonal, sindrom atau genetik.
Faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab obesitas
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Nutrisional
2. Aktivitas
3. Sosial ekonomi

PATOFISIOLOGI OBESITAS
Menurut Andrew J Walley, patofisiologi obesitas dapat terjadi
karena :
1. Gangguan pada keseimbangan energy
2. Gangguan adiposity
3. Gangguan neurobehavior

MANIFESTASI KLINIS
OBESITAS
1. Wajah yang membulat, pipi yang tembem, dagu rangkap
2. Leher relatif pendek
3. Dada membusung, payudara membesar akibat jaringan lemak
4. Perut membuncit dengan dinding perut berlipat, dapat tampak
striae berwarna putih atau merah lembayung
5. Ekstremitas biasanya besar dikedua paha atau lengan atas, jari
tangan relatif kecil, kedua tungkai umumnya berbentuk X
6. Pada anak lelaki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam
jaringan lemak suprapubic

PENATALAKSANAAN
Prinsip tatalaksana obesitas didasarkan patofisiologinya yaitu
mengurangi asupan dan meningkatkan pengeluaran energy.
Terapi farmakologi tidak dapat dengan mudah diterapkan pada
anak.
Diet amat rendah kalori tidak tepat karena dapat menggangu
pertumbuhan dan perkembangan.

KOMPONEN RENCANA PENURUNAN BERAT BADAN

Damayanti Rusli, Endang DL, Maria Mexitaha, Sri Sudaryati N. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Badan
Penerbit IDAI. 2011. Hal 230-241.

PENGATURAN DIET
1. Menghindari obesitas serta mempertahankan pertumbuhan
normal.
2. Masukan makanan berkarbohidrat rendah
3. Menurunkan masukan lemak
4. Meningkatkan makanan tinggi serat
5. Makanan dengan kandungan garam cukup
6. Meningkatkan masukan besi, kalsium dan fluor

PENGATURAN AKTIVITAS FISIK


Pencapaian yang paling baik adalah 20-30 menit
aktivitas sedang per hari, diluar aktivitas fisik anak
disekolah

MODIFIKASI PERILAKU
1. Pengawasan sendiri asupan, berat badan, aktivitas fisik serta
perkembangannya. Kontrol stimulus, seperti menghindarkan semua
makanan saat anak menonton telivisi.
2. Mengubah perilaku makan, seperti makan cepat menjadi makan
lebih lambat, kontrol porsi, kontrol asupan camilan.
3. Penghargaan, pujian dan dorongan saat anak berhasil, dan
seballiknya memberikan motivasi serta peringatan bila tidak.
4. Pengendalian diri

PENCEGAHAN OBESITAS
1. Menyusui hingga 6 bulan.
2. Tidak memaksa anak menghabiskan setiap porsi makanan.
3. Sebisa mungkin hindari makanan cepat saji dan makanan manis.
4. Batasi makanan berkalori tinggi yang disimpan dirumah.
5. Sajikan menu sehat dengan komposisi rendah lemak dan tinggi serta.
6. Susu skim dapat mengantikan susu sapi pada usia 2 tahun.
7. Tidak menjadikan makanan sebagai penenang atau hadiah.
8. Batasi waktu menonton telivisi, bermain komputer, dan games.
9. Dorong anak aktif bermain dan berolahraga seperti bersepeda, berenang dan lain lain.
10. Jadwalkan kegiatan keluarga yang teratur seperti jalan-jalan, bermain bola dan
kegiatan outdoor lainnya.

PROGNOSIS
Hasil diet dan modifikasi latihan fisik hanya berhasil untuk jangka
pendek. Menurut pemantauan kekambuhan obesitas terjadi pada
usia 4-10 tahun. Hanya <50% yang dapat mempertahankan
penurunan berat badan

KESIMPULAN
Obesitas dapat terjadi karena status keseimbangan energi
seseorang secara terus menerus mengarah ke positif, yaitu dimana
jumlah masukan lebih besar dari keluaran energi.
Terapi obesitas anak berbeda dengan dewasa. Terapi obesitas anak
dibagi atas modifikasi gaya hidup dan terapi intensif.
Modifikasi gaya hidup mencakup pengaturan diet, peningkatan
aktifitas fisik, perubahan perilaku serta yang terpenting adalah
dukungan dan keterlibatan keluarga dalam proses terapi yang
dilakukan.
Terapi intensif hanya dilakukan bila modifikasi gaya hidup gagal
menurunkan berat badan

DAFTAR PUSTAKA
1. Damayanti Rusli, Endang DL, Maria Mexitaha, Sri Sudaryati N. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan
Penyakit Metabolik. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Badan Penerbit IDAI. 2011. Hal 230-241.
2. Lewis A. Barness, John S. Curran. Nutrisi. Dalam: Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM,
Arvin AM, editor. Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, volume 1. Jakarta: EGC. 2000. Hal 214-218.
3. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah.
Kemenkes 2012
4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta: EGC. 2009. Hal
701-109, 776-780
5. Arthur C. Guyton. John E. Hall. Textbook of Medical Physiology, eleventh edition.
Philadelphia: Elsevier. 2006. p. 865-870
6. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia: Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition
Care), penyunting Damayanti Rusli Sjarif, Sri S. Nasar, Yoga Devaera, Conny Tanjung. Ikatan
Dokter

7. Anak Indonesia. 2011. Diunduh dari www.idai.or.id pada 12 Maret 2015.


8. Riset Kesehatan Dasar, Riskesdas 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010. Diunduh dari
www.riskesdas.litbang.depkes.go.id pada 12 Maret 2015.
9. Andrew J Walley, Julian E. Asher, Philippe Froguel. The genetic Contribution To NonSyndromic Human Obesity. Nature Reviews | Genetics Volume 10 |July 2009.
10. The Endocrine Societys Clinical Guideline. Prevention and Treatment of Pediatric
Obesity: An Endocrine Society Clinical Practice Guideline Based on Expert Opinion.
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, December 2008, 93(12): 45764599.
Diunduh dari www.endocrine.org pada 13 Maret 2015.
11. Rebecca Moran, M.D, Gilbert, Arizona. Evaluation and Treatment of Childhood
Obesity. Am Fam Physician. 1999 Feb 15;59(4):861-868. Diakses dari www.aafp.org
pada 13 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai