Anda di halaman 1dari 24

Limfadenitis &

Limfedema
dr. Ika Dian Anggraini

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar

KELENJAR LIMFE
Kelenjar Limfe Daerah Leher :
1. Kelompok submental : Menerima aliran limfe dari daerah dagu, bibir
bawah, ujung lidah & dasar mulut.

2. Kelompok submaksilar : Sebagian besar wajah, hidung, bibir atas,


lateral
bibir bawah, lateral lidah anterior & gingiva.

3. Kelompok preaurikularis : Kulit kepala bagian depan dan telinga.


4. Kelompok aurikularis posterior : Telinga bagian belakang, MAE &
temporal.

5. Kelompok occipitalis : Kulit kepala bagian belakang.


6. Kelompok cervicalis superfisialis : Prosesus alveolaris, tonsil,
lateral lidah posterior, gld parotis, telinga & wajah.

7. Kelompok cervicalis profundi : Pangkal lidah, tonsil, faring & laring.


8. Kelompok supraklavikularis : Aksila & mediastinum.

1. Limfadenitis
Definisi :
Limfadenitis adalah peradangan kelenjar limphe dan biasanya terjadi akibat
adanya peradangan atau infeksi pada jaringan atau organ yang mengalirkan
limfe ke kelenjar tersebut.

Etiologi :
1. Infeksi lokal/regional.
2. Infeksi sistemik
3. Sepsis.

Gambaran Klinis :

1. Gejala Klinis Limfadenitis Akut :


- Kelenjar membesar dengan cepat.
- Perlekatan sesama kelenjar & dgn jaringan di sekitarnya (terfiksasi).
- Gejala inflamasi jelas pada kulit di atasnya (tumor, dolor, rubor & kalor}.
- Bisa sembuh total, menjadi kronis & berkembang menjadi abses atau
selulitis.
- Pada anak-anak kelenjar mungkin tetap membesar dalam jangka waktu
yg lama, meskipun sumber infeksinya telah dieliminasi.
- Meskipun streptokokus lebih virulen, akan tetapi paling sering disebabkan
oleh stafilokokus.
- Penyebab lainnya adalah infeksi sistemik (rubella & mononukleusus
infeksiosa.

1.1. Gejala pada Penyakit Rubella :


Terjadi pada kelompok occipitalis & aurikularis posterior,
disertai rash & demam.
1.2. Gejala pada Penyakit Mononukleosus Infeksiosa :
Terjadi pada kelompok cervicalis superfisialis, profundus &
limfadenopati di tempat lainnya, demam, nyeri tenggorokan dan
splenomegali.

2. Gejala Klinis Limfadenitis Kronis:


- Tak terjadi perlekatan antar kelenjar atau dgn jaringan sekitarnya (tidak
terfiksasi).
- Tidak ditemukan gejala inflamasi pada kulit di atasnya.
- Tak terdapat supurasi & mungkin terjadi hiperplasi kronis kelenjar limfe.
- Biasanya terjadi akibat penyakit sistemik krinis, misalnya TBC & sifilis.

2.1. Gejala pada Penyakit TBC :


- Dikenal dengan nama Limfadenitis TBC.
- Diawali dengan terjadinya limfadenitis kronis pada kelompok kelenjar
cervicalis, kemudian pada kelompok lainnya.
- Kelenjar membesar dengan konsistensi kenyal.
- Tidak terfiksasi.
- Selanjutnya dpt terjadi periadenitis terjadi perlekatan terfiksasi.
- Selain itu, dpt pula terjadi abses dgn fistula atau terjadi kalsifikasi.

2.2. Gejala pada Penyakit Sifilis :


- Dikenal dengan nama Limfadenitis Sifilitika.
- Dapat timbul pada semua tahap penyakit sifilis, tetapi biasanya ditemui
pada tahap ke II.
- Kelenjar limfe yang terkena adalah kelompok occipitalis & aurikularis
posterior, biasanya soliter.
- Kelenjar membesar dgn konsistensi kenyal dan tak nyeri tekan.
- Tak ada perlekatan & mudah digerakkan dari dasarnya (tak terfiksasi).
- Tak pernah menjadi abses dan sembuh dengan sendirinya.
- Selain itu, terjadi limfadenopati & rash yg tak gatal di seluruh tubuh.
- Pada tahap ke III dpt terjadi gumma, tetapi jarang pada kelenjar leher.

Terapi :
1. Limfadenitis Akut :
1.1. Limfadenitis Akut Lokal/Regional :
- Antibiotika yang sesuai.
- Jika terjadi supurasi, dilakukan insisi drainase.

1.2. Limfadenitis Akut akibat Infeksi Sistemik :


- Tidak memerlukan tindakan khusus, karena akan sembuh spontan
jika penyakit sistemiknya sembuh.

2. Limfadenitis Kronis :
- Terapi lebih ditujukan pada penyakit penyebabnya.
- Ekstirpasi.

Definisi Limfadema

Akumulasi cairan
interstitial dengan
kadar protein tinggi
pada kulit dan jaringan
subkutan sebagai
akibat dari disfungsi
sistem limfatik
10

Etiologi

Limfedema Primer

Unknown
Genetik :
1.
2.
3.

Congenital limfedema
Limfedema praecox
Limfedema tarda

Limfedema sekunder

Infeksi
Pembedahan
11

Limfedema Primer

Wanita : Pria 3:1


Ekstremitas kiri >> kanan
Ektremitas bawah >> atas

12

Limfedema Sekunder

>> disebabkan oleh


Wuchereria Bancrofti
Kerusakan Kelenjar limfe
karena pembedahan,
radiasi dan invasi tumor
Infeksi dan keradangan
pada kelenjar limfe
13

Patofisiologi
Fluid formation exceeds lymphatic transport capacity
Extravasation
Edema
Low Oxygen tension
Decreased of
macrophage function
increased amounts of
protein rich fluid

Chronic Inflammation
Fibrosis

Diagnosa

Dapat ditegakkan melalui anamnesa dan


pemeriksaan fisik

Anamnesa

Bedakan dengan non limfatik edema


Edema, dari distal ke proksimal
Edema awalnya pitting, berkembang menjadi
non pitting bila telah terjadi fibrosis
Keluhan kelelahan dan berat pada ekstremitas
15

Pemeriksaan Radiologis
Lymphoscintigraphy

Menggambarkan Anatomi
dari pembuluh limfe
Menggambarkan dinamika
dari aliran limfe

CT Scan dan MRI :


untuk mencari/menyingkirkan
kemungkinan suatu
malignancy
16

Klasifikasi

Limfedema primer
Dibedakan menurut umur saat onset dan
gambaran lymphangiography
Umur :

1.
2.
3.

Congenital limfedema
Limfedema praecox
Limfedema tarda

Gambaran lymphangiography
1.
2.

Hipoplasi dari pembuluh limfe


Hiperplasi dari pembuluh limfe
17

Terapi
Non Pembedahan
Merupakan terapi utama pada limfedema

Cegah infeksi kulit


Diuretik
Diethyl Carbamazine
Benzopyrenes
AntiStaphylococcal dan antiStreptococcal agent
Elevasi tungkai
Elastic Compressive Garment
Complex Lymphedema therapy
18

Pembedahan

Dipertimbangkan bila terapi non


Pembedahan dinilai tidak efektif
mengontrol dan mencegah komplikasi
dari limfedema
Physiologic dan Excisional

19

Physiologic :

Memperbaiki drainase dari sistem limfatik


Anastomose dengan vena atau pembuluh
lymphe yang sehat

Excisional

Debulking dari ekstremitas yang terkena dengan


mengambil kulit dan jaringan subcutan
Charles 1912 total subcutaneous Excision
Sistrunk 1918 Staged subcutaneous Excision
beneat flap
20

21

Komplikasi

Limfangitis rekuren
Selulitis
Fibrosis jaringan subkutan
Gangguan fungsi gerak
lymphangiosarcoma

22

Rangkuman

Limfedema merupakan penyakit yang


progresif
Terapi non pembedahan merupakan terapi
utama
Pembedahan dipertimbangkan bila terapi
non pembedahan dinilai tidak efektif
Tidak ada pilihan terapi kuratif untuk
limfedema
23

Terima Kasih

24

Anda mungkin juga menyukai