Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS PANJANG

oleh
wayan erawan

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER Gr. III


Pembimbing :
Dr. Jose M. Mandei, Sp.A(K)

PENDAHULUAN

DENGUE
HAEMORRAG
IC FEVER

virus DENGUE genus


Flavivirus, famili Flaviviridae,
serotipe DEN-1, DEN-2, DEN-3
dan DEN4
Indoneisa: (thn 2007)
150.000 kasus. Angka
kematian telah mendekati 1%.
SULUT (thn 2011) : 1485
Demam 2-7kasus.
hari, diathesis (uji
torniquet positif), petekie,
epitaksis, dan hematemesis.
Thrombositopenia 100 x
109//L, kebocoran plasma
Tidak ada pengobatan spesifik
hanya Simptomatik, Suportif

LAPORAN KASUS
Nama
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir /Umur
Di
BBL
Kebangsaan
Agama
Suku Bangsa

: A.L
: Laki-laki
: 31 Maret 2006 / 88/12tahun
: Di Rumah Bidan
: 3.500 gr
: Indonesia
: Kristen Protestan
: Minahasa

ANAMNESIS
Anamnesis diberikan oleh : Ibu
penderita

Anamnesis
Keluhan Utama :
Demam sejak 6 hari, SMRS
Kaki tangan dingin sejak 14 jam
SMRS
Muntah dan nyeri perut sejak 1 hari
SMRS.

Anamnesis
Rujukan Rumah sakit Pancaran Kasih. dx: Diagnosis
DHF gr III , keluhan kaki dan tangan dingin sejak 14
jam, SMRS. Di IRDA kaki sudah tidak dingin lagi.
Demam, sejak 6 hari SMRS, tinggi pada perabaan,
turun dgn obat penurun panas , tidak sampai normal.
Tidak Kejang dan menggigil. Tidak ada Riw.
perdarahan hidung dan gusi.
Penderita ke RS Pancaran Kasih 2 hari SMRS, tetapi
hanya berobat rawat jalan. kaki tangan penderita
dingin, 1 hari SMRS, dan dibawa ke RS Pancaran Kasih
dan di rujuk ke RSUP Prof. Kandou.
Nyeri perut sejak 1 hari SMRS, muntah 3 kali perhari
warna putih,isi makanan volum gelas aqua.
Penderita tidak ada sesak, batuk dan pilek. Nafsu
makan pernderita menurun. BAB dan BAK t.a.k.

Anamnesis Antenatal
Selama hamil ibu penderita
melakukan pemeriksaan kehamilan
di Puskesmas terdekat teratur 8 kali
di puskesmas dan mendapat
imunisasi TT 2x. Selama hamil ibu
penderita sehat.

Penyakit yang Sudah Pernah


Dialami

Morbili : (-)
Varicella : (-)
Pertusis
: (-)
Diare
: (+)
Cacing
: (-)
Batuk/pilek : (+)

Kepandaian/Kemajuan Bayi

Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama
Pertama

kali
kali
kali
kali
kali
kali
kali
kali
kali
kali

membalik : 3bulan
tengkurap : 4 bulan
duduk : 6 bulan
merangkak : 8 bulan
berdiri : 10 bulan
berjalan : 14 bulan
tertawa : 3 bulan
berceloteh : 8 bulan
memanggil mama: 8 bulan
memanggil papa : 8 bulan

Anamnesis Makanan

ASI
: Lahir 1 tahun
PASI
: Bubur susu
: 4 bulan -7 tahun
Bubur saring
:Bubur lunak
:Nasi lembek
: 1 tahun- 3tahun

Imunisasi
DASAR
I

II

III

BCG

POLIO

DTP

CAMPAK

HEPATITIS B

Riwayat keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam
keluarga.
Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan
Lingkungan
Rumah permanen, beratap seng, berdiding
papan, lantai tehel, terdiri dari 2 buah
kamar tidur, dihuni oleh 2 orang dewasa dan
3 orang anak anak. Kamar mandi dan WC
diluar rumah, sumber air minum dari sumur,
sumber penerangan listrik PLN dan
penanganan sampah dibakar.

PEMERIKSAAN FISIK

Umur : 88/12 tahun


BB : 22 kg
TB : 125 cm
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Keadaan mental : Compos mentis
Sianosis : (-) Ikterus : (-)
Kejang : (-)
Vital Sign
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 120 /menit reguler, tidak kuat angkat
Respirasi : 24 /menit
Suhu : 36,0C

Kulit

Warna
: sawo matang
Efloresensi
: (-)
Pigmentasi
: (-)
Lapisan lemak : cukup
Turgor
: kembali cepat
Tonus
: normal
Oedema
: (-)

Kepala

Bentuk : mesocephals
Ubun-ubun besar menutup
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata :
Exoptalmus : (-)
Tekanan bola mata : normal pada perabaan
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterik (-)
Kornea refleks : normal
Pupil :bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks
cahaya (+)
Lensa : jernih
Fundus : tidak di evaluasi
Visus : tidak di evaluasi
Gerakan : normal
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-)
Mulut
Bibir : sianosis (-)

Mulut
Bibir
: sianosis (-)
Selaput mulut: basah
Lidah
: kotor (-)
Gigi
: karies (-)
Gusi
: perdarahan (-)
Bau pernapasan
: foetoer (-)
Tenggorokan
Tonsil
: T1 T1 hiperemis (-)
Faring
: hiperemis (-)
Leher
Trakea
: letak di tengah
Kelenjar
: pembesaran KGB (-)
Kaku kuduk
: (-)

Thorax
Bentuk
: normal
Rachitis Rosary
: (-)
Ruang Intercostal
: normal
Precordial bulging
: (-)
Xiphosternum
: (-)
Harrisons groove
: (-)
Pernapasan paradoksal
: (-)
Retraksi
: (-)
Paru-paru
Inspeksi : simetris, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Palpasi : sonor kanan = kiri
Auskultasi
:Sp.Bronkovesikuler,
Rhonki(-), Whezing (-)

Jantung
Detak Jantung : 120/menit
Iktus

tidak tampak
Batas kiri

linea midclavicularis sinistra


Batas kanan

linea parasternalis dextra


Batas atas : ICS II III
Bunyi jantung apex : M1 > M2
Bunyi jantung aorta: A1 > A2
Bunyi jantung pulmo
Bising : (-)

: P1 < P 2

Abdomen

Bentuk : datar, lemas BU (+) Normal


Lien : tidak teraba
Hepar : 3-3 cm bawah arcus costa
Genitalia : , normal
Anggota gerak : akral dingin, CRT > 2
Tulang belulang : deformitas (-)
Otot-otot : eutrofi
Reflex-reflex : RF +/+, RP -/-

Resume Masuk
, 88/12tahun, BB= 22 kg, TB= 125 cm. MRS 3/12/2014 jam 12.45
WITA
Kel : kaki dan tangan dingin, demam (-), Nyeri perut (+).
KU : tampak sakit Kes : CM
TD
:100/70 mmHg
N
: 120 /m reguler, tidak kuat angkat
R
: 24 /m reguler
Sb
: 36,0C
PCV : 48% (jam 08.00), 41% (jam 12.45)
Kepala: conj anemis(-), sklera ict (-), pembesaran KGB (-), PCH (-)
Tho : simetris, retraksi (-),
Cor : bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh (-), Wh (-)
Abd : datar, BU(+) normal
Hepar : teraba 3-3cm bawah arcus costae
Lien : tidak teraba
Ext : akral dingin, CRT <3

DIAGNOSIS
Diagnosis sementara : DHF gr.III
dengan terapi syok
Diagnosis banding : Syok septik

TERAPI

Perawatan/pengobatan :
- O2 1-2 l/m
- IVFD RL 20 cc/kg BB/ jam = 440 cc (2x) (bolus 30 menit)
- di lanjutkan dengan IVFD gelofusin 10 cc/kgBB/jam= 220
cc/jam
- Injeksi cefotaxim 3 x 750 mg IV (1)
- Domperidon 3 x 1 cth (k/p)
- Balans Diuresis / jam
- PCV / 4 jam.
- Observasi vital sign/ 30 menit.
- GDS rutin

Anjuran Pemeriksaan: Darah lengkap, Diff Count, Na, K, Cl,


SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, Ig M, Ig G, anti dengue,
APTT,PT, D-dimer, C-reactive protein(CRP)

FOLLOW UP

Perawatan Hari Ke 1 (3 desember 2014) jam 13.00 (IRIA)


S: Demam (-), sesak (-), penurunan kesadaran (-), sakit perut (+), urine (+).
O : Keadaan umum : Tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah: 100/70 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Respirasi: 24 x/menit
Suhu badan : 36,8oC
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-)
Bibir Sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Cor : (-)
Pulmo : Suara pernapasan bronkovesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/ Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar : 3-3 cm
Lien : tidak teraba
Extremitas : Akral dingin, CRT < 2
oedem tungkai (-)
A
: DHF gr. III dengan syok dalam terapi
P: - O2 sungkup 1-2 L/m
- IVFD RL 20 ml/kgBB/jam lanjut ganti Gelofuin 10 ml/kgBB/jam = 220 cc/jam (selama 30 menit)
- Inj. Cefotaxim 3 x 750 mg IV (H1)
- Diuresis per jam
- PCV /4 jam
- Tanda-tanda vital per jam
- Pasang kateter

Hasil Laboratorium :
Hb : 17,10 mg/dL
Ht : 41,0 %
Leukosit :
4.700/mm3
Trombosit :
44.000/mm3
Eritrosit : 6,31/mm3
MCH : 18,6
MCHC : 27,5
MCV : 67,4

Natrium

: 124 mmol/L

Kalium

: 4,5 mmol/L

Chlorida

: 102 mmol/L

SGOT

: 147 U/L

SGPT

: 93 U/L

GDS

: 64 mg/dl

Ureum

: 36 mg/dl

Creatinin : 0,4 mg/dl


Ig G anti dengue : +
(positif)

TANDA VITAL
TD(mmHg)

Nadi
(x/m)

13.00

100/70

120

24

36,6

14.00

100/70

110

24

36,4

15.00

100/70

110

28

36,1

48

3,8

16.00

100/50

108

32

36,6

142

6,4

88

32

36,5

Jam

17.00

100/60

Suhu

Urine
(cc)

Diuresis

PCV (%)
41

IVFD Rl
cc//Kg/jam
20
10 (gelofusin)

108

10
10
10

4,8

18.00

100/60

92

28

36,7

38

1,7

19.00

100/60

92

28

36,7

24

1.01

20.00

90/60

100

28

36,9

37

1.69

21.00

90/60

92

28

36,7

39

1,77

22.00

100/70

88

26

36,9

45

2.05

23.00

110/70

88

28

36,8

22

00.00

100/70

96

28

36,7

17

0,77

01.00

100/70

92

28

37,6

36

1,63

02.00

90/60

78

28

36,7

29

1,31

03.00

90/60

88

28

36,9

27

1,2

04.00

100/50

94

26

36,8

14

0,6

37

7
7
7

36

7
5
5
5

39

5
5
5
5

FOLLOW UP
Perawatan Hari Ke-2 (tanggal 4 desember 2014)
S : Demam (-), kaki tangan dingin (-), muntah (-), nyeri
perut (+), Urine (+).

- O2 1 2 L/m (k/p)

O: Keadaan umum : Tampak sakit


Kesadaran

- IVFD RL 3

: compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 100/60mmHg


Nadi : 90x/menit Respirasi : 30 x/menit
Suhu badan : 36,8oC
Kepala: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-)
Bibir sianosis (+)

cc/kgBB/jam = 66 ml/jam.
- Inj. Cefotaxime 3x750 mg IV
(H2)

Leher : Pembesaran KGB (-)

- Domperidone 3 x 1 cth (k/p)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

- Oralit ad libitum

Cor : murmur (-)


Pulmo: Suara pernapasan bronkovesikuler, Rhonki -/-,

wheezing -/-

Abdomen

: Datar, lemas, bising usus (+) normal

- PCV / 4 jam
- Diuresis / jam

Hepar : 3-3cm bawah arcus costa.

Anjuran : DL, Diff count,

Lien : tidak teraba

protein total, albumin.

Extremitas : Akral hangat, CRT < 2,


A

: DHF gr. III dalam terapi 18 jam

FOLLOW UP
Perawatan Hari Ke-3 ( 5 desember 2014)

S
: Demam (-), kaki tangan dingin (-), muntah (-)
O
: Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi
: 86
x/menit
Respirasi : 34 x/menit -Suhu badan : 37,1oC
Kepala/SSP
: pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC+/
+,RF+/+, RP -/-, spastik (-),ikterus (-). Konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-), Bibir sianosis
(-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-)
Cor : murmur (-)
Pulmo
: Suara pernapasan
bronkovesikuler, Rhonki
wheezing -/Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar
: 3-3 cm bac , Lien: tidak teraba
Extremitas
: Akral hangat, CRT < 2,

A
: DHF gr. III dengan syok, dalam
terapi 42 jam

P :
- O2 1 2 L/m (k/p)
- IVFD RL = 8 gtt/menit
- Inj. Cefotaxime 3x750 mg IV
(H3)
- Domperidone 3 x 1 cth
- oralit ad libitum
- PCV / 6 jam
- diuresis / 6 jam
Anjuran : DL, Diff count
Pro : pindah ruangan Tropik

FOLLOW UP
Perawatan Hari Ke-4 ( 6 desember 2014)

S
: Demam (-), kaki tangan dingin (-), muntah (-)
O
: Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 100/70 mmHg, Nadi
: 86
x/menit
Respirasi : 34 x/menit -Suhu badan : 37,1oC
Kepala/SSP
: pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC+/
+,RF+/+, RP -/-, spastik (-),ikterus (-). Konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-), Bibir sianosis
(-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-)
Cor : murmur (-)
Pulmo
: Suara pernapasan
bronkovesikuler, Rhonki
wheezing -/Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar
: 3-3 cm bac , Lien: tidak teraba
Extremitas
: Akral hangat, CRT < 2,

: POST DHF gr. III

P :
- O2 1 2 L/m (k/p)
- IVFD RL = 8 gtt/menit
- Inj. Cefotaxime 3x750 mg IV
(H4)
- Domperidone 3 x 1 cth
- oralit ad libitum
- PCV / 6 jam
- diuresis / 6 jam
Anjuran : DL, Diff count
Pro : pindah ruangan Tropik

FOLLOW UP
Perawatan Hari Ke-5 ( 7 desember 2014)

S
: Demam (-), kaki tangan dingin (-), muntah (-)
O
: Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 100/70 mmHg, Nadi
: 86
x/menit
Respirasi : 34 x/menit -Suhu badan : 37,1oC
Kepala/SSP
: pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC+/
+,RF+/+, RP -/-, spastik (-),ikterus (-). Konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-), Bibir sianosis
(-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-)
Cor : murmur (-)
Pulmo
: Suara pernapasan
bronkovesikuler, Rhonki
wheezing -/Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar
: 3-3 cm bac , Lien: tidak teraba
Extremitas
: Akral hangat, CRT < 2,

: POST DHF gr. III

P :
- O2 1 2 L/m (k/p)
- IVFD RL = 8 gtt/menit
- Inj. Cefotaxime 3x750 mg IV
(H5)
- Domperidone 3 x 1 cth
- oralit ad libitum
- PCV / 6 jam
- diuresis / 6 jam
Anjuran : DL, Diff count
Pro : pindah ruangan Tropik

FOLLOW UP
Perawatan Hari Ke-6 ( 8 desember 2014)

S
: Demam (-), kaki tangan dingin (-), muntah (-)
O
: Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi
:
98x/menit
Respirasi : 36x/menit -Suhu badan : 36,6oC
Kepala/SSP
: pupil bulat isokor 3mm-3mm, RC+/
+,RF+/+, RP -/-, spastik (-),ikterus (-). Konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-), PCH (-), Bibir sianosis
(-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-)
Cor : murmur (-)
Pulmo
: Suara pernapasan
bronkovesikuler, Rhonki
wheezing -/Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar
: 3-3 cm bac , Lien: tidak teraba
Extremitas
: Akral hangat, CRT < 2,

: POST DHF gr. III

P :
- O2 1 2 L/m (k/p)
- IVFD RL = 8 gtt/menit (stop)
IVFD RL 8 gtt/menit = Stop
- Cefixime 2 x 100 mg
- Oralit ad libitum
Pro : rawat jalan
Hasil Laboratorium :

Hb : 12,9 mg/dL
Ht : 35,4 %
Leukosit
: 5.000/mm3
Trombosit: 82.000/mm3
Eritrosit: 4,58/mm3

Pembahasan
Dengue spektrum klinis yang sangat
luas, sering tanpa terduga
perkembangan klinik dan hasil
akhirnya. Ketika banyak pasien
sembuh dengan sendirinya tanpa
menimbulkan klinik yang berat,
sebagian kecil populasi berkembang
menjadi penyakit berat, selalu
dengan karakteristik kehilangan
plasma dengan atau tanpa

Pembahasan
Kriteria WHO: pasien memenuhi 2 dari 4 DHF
- Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala
perdarahan dengan atau tanpa syok;
(demam 6 hari, torniquet +)
- Hepatomegali (+)
- Laboratorium menunjukan tombositopenia
(<100.000) (44.000/mm)
- Peningkatan hematokrit 20% atau lebih,
dari harga normal (48%).

Pembahasan
Sindrom syok Dengue adalah keempat
gejala DBD ditambah dengan manifestasi
kegagalan sirkulasi, yaitu: nadi cepat, dan
lemah dengan penyempitan tekanan nadi
(<20 mmHg) atau penurunan tekanan
darah dan akral dingin serta tampak
gelisah.
(keluhan kaki dan tangan dingin sejak 14
jam SMRS, Nadi: 120 /menit reguler, tidak
kuat angkat)

Pembahasan
Pasien mengalami penurunan suhu badan
saat masuk rumah sakit yaitu 36,7 derajat
celcius disertai tanda-tanda kegagalan
sirkulasi yaitu akral dingin dan lembab.

Pada kepustakaan:

memasuki fase
kritis ketika suhu turun ke 37,5-38C atau kurang,
biasanya pada hari ke 3-7 dari sakit, dan
peningkatan permeabelitas kapiler yang diikuti
dengan peningkatan hematokrit mungkin terjadi. Ini
merupakan tanda dimulainya fase kritis. Periode
klinis dari plasma leakage biasanya selama 24-48

Pembahasan
DL:
- leukosit
4.700/mm3,
- Hb 17,10
mg/dL
- Ht 41,0 %
- trombositope
nia
44.000/mm

Pada kepustakaan:
laboratorium
hemokonsentrasi yang
bisa dilihat secara klinis
dan laboratorium
(hematokrit >20%). Dan
trombositopenia
(trombosit <
100.000/mm3).
peningkatan kadar Hb
merupakan bukti
terjadinya kebocoran
plasma. Leukopenia

Pembahasan
Hal ini merupakan kriteria
laboratorium dari DHF. Selain itu
tanda kegagalan sirkulasi seperti
nadi yang lemah, akral dingin dan
lembab. Hal ini menunjukan bahwa
pasien ini mengalami DHF derajat III

Pembahasan

Nyeri perut

Kepustakaan:
- Nyeri di daerah perut, pada
daerah epigastik, dan batas
kosta kanan. saat sebelum
syok timbul.
- Perdarahan gastrointestinal
dan atau hepatomegali.
- Selama kondisi syok atau pre
syok, pasokan darah ke organ
visceral telah berkurang
menyebabkan hipoksia
jaringan diikuti oleh nyeri
perut.

Pembahasan
Kepustakaan :Tanda bahaya lain sebelum
syok adalah muntah yang terus menerus,
akumulasi cairan di rogga interstisial,
perdarahan mukosa, lethargy, gelisah,
hepatomegali > 2 cm.

Meskipun ukuran dari hati tidak berkorelasi


dengan keparahan penyakit, tetapi
pembesaran hati hampir selalu ada pada
pasien syok dibandingkan pasien tidak syok

Pembahasan
Diagnosis banding:
Syok septik yaitu sepsis berat dengan disfungsi organ
cardiovaskuler :
1. Hipotensi : Tekanan darah < 5 percentil berdasarkan
umur meskipun 40 ml/kg cairan dalam satu jam.
2. Membutuhkan obat vasoaktif untuk menjaga
tekanan darah.
3. Defisit tanpa sebab > 5 mEq/L, Lactat arteri > 2 kali
normal, Diuresis < 0,5 ml/kgBB/jam, pengisian
kapiler > 5 detik, dan perbedaan temperature pusat
dengan perifer > 3C.)

Pembahasan
Cold shock adalah syok septic yang disertai
ditandai dengan penurunan waktu pengisian
kapiler, nadi lemah, belang-belang, ektremitas
dingin.
Pada pemeriksaan hematologi didapatkan
juga jumlah platelet < 80.000/l atau 50%
turun dari nilai tertinggi pada saat 3 hari yang
lalu. Ini merupakan salah satu tanda dari
kegagalan sistem organ. Sangat penting
diketahui, bahwa fisiologi syok dapat terjadi
tanpa adanya hipotensi.

Pembahasan
DSS Signifikan lebih kecil
kemungkinannya untuk mengalami
respon sindrom inflamasi sistemik,
seperti takikardi, dan memiliki tekanan
nadi lemah saat masuk bila
dibandingkan
dengan
pasien
SS
Status mental lebih mudah dipertahankan, dan
perdarahan klinis spontan lebih sering terjadi pada
anak-anak dengan DSS dibandingkan i SS.
Mungkin ini hasil dari kondisi yang didominasi
vasodilatasi di SS dibandingkan keadaan
vasokonstriksi yang merupakan respon awal DSS

Pembahasan
Pada pasien ini terapi DHF grade III
- IVFD kristaloid yaitu Ringer Laktat 20 cc /kgBB = 440 cc
(2kali) dengan tetesan cepat selama 15 menit,
- Tekanan darah tidak naik, pemberian koloid (gelofusin) 10
cc/kgBB sebanyak 220 cc selama 15 menit.
- Setelah terjadi perbaikan keadaan, cairan diganti ke Ringer
laktat terus diturunkan bertahap 10cc/kgBB/jam yaitu
220cc observasi selama 3 jam,
- Tekanan darah stabil turunkan menjadi 7cc/kgBB/jam =
154 cc selama 4 jam, 5cc/kgBB/jam = 110 cc selama 8 jam
dan terakhir 3cc/kgBB/jam = 66 cc selama 15 jam.
- Sebagai terapi suportif, Injeksi antibiotik cefotaxime 3x750
mg IV. Anak dianjurkan untuk minum banyak larutan
elektrolit (oralit), tirah baring, dan pemberian antipiretik
paracetamol 3x 1 tablet jika suhu badan meningkat.

Pembahasan
Kepustakaan : pemberian antibiotik pada
penderita DHF tidak diperlukan.
Kepustakaan lain: antibiotik seharusnya
diberikan pada pasien DHF, untuk
kemungkinan ada infeksi bakteri. Panas yang
lama (> 5 hari) dan adanya Acute renal
Failure telah dilaporkan sebagai faktor resiko
independen untuk adanya infeksi bakteri pada
pasien dewasa. Adanya sakit perut juga
merupakan tanda dari infeksi bakteri aktif
pada pasien DHF

Pembahasan
Kepustakaan: Prognosis pada DHF adalah dubia
karena ditentukan oleh beberapa faktor seperti:
Lama dan beratnya renjatan, waktu, metode,
serta adekuat tidaknya penanganan, dilihat dari
tekanan darah, tekanan nadi dan diuresis.
Ada tidaknya rekuren syok yang terutama terjadi
dalam 6 jam pertama setelah pemberian cairan
parenteral dimulai.
Adanya demam selama renjatan berlangsung,
menunjukan prognosa lebih buruk.
Ada tidaknya tanda-tanda penurunan fungsi
serebral, dimana mengarahkan pemikiran kita
pada terjadinya ensefalopati.

Pembahasan
Pognosis ad vitam dubia ad bonam :
- Pasien keluar dari fase syok dengan keadaan tanda
vital yang baik, pasien berespon terhadap pemberian
cairan intravena, tekanan darah sistolik rata-rata 90
mmHg, tekanan nadi 30 mmHg, serta pada pasien
rata-rata MAP 80 mmHg selama terapi tidak
hipotensi.
- Diuresis pasien rata-rata 2 ml/kg/jam, ini menunjukan
perfusi oragan vital ginjal baik, sehingga dapat
disimpulkan pasien tidak mengalami renjatan syok.
- Tidak demam selama terapi syok, tidak ada penurunan
kesadaran.

Pembahasan
Prognosis functionam ad bonam,
pasien dapat melakukan kegiatan
makan, minum dan aktivitas seperti
biasa.
Prognosis sanationam ad bonam:
karena pasien sembuh tanpa ada
kecacatan.

Anda mungkin juga menyukai