Anda di halaman 1dari 32

Skenario 3

Blok Neoplasia

KELOMPOK B 3
Ketua

: Ratna Kurnianingsih (1102012228)

Sekertaris : Monica Permatasari (1102012167)


Anggota

: Zahra Astrianti (1102010307)

Sari Nur Rahmawati

(1102012261)

Rendy Muttaqien Sinaga


Riris Rizani Dewi
Wiza Iswanti

(1102012236)

(1102012248)

(1102012310)

Zakirah B F A
Zamzam Zamilah

(1102012316)
(1102012317)

PERDARAHAN PERVAGINAM
Seorang wanita umur 35 tahun berobat ke rumah sakit dengan
keluhan keluar darah dari vagina dan berbau. Mempunyai tiga
orang anak, terkecil umur 6 tahun. Dari pemeriksaan sensorium
komposmentis, TD 120/79 mmHg , temperature 36,5C. Haid
teratur, tiap bulan, lama 7 hari. Dokter meminta perawat untuk
mempersiapkan dan mendampingin pemeriksaan.
Pemeriksaan perut, inspeksi, palpasi dan perkusi dalam batas
normal. Begitu pula vulva tidak ada kelainan. Inspekulo: dinding
vagina dalam batas normal, serviks membesar berbenjol, berdarah.
Vaginal toucher: serviks membesar, berbenjol, contact bleeding (+),
uterus sebesar telur bebek, mobile, ovarium tidak membesar. Untuk
menegakkan diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan penunjang.

SASARAN BELAJAR
LI. 1.Mampu Memahami dan Menjelaskan Kanker Serviks
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi klinik
Diagnosis dan diagnosis banding
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis
LI. 2.Mampu Memahami dan Menjelaskan Etika Pemeriksaan Dalam Menurut

Definisi Kanker Serviks

Kanker leher Rahim (serviks) adalah tumbuhnya sel-sel


abnormal pada jaringan serviks, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan vagina

Etiologi dan Faktor Resiko

1. Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18


2. Kontrasepsi Oral
3. Diet rendah karotenoid dan defisiensi asam
folat
4. Etnis dan Faktor Sosial
5. Merokok
6. Paritas (jumlah kelahiran)
7. Riwayat kanker serviks pada keluarga

Epidemiologi
Kanker leher rahim (serviks) kanker pembunuh
wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara.
Menurut data Departemen Kesehatan RI kanker
leher rahim menempati urutan pertama daftar kanker
yang diderita kaum wanita Indonesia.

Klasifikasi

Virus HPV 16 & 18

Mengekspresikan
protein E6 & E7
Inaktivasi gen P53
& RB
Gagal pengendalian
pertumbuhan sel

Displasia

Ca. Insitu

Ca. Serviks

Patofisiologi

Patofisiologi

Manifestasi klinik
Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding)
yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang
abnormal.
Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau
dan dapat bercampur dengan darah.

Manifestasi klinik
Gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian
bawah bila ada radang panggul.
Stadium lanjut badan menjadi kurus kering karena
kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung
kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau
rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat
metastasis jauh.

Diagnosis
Anamnesis
Perlu ditanyakan :
a. Riwayat perkawinan dan pesalinan
b. Perilaku seks sering berganti pasangan (promiskusitas)
c. Waktu coitus pertama kali
d. Penyakit yang pernah dialami pada organ genitalia
e. Gaya hidup seperti meroko
f. Hygienis
g. Sosial ekonomi
h. keluhan perdarahan spontan ataupun pasca senggama
i. Terdapat Keputihan berbau

Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
a. Inspekulo
leukoplakia, erosi, porsio terlihat benjol-benjol menyerupai
bunga kol
b. Vaginal Toucher
Nyeri, teraba benjolan pada porsio, contact bleeding
c. Terdapat Metastase
. Pada paru sesak napas, batuk darah.
. Pada rektum obstipasi ileusobstruktif.
. Terdapat benjolan pada hepar, supraklavikula, dan diantara
kedua paha

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pap smear
Sel kanker dapat diketahui pada sekret yang diambil dari
porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan pada
wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas
seksual sebelum itu.
Tujuan :
Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang
menjadi kanker pada sel-sel leher rahim
Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan
servik uteri

Pemeriksaan Penunjang
Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
Colposcopy adalah suatu pengujian yang memungkinkan dokter
untuk melihat serviks (leher rahim) lebih dekat dengan
menggunakan sebuah alat bernama colposcope.
Tujuan melihat daerah yang terkena proses metaplasia

Pemeriksaan Penunjang
Biopsi
Dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil
pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau
kanker.
LEEP (Loop Electro Surgical Excision Procedure)
Menggunakan loop kawat listrik untuk mengiris sepotong, bulat
tipis dari jaringan serviks.

Pemeriksaan Penunjang
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat)
Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau
leher rahim dengan asam asetat.
Hasil :
kelainan seperti area berwarna putih terdapat
kelainan
tidak ada perubahan warna tidak ada infeksi pada
serviks

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan DNA HPV


Tes ini dapat dilakukan pada sediaan apusan atau
cairan vagina dan sel sisa bahan pada sediaan
sitologi Pap smear ataupun dengan biopsis.

Kondisi

Infeksi HPV

Infeksi Panggul
Kista nabothian

Hiperplasia
kelenjar

Mesonefrik
remnants
Endometriosis

Polip serviks
Servikal fibroid

Membedakan tanda / gejala

Membedakan tes

Tidak ada massa, tidak ada perdarahan abnormal, Tes HPV DNA diindikasikan dengan Pap smear atipikal (ASCUS
biasanya tidak ada gejala.
atypical squamous cells of undetermined significance).
Para koilosit merujuk pada karakteristik dari penampakan sel HPV
yang
terinfeksi
dan
patognomonik
pada
keadaan
HPV. Koilositosis sering berulang, tapi displasia memerlukan
penelitian lebih lanjut dan tindakan lanjut.
Klamidia dan gonore yang berhubungan dengan Pap smear mungkin belum tentu akurat karena perubahan
demam, nyeri, dan keputihan, tapi mungkin inflamasi. Tes klamidia dan gonore, sediaan basah, kultur, tes
tanpa gejala.
kalium hidroksida (KOH) dapat mengidentifikasi infeksi.
Dispareunia dan massa kistik pada pemeriksaan.

Dibedakan pada pemeriksaan klinis.

Mungkin ditemukan pada Pap smear pada Sel glandular atipikal pada Pap smear; biopsi diagnostik akan
pasien yang tanpa gejala.
membedakannya dari kanker serviks.
Beberapa pasien mungkin mengalami gejala
perdarahan uterus berat, berkepanjangan, sering,
dan pendek atau tidak teratur.
Dispareunia dan massa kistik pada pemeriksaan.

Biopsi diagnostik akan membedakannya dari kanker serviks.

Nyeri
panggul,
dismenorea,
infertilitas, Biopsi diagnostik akan membedakannya dari kanker serviks.
dispareunia, perdarahan abnormal, kelelahan.

Perdarahan abnormal, massa pada pemeriksaan.

Biopsi diagnostik akan membedakannya dari kanker serviks.

Menorrhagia, massa yang nyeri sekali, keluar Biopsi diagnostik akan membedakannya dari kanker serviks.
cairan yang abnormal, prolaps dari fibroid.

D
i
a
g
n
o
s
i
s
B
a
n
d
i
n

Tatalaksana

a.Stadium pra kanker hingga 1A histerektomi.


. Masih ingin memiliki anak LEEP atau cone biopsy
Biopsi Cone menggunakan scalpel untuk mengambil
selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas
ditemukan
Loop electrosurgical excision procedure (LEEP) Teknik ini
menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik,
yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari
mulut serviks

Tatalaksana
b. Stadium IB dan IIA kanker serviks:
Bila ukuran tumor < 4cm radikal histerektomi ataupun
radioterapi dengan/tanpa kemoterapi
Bila ukuran tumor >4cm radioterapi dan kemoterapi
berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis
cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi
c. Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) radioterapi dan
kemo berbasis cisplatin.

d. Pada stadium sangat lanjut (IVB) kemo dengan kombinasi


obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

Pembedahan

Histerektomi
Histerektomi sederhana Rahim diangkat, tetapi tidak
mencakup jaringan yang berada di dekatnya.
Histerektomi radikal Pengangkatan seluruh rahim, jaringan
di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan
leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada
di daerah panggul

Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi
(seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun
menyusutkan tumornya
Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh
Anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar.
Radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif
ditanam ke dalam rahim/leher rahim selama beberapa
waktu untuk membunuh sel-sel kankernya

Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh
darah atau melalui mulut.
Efek Samping
- Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
- Kehilangan nafsu makan
- Kerontokan rambut jangka pendek
- Sariawan
- Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah
putih)
- Menopause dini

Komplikasi
Gangguan berkemih
Fistula ureter atau kandung kemih
Emboli paru
Obstruksi saluran cerna
Trauma syaraf

Pencegahan
Melakukan vaksin HPV tipe 16 dan 18 diberikan mulaidari
usia 10-35 tahun
Tidak melakukan kegiatan seksual di usia dini ( < 20 tahun),
Tidak berganti-ganti pasangan
Tes Pap Smear secara rutin
Menjaga pola makan seimbang dan bergizi
Menjalani gaya hidup sehat (berolahraga).
Menghindari fakto resiko yang memudahkan terinfeksi HPV

Prognosis
Stadium 0 100% penderita dalam stadium ini akan sembuh
Stadium 1
- 1A memiliki 5-years survival rat : 95%
- 1B memiliki 5-years survival rat ahun : 70% - 90%.
Stadium 2
- 2A memiliki 5-years survival rat : 70 - 90%.
- 2B memiliki 5-years survival rat : 60% - 65%.
Stadium 3 5-years survival rat: 30-50%
Stadium 4 5-years survival rat : 20-30%

Etika Pemeriksaan Dalam Menurut Ajaran Islam

Sebagaimana hukum asalnya, bila ada dokter wanita


yang ahli, maka dialah yang wajib menjalankan
pemeriksaan atas seorang pasien wantia. Bila tidak
ada, dokter wanita non-muslim yang dipilih. Jika masih
belum ditemukan, maka dokter lelaki muslim yang
melakukannya. Bila keberadaan dokter muslim tidak
tersedia, bisa saja seorang dokter non-muslim yang
menangani.

Etika Pemeriksaan Dalam Menurut Ajaran Islam

Syaikh Shalih al-Fauzan berbicara mengenai hukum berobat kepada


dokter yang berbeda jenisnya :
Seorang wanita tidak dilarang berobat kepada dokter pria, terlebih
lagi ia seorang spesialis yang dikenal dengan kebaikan, akhlak dan
keahliannya. Dengan syarat, bila memang tidak ada dokter wanita
yang setaraf dengan dokter pria tersebut. Atau karena keadaan si
pasien yang mendesak harus cepat ditolong, (karena) bila tidak
segera, penyakit (itu) akan cepat menjalar dan membahayakan
nyawanya. Dalam masalah ini, perkara yang harus diperhatikan pula,
dokter tersebut tidak boleh membuka sembarang bagian tubuh
(aurat) pasien wanita itu, kecuali sebatas yang diperlukan dalam
pemeriksaan. Dan juga, dokter tersebut adalah muslim yang dikenal
dengan ketakwaannya. Pada situasi bagaimanapun, seorang muslimah
yang terpaksa harus berobat kepada dokter pria, tidak dibolehkan

Anda mungkin juga menyukai