Anda di halaman 1dari 33

Dr.

Nur Hidayat, SpPD

DEFINISI
Diare akut : peningkatan frekuensi BAB atau

> 3 kali sehari dengan konsistensi lebih


lembek atau cair, mendadak dan tidak lebih
dari dua minggu.
Diare persisten : 2 4 minggu
Diare kronik lebih dari 4 minggu.

EPIDEMIOLOGI
Studi di beberapa RS : peringkat 1- 4

kunjungan pasien dewasa.


ETIOLOGI
90% karena infeksi
10% karena obat, bahan toksik, iskemik dll.

PATOFISIOLOGI
Cairan masuk sal. Cerna 9-10 liter/ hari (dari

diet dan endogen)


Sebanyak 75-85% akan diresorbsi di usus
halus, sisanya masuk usus besar (1500 ml)
90%- nya diresorbsi di usus besar- tersisa
150-250 ml.

Patofisiologo
1. Diare Osmotik

Disebabkan makanan tk terabsorbsi ->


hiperosmolaritas -> menarik cairan
Terjadi pada malabsorbsi karbohidrat,
penggunaan garam magnesium atau bahan
laksatif
Osmotic gap feses > 125 mosmol/kg (normal
< 50)
Berhenti bila pasien puasa

Patofisiologi
2. Diare Sekretorik
Gangguan transpor elektrolit (absorbsi turun atau
sekresi meningkat). Bisa karena toksin bakteri.
Biasanya dengan volume banyak, cair, tanpa
pus/darah.
Kausa : kolera (toksin), garam empedu, asam
lemak rantai pendek, laksansia non-osmotik,
hormo intestinal (gastrin, vasoactive intestinal
polypeptide/VIP)
Diare tetap berlangsung walaupun pasien
dipuasakan

Patofisiologi
3. Diare Eksudatif
Akibat inflamasi, baik di usus halus maupun
besar, bisa terjadi akibat infeksi maupun non
infeksi (spt. gluten sensitive nteropathy,
inflammatory bowel disease, atau akibat radiasi)
Feses dapat mengandung pus, darah atau
mukus.
Juga terjadi peningkatan beban osmotik,
hipersekresi cairan akibat peningkatan
prostaglandin dan terjadi hiperperistaltik

Paofisiologi
4. Diare Hiperperistaltik/Hipermotilitas
Akibat gangguan motilitas yang menyebabkan
waktu transit usus menjadi lebih singkat
Pada usus halus menyebabkan waktu paparan
untuk absorbsi berkurang
Tipe ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis,
penyakit usus iritabel (IBS), DM, paska
gastrektomi (dumping syndrome)
Diare dapat terjadi melalui lebih dari satu
mekanisme patofisiologi

Patogenesis
1. Inflammatory diarrhea
2. Noninflammatory diarrhea
3. Penetrating diarrhea

Inflammatory Diarrhea
Proses invasi dan multiplikasi dlm enterosit + sel

M fagositosis melepaskan toksin kematian


sel mukosa usus ulkus.
Manifestasi: bloody diarrhea.
Gejala klinik: keluhan abdominal.
Px tinja rutin: lendir dan atau darah
(makroskopis), leukosit polimorfonuklear
(mikroskopis)

Non inflammatory diarrhea


Kelainan di usus halus bagian proksimal.
Agen infeksi berkolonisasi dan melekat pada

enterosit enterotoksin cAMP sekresi


klorida & absorbsi natrium watery diarrhea.
Keluhan abdominal: minimal, gejala/tanda
dehidrasi cepat timbul.
Pemeriksaan tinja rutin tidak ditemukan leukosit

Penetrating diarrhea
Penetrating diarrhea terjadi akibat gangguan di

bagian distal usus halus.


Agen infeksi menempel dan melukai sel epitelial
usus (sel M).
Gejala pada penyakit ini adalah demam disertai
diare.
Pada pemeriksaan tinja rutin didapati adanya
leukosit mononuklear

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah
Darah perifer lengkap
Ureum, kreatinin
Elektrolit serum : Na, K, Cl.
Analisis gas darah
Immunoassay

Feses
Feses lengkap
Biakan dan resistensi

Diagnosis
Evaluasi penderita diare akut:

lamanya diare, frekuensi dan karakteristik feses.


Riwayat bepergian, makanan, obat, penyakit, tempat

tinggal dll.
menilai adakah tanda-tanda defisit cairan ekstraselular.
Demam
Tanda peritoneal

Diare berat: tanda-tanda hipovolemia, bercampur

darah dan atau lendir, demam lebih dari 38,5 oC,


diare > 6x sehari, diare lebih dari 48 jam, nyeri
perut hebat, diare pada lansia maupun penderita
defisiensi imun

PENATALAKSANAAN
1. Rehidrasi
2. Terapi simptomatis
3. Terapi definitif

Rehidrasi
1. Jenis cairan
Pilihan : RL
NaCl isotonik + Na bicarbonat
Oralit
2.Jumlah
diberikan sesuai defisit cairan
bisa dengan mengukur B D plasma
atau skor Daldiyono

3. Jalan masuk/cara pemberian


Bisa peroral atau intravena
Cairan hidrasi yang direkomendasikan oleh WHO
mengandung 3,5 g NaCl, 2,9g Trisodium sitrat,
2,5g Na Bikarbonat, 1,5g KCl, 20g glukosa atau
40g sukrosa dalam 1 liter air

Komposisi larutan: 1,5 sendok teh garam, 1,5

sendok teh soda kue, 4 sendok makan gula,


kedalam 1 liter air
Larutan pengganti ion tubuh (Pocari Sweat,
Gatorade) tidak dapat menggantikan cairan
hidrasi oral
Jus buah encer/minuman ringan (soft drink)
berperasa + biskuit kering bergaram (saltine
crackers) + sup / kuah daging dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan garam pada penderita
diare akut ringan

4. Jadwal pemberian cairan

Rehidrasi inisial diberikan dlm 2 jam


Tahap kedua 1 jam berikutnya
Rehidrasi diharapkan lengkap akhir j ke

Terapi simptomatik
Diberikan secara hati-hati
Anti motilitas (mis: loperamid) merugikan

pada diare enteroinvasif, diberikan 1-2 hr


Anti emetik (mis : metoclopramid) sindrom
ekstra piramidal

Terapi definitif

A. Infeksi Bakteri
(Contagious acute gastrointestinal infection NEJM 2004)

1. E.coli patogen (EPEC), toksigenik (ETEC), hemoragik


(EHEC).
Quinolon (siprofloksasin 500mg bid, norfloksasin
400mg bid, levofloksasin 500mg od)
Kotrimoksasol (forte tab/160mg + 800mg bid)
2. Enterobacter aerogenes
Quinolon (siprofloksasin 500mg bid, norfloksasin
400mg bid, levofloksasin 500mg od)
Kotrimoksasol (forte tab/160mg + 800mg bid)
3. Salmonella sp.
Kloramfenikol (500mg qid), tiamfenikol (50mg/kg BB
dosis terbagi qid)
Kuinolon (siprofloksasin 500mg bid, norfloksasin
400mg bid, levofloksasin 500mg od)
Kotrimoksasol (forte tab/160mg + 800mg bid)

4. Shigella Sp
Kuinolon (siprofloksasin 500mg bid, norfloksasin
400mg bid, levofloksasin 500mg od)
Kotrimoksasol (forte tab/160mg+800mg bid)
5. Campylobacter jejunii
Kuinolon (siprofloksasin 500mg bid, norfloksasin,
levofloksasin 500mg od)
Makrolid (eritromisin 500mg bid 5 hari)
6. Vibrio cholerae
Tetrasiklin (500mg qid 3 hari)
Doksisiklin (300mg qd, single dose)
Fluorokuinolon (siprofloksasin 500mg bid,
norfloksasin, levofloksasin 500mg od)

7.

8.

Clostridium difficile
Oral metronidazole (250-500mg qid 7-14 hari)
Oral vankomisin (125 mg qid 7-14 hari)
Probiotik
Yersinia enterolytica
Aminoglikosida (streptomisin IM
30mg/kgBB/24jam bid 10 hari)
Kotrimoksasol (forte tab 160mg/800mg bid)
Fluorokuinolon (siprofloksasin 500mg bid,
norfloksasin 400mg bid, levofloksasin 500mg od)

B. Infeksi Virus
Tidak diberikan antivirus, hanya terapi

suportif dan simtomatik

C. Infeksi Parasit

D. Infeksi Jamur
Pada pasien dengan penyakit penyerta HIV/AIDS.
Biasanya antifungal diberikan secara intravena
terlebih dahulu, dilanjutkan oral tergantung
keadaan umum.
Terapi:
Candida sp. (flukonazol 50mg bid), (itrakonazol
200mg bid), (vorikonazol 200mg bid), (amfoterisin
B 1mg/kgBB per 24jam), (nistatin 4dd 1cc/I tab)
Cryptococcus (flukonazol 50mg bid), (itrakonazol
200mg bid), (amfoterisin B 1mg/kgBB/per24jam)
Coccidiomycosis
(flukonazol
50mg
bid),
(itrakonazol 200mg bid), (amfoterisin B 1
mg/kgBB/per24jam)

Anda mungkin juga menyukai