Anda di halaman 1dari 64

SPIROCHAETA

Priyambodo
Instalasi Mikrobiologi Klinik
RSUD Dr.Muwardi Surakarta

Klasifikasi
Ordo : Spirochaetales
Fam

1 : Spirochaetaceae
Genus : -Spirochaeta
-Critispira
-Saprospira

Fam

2 : Treponemataceae
Genus : - Treponema
- Borrelia
- Leptospira

Ciri Morfologi
Treponema

Lekukan

rapat, reguler
Benang axial 3 - 8
Microaerofilic
Gram negatif
Borrelia

Lekukan

kasar,

irreguler
Benang axial 15 - 20
Anaerob

Treponema
Morfologi
Bentuk

spiral, langsing
Lekukan halus teratur 8 14
Benang axial 3-8
p : 5 20 um
l : 0.2 um
Gerakan : lambat, halus, terarah kadang2
rotasi
Pewarnaan : Gram negatif

Treponema pallidum

Penyakit : Sifilis/Lues/Raja Singa


Perbenihan : sukar dibiakkan,
blm bisa in vitro, in vivo pada
telur berembrio dan biakan sel
Resistensi : mati pada t inang
39oC(5 jam), t inang 41,5oC
( 1 jam), t 4oC (1-3 hari)
Struktur Ag : polisakarida, lipid
& protein STS (Serologi Test
for Syphilis)

Manifestasi Klinis
Masa

inkubasi 10 hari 3 bulan


Stadium primer (I) 1 - 3 mg
Efek primer (erosi dan ulkus durum : bulat,
0,5 1 cm, soliter, merah, tidak nyeri,
tanpa
radang) pada kelamin, dan pembesaran
limfe
inguinal Sembuh sendiri 1 2 bulan

Stadium sekunder (II) 2-6 bln dari std I


Penyebaran T. pallidum secara lymfogen
Demam, malaise, mialgia, arthralgia
Ujud kelainan kulit (makula & roseola) simetris
Pembesaran kel. limfe menyeluruh
Gejala hilang timbul, STS (+), Stadium infeksius
Stadium laten:
dua pertiga std skunder yg tak diobati meuju
ke
laten tanpo gejala
Stadium tertier III 4-5 thn dari std II
Gumma (borok) pada :
cardiovaskuler, syaraf, otak, tulang, kulit dll

Stadium laten: dua pertiga std skunder yg


tak diobati menuju ke laten tanpo gejala
Stadium tertier III 4-5 thn dari std II
Gumma (borok) pada :
cardiovaskuler, syaraf, otak, tulang, kulit dll
Stadium IV (meta sifilis)
Tabes dorsalis dan dementia paralitik
Infeksi in utero :
Bisa terjadi keguguran,lahir mati,cacat
lahir
latau infeksi laten(rhinitis,ruam kulit dan
pengelupasan kulit)

Syphilis congenita
Timbul

pada bayi yang dikandung


oleh ibu pengidap sifilis

Bakteri

ditularkan transplasental

Sifilis

kongenita dini Spt stadium II


Sifilis kongenita tarda trias
HUTCHINSON
(Keratitis interstitial, Tuli
akustik, Gigi pahat)

Ulkus durum

Gumma

Ulkus durum

Makula

Gigi pahat

Penularan
Hubungan

seksual
Transplasental dari ibu ke bayi didalam
kandungan
Lebih mudah dikendalikan
ok kuman jarang resisten thd
antimikroba

Diagnosis
Pembentukan

antibodi lambat ( 10
30 hr pascainfeksi) ok :
Kuman

terbungkus mucoid envelope


Tahan terhadap fagositosis

Jenis

Antibodi :

Antibodi

non treponema (reagin)


Antibodi treponema

Bahan

pemeriksaan :

Cairan

Serum
LCS

lesi

Diagnosis bakteriologis
Pemeriksaan

mikroskopis :

Negative

staining dan Burri


Mikroskop medan gelap (terlihat
bentuk pembuka gabus tutup botol
gerakan spt pegas)
Mikroskop fluoresensi
Pemeriksaan
Sukar

biakan/kultur :

dikerjakan ok tidak bisa


ditumbuhkan dalam medium buatan

Pemeriksaan Serologis

STS Non Treponemal Antigen


Complement Fixation Tes :
Wasserman, Kolmer
Floculation Test :
Kahn, VDRL, Murata, Kline, Mazzini,
Hinton dll
Biological False Positive Reaction (BFPR) :
Malaria, Lepra, Relapsing fever, Lupus
eritematosus, Leptospirosis, LGV,
Chancroid, Rematoid artritis,
Tripanosomiasis, Pnemococal pneumonia,
Campak, Hepatitis

STS Treponemal Antigen


TPI test (Treponema Pallidum Immobilization)
Serum + T. pallidum

gerakan terhenti

TPCF (Treponema Pallidum Complement

Fixation)

Serum + C + Susp. T. pallidum

TPHA (Treponema Pallidum Haem

Aglutination)

SDM olahan + serum

aglutinasi SDM

FTA (Fluorescent Treponemal Absorbtion)


T. pallidum mati + serum + anti gamma globulin

bertanda

Terapi
Antibiotika

jangka panjang: penisilin


Preparat lain : Preparat Hg, Arsen,
bismuth
Penyulit

lanjut.

: sekuel gejala pada stadium

Treponema pertenue
Penyakit

: Frambusia/ Jaw / Pathek


Morfologi : sama dengan T. pallidum
Pembiakan : sama dengan T.
pallidum
Pembentukan Ab : sama dengan T.
pallidum

Manifestasi Klinis
Stadium
Afek

dini

primer (di tungkai)

Granuloma

frambus

Sukar

bergerombol spt buah

sembuh
Menyebar ke tempat lain
Bila sembuh terbentuk jaringan
parut
Merupakan stadium infeksius

Stadium
Lesi

lanjut

sampai ke tulang

Terjadi

kerusakan tulang

Deformitas

permanen
Merupakan stadium destruksi

Deformitas tulang

Granuloma

Diagnosis dan Terapi


Diagnosis
Manifestasi

Klinis
STS (Wasserman)
Terapi
Penisilin

Treponema carateum
Penyakit

: Pinta

Morfologi

pallidum

: sama dengan T.

Pembenihan

pallidum

: sama dengan T.

Manifestasi Klinis
Stadium

Primer

Papula

kecil tanpa ulkus


Di daerah wajah, leher, anggota
gerak
Stadium

II (beberapa bulan)

Hiperpigmentasi

Stadium

(makula diskromik)

III (beberapa tahun)

Depigmentasi

PINTA

Diagnosis dan Terapi


Diagnosis

Manifestasi
STS

Terapi

Penisilin

klinis

Borrelia
Spesies
B.
B.
B.
B.

patogen :

recurentis
noviyi
persica
hispanica

Spesies

saprofit :

B.

buccalis/B. vincenti di mulut


B. refringens genital
Pada

kead. N : flora normal


Pada suasana anaerob + nekrosis jar :
angina/stomatitis vincenti (radang ulseratif, bengkak,
pseudomembran)

MORFOLOGI
Spiral

irreguler
P : 8 20 um
l : 0,3
um
Jumlah lekukan 4 10
Benang axial 15 20
Gerakan : rotasi
Pewarnaan : Gram
negativ
Giemsa, Wright,
Impregnasi Ag

Borrelia recurentis
Penyakit
Biakan

: Relapsing Fever

Tumbuh

lambat, pada medium Noguchi


Tumbuh cepat, pada embrio ayam
Tumbuh cepat, pada binatang coba (mencit,
hamster)
Resistensi

pada pemanasan 60 C selama 30 menit


Pada pendinginan 4 C, tahan berbulan-bulan
Mati dengan penambahan Arsen, Bismuth
atau Hg
Mati

Struktur

Antigen :

Aglutinin,

Ab fiksasi komplemen dan


Ab litik terbentuk saat infeksi
Struktur Antigen berubah-ubah, di
duga ok berbiaknya varian-varian
kuman
Berubah-ubahnya struktur antigen
menyebabkan manifestasi klinis
demam berulang ( kambuhkambuhan)

Stadium

Pertama
-Demam menggigil,Sakit kepala
-Malaise Muntah
-Konjungtivitis

-Rasa nyeri otot betis dan punggung


-Gejala-gejala diatas akan tampak antara
4-9 hari

Manifestasi klinis

Masa inkubasi : 3 10 hari


Vektor :
Pediculus humanus
Tick pada rodentia
Klinis :
Demam tinggi, menggigil, delirium ( 3- 10 hr),
kemudian suhu menurun
Demam berulang, 2 3 kali, sembuh total
setelah kambih 3 10 kali
Pembesaran hepar, ikterus
Roseola pada kulit
Pada kasus fatal : tjd nekrosis organ,
perdarahan ginjal dan perdarahan GIT

GRAFIK DEMAM

Diagnosis dan Terapi

Diagnosis :
Manifestasi Klinis
Bahan pemeriksaan : darah
Morfologi : pewarnaan Giemsa, Wright, Gram
Biakan : Media Noguchi
Serologi :
Complemen Fixation Test
Reaksi Weil Felix dengan Proteus OX ki
Terapi :
DOC : Penisilin
Obat lain : Tetrasiklin, Eritromisin

LEPTOSPIRA

Batasan

Leptospirosis adalah penyakit infeksi


yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
Bentuknya

spiral yang mampu menyerang


hewan dan manusia dan dapat hidup di air
tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi
dalam air laut, selokan dan air kemih yang
tidak diencerkan akan cepat mati.

II. Sumber Penularan


Hewan yang menjadi sumber penularan
adalah tikus (rodent), babi, kambing,
domba, kuda, anjing, kucing, serangga,
burung, kelelawar, tupai dan landak.
Sedangkan penularan langsung dari
manusia ke manusia jarang terjadi.

III. Cara Penularan


Manusia terinfeksi leptospira melalui
kontak dengan air, tanah atau tanaman
yang telah dikotori oleh air seni hewan
yang menderita leptospirosis
Umumnya binatang tikus. Bakteri
masuk ke dalam tubuh manusia melalui
selaput lendir (mukosa) mata, hidung,
kulit yang lecet atau atau makanan
yang terkontaminasi oleh urine hewan
terinfeksi leptospira. Masa inkubasi
selama 4 - 19 hari.

Menyebabkan

penyakit dng
karakterisasi oleh stadium klinik yg
disertai remisi dan eksaserbasi.

Banyak

kasusnya pada daerah yg


kurang higienis dan pada daerah yg
sering dilanda kebanjiran dan banyak
terjadi di Indonesia

Klasifikasi
ordo

:Spirochaetales,
Family :Leptospiraceae,
genus Leptospira.

LEPTOSPIRA
A. MORFOLOGI DAN
IDENTIFIKASI
1. Ciri ciri organisme
- berbelit tipis,
mempunyai
spiral halus
- salah satu ujungnya
sering
bengkok membentuk
kait
- gerak rotasi aktif
- tidak mudah diwarnai,

2. Biakan
- tumbuh optimal pd suasana
aerob ( 28 30C )
- pada media setengah padat kayaprotein
( Fletcher dll)
- koloni bulat, diameter 1 3 mm dalam
6 10 hr

3. Sifat pertumbuhan
- energi dari oksidasi asam lemak berantai
panjang
- garam amonium sebagai sumber utama
nitrogen
- dapat berminggu-minggu hidup dalam air
dan ph basa

PATOGENESIS

LEPTOSPIRA

MENGINFEKSI BINATANG
urine
mengkontaminasi
AIR/MAKANAN/TANAH
(mll luka di kulit, mucosa, inhalasi droplet)
MANUSIA
1-2 mg
DEMAM
menetap
ORGAN PARENKIMATOSA
( t.u HATI DAN GINJAL )
DISFUNGSI ORGAN

Terdapat

2 tahap penyakit Leptospirosis

1. Tahap I selama infeksi aktif


- fase bakteriemia/septikemia
- berlangsung slm 3-7 hr
- gejala spt flu like syndrom
2. Tahap II
- Phase Immune
- 1-3 hr setelah symptom-free period,
berlangsung slm 1 bln
- Gejala ringan tp srg tjd meningitis aseptik.
Tjd ggn pd mata
- Pd fase ini kuman hanya dpt diisolasi dr
urine

Stadium Pertama

-Demam menggigil, Sakit kepala


-Malaise Muntah
-Konjungtivitis
-Rasa nyeri otot betis dan punggung
-Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9
hari

Gejala yang Kharakteristik


-Konjungtivitis tanpa disertai eksudat
serous/purulen (kemerahan pada mata)
-Rasa nyeri pada otot-otot

Stadium Kedua

-Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita


-Gejala yang timbul lebih bervariasi
dibandingkan dengan stadium pertama
-Apabila demam dengan gejala-gejala lain
timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
-Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua
dan keempat.

Komplikasi Leptospirosis
-Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari
ke 4 dan ke 6
-Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat
menyebabkan kematian.
-Pada jantung :berdebar tidak teratur, jantung
membengkak dan gagal jantung
yg dapat mengakibatkan kematian
mendadak.

-Pada paru-paru : batuk darah, nyeri


dada, sesak nafas

-Perdarahan karena adanya kerusakan


pembuluh darah dari saluran pernafasan,
saluran cernak ginjal, saluran genitalia,
dan mata (konjungtiva).
Pada kehamilan : keguguran, prematur,
bayi lahir cacat dan lahir mati.

Weils syndrom
10%

penderita akan jatuh pada kondisi


yg lebih berat, yg disebut Weils
syndrom
Target organ meliputi liver, ren, ggn
pembuluh darah
Gejala

meliputi :
- Jaundice, hipotensi, shock, perubahan
status mental yg berat, red spot on the
skin, blood shot eyes, bloody sputum

TES DIAGNOSTIK DAN LAB.


1. Bahan : -darah (7 hr I)
-urine (stlh hr-10)
-LCS (ant hr-4 sp 10)
-Jaringan yg terinfeksi

2. Pemeriksaan mikroskopik
- pemeriksaan lapangan gelap
- sediaan apus tebal dg teknik Giemsa

3. Biakan
- dlm media semi padat Fletcher atau albumin
tween 80
- pertumbuhan lambat (6 mg)

4. Inokulasi hewan
- inokulasi intraperitoneal pada marmot
dgn plasma atau air kemih segar
- terlihat lesi perdarahan dan ditemukan
spirocaeta

5. Serologi
- deteksi antibodi leptospira dgn
aglutinasi mikroskopik dengan
organisme hidup
- dapat diikuti lisis.
-Rapid test
IMUNITAS
- terbentuk imunitas spesifik yg kuat stlh
infeksi
- dpt terjadi reinfeksi dgn serovar berbeda

Aglutinasi Leptospira

D. PENGOBATAN
- Infeksi sangat dini
-penicillin,
-doksisiklin,
-vibramycin,
-eritromycin

antibiotika

EPIDEMIOLOGI
Binatang utama pembawa Leptospira:
-babi, anjing, kuda, binatang pengerat
-paling besar resiko terkena :
-pekerja tambang,
-pekerja selokan,
-petani,
-nelayan,
-tentara

Pencegahan

-Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS)
-Menyimpan makanan dan minuman dengan baik
agar terhindar dari tikus.
-Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
-Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya
dengan sabun setelah bekerja di sawah/kebun
/sampah/tanah/ selokan dan tempat-tempat
yang tercemar lainnya.

-Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap


leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas
pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan
sepatu bot dan sarung tangan.
-Menjaga kebersihan lingkungan
-Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
-Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
-Menghindari pencemaran oleh tikus.
-Melakukan desinfeksi terhadap tempat- tempat tertentu
yang tercemar oleh tikus
-Meningkatkan penangkapan tikus.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai