KESDM
I. PENDAHULUAN
KERANGKA PRESENTASI
II.PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
KIMIA
III.KONDISI SAAT INI
IV.KEBIJAKAN MINERAL DAN
BATUBARA
V.TANTANGAN PENGOLAHAN
MINERAL DAN BATUBARA
VI.PENUTUP
KESDM
I. PENDAHULUAN
KESDM
I. PENDAHULUAN
1. Mineral dan batubara merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan (non
renewable) dikuasai negara, oleh karena itu pengelolaan SDA dikuasai oleh Negara
agar memberi nilai tambah bagi perekonomian nasional guna mencapai kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat, sebagaimana amanat pasal 33 UUD 1945.
2. Indonesia memiliki banyak sumber daya mineral dan energi namun belum tentu kaya,
karena penduduknya yang besar (harus mendapat manfaat dari sumber daya tersebut
berupa pekerjaan dan kesejahteraan). Kondisi ini tidak dapat diwujudkan dengan hanya
mengekspoitasi sumber daya dan menjualnya dalam bentuk bahan mentah.
3. Mempertimbangkan perkembangan nasional maupun internasional, maka pengelolaan
pertambangan mineral dan batubara perlu dilakukan secara mandiri, transparan,
berdaya saing, efisien, dan berwawasan lingkungan, guna menjamin pembangunan
nasional secara berkelanjutan serta keamanan energi.
4. Filosofi pertambangan: masyarakat sekitar operasi pertambangan terkena dampang
langsung/tidak langsung atas kegiatan usaha, maka harus mendapat manfaat paling
besar (ekonomi dan sosial).
5. Kehidupan masyarakat harus terus berlangsung walaupun kegiatan usaha
pertambangan sudah berakhir. Transfer sumber daya tidak terbarukan menjadi sumber
daya terbarukan (kualitas SDM) merupakan prioritas utama.
KESDM
PRO-POOR
(pemerataan pendapatan)
Penerimaan negara,
investasi dan
Peningkatan neraca
perdagangan
PRO-GROWTH
(Pertumbuhan
Ekonomi)
PRO-JOB
(penciptaan
lapangan kerja
baru)
PRO-ENVIRONMENT
(Keberlanjutan pertambangan
yang berwawasan lingkungan)
KESDM
Sumber:
Ditjen Minerba, KESDM, 2014
KESDM
Keseimbangan Ekologi
Dorongan
konservasi
Chemical Engineer
Masa Depan
Dorongan
konsumsi
Cara Pandang
Titik solusi
KESDM
Keseimbangan
Kemajuan Ekonomi
Solusi integratif
Keseimbangan
Ekologi
Positif
Menciptakan
Energi/ Material
Baru
Investasi generasi
selanjutnya:
Pengetahuan dan
Solusi
Konsumsi Energi
Yang Efisien
Negatif
Negatif
Positif
Keseimbangan energi?
Struktur sosial?
1.
2.
3.
Efisiensi
Konservasi
Daur Ulang
Fungsi
tingkat
selular/ nano
Perspektif
Mikroskopik
KESDM
Teknologi
Informasi
HILIR
HULU
Teknologi Opto
KESDM
Bioteknologi
10
produk baru.
KESDM
11
KESDM
12
NO
Jenis
Bijih
Emas
Primer
Precious Metal
Base Metal
Titanium
: Gold, Silver, Platinum
: Zinc, Cupper, Tin, Lead, Mercury
Logam
Bijih
Logam
8.357,7
0,007 2.807,16
2 Bauksit
1.347,6
648,5
3 Nikel
4 Tembaga
Cadangan
585,7
239,6
3.711,6
54,4 1.155,2
21,4
18.284,5
108,7 2.719,6
25,6
5 Besi
712,45
401,7
65,6
39,8
6 Pasir Besi
2.121,5
443,7
173,8
25,4
15,6
6,3
4,4
2,8
670,7
7,5
19,9
2,2
2,3 1.322,5
0,28
7 Mangan
8 Seng
9 Timah
3.945,6
10 Perak
14.468,6
0,838
15.114
1,95
KESDM
0,0026
13
4% 4%
3%
4%
29%
5%
7%
9%
TOTAL
SUMBER DAYA
TOTAL
CADANGAN
(%)
19%
14%
Cadangan dunia
US
China
India
Ukraina
Afrika Selatan
Rusia Federation
Australia
Jerman
Polandia
Indonesia
KESDM
14
7%
7,000
Investasi, Jutaan US$
6,000
5,539
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
KESDM
2010
2011
2012
2013
*2014
Peningkatan
investasi
pertambangan
minerba berkisar
7,35% .
Investasi IUJP &
SKT pada
pertambangan
minerba
meningkat
signifikan !
s.d. Triwulan II
belum ada
investasi
pembangunan
smelter dari
rencana 1,8
Milyar US$ pada
tahun 2014.
15
Juta Ton
80
60
40
20
0
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
16
NO
PROGRE
S (%)
CAPAIAN KEGIATAN
JUMLAH
IUP
(Des
2014)
JUMLAH
IUP
(Jan
2015)
1.
05
Progres mencapai
Studi Kelayakan
102
98
2.
6 10
Progres mencapai
AMDAL
12
11
3.
11 - 30
Progres mencapai
Ground Breaking
dan Awal Konstruksi
Pabrik
13
20
22
17
4.
31-50
Progres mencapai
Pertengahan Tahap
Konstruksi Pabrik
5.
51-80
Progres mencapai
Akhir Tahap
Konstruksi
6.
81-100
KESDM
Progres mencapai
tahap
Sumber: Ditjen
Minerba, 2015
commissioning/Prod
uksi
KOMODITAS
1.
Nikel
40
32
2.
Bauksit
10
3.
Besi
4.
Mangan
5.
Zirkon
13
11
6.
Timbal dan
Seng
7.
Kaolin dan
Zeolit
80
65
Total
25
JUMLA
H
IUP
JUMLAH
FAS.
PENGOLAH
AN
/PEMURNIA
N
25
17
2,36%
2011
2012
2013
2014
2015
2,36%
8,82%
8,83%
8,83%
8,83%
18
KESDM
19
2011
1. Penerapan Good
mining practice
2. Pencapaian
peningkatan produksi,
penjualan dan
investasi pendapatan
3. Implementasi dari
peningkatan nilai
tambah mineral dan
batubara
2011-2015
2015-2025
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KEBIJAKAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KESDM
UU No.4/2009
dan regulasi
pendukung
20
21
22
DMO
KEBIJAKAN
IMPLEMENTAS
I
Permen No. 34
Tahun 2009
DMO
Hulu
Tambang
- Pasokan
Bahan Baku
- Pasokan untuk
Industri Hilir
KEBIJAKAN
Permen No. 20 Tahun
2013
- Batasan minimum
ekspor
- Tidak ada ekspor
bijih pada tahun
2014
Draft Kepmen ESDM
DMO
Hilir
Tambang
Draft Perdirjen
Minerba
23
KESDM
24
Mineral Bukan
Logam
Pemurnian
Pengolahan
Batuan
Pengolahan Mineral merupakan upaya untuk meningkatkan mutu Mineral atau Batuan yang menghasilkan produk dengan sifat fisik
dan kimia yang tidak berubah dari Mineral atau Batuan asal, antara lain berupa Konsentrat Mineral Logam dan Batuan yang dipoles
Pemurnian Mineral merupakan upaya untuk meningkatkan mutu Mineral Logam melalui proses ekstraksi serta proses peningkatan
kemurnian lebih lanjut untuk menghasilkan produk dengan sifat fisik dan kimia yang berbeda dari Mineral asal, antara lain berupa
logam dan logam paduan
KESDM
25
Mining
Smelting
Concentrate
Refining
Cathodes
Anodes
End-User
Various
Nickel
Smelting
(upstream)
Mining
Nickel matte ,
Ferronickel
Nickel ore
Refining
(downstream)
High grade nickel
products
Year
2014
Iron steel
Smelting
Mining
Iron ore
Ore dressing
Agglomeration
Iron making
Steelmaking
casting
non-existing industry
KESDM
Downstream
Hot
forming
Cold
forming
Finished
product
Applications
Due date for adjustment to minimum
beneficiation requirement
26
26
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
LANGSUNG
LANGSUNG
Pembangkit Listrik
Industri
Liquid
LIKUIFAKSI
BATUBARA
KONVERSI
KONVERSI
Gas
GASIFIKASI
Chemical Feedstock
KOKAS
KARBON AKTIF
BATUBARA
KALORI RENDAH
UPGRADING
UPGRADING
KESDM
SLURRY BATUBARA
Clean Coal Technology
27
KESDM
28
KESDM
29
TANTANGAN KEDEPAN
Tantangan Pemerintahan Baru terkait Sub Sektor Minerba akan tetap sama:
1. Meningkatkan nilai tambah mineral, bukan sekedar mengekstrak logam dari bijih
mineral tetapi mengembangkan penggunaannya di industri hilir. Roadmap industri
strategis sangat dIperlukan yang akan menuntut manajemen resources lebih baik
2. Optimalisasi energy mix, fokus pada pengurangan penggunaan BBM, dan dalam
waktu 10 tahun kedepan menggunakan batubara seoptimum mungkin untuk
ketenagalistrikan.
3. Dalam waktu dekat menyelesaikan amandemen kontrak Minerba
4. Melanjutkan penataan Izin Usaha Pertambangan
5. Optimalisasi penerimaan negara sub sektor minerba
6. Terobosan kebijakan fiskal diperlukan dalam rangka peningkatan nilai tambah
mineral dan konversi batubara kebentuk liquid/gas.
7. Peningkatan SDM Aparatur Pengawas terutama di daerah
8. Peningkatan upaya eksplorasi untuk penemuan cadangan baru
9. Membangun industri barang dan jasa dalam negeri untuk mengembangkan sektor
ESDM
KESDM
30
1. Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian lebih didekatkan dengan sumber bahan baku (resources base of
industry / approach). Hal ini juga mendukung program MP3EI, misalnya pembangunan untuk Indonesia Bagian Timur.
Bauksit
Batubara
Nikel
Tembaga
Timah
Batubara
Bijih Besi
Pasir Besi
KESDM
31
KESDM
32
V. PENUTUP
KESDM
33
PENUTUP
1. Pembangunan industri berbasis mineral tidak hanya terhenti di industri dasar pertambangan
(ekstraksi) harus dilanjutkan dan difokuskan pada industri hilirnya yang memanfaatkan logam
sebagai bahan bakunya. Sinergi Pertambangan dan perindustrian sangat esensial.
2. Inovasi dalam metalurgi dan material science harus didorong sehingga unsur-unsur ikutan
dalam mineral dapat diekstraksi dan dikembangkan untuk industri hilir. Logam tsb seperti logam
tanah jarang.
3. Pemerintah perlu secara serius memberikan fasilitasi dan mempercepat pembangunan
infrastruktur. Kemudahan diberikan manakala pelaku usaha yang membangun pembangkit
listrik, pelabuhan dan prasarana transportasi lainnya.
4. Pemerintah perlu segera menyiapkan road map industri strategis nasional sebagai basis di
dalam mengelola sumber daya energi dan mineral.
KESDM
34
Thank You
www.minerba.esdm.go.id
KESDM
35