Anda di halaman 1dari 21

SISTEM TANGGAP DARURAT

TINGKAT PUSKESMAS
(RABIES)

Kelompok 5
Kelas A
Karina Sumual
Meivy Ramengsale
Fareza Wensen
Novianty Adilang

Kelas B
Agustinus Maarisit
Yellika Ratela
Gloria Tuelah
Gabriela Waney
Alfiani Tahulending

Kelas C
Monica Maringka
Grace Hontong
Mersiana Dutumud
Widya Walangitan

Kelas D
Heru Setiawan
Anise Wohos
Feronika Kandouw
Habrilita Keintjem
Gitaria Wowiling

Rabies
Sansekerta kunorabhas
yang artinya melakukan
kekerasan/kejahatan.
Yunanirabies disebut Lyssa
atau Lytaa yang artinya
kegilaan.
Jermanrabies disebut
tollwut yang berasal dari
bahasa Indojerman Dhvar
yang artinya merusak dan

Rabies
Rabies adalah penyakit
zoonosis (penyakit yang
ditularkan dari hewan ke
manusia) yang disebabkan
oleh virus lyssavirus.
Menginfeksi hewan domestik
dan liar, yang menyebar ke
orang melalui kontak dekat
dengan air liur yang terinfeksi
melalui gigitan atau cakaran.
Rabies(penyakit anjing gila)

Penyebab Rabies
Penyebab rabies lyssa
virus dari golongan
Rhabdovirus.
- terdapat dalam air liur
hewan penular rabies
Hewan ini menularkan infeksi
kepada hewan lainnya atau
manusia melalui gigitan dan
kadang melalui jilatan.
- berbentuk seperti peluru

Pengobatan

Jika segera dilakukan tindakan


pencegahan yang tepat, maka
seseorang yang digigit hewan
yang menderita rabies
kemungkinan tidak akan
menderita rabies.
Orang yang digigit kelinci dan
hewan pengerat (termasuk
anjing, tikus) tidak memerlukan
pengobatan lebih lanjut karena
hewan-hewan tersebut jarang

Pencegahan
Langkah-langkah untuk
mencegah rabies bisa
diambil sebelum terjangkit
virus atau segera setelah
terjangkit.
Vaksinasi memberikan
perlindungan seumur hidup.
Tetapi kadar antibodi akan
menurun, sehingga orang
yang berisiko tinggi terhadap

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

1.Masyarakat
curiga
terhadap hewan yang
menggigit dan diduga
Rabies,
dapat
melaporkan pada kepala
desa dan kepala desa
harus segera pimpinan
puskesmas
setempat

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

2. - Laporan yang telah


diterima dari Kepala
Desa/Camat diteruskan
kepada Bupati/
Walikotamadya Daerah TK
II.
- Laporan dari pimpinan
puskesmas
setempat/petugas

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

3. Kepala Dinas Peternakan


di Kabupaten/Kotamadya
setelah
menerima
laporan, harus segera
disampaikan
kepada
Bupati/Walikotamadya
Daerah TK II.

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

4. Dinas
peternakan
melakukan
observasi
terhadap hewan tsb dan
jika
mati
dalam
observasi maka kepala
hewan tersebut
dikirim
ke
laboratorium
untuk
kepastian
diagnosa
penyebab
kematian.

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

5. Dinas
Peternakan
yang telah melakukan
pemeriksaan klinis dan
menerima
hasil
pemeriksaan
laboratorium,
segera
memberikan
laporan

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

6. Di unit kesehatan yaitu


Puskesmas, perawatan
yang dilakukan yaitu:
1. Penanganan Luka
Gigitan Hewan
Menular Rabies
2. Pemberian Vaksin Dan
Serum Anti
Rabies

6. Di unit kesehatan yaitu


Puskesmas, perawatan
yang dilakukan yaitu:

1.Penanganan Luka Gigitan


Hewan Menular Rabies
Untuk
mengurangi/mematikan
virus rabies yang masuk
pada luka gigitan, usaha
yang paling efektif ialah
mencuci luka gigitan dengan
air (sebaiknya air mengalir)

2. Pemberian Vaksin Dan


Serum Anti Rabies
Terhadap luka resiko rendah
diberi Vaksin Anti Rabies
(VAR) saja Jilatan pada kulit
luka, garukan atau lecet
(erosi, ekskoriasi), luka kecil
disekitar tangan, badan dan
kaki.
Terhadap luka resiko tinggi,
selain VAR juga diberi SAR

2. Pemberian Vaksin Dan


Serum Anti Rabies
Untuk kontak (dengan air liur
atau saliva hewan
tersangka/hewan rabies atau
penderita rabies), tetapi tidak
ada luka, kontak tak
langsung, tidak ada kontak,
maka tidak perlu diberikan
pengobatan VAR maupun SAR.
Sedangkan apabila kontak

3. Perawatan rabies pada


manusia
Pasien dirujuk ke rumah
sakit
Sebelum dirujuk, pasien
diinfus dengan ringer
laktat atau NaCl 0,9%,
kalau perlu diberi
antikonvulsan dan
sebaiknya pasien difiksasi

Subsistem Kesehatan dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

7. Pimpinan Puskesmas
yang merawat orang yang
digigit atau dijilat hewan
yang tersangka rabies
harus segera melaporkan
kepada Dinas yang
membawahi bidang
Kesehatan hewan dan
Peternakan setempat.

Hubungan Subsistem dalam


Penanganan Rabies di Puskesmas

Dinas Perternakan dan


Dinas
Kesehatan
saling
berkordinasi dalam upaya
menangani
rabies.
Penanggulangan
rabies
yang menyangkut hewan
menjadi
tugas
dan
tanggung
jawab
Dinas

Masalah Kesehatan Masyarakat dalam


Penyakit Rabies
Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan
hilang, mual, demam tinggi, sakit
kepala, dan tidak bisa tidur.
Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan
dan nampak kesakitan serta menjadi
gugup, bicara tidak karuan, dan selalu
ingin bergerak
Rasa takut pada air yang berlebihan,
peka suara keras dan cahaya serta
udara.
Kejang-kejang lalu mengalami

Terima Kasih
God Bless You

Anda mungkin juga menyukai